Goodwill
Goodwill merupakan bagian dari aktiva dalam neraca, yang mencerminkan kelebihan pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Atau aktiva tak berwujud yang merepresentasikan jumlah yang lebih besar dari nilai buku yang dibayar oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan perusahaan lain.
Secara teoretis, merupakan nilai sekarang dari kelebihan laba suatu perusahaan pada masa yang akan datang dalam suatu industri. Nilainya sama dengan harga pembelian dikurangi nilai buku dari aktiva neto perusahaan yang diinginkan dikurangi jumlah aktiva-aktiva perusahaan yang diinginkan yang bisa didepresiasikan, yang ditambahkan ke nilai pasar wajar. Nilai pasar yang wajar akan sama dengan harga pembelian.
Salah satu jenis aset tidak berwujud yang banyak dilakukan perdebatan diantara ahli-ahli akuntansi adalah goodwill. Karena keberadaanya sangat penting didalam suatu perusahaan. Ketika suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha, maka akan timbul selisih dari harga pertukaran dengan di neraca perusahaan dengan nilai pasar, maka selisih itulah yang diakui sebagai goodwill. Goodwill akan dialokasikan kepada aset tetap lainnya jika terdapat selisih positif karena di lain pihak, goodwill juga harus dilakukan penilaian penurunan kerugian jika memang terjadi kerugian dalam kejadian mendapatkannya.
Cara menghitung goodwill
Goodwill memang sulit untuk diukur nilainya, tetapi bukan berarti tidak bisa dihitung sama sekali. Perhitungan goodwill dapat dilakukan dengan mengurangi harga pembelian suatu perusahaan dengan nilai pasar wajar dari aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi.
Rumus
Berkenaan dengan hal tersebut, perhitungan goodwill dapat diformulasikan sebagai berikut.
Goodwill = P – (A + L)
Yang di mana:
P = harga pembelian perusahaan target
A = nilai pasar wajar dari aset
L = nilai pasar wajar dari liabilitas
Goodwill dapat dinilai dengan menggunakan analisis residual dengan bersumber dari informasi keuangan laporan neraca keuangan. Dalam penilaiannya, goodwill merupakan sisa atau selisih dari nilai bisnis keseluruhan dan aset tidak berwujud yang diidentifikasi dalam perusahaan bisnis.
Tahapan dalam menghitung nilai goodwill
- Hitung nilai buku seluruh aset di neraca keuangan.
- Selanjutnya tentukan nilai wajar dari aset-aset tersebut baik yang termasuk aktiva lancar, aktiva tetap, investasi jangka panjang, maupun aktiva tetap tidak berwujud.
- Hitunglah penyesuaian nilai wajar yang merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan untuk mendapatkan target bisnis dengan nilai buku bersih dari aset-aset tersebut.
- Hitung kelebihan dari harga pembelian dengan mengambil selisih antara harga yang dibayarkan untuk memperoleh target bisnis dengan nilai buku bersih dari aset.
- Terakhir, hitunglah goodwill dengan mengambil harga pembelian yang berlebih dengan mengurangi penyesuaian nilai wajar.
Perolehan Goodwill
Dari perspektif akuntansi, goodwill hanya akan muncul pada buku apabila perusahaan membeli perusahaan lain, dimana perusahaan membayar lebih besar dari kekayaan bersih yang bisa diidentifikasi atas perusahaan yang dibelinya.
Misalnya perusahaan Anda ingin membeli sebuah perusahaan lain untuk kepentingan ekspansi usaha anda. Perusahaan yang akan anda beli memiliki total Aset sebesar Rp 1.000, dengan total Liabilitas: Rp 250 dan total Equity Rp 750. Karena posisinya strategis, Perusahaan akan anda beli ini ingin jual mahal terhadap perusahaan anda. Akhirnya perusahaan anda sepakat membeli perusahaan tersebut dengan harga Rp 850.
Total Aset Bersih Perusahaan yang anda beli adalah Rp 750 namun perusahaan anda membelinya dengan harga Rp 850, ada selisih Rp 100. Selisih inilah yang kita sebut sebagai “Goodwill”. Apa ini kerugian? mungkin secara angka angka memang lebih mahal, tapi manfaat pembelian perusahaan tersebut diprediksi akan mengalir hingga beberapa tahun kedepan mengingat lokasinya yang strategis. Dalam akuntansi, pencatatan atas terjadinya goodwill akan dilakukan seperti ini:
Aset | Rp 1.000 | |
Goodwill | Rp 100 | |
Kas | Rp 850 | |
Liablitas | Rp 250 |
Pengukuran Goodwill
Bagaimana mengukur goodwill? Begitu banyak metode yang dipakai dalam menentukan goodwill, dimana masing-masing metode masih mengalami pro dan kontra, yang pada akhirnya membuat goodwill sungguh menjadi materi akuntansi yang sulit untuk dipahami.
Artikel ini dimaksudkan untuk dapat mehamai akuntansi dengan cara yang mudah dan dapat diaplikasikan. Dengan pemahaman sederhana ini, Anda yang tidak memiliki background accountingpun pasti bisa memahaminya.
Pengakuan Goodwill
Pengakuan goodwill dipandang sebagai sesuatu yang harus dihindari karena goodwill harus diamortisasi tidak lebih dari 40 tahun. Transaksi yang menghasilkan miliaran dolar dalamgoodwill dapat membebani perusahaan dengan ratusan juta dolar dalam beban amortisasigoodwill setiap tahun berikutnya. Goodwill tidak akan diamortisasi sama sekali, tetapi penurunan nilainya akan diuji setiap tahun.
Ketika suatu goodwill diakui sehubungan dengan akuisisi perusahaan, goodwill tersebut dialokasikan pada suatu unit pelaporan. Jika nilai buku melebihi nilai wajar goodwill, perusahaan harus mengakui kerugian penurunan nilai sebesar perbedaan atau selisih tersebut.
FASB Statement No. 142 (paragraf 28) mengharuskan penetepan penurunan nilai yang lebih sering jika setiap peristiwa berikut terjadi:
-
Perubahan signifikan yang tidak diinginkan dalam faktor hukum atau iklim usaha;
-
Tindakan atau penilaian yang tidak diinginkan oleh regulator;
-
Persaingan yang tidak diantisipasi;
-
Kehilangan karyawan kunci;
-
Ekspektasi yang mungkin terjadi bahwa unit pelaporan atau bagian unit pelaporan yang signifikan akan dijual atau dilepas;
-
Pengujian untuk pemulihan kelompok aset yang signifikan menurut Statement No. 121 dalam unit pelaporan;
-
Pengakuan kerugian nilai goodwill dalam laporan keuangan anak perusahaan yang merupakan komponen unit pelaporan.
-
Hitunglah nilai wajar dari tiap unit pelaporan ke mana goodwill ditetapkan. Caranya dilakukan dengan menggunakan nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan, laba, atau kelipatan pendapatan;
-
Jika nilai wajar dari unit pelaporan melebihi nilai buku bersih aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari unit pelaporan, ia diasumsikan tidak mengalami penurunan nilai dan tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui;
-
Jika nilai wajar dari unit pelaporan kurang dari nilai buku bersih aset dan liabilitas dari uni pelaporan, maka suatu nilai wajar goodwill yang baru akan dihitung. Nilai goodwill tidak dapat langsung dihitung. Nilainya selalu merupakan suatu jumlah residu, yaitu jumlah dari nilai wajar suatu unit pelaporan yang tersisa setelah diperhitungkan. Oleh karena itu, nilai wajar semua aset dan liabilitas unit pelaporan diperkirakan, kemudian jumlah tersebut dibandingkan dengan keseluruhan nilai wajar dari unit pelaporan dan jumlahnya yang dimaksud akan dihitung; dan
-
Jika jumlah goodwill yang dihitung kurang dari jumlah yang awalnya dicatat, suatu kerugian dari penurunan nilai goodwill diakui sebesar selisih tersebut.
Amortisasi Goodwill
Amortisasi merupakan istilah lain dari penyusutan, kalau pada aktiva tetap ada istilah penyusutan, dalam Aset Tak Berwujud, penyusutan itu disebut amortisasi.
Dalam PSAK disebutkan Amortisasi merupakan alokasi jumlah tersusutkan secara sistematis atas aktiva tak berwujud selama masa manfaat ekonomisnya. Namun, saat ini amortisasi goodwill dalam akuntansi masih menjadi perdebatan baik di IFRS ataupun di IAS. IFRS maupun IAS memutuskan untuk tidak membolehkan penerapan amortisasi goodwill dan menggantinya dengan impairment (revaluasi goodwill).
Di Indonesia, goodwill diperlakukan sebagai beban perusahaan. Beban tersebut dikapitalisasi dan disusutkan sekian tahun, dialokasikan di setiap periode agar tidak mengganggu laporan laba rugi saat goodwill diperoleh, karena nilainya yang cukup material dan diprediksi memiliki manfaat di masa datang.
Akan tetapi, goodwill sangat susah diukur nilainya, sampai kapan berakhir manfaatnya, seperti apa bentuknya. Ini berbeda dengan perusahaan membeli gedung, secara teknis dan handal bisa diperkirakan (prediksi) umur ekonomisnya oleh beberapa ahli. Baca juga: Amortisasi | Pengertian dan Contoh Soal Dalam Akuntansi
Metode apakah yang digunakan dalam Amortisasi Goodwill?
Adapun metode amortisasi yang umum digunakan adalah Straight Line Method (Metode Garis Lurus). Pada tanggal 31 Desember setiap dilakukan tutup buku, maka amortisasinya akan dibebankan kedalam Laporan Laba Rugi yang sekaligus nilai buku goodwill pada neraca dikurangi dengan jurnal:
Desember 31 :
Debit : Amortisasi Goodwill Rp. XXX
Kredit : Akumulasi Amortisasi Goodwill Rp. XXX
Rp. XXX adalah nominal goodwill dibagi periode berapa tahun dimana pihak manajemen melakukan amortisasi berdasarkan perkiraan terbaik atas masa manfaat goodwillnya dan yang terpenting adalah masuk akal atau wajar.
Bagaimana cara melakukan Write off atau penghapusan?
Jika Goodwill yang didapat atas pembelian perusahaan sebelumnya dianggap tidak memberikan manfaat bagi perusahaan, maka perlu dilakukan penghapusan Goodwill.
Pencatatan dalam jurnal:
Debit : Amortisasi Goodwill Rp. XXX
Kredit : Akumulasi Amortisasi Goodwill Rp. XXX
Amortisasi goodwill sebenarnya menimbulkan kontroversi antara perlu dihapuskan atau tidak. Pada tahun 2005 yang lalu FASB memutuskan untuk tidak diperbolehkannya. Bahkan IAS (International Accounting Standard) juga tidak memperkenankan diterapkannya amortisasi Goodwill.
Merger dan Akuisisi Goodwill
Identifikasi terhadap goodwill umumnya dilakukan di saat terjadi merger atau akuisisi. Dalam proses merger atau akuisisi, di mana suatu perusahaan dibeli oleh perusahaan lain, pihak pembeli biasanya membayar lebih tinggi dari nilai pasar atas aset dan liabilitas perusahaan yang dibeli. Selisih atau kelebihan tersebut dikenal sebagai goodwill.
Goodwill tak selalu bernilai positif. Artinya, harga yang dibayarkan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan perusahaan lain tak selalu lebih tinggi dari nilai pasar seluruh aset setelah dikurangi liabilitasnya. Ketika pihak pengakuisisi membeli perusahaan dengan harga di bawah nilai wajarnya, maka goodwill negatif.
Banyak faktor yang menyebabkannya negatif. Beberapa diantaranya dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
- Adanya kesulitan bagi pihak perusahaan yang akan diakuisisi untuk mengidentifikasi dan menentukan harga atau nilai seluruh aset dan liabilitasnya.
- Perusahaan target tidak dapat menegosiasikan harga yang wajar untuk aset yang akan diakuisisi, karena berada dalam kesulitan keuangan.
- Adanya risiko perusahaan target yang sebelumnya sukses kini diambang kebangkrutan. Ketika ini terjadi, investor mengurangi goodwill dari penentuan residual equity Apabila perusahaan target berada di ambang kebangkrutan, maka nama besar yang sebelumnya dinikmati perusahaan tak lagi memiliki nilai jual.
Dalam proses jual beli perusahaan baik merger maupun akuisisi, goodwill tidak sama dengan aset tak berwujud lainnya
Dapat dipahami sebagai premi yang dibayarkan atas nilai wajar selama transaksi, di mana goodwill tidak bisa dibeli atau dijual secara independen. Lain halnya dengan hak paten atau lisensi yang bisa dibeli atau dijual secara terpisah atau mandiri, tanpa melepas seluruh aset perusahaan.
Dalam akuntansi berkaitan dengan hak yang dapat dimanfaatkan dan dinilai secara finansial, seperti merek dagang, basis pelanggan yang kuat, hubungan pelanggan dan antar-karyawan yang baik, dan teknologi hak milik.
Sementara di luar akuntansi, goodwill umumnya merujuk pada nilai-nilai yang dibangun dalam perusahaan, seperti manajemen yang unik, tim kerja yang solid, dan lainnya. Meski demikian, goodwill tidak terkait dengan kombinasi bisnis dan tidak dapat direkam atau dilaporkan pada neraca perusahaan.
Perlu diketahui bahwa berkenaan dengan goodwill ini, perusahaan diharuskan untuk meninjau nilainya pada laporan keuangannya minimum setahun sekali, sehingga dapat dicatat setiap penurunan atau bahkan kenaikan nilai. Sebagai aset tak berwujud, goodwill tak memiliki keterbatasan manfaat.
Lain halnya dengan aset tak berwujud lainnya, yang rata-rata memiliki masa manfaat yang terbatas.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Goodwill
Dia memiliki peran penting dalam menentukan harga wajar suatu perusahaan dalam akuisisi bisnis. Sebab itu, perusahaan harus senantiasa menjaga bahkan meningkatkan produk dan layanannya agar reputasinya di mata pelanggan semakin baik. Terkait dengan hal itu, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi goodwill.
Efisiensi manajemen
Setiap gugus tugas dan kepentingan yang ditangani dengan baik umumnya dapat memberikan manfaat efisiensi dan produktivitas yang tinggi, sehingga akan meningkatkan nilainya.
Kualitas produk
Ketika perusahaan menjual produk yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, maka akan meningkatkan penjualan dan keuntungan. Hal ini secara otomatis akan mendongkrak nilainya.
Kondisi pasar
Ketika bisnis yang dijalankan mampu merajai pasar sehingga memonopoli, maka persaingan akan sangat terbatas. Secara lebih lanjut hal ini akan berpengaruh pada lebih banyaknya keuntungan yang bisa diraup.
Lokasi yang strategis
Suatu bisnis atau perusahaan yang terletak di lokasi yang strategis cenderung mampu menarik lebih banyak pelanggan sehingga volume penjualan dan laba mengalami peningkatan. Hal ini pada gilirannya pun akan mampu meningkatkan nilainya.
Kemudahan akses ke persediaan
Suatu bisnis dapat menjalankan operasionalnya dengan lancar apabila terdapat kecukupan pasokan atau persediaan. Sebab itu, kemudahan akses pada persediaan, di mana pasokan senantiasa terjamin turut mempengaruhi tercapainya goodwill yang positif.
Sumber daya eksternal
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, suatu perusahaan tentu tak hanya sekadar memproduksi dan menjual barang atau jasa, tetapi juga ada layanan purna jual, penelitian dan pengembangan, efektivitas iklan, pasokan listrik, lisensi impor, kontrak jangka panjang terkait penyediaan pasokan bahan baku, dan lain sebagainya. Berbagai sumber daya eksternal tersebut dapat meningkatkan nilainya.
Keuntungan khusus
Bisnis atau perusahaan yang inovatif senantiasa menghasilkan produk-produk baru yang memberikan fungsi dan manfaat lebih pada pelanggannya. Perusahaan yang demikian tak jarang memiliki keunggulan pada merek dagang, citra merek, hak paten, dan manfaat eksklusif lainnya. Hal ini menjadi keuntungan khusus bagi perusahaan, sehingga dapat meningkatkan nilainya menjadi lebih tinggi.
Contoh Soal dan Jawaban Goodwill
1. Sunny Corporation memperoleh aset bersih Dolphin melalui penggabungan dengan metode pembelian yang dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2008. Aset dan liabilitas Dolphin Corporation pada tanggal tersebut, pada nilai buku dan nila wajarnya adalah sebagai berikut:
Nilai Buku |
Nilai Wajar |
|
Aset Kas Piutang Bersih Persediaan Tanah Bangunan-bersih Peralatan-bersih Paten Total Aset |
$ 50 150 200 50 300 250 – $ 1.000 |
$ 50 140 250 100 500 350 50 $ 1.440 |
Liabilitas Utang Usaha Wesel Bayar Kewajiban Lain Total Liabilitas Aset Bersih |
$ 60 150 40 $ 250 $750 |
$ 60 135 45 $ 240 $1.200 |
Sunny Corporation membayar $400.000 tunai dan menerbitkan 50.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal $10 per saham dan nilai pasar $20 per saham untuk memperoleh aset bersih Dolphin Corporation. Ayat jurnal untuk mencatatan penggabungan usaha pada pembukuan Sunny Corporation per 28 Desember 2008 adalah:
Investasi dalam Dolphin Corporation Kas Saham biasa, nominal $10 Tambahan modal disetor |
1.400 400 500 500 |
Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa nominal $10 ditambah kas $400.000 dalam penggabungan usaha menurut metode pembelian dengan Dolphin Company
Kas Piutang Bersih Persediaan Tanah Bangunan Peralatan Paten Goodwill Utang Usaha Wesel Bayar Kewajiban lain Investasi dalam Dolphin Corp. |
50 140 250 100 500 350 50 200 60 135 45 1.400 |
Untuk membebankan biaya Dolphin Corporation ke aset yang dapat identifikasi yang diperoleh dan kewajiban yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya dan ke goodwill.
Jumlah yang dibebankan ke aset dan liabilitas didasarkan pada nilai wajar, kecuali goodwill. Goodwill ditentukan dengan mengurangkan nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi yang diperoleh sebesar $1.200.000 dari harga beli aset bersih Dolphin Corporation sebesar $1.400.000.
2. Seed Company mengakuisisi PT Candle Company pada 1 Januari 2007. Sebagai bagian dari akuisisi, goodwill diakui sebesar $1.000; goodwill ini ditetapkan untuk unit pelaporan Seed’s Manufacturing. Pada tahun 2007, laba dari unit pelaporan sebesar $3.300. Perusahaan lain yang diperdagangkan secara terpisah dan operasi serupa dengan unit pelaporan. Produksi memiliki nilai pasar kurang lebih sama dengan enam kali labanya. Nilai buku dan nilai wajar aset per 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Nilai Buku |
Nilai Wajar |
|
Aset yang dapat diidentifikasi Goodwill Liabilitas |
$2.500 2.000 1.500 |
$ 3.000 ? 2.500 |
Prosedur 1
Dengan menggunakan kelipatan laba, nilai wajar dari unit pelaporan Produksi diperkirakan sebesar $3.000 ($500 x 6). Perkiraan nilai wajar juga dapat dicari dengan menggunakan perkiraan arus kas dan teknik nilai sekarang.
Prosedur 2
Nilai buku aset dan liabilitas dari unit pelaporan Produksi adalah:
Aset ($3.000 + $2.000) – liabilitas ($1.500) = Rp 3.500
Karena perkiraan nilai wajar dari unit pelaporan ($2800) kurang dari nilai buku unit pelaporan ($3.500), penghitungan lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan jumlah kerugian penurunan nilai goodwill jika penurunan nilai tersebut ada.
Prosedur 3
Dengan menggunakan perkiraan nilai wajar sebesar ($2.800) dari unit pelaporan produksi, bersamaan dengan perkiraan nilai wajar dari aset dan kewajiban yang dapat didefinisikan, nilai wajar goodwill dihitung sebagai berikut:
Perkiraan nilai wajar dari unit pelaporan produksi ………………………$2.800
Nilai wajar dari aset yang dapat diidentifikasikan
Nilai wajar liabilitas ($3.000 – $1.500) ……………………………….$2.500
Nilai wajar goodwill ………………………………………………………$ 500
Prosedur 4
Nilai wajar goodwill kurang dari jumlah goodwill yang tercata ($ 5.00 < $ 1.000). jadi, goodwillmengalami penurunan. Jurnal yang dibuata adalah:
Kerugiaan penurunan nilai goodwill 1.500
Goodwill 1.500
($2.0000 – $500)
Jumlah total kerugian nialai goodwill dilaporkan sebagai suatu unsur yng tepidah dalam laporan keuangan.
3. PT Lerch Indo Inc. memiliki hak paten bagaima mengestraksi minyak dari serpihak batu. Harga minyak yang turun membuat teknologi serpihan minyak ini menjadi tidak menguntungkan, dan hak paten hanya menyediakan sedikit laba hingga saat ini. Arus kas bersih masa depan yang diharapkan dai hak paten ini adalah $30 juta. Hak paten Lerch memiliki nilai tercatat $50 juta. Karena arus kas bersih yang diharapkan di masa depan sebesar $30juta lebih kecil dari nilai tercatat sebesar $50 juta maka kerugian penurunan nilai harus diukur. Dengan mendiskontokan arus kas bersih masa depan yang diharapkan pada suku bunga pasarnya, Lerch menentukan nilai wajar hak patennya sebesar $15 juta. Perhitungan keruguan penurunan nilai, adalah:
Nilai tercatat hak paten $ 50.000.000 Nilai wajar (berdasarkan perhitungan nilai sekarang) $ 15.000.000 Kerugian atas penurunan nilai $ 35.000.000 |
Jurnal yang dibuat adalah:
Kerugian atas penurunan nilai 35.000.000 Hak Paten 35.000.000 |
Setelah penurunan nilai diakui, nilai yang tercatat dikurangi dari hak paten merupakan dasar biaya yang baru. Biaya hak paten baru harus diamortisasi selama masa manfaat atau umur hukumnya.
Dari berbagai uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang keberadaannya sangat bernilai dan diperhitungkan oleh perusahaan. Kini, kedudukan goodwill sangat istimewa karena goodwill harus dinilai dan dicatat sebesar harga perolehannya baik goodwill yang diperoleh secar pertukaran, membeli ataupun atas hasil akuisisi. Goodwill akan diamortisasi selama keberadaan masa manfaatnya.
4. Perusahaan Anis akan mengakuisisi perusahaan Budi dengan harga pembelian sebesar Rp 300 miliar. Dalam proses akuisisi tersebut, diketahui bahwa total nilai aset perusahaan Budi yang dapat diidentifikasi adalah sebesar Rp 225 miliar. Perusahaan Budi memiliki liabialitas dengan total sebesar Rp 30 miliar. Berapa nilai goodwill dari perusahaan Budi?
Diketahui:
P = Rp 300 miliar
A = Rp 225 miliar
L = Rp 30 miliar
Jawaban:
Goodwill = P – (A + L)
P = harga pembelian perusahaan target
A = nilai pasar wajar dari aset
L = nilai pasar wajar dari liabilitas
= Rp 300 miliar – (Rp 225 miliar + Rp 30 miliar)
= Rp 300 miliar – Rp 255 miliar
= Rp 45 miliar
Jadi dalam proses akuisisi perusahaan Budi oleh perusahaan Anis, nilainya adalah sebesar Rp 45 miliar.
5. Dalam rangka ekspansi usahanya, perusahaan X berniat membeli perusahaan Y yang memiliki total aset sebesar Rp. 2.000, total liabilitas Rp. 1400, dan total equity Rp. 600. Karena perusahaan Y menyadari posisi strategis mereka bagi perusahaan X, mereka tidak langsung menerima tawaran tersebut. Setelah melalui negosiasi yang panjang, akhirnya perusahaan Y mau dibeli perusahaan X dengan harga Rp. 1500. Mari kita lihat pencatatan berikut:
Harga beli : 2200
Total aset : 2000
Net aset : 600
Total aset bersih perusahaan Y adalah adalah 2000 namun perusahaan X membelinya seharga Rp. 2200, ada selisih Rp. 200. Selisih inilah yang disebut sebagai Goodwill. Jika ditinjau dari segi nominal memang lebih tinggi, tapi manfaat dari pembelian perusahaan Y diperkirakan akan didapatkan beberapa tahun mendatang.
Maka penjurnalan sederhana yang dibuat oleh perusahaan X adalah:
Debit : Aset Rp. 2000
Debit : Goodwill Rp. 200
Kredit Kas Rp. 2200
Kredit Liabilitias Rp. 1400
6. PT “Ramai Maju Bersama” memperoleh laba bersih dari tahun 2005 sampai dengan 2009 adalah sebagai berikut:
Tahun 2005 | Laba bersih | Rp250.000.000 |
2006 | Laba bersih | Rp350.000.000 |
2007 | Laba bersih | Rp300.000.000 |
2008 | Laba bersih | Rp250.000.000 |
2009 | Laba bersih | Rp400.000.000 |
Total | Rp1.550.000.000 |
Pada tanggal 1 Januari 2010 aset perusahaan (tidak termasuk goodwill) adalah sebesar Rp2.500.000.000 dengan Utang Rp250.000.000. maka hitunglah good will dengan menggunakan metode : Kapitalisasi penghasilan bersih rata – rata dan kelebihan penghasilan.
Jawaban:
- Kapitalisasi Penghasilan Rata – Rata
Penghasilan Rata – Rata : Rp1.550.000.000 / 5 = Rp310.000.000 / Tahun
So Estimasi Penghasilan adalah Rp310.000.000
Jumlah yang dibayar : ( 310.000.000 x 100/10 ) = Rp3.100.000.000
Nilai bersih aset : ( Rp2.500.000.000 – 250.000.000) = (Rp2.250.000.000)
Nilai Goodwill = Rp 850.000.000
- Kapitalisasi Kelebihan Penghasilan Rata – Rata
Estimasi Penghasilan yang akan datang = Rp3.100.000.000
Nilai bersih aset = Rp2.250.000.000
Kelebihan Penghasilan = Rp 850.000.000
Proyeksi hasil investasi 10% x 850 Juta = Rp 85.000.000
Good will = 100/25 x Rp85.000.000 = Rp 340.000.000
Bacaan Lainnya
- Rumus Laporan Keuangan: Modal, Laba Rugi, Neraca (Financial statement) dalam Akuntansi
- Akuntansi: Jenis dan Spesialisasi Bidang-Bidang
- Akuntansi: Definisi, Pengertian, Siklus Akuntansi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa dan Dagang
- Cara Membuat Perusahaan Go Public – Syarat dan Prosesnya
- Pasar Modal (Capital Market) – Pengertian, Jenis, Fungsi, Risiko, Manfaat dan Contoh
- Cara Menganalisa Saham Seperti Ahli Pasar Saham Profesional
- Pasar Keuangan – Definisi, Pengertian, Jenis dan Contoh
- Bitcoin Uang Elektronik, Informasi, Sejarah, Transaksi, Cara Daftar Bitcoin Indonesia
- Uang Rupiah Negara Indonesia – Sejarah Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD
- Tempat Wisata Yang Harus Dikunjungi Di Tokyo – Top 10 Obyek Wisata Yang Harus Anda Kunjungi
- Cara Membeli Tiket Pesawat Murah Secara Online Untuk Liburan Atau Bisnis
- Tibet Adalah Provinsi Cina – Sejarah Dan Budaya
- Puncak Gunung Tertinggi Di Dunia dimana?
- TOP 10 Gempa Bumi Terdahsyat Di Dunia
- Apakah Matahari Berputar Mengelilingi Pada Dirinya Sendiri?
- Test IPA: Planet Apa Yang Terdekat Dengan Matahari?
- 10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!
- TOP 10 Virus Paling Mematikan Manusia
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!
Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Sumber bacaan: Corporate Finance Institute, Accounting Coach, Investopedia
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing