Modal Kerja (working capital) | Rumus Akuntansi, Penjelasan, Contoh Soal dan Jawaban

6 min read

Rumus modal kerja

Modal Kerja (Working Capital)

Working capital atau modal kerja adalah uang yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasional sehari-hari.

Merupakan satu ukuran likuiditas perusahaan dan merepresentasikan jumlah uang tunai yang perusahaan hasilkan dalam jangka pendek dan tersedia untuk membayar liabilitas lancar.

Rumus modal kerja

Modal kerja = Aset lancar – Liabilitas lancar

atau

Modal kerja = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar

Rumus modal kerja perbandingan kuantitas antara penjualan dan perputaran usaha

Dapat dilakukan dengan membandingkan kuantitas antara penjualan dan perputaran usaha, formulasinya sebagai berikut:

Modal kerja = Penjualan / Perputaran Usaha

Sumber model jangka pendek dan panjang

Pada jangka pendek terutama mencakup kredit dagang seperti utang tagihan, wesel bayar, bank overdraft, kredit tunai, pinjaman jangka pendek, dan pinjaman antar perusahaan.

Sumber jangka panjangnya adalah laba ditahan, provisi untuk depresiasi, modal saham, pinjaman jangka panjang dan surat utang.


Rumus modal kerja
Modal Kerja (working capital) – Rumus Akuntansi, Penjelasan, Contoh Soal dan Jawaban. Ilustrasi dan sumber foto: Pxfuel

Untuk apa modal kerja?

Diperlukan untuk kelancaran fungsi operasi harian perusahaan dan perusahaan yang sehat harus memiliki modal kerja yang positif. Perusahaan dengan yang negatif dapat mengalami masalah arus kas.

Ada 3 alasan utama mengapa bisnis membutuhkan modal kerjanya yang memadai. Hal itu karena perusahaan dapat:

  • Membayar upah dan gaji staf.
  • Menyelesaikan utang dan karenanya menghindari tindakan hukum oleh kreditur.
  • Memanfaatkan diskon yang ditawarkan karena perusahaan membayar utang dengan cepat, terutama utang dagang.

Tingkat modal-kerja yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya, tingkat modal-kerja yang terlalu tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tidak menggunakan sumber dayanya secara efisien.


3 Konsep Modal Kerja

Dibagi menjadi 3 konsep yaitu: konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.

1. Konsep Kuantitatif – bruto (gross working capital).

Menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat.

Penggunaan konsep kuantitaatif gross working capital

Digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerjanya tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.

Jika modal-kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi.

Jumlah modal-kerja yang besar juga belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.

Dalam konsep ini yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk mebiayai operasi perusahaan jangka pendek.

Contoh

Neraca PT. SUKSES per 31 Desember diketahui sebagai berikut:

AKTIVA JUMLAH PASIVA JUMLAH
Kas 175.000.000 Hutang Dagang 125.000.000
Surat Berharga 90.000.000 Hutang Wesel 85.000.000
Piutang 350.000.000 Hutang Gaji 15.000.000
Persediaan Barang 185.000.000 Hutang Pajak 60.000.000
Perlengkapan 75.000.000
Hutang Hipotek 400.000.000
Gedung 1.250.000.000
Akum.Peny,Gedung -575.000.000 Saham Biasa 1.100.000.000
Kendaraan 750.000.000 Laba Ditahan 215.000.000
Akum,Peny Kendaraan -300.000.000
Total Aktiva 2.000.000.000 Total Pasiva 2.000.000.000

Berdasarkan konsep kuantitatifnya adalah keseluruhan aktiva lancar yaitu: Rp. 875.000.000,-
Kas 175.000.000
Surat Berharga 90.000.000
Piutang 350.000.000
Persediaan 185.000.000
Perlengkapan 75.000.000 +

875.000.000

Konsep Kuantitatif ini memiliki beberapa kelemahan yaitu dalam konsep ini tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan dan konsep ini tidak mementingkan kualitas apakah modal-kerja tersebut dibiayai oleh hutang jangka panjang atau hutang jangka pendek dan pemilik modal.

Karena jumlah aktiva lancar yang besar belum tentu menjamin margin of safety bagi perusahaan, shingga kelangsungan operasi perusahaan belum terjamin.

2. Konsep Kualitatif – bersih/neto (net working capital)

Merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal-kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar – benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya.

Penggunaan konsep kualitatif net working capital.

Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.

Contoh:

Neraca PT. SUKSES per 31 Desember diketahui sebagai berikut:

AKTIVA JUMLAH PASIVA JUMLAH
Kas 175.000.000 Hutang Dagang 125.000.000
Surat Berharga 90.000.000 Hutang Wesel 85.000.000
Piutang 350.000.000 Hutang Gaji 15.000.000
Persediaan Barang 185.000.000 Hutang Pajak 60.000.000
Perlengkapan 75.000.000
Hutang Hipotek 400.000.000
Gedung 1.250.000.000
Akum.Peny,Gedung -575.000.000 Saham Biasa 1.100.000.000
Kendaraan 750.000.000 Laba Ditahan 215.000.000
Akum,Peny Kendaraan -300.000.000
Total Aktiva 2.000.000.000 Total Pasiva 2.000.000.000

Berdasarkan konsep kualitatifnya adalah:

= Harta lancar – hutang lancar

= Rp. 875.000.000 – Rp. 285.000.000

= Rp. 590.000.000

Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. Karena tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar; maka akan meningkatkan kepercayaan bagi para kreditor sehingga kelangsungan operasional perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor

3. Konsep Fungsional

Menurut konsep fungsional ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.

Terdapat sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut.

Dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode – periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin – mesin, alat – alat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebut future income.

Menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar penyusutan pada periode tersebut.

Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modalnya bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.

Konsep fungsional ini juga menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Makin banyak dana yang digunakan sebagai modal-kerja seharusnya dapat meningkatakan perolehan laba, demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, maka laba pun akan menurun.

Meskipun dalam kenyataannya terkadang kejadian tidak selalu demikian. Yang termasuk dalam modal kerja konsep fungsional ini adalah:

    • Modal Kerja.
    • Bukan Modal Kerja.
    • Modal Kerja Potensial.

Dimana Modal Kerja yaitu: harta lancar + Depresiasi – Margin Piutang – surat berharga.

Untuk bukan modal kerja yaitu: jumlah keseluruhan aktiva tetapnya, sedangkan modal kerja potensial yaitu surat berharga + margin piutang

Contoh:

Neraca PT. SUKSES per 31 Desember diketahui sebagai berikut:

AKTIVA JUMLAH PASIVA JUMLAH
Kas 175.000.000 Hutang Dagang 125.000.000
Surat Berharga 90.000.000 Hutang Wesel 85.000.000
Piutang 350.000.000 Hutang Gaji 15.000.000
Persediaan Barang 185.000.000 Hutang Pajak 60.000.000
Perlengkapan 75.000.000
Hutang Hipotek 400.000.000
Gedung 1.250.000.000
Akum. Peny Gedung -575.000.000 Saham Biasa 1.100.000.000
Kendaraan 750.000.000 Laba Ditahan 215.000.000
Akum. Peny Kendaraan -300.000.000
Total Aktiva 2.000.000.000 Total Pasiva 2.000.000.000

Dari neraca tersebut terdapat keterangan bahwa:

    • Penjualan Kredit dengan margin 20%
    • Depresiasi Gedung Rp, 75.000.000
    • Depresiasi Kendaraan Rp. 90.000.000

Berdasarkan konsep fungsionalnya adalah:

Modal Kerja :

Harta Lancar : Rp. 875.000.000

Dep. gedung : Rp. 75.000.000

Dep. kendaraan : Rp. 90.000.000 +

= : Rp. 1.040.000.000

Surat berharga : Rp. 90.000.000

Margin piutang : Rp. 70.000.000 →(20% x 350.000.000)

Modal Kerja = : Rp. 880.000.000

Atau:

Kas : Rp. 175.000.000

Piutang (100-20%) : Rp. 280.000.000 →(80% x 350.000.000)

Pers. Barang : Rp. 185.000.000

Peny. Gedung : Rp. 75.000.000

Peny. Kendaraan : Rp. 90.000.000

Perlengkapan : Rp. 75.000.000

Modal Kerja = : Rp. 880.000.000

Bukan Modal Kerja:

Gedung : Rp. 600.000.000

Kendaraan : Rp. 360.000.000

Bukan MK : Rp. 960.000.000

Modal Kerja Potensial:

Surat Berharga : Rp. 90.000.000

Margin Piutang (20%) : Rp. 70.000.000

MKP : Rp. 160.000.000

Investasi Modal Ventura (Venture Capital): Contoh, Studi Kasus dan Pemecahan Masalah


Contoh Soal dan Jawaban Modal Kerja (Working Capital)

1. P.T. Jaya Wijaya memiliki neraca dan laporan laba rugi sebagai berikut. Jika PT Jaya Wijaya pada tahun 2007 merencanakan menjual produknya senilai Rp. 75.000.000.000. Perusahaan bekerja sebulan rata-rata 30 (tiga puluh hari). Berapa besar kebutuhan modal-kerja PT. Abadi tahun 2007?

P.T. Jaya Wijaya

Neraca

Per 31 Desember 2006

(dalam ribuan rupiah)

Kas                                               Rp     461.538

Piutang Dagang                         Rp  1.900.000

Persediaan                                  Rp  2.361.538

Total Aktiva Lancar                   Rp  4.661.538

Aktiva Tetap                               Rp 10.463.462

Total Aktiva                                Rp 15.125.000

Utang Dagang                           Rp     1.500.000

Utang Bank                                Rp        312.500

Utang Wesel                              Rp        568.269

Total UtangLancar                    Rp    2.380.769

Utang jangka Panjang               Rp   4.500.000

Modal Saham                              Rp   4.750.000

Laba ditahan                                Rp   3.494.231

 Total Utang + Modal                  Rp 15.125.000

P.T. Jaya Wijaya

Laporan Rugi Laba

Per 31 Desember 2006
(dalam ribuan rupiah)

Penjualan                                                                                                                    Rp  60.000.000

Harga Pokok Penjualan                                                                                            (Rp 41.400.000)

Laba Kotor                                                                                                                  Rp  18.600.000

Biaya Administrasi dan Umum                                                                                (Rp   6.250.000)

Laba Sebelum Bunga dan Pajak ( EBIT )                                                                Rp  12.350.000

Bunga                                                                                                                           (Rp  3.750.000)

Laba sebelum Pajak  ( EBT )                                                                                     Rp   8.600.000

Pajak penghasilan 30 %                                                                                            (Rp  2.580.000)

Laba Bersih Setelah Pajak                                                                                        Rp   6.020.000

PT Jaya Wijaya pada tahun 2007 merencanakan menjual produknya senilai Rp. 75.000.000.000. Perusahaan bekerja sebulan rata-rata 30 (tiga puluh hari). Berapa besar kebutuhan modal-kerja PT. Abadi tahun 2007?

Jawaban Contoh Soal 1:

Perputaran Kas = Penjualan  = Rp 60.000.000  =  130 kali

                                    Kas             Rp 461.538

Perputaran Piutang = Penjualan  = Rp 60.000.000  =  31 kali

                                       Piutang             Rp 1.900.000

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan =   Rp 41.400.000  =  18 kali

                                                 Persediaan                        Rp 2.300.000

Setelah perputaran dari setiap unsurnya di ketahui, selanjutnya di hitung periode terikatnya unsur modal kerjanya, dan hasilnya dijumlahkan menjadi periode terikatnya modal kerja (diasumsikan 1 tahun = 360 hari).

Periode terikatnya modal kerjanya adalah sebagai berikut:

Kas              = 360 : 130 =   3 hari
Piutang       = 360 : 31   = 12 hari
Persediaan = 360 : 18   = 20 hari
Jumlah………………………… 35 hari.

Dengan demikian periode terikatnya modal kerjanya secara keseluruhan adalah 35 hari, sehingga perputaran unsur modal kerjanya adalah 360 : 35 x 1 hari = 10 kali.

Apabila pada tahun 2007 perusahaan diperkirakan akan mampu menjual produknya seharga

Rp. 75.000.000.000 maka kebutuhan modal kerjanya:

=  Rp 75.000.000.000 

                  10

=  Rp 7.500.000.000.

2. Hitung modal kerjanya dengan konsep: KUANTITATIF, KUALITATIF dan FUNGSIONAL. SOAL:

CURRENT ASSETS (AKTIVA LANCAR) Rp
Kas 20.000.000
Efek 80.000.000
Piutang Dagang 50.000.000
Persediaan Barang 150.000.000
TOTAL 300.000.000
FIX ASSETS (AKTIVA TETAP) Rp
Tanah 20.000.000
Gedung 500.000.000
Mesin-Mesin 170.000.000
Kendaraan 130.000.000
TOTAL 1.000.000.000

Keterangan:

    • Penyusutan setiap tahun sebesar 20% untuk gedung, mesin dan kendaraan;
    • Penjualan secara kredit dengan profit margin sebesar 40%
    • Jika diketahui hutang lancar (current liabilities) adalah 270juta

PERTANYAAN : HITUNG MODAL KERJANYA!

Jawaban:

MENGGUNAKAN KONSEP KUANTITATIF

MODAL KERJA (WORKING CAPITAL) Rp
Kas 20.000.000
Efek 80.000.000
Piutang Dagang (tanpa dipengaruhi prfit margin 40%) 50.000.000
Persediaan Barang 150.000.000
TOTAL MODAL KERJA 300.000.000

MENGGUNAKAN KONSEP KUALITATIF

CURRENT ASSETS (AKTIVA LANCAR) Rp
Kas 20.000.000
Efek 80.000.000
Piutang Dagang (tanpa dipengaruhi prfit margin 40%) 50.000.000
Persediaan Barang 150.000.000
TOTAL CURRENT ASSETS (AKTIVA LANCAR) 300.000.000
Hutang Lancar (Current Liabilities) (270.000.000)
TOTAL MODAL KERJA 30.000.000

MENGGUNAKAN KONSEP FUNGSIONAL

MODAL KERJA (WORKING CAPITAL) Rp
Kas 20.000.000
Piutang Dagang (100-40 = 60%) 30.000.000
Persediaan Barang 150.000.000
Penyusutan Gedung 100.000.000
Penyusutan Mesin 34.000.000
Penyusutan Kendaraan 26.000.000
TOTAL MODAL KERJA 360.000.000
MODAL KERJA POTENSIAL (POTENTIAL WORKING CAPITAL Rp
Efek 80.000.000
Profit Margin (40% dari piutang dagang) 20.000.000
TOTAL MODAL KERJA POTENSIAL 100.000.000
BUKAN MODAL KERJA (NON WORKING CAPITAL) Rp
Tanah 20.000.000
Gedung (Nilai sisa setelah dikurangi penyusutan) 400.000.000
Mesin (Nilai sisa setelah dikurangi penyusutan) 136.000.000
Kendaraan (Nilai sisa setelah dikurangi penyusutan) 104.000.000
TOTAL BUKAN MODAL KERJA 660.000.000

3. Perusahaan Sepatu “Aldo” pada tahun 2007 merencanakan untuk memproduksi dan menjual sepatu sebanyak 720.000 pasang sepatu. Hitunglah besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan tersebut untuk tahun 2007. Berikut datanya:

Perusahaan bekerja sebulan rata- rata 30 hari. Setiap pasang sepatu membutuhkan 2 kg bahan baku kulit.

Harga beli baku kulit per kg adalah Rp. 9.000. pembelian bahan baku selalu dilakukan secara tunai. Setelah dibeli sambil menunggu proses produksi, bahan baku di simpan di gudang selama 10 hari. Proses produksi membutuhkan waktu selama  5 hari.

Penjualan sepatu dilakukan secara kredit dan baru dapat di tagih selama 30 hari.

Upah tenaga kerja angsung Rp. 5.000 per pasang.

Biaya pemasaran dan administrasi ditaksir sebesar Rp. 60.000.000 per bulan.

Sedang untuk berjaga-jaga disediakan kas kecil sebesar Rp. 20.000.000.

Dari data diatas, hitunglah besarnya kebutuhan modal-kerja perusahaan tersebut untuk tahun 2007.

Jawaban:

Perputaran Bahan Baku:

Penyimpanan bahan Baku                                                   10 hari

Proses Produksi                                                                       5 hari

Penagihan Piutang                                                                 30 hari

Total                                                                                          45 hari

Perputaran Upah Langsung :

Proses Produksi                                                                        5 hari

Penagihan Piutang                                                                 30 hari

Total                                                                                          35 hari

Pengeluaran Kas per hari :

Bahan Baku = 2.000 x 2 kg x Rp 9.000                                          = Rp 36.000.000

Upah Langsung = 2000  x Rp 5.000                                               = Rp 10.000.000

Biaya Administrasi dan Pemasaran                                               = Rp   2.000.000

Kebutuhan Modal Kerja :

Bahan Baku = 45 hari x Rp 36.000.000                                          = Rp 1.620.000.000

Upah Langsung = 35 hari x Rp 10.000.000                                    = Rp    350.000.000

Biaya Administrasi dan Pemasaran= 35 hari x Rp 2.000.000     = Rp      70.000.000

                                                                                                              Rp 2.060.000.000.-


Simple Agreement for Future Equity (SAFE) | Waran pembelian saham perjanjian investasi cepat


Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Accounting Coach, Investopedia, Corporate Finance Institute

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *