Hari Banyu Pinaruh di Bali – Perayaan Air Suci dan Pembersihan Diri

1 min read

Perayaan Air Suci dan Pembersihan Diri - Hari Banyu Pinaruh di Bali

Hari Banyu Pinaruh

Ritual Banyu Pinaruh adalah hari pembersihan, ritual untuk penyucian diri. Perayaan ini diadakan setiap 210 hari (setiap 6 bulan dalam kalender Bali) dan jatuh pada hari Minggu atau Redite Paing wuku Sinta, sehari setelah Saraswati. Ini adalah titik awal dari Siklus Wuku baru.

Banyu Pinaruh berasal dari 2 kata yaitu “banyu” yang berarti air suci dan “pinaruh” yang berarti pengetahuan. Ini dimaksudkan sebagai perayaan untuk memohon air suci pengetahuan.

Perayaan Saraswati jatuh pada akhir wuku Watugunung (Wuku terakhir), sedangkan Banyu Pinaruh jatuh pada awal wuku Sinta (wuku pertama). Pada hari ini, persembahan untuk Dewi Saraswati dicuci ke laut atau badan air yang mengalir, sedangkan bagian yang dapat dimakan dapat dikonsumsi seperti buah, kue dan banyak lagi.

Perayaan Air Suci dan Pembersihan Diri - Hari Banyu Pinaruh di Bali
Perayaan Air Suci dan Pembersihan Diri – Hari Banyu Pinaruh di Bali. Sumber foto: Pxhere

Hari terbaik untuk membersihkan diri pada Hari Banyu Pinaruh

Ini dianggap sebagai waktu yang sangat baik untuk membersihkan tubuh dengan air suci atau melukat. Ritual secara fisik diartikan sebagai pembersihan tubuh, sementara secara spiritual sebagai pemurnian energi negatif. Perayaan air suci sebelum mengisi ulang diri kita dengan pengetahuan murni dalam siklus baru.

Apa yang dilakukan pada Hari Banyu Pinaruh?

Sejak pagi (sebelum 06.00 pagi) orang Bali berbondong-bondong ke sumber air seperti: mata air (kelebutan), campuhan (sungai), air terjun, pantai atau danau untuk melakukan pembersihan diri (berenang atau mencuci sendiri). Ritual ini juga bisa dilakukan di rumah mereka sendiri dengan menggunakan air “kumkuman”, air yang mengandung campuran bunga harum.

Ritual dimulai dengan menempatkan persembahan, melakukan ibadah (muspa), kemudian mencuci, mandi atau keramas. Kemudian mereka menyiapkan pesta, seperti bebek betutu tradisional dan nasi kuning, yang mereka bagikan.

Ritual telah menjadi tradisi untuk melakukan penyucian diri juga dengan kerabat. Kegiatan ini meremajakan energi dan memberi keseimbangan antara tubuh dan jiwa.

Sumber bacaan: Sun Island, Indonesia.travel, Zoom Bali, Bali Spirit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *