Latar Belakang dan Sejarah Freeport Sulphur Indonesia – Papua (1967)

3 min read

Sejarah freeport indonesia grasberg

Latar Belakang dan Sejarah Freeport Sulphur Indonesia (1967)

Adalah perusahaan asing pertama yang memperoleh izin usaha dari pemerintah Indonesia pada tahun 1967. Sejarah freeport dan setelah turunnya Presiden Soekarno oleh Presiden Soeharto. PT Freeport Indonesia merupakan pengelola Tambang Grasberg di Papua, Indonesia, yang merupakan salah satu tambang emas terbesar di dunia.

Tambang ini juga mengandung tembaga dan perak untuk pasar dunia. Bagi rezim Soeharto, Freeport adalah faktor penting baik di bidang politik dan ekonomi. Presiden Soeharto menggambarkan Freeport sebagai perusahaan pembayar pajak terbesar, investor terbesar dan terlibat dalam kegiatan sosial terbesar di Indonesia. Dari segi methode pertambangan dan segi investor asing, adalah perusahaan yang paling kontroversial.

Ini berkembang menjadi hubungan yang mendukung bersama antara Freeport dan pemerintah Indonesia, militer dan elite politik nasional. Sebagai imbalannya, Freeport secara politis dan militer dilindungi oleh pemerintah.

Dukungan keuangan membuat Freeport berani mangambil risiko melanggar Undang-Undang US-Foreign Corrupt Practices Act. Karena peran ekonomi kunci di Jakarta dan Papua Barat, masalah kemerdekaan Papua Barat dari Indonesia terkait erat dengan masa depan Freeport.

Freeport McMoRan Copper & Gold Inc.

Kekayaan perusahaan ini berasal dari persetujuan izin penambangan yang ditandatangani pada 1967 dan merupakan salah satu bagian dari sejarah Freeport.

Lisensi awal dijual kepada perusahaan AS Freeport McMoRan Copper & Gold Inc., termasuk hak penambangan untuk 30 km². Perusahaan ini memiliki hak penambangan eksklusif selama 30 tahun untuk wilayah tersebut dari saat pembukaan tambang (1981).

Penduduk setempat telah mencoba percobaan kekerasan, namun segera dikendalikan. Pada 1989 lisensi pertambangan diperluas 25.000 km².

Pada 2003 perusahaan tersebut dipaksa mengakui telah membayar militer Indonesia untuk mencegah pemilik tanah asal jauh dari tanah mereka. Pada 2005, New York Times melaporkan bahwa perusahaan tersebut telah membayara hampir 20 juta dolar AS selama periode 1998-2004 yang didistribusikan di antara pejabat dan satuan, dengan satu individu menerima sampai 150.000 ASD. Perusahaan menanggapi bahwa “tidak ada alternatif untuk ketergantungan kepada militer dan polisi Indonesia mengenai hal ini”.

Freeport-McMoRan memegang 90,64% saham dari anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Sisanya dimiliki oleh pemerintahan di Jakarta. Pada awal 2006 sejumlah masyarakat Papua melakukan protes di Jakarta dan Timika. Mereka menuntut PT Freeport meningkatkan pembagian hasil perusahaan tersebut dari 1% hingga 7%.

Pada Juli 2013, Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat mengadakan pertemuan dengan pemerintah pusat yang pada intinya meminta pemerintah pusat mengindahkan permintaan masyarakat Papua yang menginginkan pemindahan kantor Freeport Indonesia dari Jakarta ke Papua, termasuk dalam proses pengelolaan tambang mentah menjadi bahan siap pakai, sehingga secara langsung dapat membangun infrastruktur di Papua.

Perjanjian New York (1962)

Sejarah Freeport dilatarbelakangi oleh usaha Indonesia untuk merebut daerah Papua bagian barat dari tangan Belanda. Pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag saat pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda disebutkan bahwa masalah Papua bagian barat akan diselesaikan dalam tempo satu tahun sejak KMB. Namun sampai tahun 1961, tak terselesaikan.

Amerika Serikat yang takut bila Uni Soviet makin kuat campur tangan dalam soal Papua bagian barat, mendesak Belanda untuk mengadakan perundingan dengan Indonesia. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Adam Malik dan Belanda oleh Dr. van Roijen, sedang E. Bunker dari Amerika Serikat menjadi perantaranya.

Tanggal 15 Agustus 1962 diperoleh Perjanjian New York yang berisi penyerahan Papua bagian barat dari Belanda melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA). Tanggal 1 Mei 1963 Papua bagian barat kembali ke Indonesia. Kedudukan Papua bagian barat menjadi lebih pasti setelah diadakan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) tahun 1969, rakyat Papua bagian barat memilih tetap dalam lingkungan RI.

Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969

Adalah referendum yang diadakan pada tahun 1969 di Papua Barat yang untuk menentukan status daerah bagian barat Pulau Papua, antara milik Belanda atau Indonesia. Pemilihan suara ini menanyakan apakah sisa populasi mau bergabung dengan Republik Indonesia atau merdeka.

Para wakil yang dipilih dari populasi dengan suara bulat memilih persatuan dengan Indonesia dan hasilnya diterima oleh PBB, meskipun validitas suara telah ditantang dalam retrospeksi.

Sejarah Freport tentang Tambang Grasberg

Adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia. Tambang ini terletak di provinsi Papua di Indonesia dekat latitude -4,053 dan longitude 137,116 dan dimiliki oleh:

  • Freeport yang berbasis di AS (67.3%)
  • Rio Tinto Group (13%)
  • Pemerintah Indonesia (9.3%)
  • PT Indocopper Investama Corporation (9%)

Operator tambang ini adalah PT Freeport Indonesia (anak perusahaan dari Freeport McMoran Copper and Gold). Biaya membangun tambang di atas gunung sebesar 3 miliar dolar AS. Pada 2004, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan 46 juta ons emas. Pada 2006 produksinya adalah 610.800 ton tembaga; 58.474.392 gram emas; dan 174.458.971 gram perak.

Sejarah freeport indonesia grasberg
Latar Belakang dan Sejarah Freeport Sulphur Indonesia – Papua (1967). Tambang emas Grasberg di Puncak Jaya, aktifitas ekonomi dan pertambangan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dari wilayah tersebut. Sumber foto: Wikimedia Commons

Republik Papua Barat (1969)

Adalah negara separatis yang diusulkan yang akan memberikan kekuasaan kepada rakyat Papua bagian barat (provinsi Papua dan Papua Barat). Republik Papua Barat dideklarasikan setelah mundurnya Belanda tahun 1963, tetapi aneksasi oleh Indonesia menghambat pembentukan pemerintahan.

Pada tanggal 1 Juli 1971, setelah referendum, separatis Organisasi Papua Merdeka mencoba memproklamirkan Republik Papua Barat, tetapi tidak berhasil. Pada tanggal 14 Desember 1984, Republik Melanesia Raya diproklamirkan, tetapi pemimpin republik tersebut ditangkap oleh Indonesia.

Freeport Indonesia – Konflik Papua – Fakta Tambang Emas Freeport Tentang Rahasia yang Gelap dan Kotor

Logam senilai miliaran Dolar Amerika diproduksi di tambang Grasberg yang besar, yang menyediakan pekerjaan di Papua Barat dengan beberapa prospek lain. Apa masalahnya?

Tambang ini – dengan frustrasi orang Indonesia yang menyaksikan pertumbuhan ekonomi negara mulai menggerutu saat harga komoditas melorot – yang dimiliki dan dioperasikan oleh Amerika… Selanjutnya klik dan baca disini.

Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “ohh begitu ya…” akan sering terdengar jika Anda memasang applikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Financial TimesNew InternationalistDetik FinanceReal History ArchivesGlobal PolicyWikipedia (Tambang Grasberg),  The GuardianAsia TimesWikipedia (F. McMoRan)KompasMerdekaBBC IndonesiaAljazeeraGlobal ResearchCNBCRed PepperCultural SurvivalTabloid JubiThe Global ReviewReuters

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *