10 Alasan yang Menyebabkan Anak Tidak Mau Sekolah
Semua anak-anak diwajibkan untuk sekolah sampai dengan jenjang Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) selama kurang lebih sembilan tahun lamanya. Setelah lulus dari SMP, anak-anak bisa melanjutkan sekolahnya di jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) atau yang sederajat.
Setelah lulus SMA anak-anak bisa melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi (PT). Ada bagitu banyak permasalahan di dalam dunia pendidika. Salah satunya adalah anak-anak yang sekolah yang tidak menginginkan melanjutkan pendidikannya hingga lulus SMP. Hal inilah yang menjadi PR kita bersama untuk mengatasi persoalan tersebut.
Baca dibawah ini: “Apa Yang Orang Tua Dapat Bantu, Agar Anak Mau Sekolah ?”
Kenapa Anak Tidak Mau Sekolah ?
Berbagai Faktor Penyebab Anak-Anak Tidak Mau Sekolah Lagi:
1. Lebih Senang Bermain di Rumah
Anak yang lebih betah di rumah daripada di sekolah cenderung untuk malas pergi ke sekolah. Di rumah dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang penuh kenikmatan, di luar rumah banyak teman-teman yang bisa diajak main, sedangkan di sekolah dipaksa untuk bekerja keras mencari nilai. Hal ini tentu saja dapat membuat anak kurang tertarik untuk mencari ilmu di sekolah sebagai bekal masa depannya.
2. Ejekan atau “Bullying“
Mengganggu, mengejek, mengintimidasi (mengancam) atau merendahkan disebut dengan tindakan bullying. Bullying termasuk dalam kategori sikap kekerasan terhadap anak-anak. Ini datang dalam segala bentuk. Biasanya siswa-siswi yang suka mengejek dalam bentuk atau segi fisik, etnis; yang dilakukan terhadap teman sebaya yang dianggap lebih lemah.
Hal ini membuat siswa merasa sangat rentan dan percaya bahwa tidak ada satupun di pihak mereka atau tidak ada satu orangpun yang dapat membela. Klik disini untuk membaca: Cara Menghentikan Penindasan Bullying.
3. Merasa Sekolah yang Tidak Menyenangkan
Sekolah memang bukan tempatnya untuk main-main. Sekolah adalah suatu tempat untuk mencari ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu yang dapat dipergunakan untuk mencari uang dan bertahan hidup setelah lulus nanti.
Di sekolah ada guru-guru yang berbeda-beda sifat perilakunya. Ada yang baik dan ada pula yang sangat tidak baik yang gemar membuat anak muridnya menderita secara batin / mental. Sekolah pun juga tidak bisa menjadi tempat untuk mencari uang dan jumlah besar. Hanya waktu luang di saat jam istirahat, jam sebelum pelajaran pertama di mulai dan jam pulang yang bisa menjadi saat-saat menyenangkan untuk bercanda-ria main dengan teman-teman.
4. Sudah Bisa Mencari Uang Sendiri (Mapan)
Anak-anak yang sudah mandiri dengan berbagai kesibukannya mencari uang kadangkala menganggap sekolah sebagai sesuatu hal yang tidak penting. Toh nantinya setelah dewasa dan sukses nanti bisa mengambil persamaan kejar paket yang relatif lebih cepat, murah dan mudah dalam mendapatkan ijazah baik sd, smp maupun sma. Dengan ijazah persamaan tersebut dapat digunakan untuk kuliah di kampus-kampus ternama baik di dalam maupun di luar negeri. Orang yang sekolah sampai tingkat pendidikan S2 S3 belum tentu bisa sukses menjadi orang mapan menghasilkan banyak uang. Namun orang yang telah mapan dan cerdas secara otodidak bisa mendapatkan ijazah sarjana maupun pasca sarjana dengan “mudah”.
5. Stress / Dipresi
Dengan banyaknya aturan, ulangan, pekerjaan rumah, dll, anak-anak bisa tidak mau melanjutkan sekolah. Lebih-lebih sebagai anak yang kurang baik didalam bidang olah raga, materi pelajaran tertentu yang kurang dikuasai; biasanya lebih sering di hina. Ada juga yang bermasalah dengan guru tertentu sehingga merasa takut jika nantinya di sekolah bertemu guru tersebut dan dijadikan sebagai bulan-bulanan di depan teman-temannya.
Anak yang pernah tinggal kelas atau tidak naik kelas biasanya akan merasa malu dengan teman-temannya maupun orang-orang yang ada di sekitarnya sehingga merasa minder dan terkadang bisa membuat seorang siswa sekolah menjadi stress / tekanan batin.
6. Memiliki Standar Gengsi yang Tinggi
Sebagian anak merasa malu pergi ke sekolah jika tidak memiliki sesuatu, membawa sesuatu, atau memakai sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya. Ada yang tidak mau sekolah jika tidak diantar mobil pribadi, ada yang tidak mau sekolah jika tidak memakai handphone baru, ada yang tidak mau sekolah jika uang jajannya kurang, dan lain sebagainya.
7. Ingin Membantu Perekonomian Keluarga
Anak-anak yang berasal dari golongan kurang mampu ada yang merasa tidak nyaman jika dirinya bisa enak-enakan bersekolah, sedangkan orangtuanya mati-matian banting tulang peras keringat mencari uang untuk dirinya. Hal itu bisa menyebabkan si anak menjadi tidak tega dengan kondisi orangtuanya sehingga lebih suka membantu orang tua mencari nafkah ketimbang pergi ke sekolah.
8. Terkena Narkoba dan Minuman Keras
Anak yang sudah terkena pengaruh narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) sulit untuk berpikir lebih jernih karena dipengaruhi dan ketergantungan oleh obat atau alkohol.
Biasanya yang diinginkan oleh para pengguna narkoba atau minuman keras, untuk menikmati hidup yang ditemani oleh zat adiktif. Meskipun mereka harus mencuri dan menjual diri. Sekolah pun terasa sebagai sesuatu yang sangat sulit karena kondisi kesehatan otak yang sudah tidak baik. Walaupun telah dilakukan rehabilitasi, tetap saja akan ada kecenderungan kuat untuk kembali lagi menggunakan narkoba.
9. Mempunyai Perasaan Takut Atau Gelisah
Jika pergi ke sekolah harus melalui berbagai macam halangan rintangan yang dapat menyebabkan cidera atau meninggal dunia, maka hal tersebut dapat mengurangi semangat siswa siswa pelajar sekolah untuk pergi ke sekolah untuk menimba ilmu. Beberapa contoh di antaranya adalah seperti harus melewati jembatan yang rusak parah, mengarungi laut luas berombak ganas, melewati hutan yang banyak hewan ganas, menyebrang jalan raya yang padat kendaraan berkecepatan tinggi, melewati padang rumput saat ada banyak petir menyambar-nyambar, dan lain sebagainya.
10. Masalah Belajar Tak Teridentifikasi
Masing-masing anak belajar dengan cara berbeda. Anak-anak dapat memiliki perbedaan belajar dan tetap menjadi pintar. Jika sistem seorang anak belajar berbeda, jumlah pekerjaan atau pelajaran yang diperlukan untuk bersaing dengan rekan-rekan dapat menyebabkan mereka tidak suka sekolah.
Harus diidentifikasi apa yang dihindari oleh anak tersebut? apakah membaca keras didepan kelas? dll…
Siswa yang sangat berbakat atau dengan kecerdasan tinggi (gifted child) akan merasa lebih bosan disekolah, karena tidak ada saingan dengan murid-murid lainnya.