Bapak Soekarno Adalah Presiden Pertama di Indonesia

2 min read

Presiden Sukarno

Presiden Soekarno

Bapak Soekarno adalah Presiden pertama Indonesia.

Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun.

Awal Kehidupan Bapak Presiden Soekarno

Soekarno lahir pada 6 Juni 1901, di Surabaya, dan diberi nama Kusno Sosrodihardjo. Orang tuanya berganti nama dia Sukarno kemudian, setelah ia selamat dari penyakit serius. Ayah Soekarno adalah Soekemi Sosrodihardjo, seorang Muslim bangsawan dan sekolah guru dari Jawa. Ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, adalah seorang Hindu dari kasta Brahmana dari Bali.

Sukarno pergi ke sekolah dasar setempat sampai 1912. Dia kemudian menghadiri sekolah menengah Belanda di Mojokerto, diikuti pada tahun 1916 oleh sebuah sekolah tinggi Belanda di Surabaya. Pria muda berbakat dengan memori fotografi dan bakat untuk bahasa, termasuk: Jawa, Bali, Sunda, Belanda, Inggris, Perancis, Arab, Bahasa Indonesia, Jerman dan Jepang.

Pada tahun 1953

Presiden Soekarno memutuskan untuk menjadi poligami sesuai dengan hukum Islam. Ketika ia menikah dengan seorang wanita Jawa yang bernama Hartini pada tahun 1954, Ibu Negara Fatmawati sangat marah bahwa dia pindah dari istana kepresidenan.

Selama 16 tahun berikutnya, Sukarno akan mengambil lima istri tambahan: seorang remaja Jepang bernama Naoko Nemoto (nama Indonesia, Ratna Dewi Soekarno), Kartini Manoppo, Yurike Sanger, Heldy Djafar, dan Amelia melakukan la Rama.

Deklarasi Kemerdekaan untuk Indonesia

Juni 1945

Soekarno memperkenalkan lima poin Pancasila, atau prinsip-prinsip Indonesia merdeka.

Pada tanggal 15 Agustus 1945

Jepang menyerah kepada Sekutu. pendukung muda Sukarno mendesaknya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, tapi dia takut pembalasan dari pasukan Jepang masih ada.

Pada tanggal 16 Agustus

Pra pemimpin muda tidak sabar diculik Sukarno, dan kemudian meyakinkannya untuk mendeklarasikan kemerdekaan pada hari berikutnya.

Pada tanggal 18 Agustus

Pukul 10 pagi, Sukarno berbicara didepan kerumunan 500 di depan rumahnya, menyatakan Republik Indonesia merdeka, dengan dirinya sebagai Presiden dan temannya Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Dia juga mengumumkan UUD 1945, yang termasuk Pancasila.

Presiden Soekarno Membawa Kekuasaan

Pada bulan Agustus 1950, bagian terakhir dari Indonesia merdeka dari Belanda. Peran Sukarno sebagai presiden sebagian besar seremonial, tetapi sebagai “Bapak Bangsa,” ia memegang banyak pengaruh. Negara baru menghadapi sejumlah tantangan; Muslim, Hindu dan Kristen bentrok, etnis Cina bentrok dengan Indonesia dan Islam berjuang dengan komunis pro-atheis.

Selain itu, militer dibagi antara pasukan Jepang yang terlatih dan mantan pejuang gerilya.
Pada bulan Oktober 1952, mantan gerilyawan dikelilingi istana Sukarno dengan tank, menuntut parlemen dibubarkan. Sukarno pergi keluar sendirian dan memberikan pidato, yang meyakinkan militer untuk mundur. Pemilu baru pada tahun 1955 tidak melakukan apa pun untuk meningkatkan stabilitas di negara itu, namun; parlemen dibagi di antara semua berbagai faksi pertengkaran dan Sukarno takut bahwa seluruh bangunan akan runtuh.

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Ingatkan Kembali Pesan Presiden Soekarno

13 November 2014

Jakarta, Kemendikbud — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengingatkan kembali pesan Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno, “bantulah pemerintah untuk mencerdaskan saudara sebangsa”. Mengingat pesan tersebut, Mendikbud mengajak seluruh keluarga besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan gerakan pendidikan.

“Pendidikan bukan hanya program, tetapi juga gerakan semesta. Pemerintah mempersiapkan program, dan tempatkan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama,” ucap Mendikbud pada acara silahturahim keluarga besar Kemendikbud, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Mendikbud mengatakan pendekatan program harus diperluas lagi menjadi gerakan pendidikan, agar seluruh masyarakat dapat terlibat dalam memajukan pendidikan. Dengan begitu, Indonesia dapat mempertahankan prestasi peningkatan angka partisipasi sekolah yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dibandingkan dengan negara berkembang di Asia Timur dan Asia Pasifik, sesuai dengan data dari Bank Dunia.

Mendikbud optimis Indonesia akan menjadi pemain besar dalam pasar dunia, jika anak bangsa dapat dikembangkan berbagai potensinya. “Ditangan kita semua masa depan Indonesia, oleh sebab itu tempatkan pendidikan menjadi tanggung jawab bersamam,” pungkas Mendikbud. (Seno Hartono).


Fatmawati | Istri ke-3 dari Presiden Indonesia pertama Soekarno


Bacaan Lainnya

Sumber bacaan: Asian History, Mendikbud

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik| Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *