Break Even Point
Pengertian BEP atau Break Even Point adalah total pendapatan yang didapatkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Total keuntungan dan kerugian pada titik BEP adalah 0, artinya di titik ini adalah titik impas, dimana perusahaan dalam posisi netral. Yang dimana perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Rumus Titik Impas (Break Even Point)
Untuk menghitung break-even point dalam satuan menggunakan rumus:
Break Even Point = Biaya Tetap ÷ (Harga Penjualan per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Biaya Tetap – Biaya tetap adalah biaya yang biasanya tidak berubah, atau hanya berubah sedikit. Contoh biaya tetap untuk bisnis adalah biaya utilitas dan sewa bulanan.
Harga Jual per Unit– Ini adalah berapa banyak perusahaan akan membebankan konsumen hanya untuk satu produk yang perhitungannya sedang dilakukan.
Biaya Variabel per Unit– Biaya variabel adalah biaya yang terkait langsung dengan produksi suatu produk, seperti tenaga kerja yang disewa untuk membuat produk itu, atau bahan yang digunakan. Biaya variabel sering berfluktuasi, dan biasanya merupakan pengeluaran terbesar perusahaan.
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi BEP
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap produksi (Production Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales Price per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable Cost). Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :
BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Atau
BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit
Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP
Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap produksi (Production Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales Price per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable Cost) kemudian dikalikan dengan Harga per Unit lagi. Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut:
BEP (dalam Rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit) x Harga per Unit
Atau
BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit x Harga per Unit
Keterangan :
- BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q)
- BEP (dalam Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah (P)
- Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang berproduksi atau tidak)
- Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain
- Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
- Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit (selisih)
- Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q)
Menghitung Keuntungan yang diinginkan dengan Hasil Analisis Break Even Point (BEP)
Setelah melakukan perhitungan diatas, kita masih dapat menghitung jumlah keuntungan yang kita inginkan dengan menggunakan Hasil perhitungan BEP tersebut yaitu banyaknya unit yang harus diproduksi untuk mencapai keuntungan yang kita inginkan. Berikut ini rumusnya :
Jumlah Unit = (Keuntungan yang diinginkan (Rupiah) / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit)) + Jumlah Unit BEP
Atau
Jumlah Unit = (Keuntungan yang diinginkan (Rupiah) / Margin Kontribusi per unit) + Jumlah Unit BEP
Misalnya, perusahaan tersebut ingin mendapatkan laba atau keuntungan Rp. 100 juta, berapakah unit smartphone yang harus diproduksinya?
Biaya Tetap Produksi : Rp. 500.000.000,-
Biaya Variabel per Unit : Rp. 1.000.000,-
Harga Jual per Unit : Rp. 1.500.000,-
Jumlah Unit BEP : 1.000 unit
Keuntungan yang diinginkan (Rupiah) : Rp. 100.000.000,-
Jumlah Unit = (Keuntungan yang diinginkan (Rupiah) / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit)) + Jumlah Unit BEP
Jumlah Unit = (100.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000)) + 1.000
Jumlah Unit = (100.000.000 / 500.000) + 1.000
Jumlah Unit = 200 + 1.000
Jumlah Unit = 1.200
Jadi untuk mendapatkan laba atau keuntungan sebanyak Rp. 100 juta, perusahaan tersebut harus dapat memproduksi sebanyak 1.200 unit smartphone.
Contoh Titik Impas (Break Event Point)
Mari kita tunjukkan beberapa contoh cara menghitung titik impas:
Sam’s Sodas adalah produsen minuman ringan di daerah Seattle – Amerika. Dia sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan minuman ringan baru, yang disebut Sam’s Silly Soda. Dia ingin tahu seperti apa dampak minuman baru ini terhadap keuangan perusahaan. Maka, ia memutuskan untuk menghitung titik impasnya, agar ia dan tim manajemennya dapat menentukan apakah produk baru ini layak untuk diinvestasikan.
Biaya pembukuannya adalah sebagai berikut, untuk bulan pertama produk akan di produksi:
Biaya Tetap = $ 2.000 (total, untuk bulan tersebut)
Biaya Variabel = 0,40 (per dapat diproduksi)
Harga Jual = $ 1,50 (kaleng)
Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x harga jual per unit.
Menghitung Titik Impas dalam Satuan Unit (dalam satu produk)
Rumus break event point dalam satuan
Biaya Tetap ÷ (Harga jual per unit – Biaya variabel per unit)
$ 2000 / ($ 1,50 – $ 0,40)
Atau $ 2000 / 1,10
= 1818 unit
Ini berarti Sam perlu menjual lebih dari 1800 kaleng soda baru dalam sebulan, untuk mencapai titik impas.
Penerapan Break Even Point dalam Break Even Analysis
Poin penting tentang break even point, bagaimana menerapkan break even point untuk menghasilkan keuntungan yang kamu inginkan dengan menggunakan break even analysis. Dengan contoh di atas, maka cara menghitungnya akan seperti ini
N unit yang dibutuhkan = (20.000.000 : margin kontibusi) + BEP unit
N unit = (20.000.000 : 20.000) + 2.500
N unit = 1.000 +2.500
N unit = 3.500
Dengan menggunakan korelasi dari metode break even point dan break even analysis, manajer produksi XYZ dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan XYZ mendapat keuntungan yang di inginkan. Dalam contoh kasus ini Perusahaan XYZ harus menjual sebanyak 3.500 unit agar memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000.000.
Rumus titik impas
Anda perlu mengetahui biaya tetap dan variabel bisnis Anda jika Anda ingin menggunakan rumus titik impas.
- Biaya tetap tidak berubah berdasarkan berapa banyak barang yang Anda jual. Ini adalah pengeluaran yang harus Anda bayar untuk menjalankan bisnis Anda, seperti sewa, tempat, dan pajak properti. Anda dapat mengandalkan biaya tetap agar tetap sama ketika Anda membuat anggaran bisnis Anda.
- Biaya variabel, di sisi lain, berubah ketika penjualan berubah. Ketika Anda menjual lebih banyak barang, biaya variabel Anda meningkat. Contoh biaya variabel termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya kartu kredit.
- dasar unit
TR = TC
P x X = TFC + V x V
P x X – V x X = TFC
(P – V) x X = TFC
X = TFC / P – V
keterangan:
- TR: Pendapatan total/Total Revenue
- TC: Biaya total/Total Cost
- TFC: Biaya tetap total/Total Fixed Cost
- P: Harga
- V: Biaya variabel per unit
- dasar nilai
BEP = FC / (1 – VC / P)
keterangan:
- FC: Biaya tetap
- P: Harga jual per unit
- VC: Biaya variabel per unit
Contoh Soal dan Jawaban Break Event Point
1. Seorang akuntan manajer perusahaan PT ABC, yang bertanggung jawab dalam operasional produksi dan persediaan supply ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar Rp.50.000.000 dan menginginkan keuntungan sebesar Rp.20.000.000, Penyabaran biaya yang dikeluarakan untuk operasinya adalah sebagai berikut:
Total biaya tetap = 50.000.000
Biaya variabel per unit = 30.000
Harga jual per unit = 50.000
Keuntungan yang di inginkan = 20.000.000
Pertanyaan: perusahaan harus menjual berapa unit agar tidak mengalami kerugian?
Jawaban:
Pertama kita harus mencari nilai BEP-nya terlebih dahulu, saat Anda mencari nilai BEP kamu akan mengetahui juga nilai margin kontribusinya
BEP = 50.000.000 : (margin kontribusi)
BEP = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
BEP = 50.000.000 : 20.000
BEP = 2500 Unit
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika hanya menjual 250 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.
2. Sebuah perusahaan yang memproduksi Smartphone ingin mengetahui jumlah unit yang harus diproduksinya agar dapat mencapai break even point (BEP) atau titik impasnya. Biaya Tetap Produksinya adalah sebesar Rp. 500 juta sedangkan biaya variabelnya adalah sebesar Rp. 1 juta. Harga jual per unitnya adalah sebesar Rp. 1,5 juta. Berapakah unit yang harus diproduksi agar dapat mencapai Break Even Point atau titik impasnya?
Diketahui :
Biaya Tetap Produksi : Rp. 500.000.000,-
Biaya Variabel per Unit : Rp. 1.000.000,-
Harga Jual per Unit : Rp. 1.500.000,-
Penyelesaian 1 : menghitung BEP dalam Unit :
BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
BEP (dalam Unit) = 500.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000)
BEP (dalam Unit) = 500.000.000 / 500.000
BEP (dalam Unit) = 1.000 unit
Jadi Perusahaan ini harus dapat memproduksi Smartphone sebanyak 1.000 unit untuk mencapai Break Even Point atau titik impasnya.
Penyelesaian 2 : menghitung BEP dalam bentuk uang (Rupiah) :
BEP (dalam Rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit) x Harga per Unit
BEP (dalam Rupiah) = 500.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000) x 1.500.000
BEP (dalam Rupiah) = 500.000.000 / 500.000 x 1.500.000
BEP (dalam Rupiah) = 1.500.000.000 (1,5 milliar)
Jadi Perusahaan harus dapat mencapai penjualan sebanyak Rp. 1,5 miliar agar dapat Break Even (tidak untung dan tidak rugi).
4. Diketahui PT. ABC mempunyai usaha yakni pada bidang kebutuhan alat perkakas, seperti martil dengan data sebagai berikut:
-
Jumlah produksi yang dapat digunakan 100.000 unit mesin martil.
-
Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
-
Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya ialah sebagai berikut :
Fixed Cost
-
Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,-
-
Biaya disribusi : Rp. 65.000.000,-
-
Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,-
Total FC : Rp.150.000.000,-
Variable Cost
-
Biaya bahan : Rp. 70.000.000,-
-
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
-
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-
-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
-
Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,-
Total VC : Rp.250.000.000,-
Selesaikan BEP-nya dalam unit dan Rupiah.
Jawaban:
Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.
Penyelesaian :
- Kapasitas produksi 100.000 unit
- Harga jual per unit Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-
Biaya tetap unit = 150 000 000 / 100 000 = Rp 1500/unit
Biaya variabel = 250 000 000 / 100 000 = Rp 2500/unit
Untuk mencari BEP dalam unit ialah sebagai berikut:
BEP unit = 150 000 000 / (5000 – 2500) = 60 000 unit
Catatan: Maka perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil untuk BEP.
Mencari BEP dalam rupiah ialah sebagai berikut:
BEP Rupiah = 60 000 unit x 5000 = 300 000 000
Catatan: Maka perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- supaya terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-
5. Pabrik bernama “Inti Sukses” bekerja dalam bidang pangan. Pabrik tersebut memproduksi tahu dengan data di bawah ini :
Mesin penggiling Rp. 1.500.000
Alat cetak (5 buah) Rp. 50.000/buah
Panci (2 buah) Rp. 150.000/buah
Ember (10 buah) Rp. 20.000/buah
Tampah (10 buah) Rp. 30.000/buah
(Alat pembuatan tahu memiliki usia pakai 12 bulan)
Kedelai(2 kwintal) Rp. 8.000/kg
Listrik Rp. 400.000/bulan
Gas LPG (5 buah) Rp. 20.000/buah
Bumbu (5 KG) Rp. 20.000/kg
Air (5 toren) Rp. 40.000/toren
Karyawan (3 orang) Rp. 70.000/hari
Dari data pabrik tahu di atas, tentukan : (waktu dalam satuan hari)
a. Total biaya produksi
b. BEP produksi (unit), jika 1 tahu dijual Rp. 500
c. BEP harga
Pembahasan :
-
Biaya tetap (fixed cost)
Mesin penggiling = Rp. 1.500.000
5 buah alat cetak = Rp. 250.000
2 panci = Rp. 300.000
10 ember = Rp. 200.000
10 tampah = Rp. 300.000
Total = Rp. 2.500.000
Sebenarnya penghitungan biaya tetap tidak diperlukan dalam menghitung BEP, namun sobat harus mengetahui mana yang termasuk biaya tetap dan mana biaya variabel.
-
Biaya variabel (variable cost)
200 kg kedelai = Rp. 1.600.000
Listrik = Rp. 400.000
5 toren air = Rp. 200.000
5 gas LPG = Rp. 100.000
5 kg Bumbu = Rp. 100.000
3 Karyawan = Rp. 210.000
Total = Rp. 4.500.000
Note : listrik, air, dan gas LPG merupakan biaya variabel karena semakin banyak proses produksi semakin banyak pula pengeluaran dari tiga energi tersebut (tergantung banyaknya produk).
-
Biaya penyusutan alat
Ingat alat yang digunakan tersebut memiliki usia pemakaian yang artinya pun memiliki biaya penyusutan untuk perbaikan dan lainnya.
Mesin penggiling = Rp. 1.500.000/12 Rp. 125.000
5 buah alat cetak = Rp. 250.000/12 Rp. 21.000
2 panci = Rp. 300.000/12 Rp. 25.000
10 ember = Rp. 200.000/12 Rp. 17.000
10 tampah = Rp. 300.000/12 Rp. 25.000
Total Rp. 213.000
Tentukan: Biaya produksi, BEP unit dan BEP harga!
Jawaban:
a. Biaya produksi
Biaya produksi = (jumlah biaya variabel) + (jumlah biaya penyusutan)
= 4.500.000 + 213.000
= Rp. 4.713.000
b. BEP unit
BEP unit = total biaya produksi / harga jual
= Rp. 4. 713. 000 / Rp. 500
= 9. 426 buah tahu (jumlah minimal agar titik impas)
c. BEP harga
BEP harga = total biaya / hasil produksi
= Rp. 4. 713.000 / 9.426
= Rp. 500 / buah
Dari data di atas diketahui bahwa pabrik “Inti Sukses” tidak akan rugi dan tidak juga untung apabila memproduksi 9.426 buah tahu dan menjualnya dengan harga Rp. 500. Sekian semoga dapat bermanfaat dan terima kasih.
6. Data perusaahan PT Abadi Terang, sebagai berikut:
- Total Biaya Tetap (TFC) senilai Rp 120 juta
- Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 60 ribu
- Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu
Penghitungan BEP Unit
BEP Unit = FC/ (P – VC)
BEP Unit = 120.000.000/ (80.000 – 60.000)
BEP Unit = 6000
Penghitungan BEP Rupiah
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 120.000.000/ (1 – (60.000/80.000))
BEP = Rp 480.000.000
Ditanya:
Berapa keuntungan yang dapat diperoleh (target laba)?
Buktikan laba yang diperoleh!
Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa target penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
Mari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini. Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 80 juta per bulan.
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
BEP – Laba = (120.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000)
BEP – Laba = 200.000.000 / 20.000
BEP – Laba = 10.000 unit atau
BEP – Laba = Rp 800 juta (didapat dari 10.000 unit x Rp 80.000)
Membuktikan Laba Yang Diperoleh
Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 10.000 unit bernilai Rp 800.000.000, perusahaan akan mendapatkan laba Rp 80 juta, mari kita periksa berikut ini:
Penjualan Rp 800.000.000
FC Rp 120.000.000
Total VC (Rp 60.000 x 10.000 unit) Rp 600.000.000
Total Biaya Rp 600.000.000
Laba Rp 80.000.000 (Dihitung dengan cara: Penjualan – (FC + Total VC))
7. Perusahaan Sinar Terang adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan oven. Akuntan manajer perusahaan tersebut dibebankan tugas untuk menghitung jumlah oven yang harus dijual agar dapat mengimbangi biaya operasional yang tercatat sebanyak 60 juta. Sedangkan laba bersih yang dikehendaki perusahaan sebanyak 30 juta.
Diketahui:
Total biaya tetap = 60.000.000
Biaya variabel per unit = 30.000
Harga jual per unit = 60.000
Laba yang diinginkan = 30.000.000
Ditanya: BEP dan Margin Produksi!
Jawaban:
BEP dalam unit = Biaya Tetap Produksi : Margin Kontribusi per unit
= 60.000.000 : (Harga jual per unit – Biaya variabel per unit)
= 60.000.000 : (60.000 – 30.000)
= 60.000.000 : 30.000
= 2000 unit
Dari data di atas bisa disimpulkan bahwa agar tidak merugi maka perusahaan Sinar Terang harus mampu menjual oven sebanyak 2000 unit. Namun jumlah tersebut adalah jumlah minimal agar impas, namun belum dapat menghasilkan laba. Selanjutnya, tugas akuntan tersebut adalah mengubah data tersebut ke dalam bentuk mata uang,
BEP dalam rupiah = Harga jual per unit x BEP unit
= 60.000 x 2.000 unit
= 120.000.000
Pemilik bisnis perlu memahami Break Even Point (BEP) untuk menetapkan target minimal penjualan harian atau bulanan. Penetapan target tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan. Dengan mengetahui titik impas, maka pemilik bisnis harus paham target penjualan yang harus dicapai. Dengan demikian, pemilik bisnis bisa mengantisipasi kemungkinan untung atau rugi.
8. Tuliskan 4 kegunaan perhitungan titik impas ( break even point)!
Jawaban:
1. Hubungan antara penjualan biaya dan laba.
2. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel.
3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.
4. Untuk mengetahui hubungan antara cost, volume, harga dan laba.
9. PT KopiKat bergerak dalam bisnis jasa penyedia fotocopy. Biaya yang dikeluarkan bisnis jasa penyedia fotocopy dijalankan yang terdiri dari biaya sewa lokasi, biaya renovasi tempat, biaya sewa mesin fotocopy, dsb adalah sebesar Rp. 10.000.000. Harga jual per unit hasil fotocopy Rp. 150,- sedangkan biaya variable per unit seperti kertas, toner, listrik, dll totalnya adalah Rp. 100,-. Berapa BEP dari usaha fotocopy tersebut?
Jawaban:
TFC
BEP (Unit) = ————–
P – VC
= 10.000.000 / (150-100)
BEP = 200.000 Unit
Artinya :
Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas (break even point) bila berhasil menjual 200.000 unit (lembar) hasil copy-an.
Jika asumsi 1 bulan adalah 26 hari kerja (senin – sabtu), dan setiap hari usaha tersebut bisa menghasilkan 500 unit hasil copy-an, maka usaha tersebut akan BEP dalam jangka waktu = 200.000 : (500 x 26 hr) = 15 bulan lebih.
Untuk menghitung dan mengetahui berapa BEP dalam rupiah, adalah sebagai berikut
BEP (dalam Rupiah) = BEP (dalam unit) x Harga jual per unit
= 200.000 x Rp. 150,-
= Rp. 30.000.000,-
Artinya :
Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas (break even point) bila total penjualannya mencapai Rp. 30.000.000,-
10. Jelaskan cara mendapatkan laba dalam suatu kerajinan bahan lunak?
Jawaban
Laba atau keuntungan bisa didapatkan melalu biaya pengeluaran dan biaya pendapatan.
Biaya pendapatan merupakan keseluruhan hasil usaha yang dilakukan, dan keuntungan yang didapat merupakan biaya pendapatan dikurangi modal
Biaya pengeluaran merupakan modal yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha. Cara mendapatkan laba dalam usaha melalui biaya pengeluaran yaitu dengan cara meminimalkan pengeluaran.
11. Misalnya ada seorang pengusaha baru yang mendirikan bisnis pabrik handuk. Setiap bulan produksi pabrik tersebut 50 handuk. Sedangkan harga per buah Rp 50.000. Untuk biaya variabel per handuk rata-rata Rp 30.000 dan rata-rata biaya tetap tahunan Rp 2.000.000. Pertanyaannya berapa jumlah sepatu yang harus diproduksi dan harga per handuk agar mencapai BEP?
Jawaban:
Pertama-tama hitung terlebih dahulu jumlah handuk yang harus diproduksi supaya mencapai titik impas atau BEP.
BEP unit produk = FC / (P-VC)
= 2.000.000 / (50.000 – 30.000) = 100 buah handuk
BEP unit rupiah = FC / (1 – (VC/P))
= 2.000.000 / (1 – (30.000/50.000) = Rp 5.000.000
Maka pabrik tersebut harus memperoleh keuntungan (omset) sebesar Rp 5.000.000 untuk mencapai BEP.
Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x harga jual per unit.
BEP = 100 x Rp 50.000 = Rp 5.000.000
12. Sebuah usaha kerajinan dari miniatur lilin menetapkan harga produk Rp10.000,00 per unit. Biaya tetap Rp10.000.000,00. Biaya tetap Rp5.000,00. Berapa volume produksi pada keadaan titik impas (BEP)? Berapakah harga jual bila ingin mendapatkan keuntungan 5%?
Jawaaban:
Diketahui: Harga produk:Rp10.000,00
Biaya tetap: Rp10.000.000,00
Biaya tidak tetap: Rp5.000,00
a) Volume produksi : 10.000.000+(5000x 1000) : 10.000
15 000.000: 10.000= 1500 produk
Volume produksi pada keadaan titik impas (BEP) adalah 1.500 produk
b) Keuntungan: 5/100 x (1500 x 10.000)=5/100 x 15 000 000= Rp750.000,00
(Modal+Keuntungan) : produk
(15 000 000+ 750.000): 1500= Rp10.500,00
Jadi, harga jual bila ingin mendapatkan keuntungan 5% adalah Rp10.500,00
13. Bu Rudy memiliki modal Rp 1.000.000 ingin membuka bisnis usaha martabak telor. Harga jual per buah ditentukan sebesar Rp 15.000. Lalu besar biaya produksi martabak telor tersebut ialah Rp 10.000. Berapa buah martabak telor yang harus diproduksi dengan harga tersebut mencapai titik BEP?
Jawab:
BEP = 1000.000 / ( 15.000 – 10.000 )
BEP = 1000.000 / 5.000
BEP = 200 buah
Jadi, untuk mencapai titik BEP, martabak yang harus diproduksi ialah sebanyak 200 buah.
Bacaan Lainnya
- Istilah Akuntansi Inggris-Indonesia
- Rumus Laporan Keuangan: Modal, Laba Rugi, Neraca (Financial statement)
- Jenis dan Bidang-Bidang Matematika: Besaran, Ruang, Perubahan, Struktur, Dasar dan Filsafat, Diskret, Terapan
- Jenis Pajak-Pajak, Tarif, Manfaat Pajak di Indonesia
- Jenis dan Spesialisasi Bidang-Bidang Akuntansi
- Penggolongan akun dalam Akuntansi
- Akuntansi FIFO dan LIFO – Beserta Contoh Soal dan Jawaban
- Cara Membuat Perusahaan Go Public – Syarat dan Prosesnya
- Pasar Modal (Capital Market) – Pengertian, Jenis, Fungsi, Risiko, Manfaat dan Contoh
- Cara Menganalisa Saham Seperti Ahli Pasar Saham Profesional
- Pasar Keuangan – Definisi, Pengertian, Jenis dan Contoh
- Bitcoin Uang Elektronik, Informasi, Sejarah, Transaksi, Cara Daftar Bitcoin Indonesia
- Uang Rupiah Negara Indonesia – Sejarah Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!
Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Sumber bacaan: Investopedia
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing