Bulan Puasa Ramadan – Waktu Haram Berpuasa & Orang Yang Boleh Membatalkan Puasa Ramadan

8 min read

Bulan Puasa Ramadan - Waktu Haram Berpuasa & Orang Yang Boleh Membatalkan Puasa Ramadan

Bulan Puasa Ramadan

Bulan puasa Ramadan merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadan yang jumlah harinya antara 29 dan 30 hari dalam puasa.

Apakah puasa bagi kaum Islam? Saum atau puasa bagi orang Islam (bahasa Arab: صوم, transliterasi: shaum

Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Berpuasa (saum) merupakan salah satu dari 5 Rukun Islam. Saum secara bahasa artinya menahan atau mencegah.

Baca juga: Bacaan Alquran – 30 Juz Bahasa Indonesia Dan Terjemahannya

Tanggal Bualan Puasa (Ramadhan) 2022

Ramadan 2022 (Indonesia).
Dari malam: Sabtu, 2 April 2022
Sampai malam: Senin, 2 Mei 2022

(Tanggal dapat bervariasi)

Tanggal Bualan Puasa (Ramadhan) 2023

Dari malam: Rabu, 22 Maret 2023
Sampai malam: Jumat, 21 April 2023

(Tanggal dapat bervariasi)

Bulan puasa Ramadan menurut ajaran Islam

Dalam berpuasa di bulan Ramadhan dapat kita menghapus kesalahan atau terampuni dosa yang telah diperbuat selama ini.

Namun harus dengan kekuatan iman dan mengharapkan pahala dari ridha Allah SWT.

Puasa pada bulan Ramadhan merupakan pelaksanaan dari rukun Islam yang keempat dalam ajaran Islam.

Menurut ajaran Islam puasa pada bulan Ramadhan merupakan puasa yang wajib dilaksanakan selama 1 bulan penuh rahmat. Sehingga jika dengan sengaja tidak melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan maka seseorang tersebut akan berdosa sesuai dengan Firman Allah dalam Qur’an Surah Al-Baqarah [2]:183 yang berbunyi:

Yaa ayuhal ladzina ammanu kutiba alaikummussyiamu kamma kutiba allaladzina min qoblikum la’alakum tataqun.

Yang artinya Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa di bulan ramadhan sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelium kamu, agar kamu sebagai orang yang bertaqwa.

Puasa Ramadan merupakan rutinitas yang ibadah yang tidak bisa ditinggalkan dalam setiap tahunnya karena hukumnya yang wajib.

Puasa Ramadan ialah puasa yang dilaksanakan dari mulai fajar hingga terbenam matahari.

Di bulan Ramadan inilah seluruh umat Islam diwajibkan berpuasa jika tidak mampu maka diharuskan untuk mengganti puasa tersebut pada hari-hari yang lain.

Dasar Wajibnya puasa Ramadan dikemukakan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah. Allah berfirman, “Bulan Ramadan yang didalamnya diturunkannya (permulaan) Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-pejelasan mengenai petunjuk-petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Karena itu barang siapa diantara Anda berada pada bulan itu, maka berpuasalah“.

Baca juga: Tips Bulan Puasa Sehat – Cara Membuat Tubuh Bugar Saat Puasa Ramadan

Bulan Puasa Ramadan -  Waktu Haram Berpuasa & Orang Yang Boleh Membatalkan Puasa Ramadan
Bulan Puasa Ramadan – Waktu Haram Berpuasa & Orang Yang Boleh Membatalkan Puasa Ramadan. Ilustrasi dan sumber foto: Pexels

Tanggal Bualan Puasa (Ramadhan) 2023

Ramadan 2023 (Indonesia).

Dari malam: Rabu, 22 Maret 2023
Sampai malam: Jumat, 21 April 2023

(Tanggal dapat bervariasi)

Baca juga: Idul Fitri 1 Syawal Hijriyah | Hari Raya Lebaran

Tujuan Berpuasa dalam Islam

Tujuan puasa adalah untuk mengembangkan kualitas kebenaran (taqwa), dalam dan luar, dengan tidak melakukan perbuatan dosa dan melatih diri kita untuk mengendalikan pikiran dan keinginan kita. Berpuasa adalah praktik spiritual mendalam yang dimaksudkan untuk memberi manfaat bagi kita dalam tubuh, pikiran dan hati.

Baca juga: Perut Kembung dan Mual Saat Puasa – Penyebab, Gejala dan Perawatan

Ada banyak alasan bagus untuk puasa ini, termasuk:

  • Mematuhi Tuhan / Allah
  • Belajar disiplin diri
  • Menjadi lebih kuat secara spiritual
  • Menghargai pemberian Tuhan untuk kita
  • Berbagi penderitaan orang miskin dan mengembangkan simpati untuk mereka
  • Menyadari nilai amal dan kemurahan hati
  • Bersyukur atas Alquran, yang pertama kali diturunkan di bulan Ramadan
  • Berbagi persekutuan dengan Muslim lainnya

Orang Yang Boleh Membatalkan Puasa Ramadan

Berikut ini adalah orang yang boleh membatalkan puasa wajib (saum Ramadhan):

  • Wajib mengqadha

Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak berpuasa (berpuasa), tetapi wajib mengganti saumnya pada hari lain (qada), sebanyak hari yang ditinggalkan.
  1. Orang yang sakit, yang ada harapan untuk sembuh,
  2. Orang yang bepergian jauh (musafir) sedikitnya 89 km dari tempat tinggalnya,
  3. Orang yang hamil, yang khawatir akan keadaannya atau bayi yang dikandungnya,
  4. Orang yang sedang menyusui anak, yang khawatir akan keadaannya atau anaknya,
  5. Orang yang sedang haid (datang bulan), melahirkan anak dan nifas,
  6. Orang yang batal saumnya dengan suatu hal yang membatalkannya selain bersetubuh,
  • Wajib mengqadha dan wajib fidyah

Orang-orang di bawah ini tidak wajib qada (menggantikan saum pada hari lain), tetapi wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin setiap hari yang ia tidak bersaum, berupa bahan makanan pokok sebanyak 1 mud (576 gram),
  1. Pada orang yang sakit yang tidak ada harapan akan sembuhnya,
  2. Pada orang tua yang sangat lemah dan tidak kuat lagi bersaum atau puasa.
  • Wajib mengqadha dan kifarat

Orang yang membatalkan saum wajibnya dengan bersetubuh, wajib melakukan kifarat dan qadha.
Kifarat ialah memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Jika tidak ada hamba sahaya yang mukmin maka wajib berpuasa 2 bulan berturut-turut (selain qadha’ menggantikan hari yang ditinggalkan), jika tidak bisa, wajib memberi makan 60 orang miskin, masing-masing sebanyak 1 mud (576 gram) berupa bahan makanan pokok.

Waktu Haram Berpuasa

  • Berpuasa pada Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
  • Berpuasa pada Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijjah)
  • Berpuasa pada hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)
  • Berpuasa pada hari yang diragukan (apakah sudah tanggal satu Ramadan atau belum)
  • Berpuasa saat diri berhalangan, Seperti: Haid

Selain hari-hari tersebut, ada pula waktu dimana umat Islam dianjurkan untuk tidak berpuasa, yaitu ketika ada kerabat atau teman yang sedang mengadakan pesta syukuran atau pernikahan. Hukum berpuasa pada hari ini bukan haram, melainkan makruh, karena Allah tidak menyukai jika seseorang hanya memikirkan kehidupan akhirat saja sementara kehidupan sosialnya (menjaga hubungan dengan kerabat atau masyarakat) ditinggalkan.

Baca juga: Tata Cara Sholat Idul Fitri | Ibadah dan tradisi pada Idulfitri

1. Hari Raya Idul Fitri

Tanggal 1 Syawal telah ditetapkan sebagai hari raya umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa pada hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.

2. Hari Raya Idul Adha

Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga.

Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.

3. Hari Tasyrik

Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa.

Namun sebagian pendapat mengatakan bahwa hukumnya makruh, bukan haram. Apalagi mengingat masih ada kemungkinan orang yang tidak mampu membayar dam haji untuk puasa 3 hari selama dalam ibadah haji.

4. Puasa sehari saja pada hari Jumat

Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya. Kecuali ada kaitannya dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa sunah nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak.

Maka bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa, boleh berpuasa. Sebagian ulama tidak sampai mengharamkannya secara mutlak, namun hanya sampai makruh saja.

5. Puasa pada hari Syak

Hari syah adalah tanggal 30 Sya‘ban bila orang-orang ragu tentang awal bulan Ramadhan karena hilal (bulan) tidak terlihat. Saat itu tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum.

Ketidak-jelasan ini disebut syak, dan secara syar‘i umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu. Namun ada juga yang berpendapat tidak mengharamkan tapi hanya memakruhkannya saja.

6. Puasa Selamanya

Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat.

Tetapi secara syar‘i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, rasulullah S.A.W menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.

7. Wanita haid atau nifas (melahirkan)

Wanita yang sedang mengalami haidh atau nifas diharamkan menjalankan puasa. Karena kondisi tubuhnya sedang dalam keadaan tidak suci dari hadats besar.

Bukan berarti mereka boleh bebas makan dan minum sepuasnya. Tetapi harus menjaga kehormatan bulan Ramadhan dan kewajiban mengganti pada hari lainnya.

8. Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya

Seorang isteri bila akan mengerjakan puasa sunnah, maka harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya. Bila mendapatkan izin, maka boleh lah dia berpuasa. Sedangkan bila tidak diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syar‘i.

Dalam kondisi itu suami berhak untuk memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi tidak membutuhkannya. Misalnya ketika suami bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau umrah atau sedang beri‘tikaf.

Sabda rasulullah S.A.W Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedangkan suaminya ada dihadapannya. Karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardhu bagi isteri, sedangkan puasa itu hukumnya sunnah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar yang sunnah.

Puasa Ramadan

Saum / Puasa bagi orang islam (bahasa Arab: صوم, transliterasi: Shuwam) adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.

Berpuasa (saum) merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Saum secara bahasa artinya menahan atau mencegah.

Sahur

Sahur adalah sebuah istilah Islam yang merujuk kepada aktivitas makan oleh umat Islam yang dilakukan pada dini hari bagi yang akan menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan.

Sahur sebagai makan pagi cocok dengan Iftar sebagai makan malam, selama Ramadan, menggantikan makan 3 kali sehari (sarapan, makan siang dan makan malam), meskipun di beberapa tempat makan malam juga dikonsumsi setelah Iftar kemudian pada malam hari.

Iftar

Iftar mengacu pada sebuah perjamuan saat Muslim berbuka puasa selama bulan Ramadan.

Iftar adalah salah satu ibadah di bulan Ramadan dan sering dilakukan oleh sebuah komunitas, dan orang-orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama-sama.

Iftar dilakukan tepat setelah waktu Magrib. Secara tradisional, kurma adalah hal pertama yang harus dikonsumsi ketika berbuka.

Banyak Muslim percaya bahwa memberi makan orang buka puasa sebagai bentuk amal sangat bermanfaat dan yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad.

Salat malam dalam puasa Ramadan –  Salat Tarawih

Pada malam harinya, tepatnya setelah salat isya, Kaum Muslimin melanjutkan ibadahnya dengan melaksanakan salat tarawih. Salat khusus yang hanya dilakukan pada bulan Ramadan.

Salat tarawih, walaupun dapat dilaksanakan dengan sendiri-sendiri, umumnya dilakukan secara berjama’ah di masjid-masjid.

Terkadang sebelum pelaksanaan salat tarawih pada tempat-tempat tertentu, diadakan ceramah singkat untuk membekali para jama’ah dalam menunaikan ibadah pada bulan bersangkutan.

Setelah melaksanakan sholat tarawih, biasanya langsung di lanjutkan dengan sholat witir sebanyak 3 rakaat.

Membaca Al-qur’an

Sebagai tambahan amalan dalam berpuasa, kebanyakan umat Muslim mengisi waktu sebelum berbuka puasa dengan membaca Al-Qur’an dengan kadar setiap hari satu juz.

Biasanya dibacakan secara khusus dengan berkelompok atau perseorangan, namun ada juga yang menyelesaikan 30 Juz melalui pembacaan surah pada Salat Tarawih.

Turunnya Al-qur’an

Pada bulan ini di Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 Ramadan, (terdapat perbedaan pendapat para ulama mengenai tanggal pasti turunnya Alquran untuk pertama kalinya) diperingati juga sebagai hari turunnya ayat Alquran (Nuzulul Quran) untuk pertama kalinya oleh sebagian muslim.

Pada peristiwa tersebut surat Al-‘Alaq ayat 1 sampai 5 diturunkan pada saat Nabi Muhammad SAW sedang berada di Gua Hira. Peringatan peristiwa ini biasanya dilakukan dengan acara ceramah di masjid-masjid.

Tetapi peringatan ini di anggap bidah, karena Rasulullah tidak mengajarkan, Awal di peringati di Indonesia, ketika Presiden Soekarno mendapat saran dari Hamka untuk memperingati setiap Nuzulul Quran, karena bertepatan dengan tanggal Kemerdekaan Indonesia, sebagai rasa Syukur kemerdekaan Indonesia.

Umrah

Ibadah umrah jika dilakukan pada bulan ini mempunyai nilai dan pahala yang lebih bila dibandingkan dengan bulan yang lain. Dalam Hadis dikatakan “Umrah di bulan Ramadan sebanding dengan haji atau haji bersamaku.” (HR: Bukhari dan Muslim).

Baca juga ? Idul Adha – Hari Raya Haji – 10 Dzulhijjah

Zakat fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan khusus pada bulan Ramadan atau paling lambat sebelum selesainya salat Idul Fitri. Setiap individu muslim yang berkemampuan wajib membayar zakat jenis ini.

Besarnya zakat fitrah yang harus dikeluarkan per individu adalah satu sha’ makanan pokok di daerah bersangkutan. Jumlah ini bila dikonversikan kira-kira setara dengan 2,5 kilogram atau 3,5 liter beras.

Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan (fakir, miskin, amil, muallaf (sebutan bagi orang non-muslim yang mempunyai harapan masuk agama Islam atau orang yang baru masuk Islam), hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil) namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti didahulukan kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin.

Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa jumlah zakat yang sangat kecil sementara salah satu tujuannya dikeluarkannya zakat fitrah adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya.

Baca juga « Tips Bulan Puasa Sehat – Cara Membuat Tubuh Bugar Saat Puasa Ramadan » di: https://www.pinterpandai.com/tubuh-bugar-saat-puasa-ramadan/

Durasi Waktu Berpuasa

Waktu berpuasa ditentukan oleh masa terbit hingga terbenam, maka posisi matahari terhadap bumi berpengaruh dalam lama waktu seseorang menjalankan puasa.

Sebagaimana negara-negara beriklim tropis di area khatulistiwa yang memiliki durasi seimbang (sekitar 12 jam masa siang dan sekitar 12 masa malam), maka durasi berpuasa cenderung stabil dari tahun ke tahun.

Hal berbeda dialami oleh negara yang berada di belahan bumi utara dan bumi selatan yang mengalami “perubahan ekstrem”, yakni ketika musim dingin lama waktu berpuasa menjadi lebih singkat (kurang dari 12 jam) sedangkan ketika musim panas akan bertambah lama (lebih dari 12 jam).

Berikut ini adalah sampel data lama waktu berpuasa ketika di bumi belahan utara mengalami musim panas.

Negara

Lama berpuasa (jam)

 Amerika Serikat15
 Antartika8
 Argentina9
 Arab Saudi14
Arktik22
 Australia9 (bagian selatan)
11 (bagian utara)
 Brasil12
 Britania Raya18
 Indonesia13
 Jepang15
 Jerman17
 Tiongkok15
 Swedia20
 Norwegia20
 Islandia21
 Finlandia20
 Selandia Baru9
 Rusia20

Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

https://www.pinterpandai.com/surah-surat-alquran-daftar-lengkap-bahasa-arab-latin-terjemahan-indonesia/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *