Mistik dan Interpretasi dalam Keagamaan – Penyebab Orang Menganut Paham Mistik

10 min read

Mistik

Pengertian Mistik

Mistik atau mistisisme sebagai sebuah paham mistik adalah paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya.

Penyebab Orang Menganut Paham Mistik

  1. Kurang puas yang berlebihan, bagi orang-orang yang hidup beragama secara bersungguh-sungguh merasa kurang puas dengan hidup menghamba kepada tuhan menurut ajaran agamanya yang ada saja.
  2. Rasa kecewa yang berlebihan, Orang yang hidupnya kurang bersungguh-sungguh dalam beragama atau orang yang tidak beragama merasa kecewa sekali melihat hasil usaha umat manusia di bidang science dan teknologi yang semula diandalkan dan diagungkan ternyata tidak dapat mendatangkan ketertiban, ketentraman dan kebahagiaan hidup. Malah mendatangkan hal-hal yang sebaliknya. Mereka ‘lari’ dari kehidupan modern menuju ke kehidupan yang serba subyektif, abstrak dan spekulatif sesuai dengan kedudukan sosialnya.

Di antara mereka masih ada yang berusaha merasionalkan ajaran paham mistik yang dianutnya, dan ada pula yang tegas-tegas lepas sama sekali dari tuntutan kemajuan zaman ini.

Ajaran dan Sumber Paham Mistik

Selain serba mistis, ajarannya juga serba subyektif tidak obeyktif. Tidak ada pedoman dasar yang universal dan yang otentik. Bersumber dari pribadi tokoh utamanya sehingga paham mistik itu tidak sama satu sama lain meski tentang hal yang sama. Sehingga pembahasan dan pengalaman ajarannya tidak mungkin dikendalikan atau dikontrol dalam arti yang semestinya.

Biasanya tokohnya sangat dimuliakan, diagungkan bahkan diberhalakan (dimitoskan, dikultuskan) oleh penganutnya karena dianggap memiliki keistimewaan pribadi yang disebut kharisma. Anggapan adanya keistimewaan ini dapat disebabkan oleh :

  1. Pernah melakukan kegiatan yang istimewa.

  2. Pernah mengatasi kesulitan, penderitaan, bencana atau bahaya yang mengancam dirinya apalagi masyarakat umum.

  3. Masih keturunan atau ada hubungan darah, bekas murid atau kawan dengan atau dari orang yang memiliki kharisma.

  4. Pernah meramalkan dengan tepat suatu kejadian besar/penting.

Sedangkan bagaimana sang tokoh itu menerima ajaran atau pengertian tentang paham yang diajarkannya itu biasanya melalui petualangan batin, pengasingan diri, bertapa, bersemedi, bermeditasi, mengheningkan cipta dll dalam bentuk ekstase, vision, inspirasi dll. Jadi ajarannya diperoleh melalui pengalaman pribadi tokoh itu sendiri dan penerimaannya itu tidak mungkin dibuktikannya sendiri kepada orang lain.

Dengan demikian penerimaan ajarannya hampir-hampir hanya berdasarkan kepercayaan belaka, bukan pemikiran. Maka dari itulah di antara kita ada yang menyebutnya paham, ajaran kepercayaan atau aliran kepercayaan (geloofsleer).

Mengingat pengajarannya tidak mungkin dikendalikan dalam arti semestinya, maka paham mistik mudah memunculkan cabang baru menjadi aliran-aliran baru sesuai penafsiran masing-masing tokohnya. Atau juga sebaliknya mudah timbul penggabungan atau percampuran ajaran paham-paham yang telah ada sebelumnya.

Karena serba mistik maka paham mistik atau kelompok penganut paham mistik tidak terlalu sulit digunakan oleh orang-orang yang ada tujuan tertentu dan yang perlu dirahasiakan karena menyalahi atau bertentangan dengan opini umum atau hukum yang berlaku sebagai tempat sembunyi.

Abstrak dan Spekulatif

Materinya serba abstrak artinya tidak konkrit, misal tentang tuhan (paham mistik ketuhanan), tentang keruhanian atau kejiwaan, alam di balik alam dunia dll (paham mistik non-keagamaan). Dengan demikian pembicaraannya serba spekulatif, yaitu serba menduga-duga, mencari-cari, memungkin-mungkinkan dll (tidak komputatif).

Pembicaraannya serba berpanjang-panjang, serba berlebih-lebihan dalam arti melebihi kewajaran atau melebihi pengetahuan dan pengertiannya sendiri (meski sudah mengakui tidak tahu, masih mencoba memungkin-mungkinkan). Oleh karena itu di kalangan penganut paham mistik tidak dikenal pembahasan disiplin mengenai ajarannya sebagaimana yang berlaku dalam diskusi atau munaqasyah.

Mistik
Mistik dan Interpretasi dalam Keagamaan – Penyebab Orang Menganut Paham Mistik. Sumber foto dan ilustrasi: Pixabay

Paham Mistik Sebagai Pengalaman dan Interpretasi dalam Keagamaan

Paham Mistik dalam Agama Yahudi

  • Mistisisme awal Yahudi yang berkembang selama abad 2-3 M tampak menekankan keterpisahan antara Tuhan dan manusia. Orang Yahudi ingin menjauh dari dunia yang di dalamnya mereka dikucilkan. Mereka membayangkan Tuhan sebagai raja perkasa yang hanya bisa didekati melalui perjalanan penuh bahaya menembus 7 lapis langit. Kaum mistis Yahudi menyebut mistisisme ini sebagai “Mistisisme Mahkota”, yang terbukti mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan perguruan-perguruan besar para rabi. Orang Yahudi lainnya mencoba memberikan tafsiran mistik dan simbolik tentang Tuhan. Mereka mengajarkan disiplin esoterik yang diwariskan dari seorang guru pada muridnya, yang disebut Kabbalah (tradisi yang diwariskan) yang akhirnya menjadi mistisisme Yahudi Baru pada abad 12 dan 13 M. Jika Mistisme Mahkota telah puas dengan melihat kemuliaan Tuhan dari luar, Kabbalah berusaha menembus batin Tuhan dan kesadaran manusia. Tuhan Yahudi yang disebutkan di dalam kitab sucinya adalah Yahweh, yang kemudian diperbaiki dan dihapus citra kesukuan dan personalnya menjadi YHWH. Berbeda dengan YHWH, Kabbalah menyebut Tuhan sebagai En Sof yang tersembunyi. Kita tidak mengetahui apa-apa tentang En Sof, karena ia bahkan  tidak pernah disebutkan di dalam kitab suci. En Sof tidak memiliki nama yang terdokumentasikan dan tidak bergender. Kaum mistik Yahudi memanifestasikan En Sof ke dalam 10 Sefiroth (bilangan) realitas ilahiah. Setiap Sefiroth mewakili 1 tahap dalam pengungkapan wahyu En Sof dan Sefiroth memiliki nama simboliknya sendiri. Sefiroth merupkan nama yang diberikan Tuhan untuk dirinya sendiri sekaligus sarana yang dengannya Ia menciptakan alam. Secara bersamaan, kesepuluh nama ini membentuk 1 kesatuan. Sefiroth bukanlah realitas yang berada secara transenden diantara Tuhan dan alam. Sefiroth hadir dan aktif di dalam segala sesuatu yang ada, dan mewakili tahap-tahap kesadaran manusia yang dilalui seorang mistik untuk naik menuju Tuhan dengan cara turun ke dalam pikirannya sendiri.

  • Kaum mistik mesti mengembara menuju singgasana Tuhan melalui alam mitologis 7 langit. Namun pengembaraan ini hanyalah pengembaraan imajiner yang tidak dipahami secara harfiah. Pengembaraan yang dimaksud dipandang sebagai pendakian simbolik melalui kawasan-kawasan misterius pikiran. Rabi Yahudi yang berhasil melakukan perjalanan mistik dengan selamat adalah Rabi Akiva. Rabi Akiva menyiratkan tentang saratnya bahaya dalam perjalanan spiritual ini. Peringatan Rabi Akiva mengenai batu pualam murni mungkin merujuk pada kata sandi yang harus diucapkan seorang mistikus pada berbagai titik penting dalam perjalanan imajinernya. Kumpulan imajinasi merupakan suatu ketidaksadaran yang mencuat di dalam mimpi, halusinasi, dan dalam kondisi psikis yang menyimpang. Kaum mistis Yahudi tidak membayangkan mereka sungguh-sungguh terbang menembus langit, tetapi menjajarkan citra-citra yang memenuhi pikiran mereka secara tertata dan terkendali. Kaum mistis Yahudi juga tidak menguraikan apa-apa tentang Tuhan. Mereka hanya menceritakan tentang atribut Tuhan yang melindunginya dari tatapan manusia.

  • Perjalanan ke kedalaman pikiran melibatkan resiko pribadi karena kita mungkin tidak akan mampu memikul apa yang akan kita temukan disana. Itulah sebabnya semua agama mengajarkan bahwa perjalanan mistik hanya mampu dilakukan di bawah bimbingan seorang ahli. Di dalam Kabbalah, spekulasi secara rasional tentang hakikat Tuhan dan persoalan metafisika hubungan Tuhan dengan alam, malah kemudian beralih kepada imajinasi. Kaum Kabbalis juga mengembangkan mitologi sendiri untuk menjelajahi alam kesadaran keagamaan baru.. Orang Yahudi sedari awal telah menyadari adanya bahaya dalam penjelajahan imajiner semacam itu, maka belakangan, mereka tidak mengizinkan anak muda untuk mengikuti disiplin Kabbalah kecuali jika mereka telah benar-benar cukup matang. Untuk melakukannya, dibutuhkan ketrampilan yang besar, konsentrasi pikiran (seperti dalam latihan Zen dan Yoga) dan menuntut latihan dalam suasana hati tertentu.  Bahkan seorang mistikpun juga harus menikah untuk menjamin bahwa dia memiliki kesehatan seksual yang baik!

Paham Mistik dalam Agama Kristen

  • Agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama dengan kadar personalisasi yang paling tinggi dan berupaya untuk meningkatkan kelayakan kultus terhadap tuhan yang bereinkarnasi dengan cara memasukkan doktrin tentang trinitas yang trans personal. Di dalam Kristen hubungan dengan Tuhan dicirikan dengan cinta. Cinta yang berarti bahwa ego (dalam pengertian tertentu) telah dilenyapkan.

  • Ada anggapan bahwa pengalaman mistis hanya merupakan sesuatu yang  secara sengaja diciptakan oleh seorang mistikus di dalam dirinya sendiri. Menurut Paus Gregory, Tuhan yang dikonsepsikannya tetap tersembunyi dari manusia dalam kegelapan yang tak tertembus. Paus menggunakan metafora awan, kabut, atau kegelapan untuk melukiskan kesamaran semua pengetahuan manusia tentang yang ilahi. Tuhan merupakan pengalaman yang menegangkan bagi Gregory. Kita tidak bisa meramalkan perilaku Tuhan berdasarkan pengetahuan kita tentang manusia. Jadi satu-satunya kebenaran dalam pengetahuan kita tentang Tuhan, adalah ketika kita menyadari bahwa kita tidak bisa sepenuhnya mengetahui apa pun tentang Tuhan. Tuhan hanya bisa dicapai setelah kerja keras pikiran. Jalan menuju Tuhan sarat dengan rasa bersalah, air mata, dan keletihan. Ketika jiwa mendekatinya, jiwa tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menangis karena disiksa oleh hasratnya akan Tuhan. Jiwa hanya bisa menemukan ketenangan dalam air mata karena keletihan.

  • Di Timur, pengalaman orang Kristen tentang Tuhan lebih dicirikan oleh cahaya daripada kegelapan. Orang Yunani mengembangkan sebuah bentuk mistisisme yang berbeda, yang tidak bergantung pada gambaran atau penampakan, tetapi bersandar pada pengalaman sunyi semacam perenungan. Mereka secara alamiah mengesampingkan konsepsi rasionalistik tentang Tuhan. Tujuan perenungan itu sendiri adalah untuk melangkah melampaui gagasan dan gambaran apapun yang mampu menghambat kehadiran Tuhan. Sikap ini disebut hesychia (keheningan batin). Kristen menemukan cara untuk menemukan Tuhan dengan mengembangkan metode-metode dalam berdoa. Doa membebaskan jiwa dari raga. Di dalam doa, dapat dirasakan energi bukan esensi Tuhan. Energi inilah yang didefinisikan sebagai cahaya keilahian. Dalam Perjanjian lama, energi ini disebut dengan “kemuliaan” Tuhan, sedangkan dalam Perjanjian Baru, energi inilah yang telah menyinari pribadi Kristus di Gunung Tabor, dan kini energi itu menyinari setiap orang yang telah diselamatkan. Kita merasakan energi itu di dalam doa, yang dalam pengertian tertentu, ketika kita berada dalam doa, kita tengah berkomunikasi dengan Tuhan, meskipun realita realitas yang tak bisa diketahui itu tetap berada di dalam ketersembunyiannya.

  • Kristen lain yang ada di Barat, lebih merepresentatifkan Tuhan ke dalam kilasan mistik seni lewat ikon patung-patung suci. Hal ini kemudian mempengaruhi Kristen Timur, yang membuat ikon dan visi dapat saling memperkuat satu sama lain. Ikon tersebut dimaksudkan untuk memberikan fokus sebagai jendela orang yang beriman menuju dunia ilahi.

  • Selama abad ke-14 M, I Eropa Utara terjadi kepesatan agama mistikal. Salah satu tokohnya, Meister Eckhart menyebutkan bahwa doktrin trinitas sebenarnya merupakan sebuah doktrin mistikal. Doktrin Trinitas tidak bisa diketahui oleh akal, namun hanya akallah yang mempersepsikan Tuhan sebagai 3 oknum, namun begitu seorang mistikus telah mencapai penyatuan dengan Tuhan, ia akan melihat Tuhan sebagai sesuatu Yang Esa. Eckhart juga menyukai pembicaraan Tuhan Bapa yang menurutnya telah melahirkan putra di dalam jiwa, mirip seperti perawan Maria yang mengandung Kristus di dalam Rahim.

Paham Mistik dalam Agama Islam

  • Islam merupakan agama yang dibawa oleh Muhammad. Meskipun perhatian utama Nabi Muhammad adalah pada penegakan suatu masyarakat yang adil, beliau dan beberapa sahabat terdekatnya juga memiliki kecenderungan mistik, dan kaum muslim dengan cepat mengembangkan tradisi mistik khas mereka sendiri. Tradisi Muslim menjadikan Khidir sebagai guru bagi semua kebenaran mistik. Khidir adalah guru spiritual Musa yang dianugerahi ilmu istimewa tentang Tuhan.Khidir tidak mengarahkan muridnya untuk sampai pada persepsi Tuhan yang sama bagi setiap orang, melainkan kepada Tuhan yang subjektif dalam pengertian paling dalam dari kata tersebut.

  • Muhyiddin Ibn-Al Arabi adalah seorang tokoh yang berpengaruh dalam penggabungan filsafat dan mistisisme Islam. Ia menyebut dirinya sebagai murid Khidir. Ibn Al-Arabi tidak percaya bahwa Tuhan memiliki eksistensi objektif. Eksistensi Tuhan tidak dapat dibuktikan melalui logika. Tuhan adalah realitas suci yang tidak terbatas, maka dari itu, Tuhan tidak dapat diringkas dalam 1 ekspresi manusiawi. Ketuhanan dan kemanusiaan adalah 2 hal yang berbeda, namun keduanya merupakan 2 aspek kehidupan ilahiah yang menggerakkan seluruh kosmos. Ibn-Al Arabi tidak menerima gagasan yang menyataan bahwa 1 orang manusia, seberapapun sucinya, bisa menampung ketidakterbatasan realitas Tuhan. Sebaliknya, ia prcaya bahwa tiap-tiap pribadi manusia merupakan avatar unik bagi yang ilahi. Namun demikian, Ibn-Al Arabi mengembangkan simbol Manusia Sempurna, yang tentu saja, bukan seorang inkarnasi dari realitas yang tak terbatas. Misalnya, Nabi Muhammad SAW yang merupakan Manusia Sempurna bagi generasinya dan merupakan simbol ketuhanan yang paling efektif.

  • Islam ternyata juga mengalami Mistisisme Mahkota milik Yahudi yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan Muhammad pernah mendapat pengalaman yang sangat mirip dengan pengalaman Mistisisme Mahkota milik Yahudi ketika beliau melakukan perjalanan malamnya (isra’) dari Arab ke Masjidil Aqsha di Yarusalem. Di dalam lelap tidurnya, dia dibawa oleh Jibril dengan berkendaraan seekor kuda langit. Setibanya disana, dia disambut oleh serombongan nabi terdahulu yang meneguhkan misi kenabian Muhammad sendiri. Setelah itu, Jibril dan Muhammad mulai melakukan pendakian (mi’raj) melewati 7 lapis langit dan berhasil mencapai wilayah ilahi. Muhammad tidak melihat Tuhan secara langsung, tetapi hanya simbol-simbol yang mengarah pada realitas ilahi. Pendakian ke langit adalah simbol jangkauan terjauh ruh manusia, yang menandai gerbang makna tertinggi. Kaum Muslim yang berspekulasi tentang kenaikan Muhammad ke langit menekankan watak paradoks penampakan Tuhan yang dialaminya selama perjalanan itu, dia melihat sekaligus tidak melihat kehadiran Tuhan.

  • Selama abad 8-9 M bentuk Islam asketik berkembang bersamaan dengan perkembangan sekte – sekte lain. Kaum astetik itu, sebagaimana kaum Mu’tazilah dan Syiah, memprihatinkan kehidupan mewah kelompok penguasa dan mengusahakan untuk kembali ke kehidupan  sederhana yang dijalani kaum Muslim awal di Madinah. Berdasarkan hal itulah mereka disebut sebagai “sufi”. Cinta kepada Tuhan merupakan ciri khas sufisme Mereka berharap bisa merasakan pengalaman tentang Tuhan yang sama dengan yang dialami oleh Muhammad ketika menerima wahyu.  Dengan sendirinya mereka juga terpengaruh oleh peristiwa pendakian mistikal Nabi ke langit.

  • Di dalam kemistisan sufi Islam, terdapat 2 tipe sufi yang dibagi menjadi sufi yang “mabuk” akan Tuhan, dimana  sufi-sufi ini mempraktekkan prilaku yang tampak aneh dan tak terkendalikan yang mendekati Tuhan sebagai kekasih. Salah satu tokohnya adalah Abu Yazid Bistami. Adapun sufi yang “tidak mabuk” lebih menyukai spiritualitas yang tidak terlalu mencolok. Salah satu tokohnya Al-Junaid dari Baghdad memetakan landasan mistisisme Islam masa depan, berkeyakinan bahwa ekstremisme Bistami bisa menimbulkan bahaya. Al-Junaid sepenuhnya sadar akan bahaya mistisisme. Bagi orang-orang yang tak terlatih dan tidak memiliki bekal dari seorang ahli, akan dengan mudah menyalahpahami ekstasi seorang mistik dan secara simpilistik mengambil gagasan yang menyatakan kebersatuannya dengan Tuhan.

Paham Mistik dalam Agama Taois

  • Mistisisme Taois China menempatkan kesatuan di dunia yang jelas. Dao (Cina: “jalan”) adalah transenden dan imanen (yang tetap ada), baik spiritual maupun material.

  • Sifat mistik Taoisme ditunjukkan dalam “tulisan-tulisan,” yang dilakukan di kuil atau daerah lain yang ditunjuk. Ruang ritual berisi altar yang diagungkan yang mewakili sebuah gunung. Para dewa berkumpul di utara, timur dan barat altar, dan memuliakan roh-roh yang mati dan lebih rendah menempati dinding selatan.

  • Banyak ritus Taois lainnya adalah pertunjukan yang serupa untuk kaum awam, di mana seorang penyanyi dan asisten lain membantu seorang imam menumbuhkan pengalaman mistis. Sesuai dengan ideologi kesatuan di inti pemikiran Taois, pengalaman imam bukanlah contoh dari kesatuan yang abadi dan tidak berubah. Ini adalah visi yang berubah dengan cepat dari perjalanan spiritual ke langit yang dikonseptualisasikan dengan cara yang sama. Lokasi perjalanan keduanya berada di langit dan di dalam tubuh imam, seolah-olah imam itu adalah seorang makroantropos — seorang kosmik yang merumahkan surga di dalam kepalanya.

  • Ideologi – tidak dapat secara akurat disebut teologi atau filsafat – menyatukan kosmos dan tubuh sedemikian rupa sehingga ideologi masuk ke isi visi dekat ujung penglihatan, ketika bagian tubuh dipahami secara konseptual sebagai lokasi surgawi ke dalam yang dengan cepat mereka ubah. Jajaran menyeluruh dari pengalaman visioner dan ideologi kesatuan dalam Taoisme membuatnya tidak praktis untuk membatasi istilah mistik bagi pengalaman-pengalaman kesatuan sementara memperlakukan visi sebagai kategori terpisah. Akan sama sewenangnya untuk memaksakan perbedaan seperti itu dalam kasus perdukunan.

Paham Mistik dalam Agama Hindu

  • Dalam agama Hindu, berbagai sadhanas bertujuan untuk mengatasi kebodohan (avidhya) dan melampaui identifikasi terbatas dengan tubuh, pikiran dan ego untuk mencapai moksha. Agama Hindu memiliki sejumlah tradisi pertapa yang saling terkait dan sekolah filosofis yang mengarah pada moksha dan perolehan kekuasaan yang lebih tinggi. Dengan terjadinya kolonisasi Inggris di India, tradisi-tradisi itu kemudian diinterpretasikan dalam istilah-istilah Barat seperti “mistisisme”, menarik ekuivalen dengan istilah-istilah dan praktik-praktik Barat.

  • Yoga adalah praktik fisik, mental, dan spiritual atau disiplin yang bertujuan untuk mencapai keadaan kedamaian permanen. Berbagai tradisi yoga ditemukan dalam agama Hindu, Buddha dan Jainisme. Yoga Sūtras dari Patañjali mendefinisikan yoga sebagai “penenangan dari negara-negara yang sedang berubah. pikiran, “yang dicapai dalam samadhi.

  • Vedanta Klasik memberikan interpretasi filosofis dan komentar-komentar tentang Upanishad, kumpulan besar himne kuno. Sedikitnya ada sepuluh aliran Vedanta yang dikenal, di antaranya Advaita Vedanta, Vishishtadvaita, dan Dvaita adalah yang paling terkenal. Advaita Vedanta, sebagaimana dijelaskan oleh Adi Shankara, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara Atman dan Brahman. Anak sekolah yang paling terkenal adalah Kevala Vedanta atau mayavada sebagaimana dijelaskan oleh Adi Shankara. Advaita Vedanta telah memperoleh penerimaan yang luas dalam budaya India dan di luar sebagai contoh paradigmatik spiritualitas Hindu. Sebaliknya Bhedabheda-Vedanta menekankan bahwa Atman dan Brahman keduanya sama dan tidak sama, sementara Dvaita Vedanta menyatakan bahwa Atman dan Tuhan pada dasarnya berbeda. Di zaman modern, Upanishad telah ditafsirkan oleh Neo-Vedanta sebagai “mistis”.

  • Berbagai tradisi Shaivist sangat tidak bersifat kultural, seperti Kashmir Shaivism dan Shaiva Siddhanta.

Pendapat-Pendapat Paham Mistik

Menurut buku De Kleine W.P. Encylopaedie (1950, Mr. G.B.J. Hiltermann dan Prof.Dr.P. Van De Woestijne halaman 971 dibawah kata mystiek) kata mistik berasal dari bahasa Yunani myein yang artinya menutup mata (de ogen sluiten) dan musterion yang artinya suatu rahasia (geheimnis).

Beberapa pendapat tentang paham misitk atau mistisisme:

  • Kepercayaan tentang adanya kontak antara manusia bumi (aardse mens) dan tuhan (Dr. C.B. Van Haeringen, Nederlands Woordenboek, 1948).

  • Kepercayaan tentang persatuan mesra (innige vereneging) ruh manusia (ziel) dengan Tuhan (Dr. C.B. Van Haeringen, Nederlands Woordenboek, 1948).

  • Kepercayaan kepada suatu kemungkinan terjadinya persatuan langsung (onmiddelijke vereneging) manusia dengan Dzat Ketuhanan (goddelijke wezen) dan perjuangan bergairah kepada persatuan itu (Algemeene Kunstwoordentolk, J. Kramers. Jz).

  • Kepercayaan kepada hal-hal yang rahasia (geheimnissen) dan hal-hal yang tersembunyi (verborgenheden). (J. Kramers. Jz).

  • Kecenderungan hati (neiging) kepada kepercayaan yang menakjubkan (wondergeloof) atau kepada ilmu yang rahasia (geheime wetenschap). (Algemeene Kunstwoordentolk, J. Kramers. Jz).

Selain diperolehnya definisi, pendapat-pendapat tentang paham mistik diatas berdasarkan materi ajarannya juga memberikan adanya pemilahan antara paham mistik keagamaan (terkait dengan keTuhanan) dan paham mistik non-keagamaan (tidak terkait dengan keTuhan).

https://www.pinterpandai.com/bintang-kebatinan-7-tingkatan-spiritual/


Bacaan Lainnya Yang Dapat Membuat Anda lebih Pintar

Sumber bacaan: BritannicaHuffington PostHartford SeminaryStanford Encyclopedia of PhilosophyJames, William / The Varieties of Religious Experience (Electronic Text Center, University of Virginia Library)

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *