Sumpah Pemuda | Semangat Bersatu Untuk Indonesia Yang Lebih Baik

5 min read

Hari sumpah pemuda

Pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda Tanggal 28 Oktober 1928 Di Waltervreden

Mereka memproklamasikan tiga cita-cita, satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda adalah sebuah deklarasi yang dibuat pada tanggal 28 Oktober 1928 oleh para nasionalis pemuda Indonesia di Kongres Pemuda Kedua (Indonesia: Kongres Pemuda Kedua).

Pada bulan Oktober 1928, kongres pemuda Indonesia kedua diadakan di tiga lokasi yang berbeda. Pada sesi pertama, harapan tersebut menyatakan bahwa kongres tersebut akan menginspirasi perasaan kesatuan. Sesi kedua melihat diskusi tentang masalah pendidikan. Pada sesi ketiga dan terakhir, yang diadakan di Jalan Kramat Raya No, 106, pada tanggal 28 Oktober peserta mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman.

Butuh 2 kali kongres pemuda pada tahun 1926 dan 1928 sebelum pemuda di koloni Belanda menyadari bahwa mereka harus bersatu sebagai satu bangsa dan mulai berjuang bersama untuk kemerdekaan.

17 Tahun kemudian, Soekarno dan Mohammad Hatta, keduanya berusia dua puluhan saat Sumpah Pemuda dideklarasikan, mengumumkan kemerdekaan Indonesia dari Jepang.

Teks Soempah Pemoeda (Sumpah Pemuda) dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 28 Oktober 1928.

Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober

Waltervreden

Pada tahun 1787, tanah milik pribadi yang luas Weltevreden (bahasa Belanda “kaya”) didirikan di tempat yang sekarang menjadi bagian selatan kelurahan Pasar Baru. Perkebunan Weltevreden dibatasi oleh jalan Postweg (sekarang Jalan Pos) – Schoolweg Noord (Jalan Dr. Sutomo) di utara; Jalan Gunung Sahari dan Jalan Pasar Senen di timur; Jalan Prapatan di selatan; dan Ciliwung di barat.

Pada 1808, Weltevreden dijual kepada pemerintah. Kawasan itu ditetapkan sebagai pusat administrasi kolonial baru Batavia, menggantikan Oud Batavia yang bobrok di dekat pelabuhan Sunda Kelapa.

Teks sumpah pemuda
Teks Sumpah Pemuda:
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu”Indonesia Raya” gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.

  1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong.
  2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang yaitu:
    1. Kwee Thiam Hong
    2. Oey Kay Siang
    3. John Lauw Tjoan Hok
    4. Tjio Djien kwie

Peran Generasi Pemuda Sekarang

Citra pahlawan revolusioner muda terus dikaitkan dengan kemajuan dan perkembangan di kancah nasional dan internasional. Pemuda Indonesia saat ini dianggap sebagai perubahan positif seperti pada tahun 1928 dan 1945 (kemerdekaan).

Terdapat tongkat estafet yang diturunkan dari generasi muda tahun 1928: persatuan bangsa. Sebuah kesatuan yang melampaui (tidak mengabaikan atau tidak menghormati) perbedaan budaya.

Baca juga ? Budaya Indonesia

Tantangan zaman sekarang

Penggunaan berita palsu (hoaks) yang meluas dan stereotip yang diyakini secara umum telah menyebabkan meningkatnya intoleransi dan kebencian di antara sesama orang Indonesia, termasuk kaum muda. Ancaman yang akan menghancurkan bangsa jika generasi penerus mereka yang membudidayakannya.

Namun, kita tidak boleh mengabaikan anak muda Indonesia lainnya yang saling mendukung melalui tindakan positif. Dari kemunculan zaman digital, wirausaha sosial, gerakan lingkungan untuk melawan korupsi ― ini adalah tindakan yang akan berkontribusi pada kemajuan bangsa; bukan dengan menghilangkan mereka yang mengungkapkan pendapat berbeda dari kami atau berasal dari etnis yang berbeda.

Anak muda zaman NOW

Anak muda jaman sekarang juga telah diberkahi dengan teknologi yang canggih bahwa literasi bukan lagi tentang kemampuan membaca huruf, tetapi kemampuan menafsirkan informasi. Karena akses mereka ke informasi hanya dengan beberapa klik saja, generasi muda saat ini tidak boleh menyia-nyiakan fasilitas di sekitar mereka dengan bersikap kritis, sadar akan lingkungan sekitar, dan mulai melakukan tindakan yang berdampak positif untuk perubahan. Tidak harus “revolusioner” seperti pendahulunya karena setiap dampak positif itu penting.

Kemampuan para pemuda untuk memulai perubahan yang positif

Sumpah Pemuda merupakan simbol kemampuan para pemuda untuk memulai perubahan yang positif. Pemuda terpelajar, khususnya, adalah inti masa depan Indonesia, sama seperti mereka dalam pembentukan negara. Hari ini, bangsa Indonesia merayakan para pemuda yang memberikan cita-cita bangsa dan akan membentuk masa depan bangsa.

Kongress Pemuda Pertama Di Batavia (30 April – 2 Mei 1926)

Kongres Pemuda yang pertama ini dilaksanakan di Batavia (Jakarta). Kongres Pemuda I dilaksanakan dari tanggal 30 April – 2 Mei 1926. Kongres Pemuda I diketuai oleh Muhammad Tabrani.

Konggres pemuda Indonesia yang pertama diadakan di Batavia, ibu kota Hindia Belanda kemudian pada tahun 1926. Ini tidak menghasilkan keputusan resmi namun mempromosikan gagasan tentang Indonesia yang bersatu.

Kongres Pemuda II (1928)

Pada bulan Oktober 1928, kongres pemuda Indonesia kedua diadakan di tiga lokasi yang berbeda. Pada sesi pertama, harapan tersebut menyatakan bahwa kongres tersebut akan menginspirasi perasaan kesatuan. Sesi kedua melihat diskusi tentang masalah pendidikan. Pada sesi ketiga dan terakhir, yang diadakan di Jalan Kramat Raya No, 106, pada tanggal 28 Oktober peserta mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman.

Kongres kedua ini diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, dan keputusannya dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Ketua Kongres Pemuda II dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito (PPPI) dan wakilnya Joko Marsaid (Jong Java). Dan, penyelenggaraan kongres pemuda hari pertama di gedung Katholikee jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik). Hari kedua di gedung Oost Java (sekarang di Medan Merdeka Utara Nomor 14). Rapat ketiga di gedung Susunan Panitia Kongres Pemuda II adalah:

  • Ketua: Sugondo Joyopuspito

  • Wakil ketua: Joko Marsaid (alias Tirtodiningrat)

  • Sekretaris: Muhammad Yamin

  • Bendahara: Amir syarifuddin

Kongres ditutup dengan pembacaan janji pemuda.

Konggres pemuda Indonesia yang pertama diadakan di Batavia, ibu kota Hindia Belanda kemudian pada tahun 1926. Ini tidak menghasilkan keputusan resmi namun mempromosikan gagasan tentang Indonesia yang bersatu. Pada bulan Oktober 1928, kongres pemuda Indonesia kedua diadakan di tiga lokasi yang berbeda. Pada sesi pertama, harapan tersebut menyatakan bahwa kongres tersebut akan menginspirasi perasaan kesatuan. Sesi kedua melihat diskusi tentang masalah pendidikan. Pada sesi ketiga dan terakhir, yang diadakan di Jalan Kramat Raya No, 106, pada tanggal 28 Oktober peserta mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman. Kongres ditutup dengan pembacaan janji pemuda.
Konggres pemuda Indonesia Jong Java.

Ikrar Sumpah Pemuda

Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Istilah “Sumpah Pemuda” sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Naca juga ? Supersemar- Surat Perintah 11 Maret – Kontroversi “Lho ini kan perpindahan kekuasaan”

Sumpah pemuda

Sejarah Sumpah Pemuda

Dalam upaya mempersatu wadah organisasi pemuda dalam satu wadah telah diawali semenjak Kongres Pemuda Kesatu pada tahun 1926. Oleh sebab tersebut, tanggal 20 Bulan februari 1927 telah diadakan pertemuan, namun pertemuan ini belum mencapai hasil yang babak final.

Lalu pada tiga Bulan mei tahun 1928 diadakan pertemuan lagi, dan juga dilanjutkan pada tanggal 12 Bulan agustus 1928. Di pertemuan terakhir ini dihadiri seluruh organisasi pemuda dan juga diputuskan untuk mengadakan Kongres kepada bulan oktober 1928, dengan susunan panitia dengan tiap jabatan dibagi kepada satu organisasi pemuda.

Kongres Pemuda (ejaan van Ophuysen: Congres Pemoeda) adalah kongres nasional yang pernah diadakan 2 kali di Jakarta (Batavia). Kongres Pemuda I diadakan tahun 1926 dan menghasilkan kesepakatan bersama mengenai kegiatan pemuda pada segi sosial, ekonomi, dan budaya. Kongres ini diikuti oleh seluruh organisasi pemuda saat itu seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Betawi, dan organisasi pemuda lainnya. Selanjutnya juga disepakati untuk mengadakan kongres yang kedua.

Kongres Pemuda II, yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dipimpin oleh pemuda Soegondo Djojopoespito dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia), menghasilkan keputusan penting yang disebut sebagai Sumpah Pemuda. Selain itu pada kongres tersebut Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman juga ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.

Bagaimana semua ini dimulai

Sebelum sumpah dan kongres pemuda, terdapat organisasi berbasis pendidikan bernama Budi Oetomo pada tahun 1908. Tanggal peluncurannya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional bagi bangsa Indonesia saat ini. Sejak Budi Oetomo, semakin banyak anak muda yang bersemangat untuk memulai gerakan pemuda, meski masih melekat erat dengan sesamanya.

Seorang pria Jawa bernama Satiman memulai awal sebuah gerakan pemuda di Jawa bernama Tri Koro Dharmo, sebuah perkumpulan mahasiswa yang merekrut mahasiswa-mahasiswa asli dari seluruh Jawa. Nama tersebut kemudian diubah menjadi Jong Java dalam rangka memperluas perekrutan mereka ke Madura, Bali dan Lombok (yang berbicara bahasa yang berbeda, tetapi masih dalam perluasan pulau Jawa).

Jong Java banyak mengadakan kongres untuk menyebarkan pentingnya peran pemuda kepada masyarakat. Tujuan utama mereka adalah memberantas buta huruf, sehingga para pemuda bisa berpikiran terbuka terhadap dunia di luar kepompong mereka.

Sejak terbentuknya Jong Java, pemuda dari suku lain memulai perkumpulan sendiri: Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islaminten Bon, Pemuda Kaum Betawi (Pemuda Betawi) dan banyak lagi. Munculnya perkumpulan-perkumpulan tersebut memunculkan inisiatif untuk menghimpun pemikirannya dalam sidang massal.

Kongres Pemuda Pertama kemudian diadakan dari tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926. Sayangnya, masing-masing asosiasi masih terikat pada ego provinsi mereka sendiri yang menghalangi mereka untuk bersatu. Jadi, di Kongres Pemuda Kedua, dari 27 hingga 28 Mei 1928, mereka berkumpul lagi atas dasar berada di perahu yang sama dan pergi untuk tujuan yang sama. Kongres diakhiri dengan pencanangan Sumpah Pemuda, bersamaan dengan sidang perdana Indonesia Raya – lagu kebangsaan masa depan.

Bacaan Lainnya

Sumber bacaan: Revolvy, Jakarta Globe

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

One Reply to “Sumpah Pemuda | Semangat Bersatu Untuk Indonesia Yang Lebih…”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *