Kapan Website Bisa Memakai VPS?
Sebagai pemilik website, kamu pasti akan dihadapkan dengan berbagai pilihan. Salah satunya yakni menentukan jenis hosting mana yang saat ini tepat untuk memenuhi kebutuhan website yang sedang dikelola. Pernah dengar VPS (Virtual Private Server)?
Di antara berbagai pilihan paket hosting yang ada, VPS menjadi layanan paling populer yang banyak digunakan blogger maupun web developer di Indonesia. Paket web hosting yang satu ini terkenal memiliki resource dan fleksibilitas tinggi, sehingga kualitasnya tidak perlu diragukan lagi.
Nah, bagi kamu yang tertarik menggunakan layanan VPS murah di Indonesia, berikut ini sudah kami siapkan artikel khusus terkait kapan sebuah website harus pindah ke layanan VPS yang bisa dijadikan sebagai referensi.
Kapan Website Bisa Memakai VPS?
VPS atau Virtual Private Server memang memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan paket shared hosting atau layanan lain di bawahnya. Namun, tidak semua website butuh VPS di awal pembuatannya. Berikut ini merupakan contoh kasus dimana kamu bisa mulai menggunakan VPS untuk mengembangkan website.
1. Ketika Pengunjung Website Sudah Terlalu Tinggi
Kondisi traffic yang sudah terlalu tinggi tentu juga harus diimbangi dengan layanan web hosting yang memiliki resource tinggi. Jika tidak, maka website bisa down dan tidak bisa diakses oleh para pengguna karena hosting sudah tidak kuat menampung para pengunjung.
Ketika website kamu sudah mempunyai traffic tinggi, sebaiknya segera beralih dari shared hosting ke layanan VPS (Virtual Private Server). Kenapa harus segera pindah? Selain untuk menghindari potensi website down seperti penjelasan di atas, tindakan ini juga untuk mencegah kehilangan data website akibat terkena suspend oleh provider hosting.
Tentu kamu tidak mau kan sudah susah payah membangun website, eh akhirnya di-suspend hanya gara-gara masalah hosting.
2. Memerlukan Konfigurasi Khusus di Bagian Server
Kebutuhan tiap-tiap website tentu tidak bisa dipukul sama rata. Apalagi jika website tersebut sudah terlalu kompleks dari segi code dan fitur yang digunakan. Nah, jika kamu sedang mengembangkan website dengan paket shared hosting dan terkendala masalah pada pengaturan server, maka ini menjadi waktu yang tepat untuk beralih ke layanan Virtual Private Server (VPS).
Berbeda dari paket shared hosting yang mempunyai berbagai batasan konfigurasi, dengan VPS kamu bisa leluasa mengatur server sendiri sesuai kebutuhan. Misalnya jika ingin menggunakan control panel yang lebih ringan, memperbarui versi PHP, atau ketika kamu ingin menyimpan file backup menjadi satu dengan hosting utama.
3. Memiliki Database File Besar
Dalam syarat dan ketentuan, biasanya penyedia layanan shared hosting tidak diizinkan untuk menyimpan file berukuran besar di dalam hosting. Jadi, jika kamu melakukan backup data, maka file hasil backup harus segera dipindahkan ke tempat lain.
Di sisi lain, karena VPS sifatnya seperti server sendiri maka kamu memiliki kebebasan untuk menyimpan file apapun, baik ukuran kecil maupun besar asalkan resource penyimpanan masih tersedia. Tidak ada larangan untuk menyimpan file backup website, bahkan kamu juga bisa mengkonversi VPS menjadi object storage atau tempat penyimpanan file agar performa website semakin cepat.
4. Ingin Mendapatkan Keamanan Terbaik
Salah satu alasan yang mendasari pemilik website berpindah ke layanan VPS (Virtual Private Server) adalah untuk meningkatkan sistem keamanan website. Karena Virtual Private Server bisa dikelola penuh, maka kamu bisa mengatur konfigurasi server sesuai kebutuhan sehingga kinerjanya lebih optimal.
Kebebasan ini tentu tidak bisa didapatkan ketika kamu menyewa shared hosting biasa, karena seluruh setup dan konfigurasi dilakukan oleh pihak perusahaan hosting tempat kamu membeli layanan. Jadi, mau tidak mau kamu harus mengikuti standar pengaturan keamanan yang mereka lakukan.
5. Sudah Punya Ilmu Pengelolaan VPS yang Memadai
Menilik dari tipe layanannya, provider web hosting mayoritas menawarkan paket VPS dalam dua kategori. Pertama yakni Virtual Private Server unmanage atau yang bisa diatur sendiri dari awal proses setup dan konfigurasi tanpa adanya campur tangan pihak penyedia hosting, dan yang kedua adalah VPS managed atau istilahnya pengguna masih dibantu oleh provider hosting untuk mengelola server jika terjadi kendala.
Nah, pengguna VPS sendiri mayoritas memilih paket Unmanaged karena harganya jauh lebih terjangkau. Kendati demikian, hal ini bisa menjadi masalah di kemudian hari ketika kamu tidak memiliki pengetahuan yang cukup soal server dan berbagai kendalanya.
Maka dari itu, sebelum menyewa Virtual Private Server usahakan kamu sudah belajar soal dasar-dasar pengelolaan server. Mulai dari proses instalasi control panel, pengaturan resource, dan lain sebagainya.
6. Memiliki Budget untuk Sewa VPS
Seperti kita ketahui, biaya sewa Virtual Private Server jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan layanan Shared Hosting. Besaran angka pastinya memang tergantung dari resource serta provider yang digunakan, namun kisaran paling murah bisa mencapai 4 kali lipat dari biaya sewa shared hosting. Contohnya, jika kamu saat ini membayar Rp14, ribu per bulan untuk fasilitas shared hosting murah, maka biaya sewa VPS paling murah bisa mencapai Rp50 ribu per bulan.
Penambahan biaya ini juga akan diikuti dengan biaya-biaya lain karena karakteristik pengguna VPS yang unmanage atau semuanya harus diatur dan dikelola secara mandiri.
Itulah penjelasan terkait kapan website harus menggunakan VPS. Semoga artikel di atas bermanfaat ya.
Sumber foto: QuinceCreative / Pixabay
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing