Julius Caesar Mantan Diktator Romawi

3 min read

Julius Caesar

Siapakah Julius Caesar?

Julius Caesar adalah seorang politisi dan jenderal dari republik Romawi akhir, yang sangat memperluas kekaisaran Romawi sebelum merebut kekuasaan dan menjadikan dirinya diktator Roma, membuka jalan bagi sistem kekaisaran.

Julius Caesar
Patung Julius Caesar

Kehidupan cinta Julius

Caesar memiliki tiga istri selama hidupnya terpisah dari kekasih lain dan termasuk ratu Mesir Cleopatra VII dan seorang wanita bernama Servilia, yang mempunyai anak Marcus Brutus.

Pasangan Julius Caesar:

  • Cornelia Cinna minor 84 – 68 SM.
  • Pompeia 68 – 63 SM.
  • Calpurnia Pisonis 59 – 44 SM.

Istri terakhir Kaisar adalah Calpurnia, putri Senator terkemuka lain yang disebut Piso. Selama pernikahannya dengan Calpurnia, Caesar menjadi ayah seorang anak dengan Ratu Mesir, Cleopatra. Tetapi sebagai orang Romawi, ia tidak bisa menikahi orang asing secara legal. Pada Ides 44BC Maret, Calpurnia bangun setelah melihat mimpi buruk. Dia memimpikan mayat Caesar di lengannya. Dia memohon Caesar untuk tidak meninggalkan rumah hari itu.

Anak Julius Caesar:

  • Julia Caesaris 85/84 – 54 SM.
  • Caesarion 47 – 30 SM.
  • Augustus 63 SM – 14 M (keponakan jauh, diadopsi pasca-kematian sebagai putra Caesar pada tahun 44 SM)

Kronologi Sejarah Julius Caesar

  • 13 Juli 100 SM – Lahir di Roma
  • 84 SM – Perkawinan pertama dengan Cornelia
  • 82 SM – Lepas dari hukuman mati Sulla
  • 81/79 SM – Jasa militer di Asia dan Cilicia; pertemuan dengan Nicomedes dari Bithynia
  • 70-an – Berkarier sebagai advokat
  • 69 SM – Quaestor (semacam bendahara) di Hispania Ulterior
  • 65 SM – Curule aedile
  • 63 SM – Dilantik pontifex maximus dan praetor urbanus; konspirasi Catilinaria, skandal Bona Dea dan oleh karena itu perceraikan Caesar dari Pompeia
  • 59 SM – Jabatan konsul pertama; awal Triumviratus Pertama dengan Marcus Licinius Crassus dan Gnaeus Pompeius Magnus, Julia mengawini Pompey
  • 54 SM – Kematian Julia
  • 53 SM – Kematian Crassus: akhir Triumviratus Pertama
  • 52 SM – Pertempuran Alesia
  • 49 SM – Penyeberangan Rubicon, mulainya perang saudara
  • 48 SM – Mengalahkan Pompeius di Yunani; menjadi diktator; jabatan konsul kedua
  • 47 SM – Kampanye di Mesir; bertemu Cleopatra VII
  • 46 SM – Mengalahkan Cato dan Metellus Scipio di Afrika Utara; jabatan konsul ketiga
  • 45 SM –
    • Mengalahkan lawan terakhir di Hispania
    • Kembali ke Roma; menjabat konsul ketiga
  • 44 SM –
    • dilantik menjadi diktator abadi
    • Februari, Menolak diadem yang ditawarkan Antonius
    • 15 Maret, dibunuh Marcus Iunius Brutus, Gaius Cassius Longinus dan orang-orang Romawi yang lain di rumah Senate.

Rumor gay Julius Caesar

Caesar membantah desas-desus itu dengan keras dan bahkan di bawah sumpah. Rumor itu menghantui Caesar di sisa hidupnya, sama seperti ketika skandal seks di arena politik hari ini ikut bermain.

Masalah yang banyak selebriti adalah tuduhan dan bahwa mereka adalah gay, tanpa bukti bahwa itu benar. Kebanyakan orang percaya bahwa homoseksualitas adalah sesuatu yang tidak dibicarakan orang pada zaman kuno.

Ketika Caesar masih sangat muda dia dan istrinya pergi ke Bithniya di mana mereka bertemu Raja Nicodemus. Caesar tinggal di sana untuk waktu yang sangat lama, sampai dia mendengar bahwa saingannya Sulla telah meninggal. Karena ia adalah Raja Nikodemus begitu lama, orang-orang menganggap ini sebagai tanda bahwa ia telah melakukan semacam hubungan terlarang dengan raja – meskipun tidak ada bukti.

Caesar Berjuang dengan rumor gay sepanjang hidupnya – semua karena insiden yang terjadi ketika dia masih kecil.  Taktik favorit yang digunakan oleh oposisi adalah menuduh lawan politik masih menganut gaya helenistik dari Yunani dan Timur, di mana homoseksualitas dan hidup berfoya-foya lebih disukai ketimbang Budaya Romawi.

Catullus menulis dua puisi yang menyatakan Caesar dan insinyurnya, Mamurra adalah sepasang kekasih, namun kemudian minta maaf.

Kematian Julius Caesar

Meninggal dunia pada 15 Maret 44 SM akibat ditusuk hingga mati oleh Marcus Junius Brutus dan beberapa senator Romawi. Aksi pembunuhan terhadapnya menjadi pemicu perang saudara kedua yang menjadi akhir Republik Romawi dan awal Kekaisaran Romawi di bawah kekuasaan cucu lelaki dan putra angkatnya, Kaisar Augustus.

Menurut Plutarch (sejarahwan Yunani), begitu Julius Caesar sampai di senat, Tillius Cimber memperlihatkan kepadanya petisi untuk memanggil kembali saudaranya yang diasingkan. Konspirator lainnya mengelilingi Caesar untuk memberikan dukungan. Plutarch dan Suetonius mengatakan bahwa Caesar mengusirnya, tapi Cimber meraih bahunya dan menarik tunik Caesar. Caesar berteriak kepada Cimber “Ini perbuatan yang kasar!” (Ista quidem vis est!).

Pada saat yang sama, Casca mengambil pisaunya dan akan menusuk leher sang diktator. Caesar berbalik dan memegang tangan Casca. Berdasarkan keterangan Plutarch, ia berseru dalam bahasa latin, “Casca, kau penjahat, apa yang sedang kau lakukan?” Casca, ketakutan, berteriak, “Tolong, saudaraku!”. Dalam sekejap, seluruh kelompok, termasuk Brutus, memukuli sang diktator. Caesar berusaha lari, namun dibutakan oleh darahnya, terpeleset dan jatuh. Orang-orang terus menusuki badannya yang tanpa pertahanan di bawah portico. Berdasarkan Eutropius (sejarahwan), sekitar 60 orang ambil bagian dalam pembunuhan ini. Ia ditusuk 23 kali.

Menurut Suetonius, seorang dokter, sebenarnya hanya satu luka, luka kedua di dada, yang berperan dalam kematian Caesar.

Kata-kata terakhir Julis Caesar tidak terlalu jelas, dan menjadi bahan perdebatan akademisi dan sejarahwan.

Plutarch melaporkan bahwa Caesar tidak berkata apa-apa, ia menarik toganya menutupi kepala saat ia juga melihat Brutus terlibat sebagai konspirator. Versi yang banyak dikenal dalam negara-negara berbahasa Inggris adalah kalimat Latin “Et tu, Brute?” (“Dan Kau, Brutus?”, atau dikenal juga “Kau juga, Brutus?”); ini berasal dari karya Shakespeare Julius Caesar, yang berasal dari kalimat pertama dalam karyanya: “Et tu, Brute? kemudian jatuhlah Caesar.” Tidak ada dasar dalam fakta sejarah dan penggunaan Bahasa Latin di sini tidak merujuk pada penggunaan Bahasa ini oleh Caesar.

Berdasarkan catatan Plutarch, setelah pembunuhan, Brutus maju dan akan mengatakan sesuatu kepada rekan senatornya. Hanya saja, mereka malah lari dari bangunan tersebu. Brutus dan rekannya berjalan ke Capitol sambil beteriak kepada kota yang mereka cintai, “Rakyat Roma, kita sekali lagi telah terbebas!” Mereka ditanggapi keheningan, para penduduk Roma mengunci dirinya di rumah karena rumor kejadian tersebut sudah tersebar sebelumya. Jenazah Caesar sudah terbaring tiga jam sebelum dibereskan oleh petugas berwenang.

Tubuh Caesar dikremasi, dan di tempat kremasinya Kuil Caesar dibangun beberapa tahun setelahnya daerah Forum Roma). Hanya altarnya saja yang tersisa hingga kini. Sebuah patung lilin Caesar ukuran penuh dibangun di forum tersebut, memperlihatkan luka 23 tusukan yang terjadi. Massa yang berkumpul di sana telah menyalakan api yang merusak forum dan bangunan sekitarnya. Menyusul keributan yang ada, Mark Antony, Octavian (kemudian menjadi Caesar Agustus), dan lainnya bertempur dalam lima perang saudara, yang berakhir dengan pembentukan Kerajaan Roma.

Bacaan Lainnya

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *