Majas – Gaya Bahasa – Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Unsur dan Contoh

4 min read

Majas - gaya bahasa

Majas: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Contoh

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa untuk menimbulkan efek tertentu, sehingga sebuah karya sastra terasa lebih hidup. Penggunaan majas dapat diterapkan dalam karya tulis (puisi maupun prosa) maupun secara lisan, agar pesan dan emosi pengarang tersampaikan dengan lebih menarik.

Majas - gaya bahasa
Majas – Gaya Bahasa – Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Unsur dan Contoh

Pengertian Majas dan Fungsinya

Majas adalah ragam bahasa kias yang berfungsi untuk:

  • Memberikan nuansa estetis pada kalimat.
  • Menghidupkan suasana dalam karya sastra (puisi, cerpen, novel).
  • Membantu pembaca atau pendengar menangkap emosi dan pesan yang ingin disampaikan.

Fungsi utama majas di antaranya:

  1. Menarik Perhatian: Membuat ungkapan atau tulisan lebih berkesan.
  2. Memperkuat Makna: Menggambarkan keadaan atau perasaan penulis dengan lebih jelas.
  3. Menunjukkan Karakter Penulis: Gaya bahasa khas setiap penulis.

Ciri-Ciri Majas

  • Mengandung kiasan: Menggunakan kata atau frasa yang tidak selalu bermakna literal.
  • Bertujuan memperindah bahasa: Memberi efek emosional dan estetis.
  • Beragam Jenis: Terdapat banyak klasifikasi, seperti majas perbandingan, sindiran, penegasan, dan pertentangan.

Jenis-Jenis Majas

Secara umum, majas terbagi dalam beberapa kelompok besar, yaitu majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan, dan majas pertentangan. Berikut penjelasannya beserta contoh.

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan menyamakan atau membandingkan suatu hal dengan hal lain. Jenis-jenisnya antara lain:

  1. Alegori

    • Pengertian: Kiasan atau penggambaran panjang yang menunjukkan makna tersirat.
    • Contoh:

      Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing, kadang tak terduga dalamnya, rela menerima sampah, dan berakhir saat bertemu lautan.

  2. Alusio

    • Pengertian: Mengacu pada peristiwa atau sosok terkenal secara tidak langsung.
    • Contoh:

      Megawati berhasil menjadi Kartini modern dengan menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.

  3. Simile

    • Pengertian: Perbandingan eksplisit yang ditandai kata seperti, layaknya, bagaikan, ibarat.
    • Contoh:

      Kau bagaikan minyak, aku air; kita tak pernah bersatu.

  4. Metafora

    • Pengertian: Membandingkan dua hal secara langsung tanpa kata penghubung.
    • Contoh:

      Raja siang enggan menampakkan diri; mendung menyelimuti kota.

  5. Antropomorfisme

    • Pengertian: Menggunakan sifat manusia untuk hal bukan manusia (metafora khusus).
    • Contoh: (Tidak tercantum contoh spesifik, tapi serupa personifikasi).
  6. Sinestesia

    • Pengertian: Pengalihan suatu kesan indra ke indra lain.
    • Contoh:

      Ibu mengendus mangga yang berbau manis.

  7. Antonomasia

    • Pengertian: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau sebaliknya.
  8. Aptronim

    • Pengertian: Pemberian nama yang sesuai sifat atau pekerjaan.
  9. Metonimia

    • Pengertian: Menggunakan nama merek/ciri khas untuk menyebut benda.
    • Contoh:

      Karena terlalu sering menghisap jarum, dia sakit paru-paru. (Jarum = rokok merek Djarum)

  10. Hipokorisme

    • Pengertian: Penggunaan nama timangan/kata akrab.
  11. Litotes

    • Pengertian: Ungkapan merendahkan diri untuk meraih efek kerendahan hati.
    • Contoh:

      Terimalah hadiah sederhana ini sebagai ungkapan terima kasih.

  12. Hiperbola

    • Pengertian: Ungkapan berlebihan hingga terkesan tidak masuk akal.
    • Contoh:

      Gedung-gedung di kota besar seolah menyentuh langit.

  13. Personifikasi

    • Pengertian: Memberikan sifat manusia pada benda mati.
    • Contoh:

      Hembusan angin membelai rambutku.

  14. Depersonifikasi

    • Pengertian: Mengungkapkan manusia dengan sifat-sifat benda mati.
    • Contoh:

      Hatinya telah membatu.

  15. Pars pro toto

    • Pengertian: Menyebut sebagian untuk keseluruhan.
    • Contoh:

      Sejak kemarin, dia tak tampak batang hidungnya.

  16. Totem pro parte

    • Pengertian: Menyebut keseluruhan, maksudnya hanya sebagian.
    • Contoh:

      Indonesia bertanding voli melawan Thailand.

  17. Eufimisme

    • Pengertian: Menghaluskan kata-kata kasar/tabu.
    • Contoh:

      Di mana saya bisa menemukan kamar kecil?

  18. Disfemisme

    • Pengertian: Mengatakan yang tabu/kasar secara langsung.
    • Contoh:

      Apa kabar, Roni? (Ditujukan kepada ayahnya sendiri)

  19. Fabel

    • Pengertian: Menyatakan perilaku binatang seolah-olah manusia.
  20. Parabel

    • Pengertian: Cerita dengan pelajaran moral tersirat.
  21. Perifrasa

    • Pengertian: Ungkapan panjang untuk mengganti ungkapan lebih singkat.
  22. Eponim

    • Pengertian: Menyebut nama orang terkenal sebagai lambang sifat tertentu.
    • Contoh:

      Belajarlah tekun agar kelak kau jadi Einstein.

  23. Simbolik

    • Pengertian: Menggunakan lambang untuk menyatakan maksud.
  24. Asosiasi

    • Pengertian: Mengaitkan dua hal berbeda namun disamakan.
    • Contoh:

      Masalahmu seperti benang kusut.


2. Majas Sindiran

Majas sindiran bertujuan menegur atau menyindir secara halus hingga sangat kasar:

  1. Ironi

    • Mengatakan kebalikan dari fakta sebenarnya.
    • Contoh:

      Suaranya merdu, seperti kaset kusut.

  2. Sarkasme

    • Sindiran tajam dan kasar.
    • Contoh:

      Kamu tak bisa mengerjakan soal semudah ini? Dasar otak udang!

  3. Sinisme

    • Mencemooh pikiran atau ide kebaikan pada manusia, lebih kasar daripada ironi.
    • Contoh:

      Kamu kan sudah pintar? Kenapa bertanya padaku?

  4. Satire

    • Menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan.
  5. Innuendo

    • Mengecilkan fakta yang sesungguhnya.

3. Majas Penegasan

Digunakan untuk memperkuat atau menegaskan makna:

  1. Apofasis

    • Seolah menolak membahas sesuatu padahal menegaskan hal tersebut.
  2. Pleonasme

    • Menambahkan kata yang sebenarnya tidak diperlukan.
    • Contoh:

      Aku naik tangga ke atas.

  3. Repetisi

    • Pengulangan kata, frasa, atau klausa yang sama.
    • Contoh:

      Dia pasti datang, dan aku yakin dia pasti datang.

  4. Pararima

    • Pengulangan konsonan awal dan akhir pada kata berbeda.
  5. Aliterasi

    • Pengulangan konsonan pada awal kata.
    • Contoh:

      Dengar daku. Dadaku disapu.

  6. Paralelisme

    • Menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
  7. Tautologi

    • Pengulangan kata menggunakan sinonim.
  8. Sigmatisme

    • Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
  9. Antanaklasis

    • Pengulangan kata yang sama, tetapi maknanya berbeda.
  10. Klimaks

    • Urutan dari hal sederhana menuju kompleks.
    • Contoh:

      Rakyat kecil, menengah, hingga kalangan atas datang ke TPS.

  11. Antiklimaks

    • Urutan dari hal kompleks menuju sederhana.
  12. Inversi

    • Memulai kalimat dari predikat sebelum subjek.
    • Contoh:

      Dikejar oleh Anna kupu-kupu itu.

  13. Retoris

    • Pertanyaan yang jawabannya sudah diketahui.
  14. Elipsis

    • Menghilangkan unsur kalimat yang seharusnya ada.
  15. Koreksio

    • Menyebutkan hal-hal keliru lalu memperbaikinya.
  16. Polisindenton

    • Menghubungkan kata/kalimat dengan kata penghubung berulang-ulang.
  17. Asindeton

    • Menghubungkan kata/kalimat tanpa kata penghubung.
  18. Interupsi

    • Penyisipan keterangan di tengah kalimat.
  19. Eksklamasio

    • Ungkapan seru (sering ditandai “!”).
  20. Enumerasio

    • Menguraikan bagian-bagian suatu keseluruhan.
  21. Preterito

    • Menyembunyikan maksud yang sebenarnya untuk menegaskan.
  22. Alonim

    • Varian nama untuk menegaskan.
  23. Kolokasi

    • Keterkaitan tetap antara dua kata yang berdampingan.
  24. Silepsis dan Zeugma

    • Silepsis: Satu kata untuk dua konteks makna berbeda.
    • Zeugma: Silepsis dengan makna yang tidak logis untuk konteks kedua.

4. Majas Pertentangan

Digunakan untuk menyatakan gagasan bertentangan atau situasi berlawanan:

  1. Paradoks

    • Menyatakan dua hal yang tampak bertentangan namun sebenarnya benar.
  2. Oksimoron

    • Paradoks dalam satu frasa.
  3. Antitesis

    • Menyandingkan kata yang berlawanan makna.
  4. Kontradiksi Interminus

    • Menyatakan hal kemudian menyangkalnya pada bagian selanjutnya.
  5. Anakronisme

    • Ketidaksesuaian antara peristiwa dan waktunya.

Kesimpulan

Majas merupakan elemen penting dalam bahasa dan sastra. Dengan mengenali beragam jenisnya—seperti majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan, dan majas pertentangan—penulis dapat memperkaya ekspresi, mempertegas pesan, dan membuat tulisan lebih menarik serta berkesan. Memahami dan mempraktikkan penggunaan majas akan membantu Anda menghasilkan karya yang kuat secara gaya bahasa, baik untuk puisi, prosa, maupun bentuk komunikasi lainnya.

Tip: Gunakan majas secara tepat dan tidak berlebihan. Pemilihan majas yang tepat dapat menambah nilai estetika dan kedalaman makna dalam setiap karya Anda.

Bacaan Lainnya Yang Dapat Membuat Anda lebih Pintar

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ohh begitu ya…” akan sering terdengar jika Anda memasang applikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: WikipediaLiterary Devices

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *