Tekanan Darah Normal – Berapa Ukuran Tekanan Darah Normal? 120 – 80

5 min read

Berapa seharusnya tekanan darah yang normal?

Idealnya, kita semua harus memiliki tekanan darah di bawah 120 di atas 80 (120/80). Ini adalah tekanan darah normal atau ideal bagi orang yang ingin memiliki kesehatan yang baik. Pada tingkat ini, kita memiliki risiko penyakit jantung atau stroke yang jauh lebih rendah.

Jika tekanan darah Anda normal, ini adalah berita bagus. Dengan mengikuti saran hidup sehat kami, Anda akan dapat mempertahankannya dengan cara ini.
Jika tekanan darah Anda di atas 120 / 80mmHg, Anda harus menurunkannya. Berikut adalah “Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi“.

Misalnya, seseorang dengan tingkat tekanan darah 135 lebih dari 85 (135/85) dua kali lebih mungkin untuk mengalami serangan jantung atau stroke sebagai seseorang dengan pembacaan 115 lebih dari 75 (115/75).

Alasan mengapa orang-orang dengan tekanan darah dalam rentang ini harus menurunkannya, meskipun ini tidak diklasifikasikan sebagai tekanan darah ‘tinggi’, adalah bahwa semakin tinggi tekanan darah Anda, semakin tinggi risiko masalah kesehatan Anda.

Tekanan darah normal

Jika Anda seorang dewasa dan memiliki nilai tekanan darah lebih dari dari 130/80 mm Hg, Anda berisiko terkena penyakit kardiovaskular (jantung) dalam 10 tahun mendatang. Jika Anda adalah orang dewasa yang sehat dan berusia lebih dari 65 tahun, jaga nilai tekanan darah Anda kurang atau sama dengan 130/80 mm Hg.

Skema Nilai Rentang atau Ukuran Tekanan Darah Normal

Nomer “atas” (systolic) dalam mm HgDan/atauNomer “bawah” (diastolic) dalam mm HgKategori Anda*Apa yang harus Anda lakukan†
Dibawah 120danDibawah 80Tekanan darah normalMempertahankan atau mengadopsi gaya hidup sehat.
120-129danDibawah 80Tekanan darah tinggiMempertahankan atau mengadopsi gaya hidup sehat.
130-139atau80-89Stadium 1 tekanan darah tinggi (hipertensi)Mempertahankan atau mengadopsi gaya hidup sehat. Bicaralah dengan dokter Anda tentang kemungkinan untuk mengambil obat.
140 atau lebih tinggiatau90 atau diatasStadium 2 tekanan darah tinggi (hipertensi)Mempertahankan atau mengadopsi gaya hidup sehat. Bicaralah dengan dokter Anda tentang kemungkinan untuk mengambil obat.

*Nilai rentang mungkin lebih rendah untuk anak-anak dan remaja. Bicaralah dengan dokter anak Anda jika Anda khawatir anak Anda memiliki tekanan darah tinggi.

†Rekomendasi ini hanya membahas tekanan darah tinggi sebagai kondisi kesehatan. Jika Anda juga memiliki penyakit jantung, diabetes, penyakit ginjal kronis atau kondisi tertentu lainnya, Anda mungkin perlu memperlakukan tekanan darah Anda lebih agresif.

Apakah Darah Tinggi atau Hipertensi?

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

Gejala Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

  • sakit kepala
  • kelelahan
  • mual
  • muntah
  • sesak napas
  • gelisah
  • pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Penyebab Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

  • Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
  • Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.

Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

Penyakit Ginjal

  • Stenosis arteri renalis
  • Pielonefritis
  • Glomerulonefritis
  • Tumor ginjal
  • Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
  • Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
  • Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

Kelainan Hormonal

  • Hiperaldosteronisme
  • Sindrom Cushing
  • Feokromositoma

Obat-obatan

  • Pil KB
  • Kortikosteroid
  • Siklosporin
  • Eritropoietin
  • Kokain
  • Penyalahgunaan alkohol

Penyebab Lainnya

  • Koartasio aorta
  • Preeklamsi pada kehamilan
  • Porfiria intermiten akut
  • Keracunan timbal akut.

Obat Antihipertensi

Diuretik

  • Tiazid (contoh : Hidroklorotiazid)
  • Diuretik kuat/loop diuretic (contoh : furosemid)
  • Diuretik hemat kalium (contoh : spironolakton)

Beta bloker

Kardioselektif (contoh : bisoprolol, metoprolol, atenolol, acebutolol)

ISA (contoh : pindolol,penbutolol,carteolol,acebutolol)

Membran stabilizing effect (contoh : propanolol, pindolol, labetolol, acebutolol).

Memblok beta-adrenorspetor. Reseptor ini diklasifikasikan menjadi reseptor beta-1 dan beta-2. Reseptor beta-1 terutama terdapat pada jantung sedangkan reseptor beta-2 banyak ditemukan di paru-paru, pembuluh darah perifer, dan otot lurik. Reseptor beta-2 juga dapat ditemukan di jantung, sedangkan reseptor beta-1 dapat ditemukan pada ginjal. Reseptor beta juga dapat ditemuka di otak. Stimulasi pada reseptor beta pada otak akan memacu pelepasan neurotransmitter yang meningkatkan aktivitas system syaraf simpatis. Stimulasi reseptor beta-1 pada nodus sino atrial dan miokardiak meningkatkan heart rate dan kekuatan kontraksi. Stimulasi reseptor beta pada ginjal akan menyebabkan pelepasan rennin,-angiotensin-aldosteron. Efek akhirnya adalah meningkatnya kardiak output, peningkatan tahanan perifer dan peningkatan sodium yang diperantarai aldosteron dan retensi air

Efek samping              :           Bradikardi, abnormalitas konduksi AV, dan gagal jantung

Kontra indikasi            :           Sinus bradikardi, syok kardiogenik, gagal jantung

ACE inhibitor

Mekanisme aksi: menghambat secara kompetitif pembentukan angiotensin II dari precursor angiotensin I yang inaktif, yang terdapat pada pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar adrenal, dan otak.

Angiotensin II merupakan vaso-konstriktor kuat yang memacu pelepasan aldosteron dan aktivitas simpatis sentral dan perifer. Penghambatan pembentukan angiotensin II ini akan menurunkan tekanan darah. Jika system angiotensin- rennin- aldosteron teraktivasi (misalnya pada keadaan penurunan sodium, atau pada terapi diuretic) efek anti hipertensi ACEi akan lebih besar.

Efek samping : Menyebabkan hiperkalemia karena menurunkan produksi aldosteron, batuk kering

Kontra indikasi : Wanita hamil karena dapat menyebabkan malformasi dan masalah neonatal, termasuk gagal ginjal dan kematian pada bayi, selama pemberian trimester ke dua dan ketiga.

Penyekat kanal kalsium

Penyekat reseptor Angiotensin II

Penyekat reseptor alfa I

Agonis alfa 2 sentral

Penghambar reseptor Adrenergik

Vasodilator

Mekanisme aksi:Secara langsung menyebabakan relaksasi pada otot halus arteri. Hal tersebut mengaktifasi refleks baro reseptor yang menghasilkan peningkatan kerja simpatetik dari pusat vasomotor, memproduksi peningkatan denyut jantung, kardiak output, pelepasan renin.

Efek samping              :           Mulut kering, sakit kepala, astenia, pusing, mual, gangguan tidur, vasolodilatasi, kecemasan

Kontra indikasi            :           Riwayat angio neurotik edema, sindrom sick sinus, blok SA, blok AV derajat 2 dan 3, bradikardi, aritmia berat, gagal jantung berat, penyakit arteri koroner berat, angina tidak stabil, penyakit hati berat, gangguan fungsi ginjal berat, klaudikasio, intermiten, penyakit rainaude, parkinson, epilepsi, glaukoma, depresi.

Wanita hamil dan menyusui, anak 16 tahun digunakan bersama alkohol.

Monitoring dan Follow Up untuk Hipertensi

  • Tekanan darah dimonitor secara kontinyu, misal 2 minggu sekali dengan harapan penurunan tekanan darah hingga < 140/90
  • Setelah terjadi penurunan tekanan darah hingga <140/90, menghindari aktivitas pencetus hipertensi misal stress agar tekanan darah terjaga.
  • Penurunan rasa nyeri di kepala
  • Dapat memonitor asma dirumah dengan menggunakan alat yang disebut “Peak Flow Meter”

Agar Tidak Terkena Hipertensi Lakukan Hal Ini

  • Makan rendah garam: dengan mengurangi konsumsi garam dari 10 gram/hari menjadi 5 gram/hari. Disamping bermanfaat menurunkan tekanan darah, diet rendah garam juga berfungsi untuk mengurangi resiko hipokalemi yang timbul pada pengobatan dengan diuretik.
  • Makan rendah lemak telah terbukti pula bisa menurunkan tekanan darah.
  • Berhenti merokok dan berhenti mengkonsumsi alkohol telah dibuktikan dalam banyak penelitian bisa menurunkan tekanan darah.
  • Olah raga teratur: berguna untuk membakar timbunan lemak dan menurunkan berat badan, menurunkan tekanan perifer dan menimbulkan perasaan santai, yang kesemuanya berakibat kepada penurunan tekanan darah.
  • Relaksasi dan rekreasi serta cukup istirahat sangat berguna untuk mengurangi atau menghilangkan stres, yang pada gilirannya bisa menurunkan tekanan darah.
  • Walaupun masih banyak diteliti konsumsi seledri, pace, ketimun, belimbing wuluh dan bawang putih ternyata banyak membantu dalam usaha menurunkan tekanan darah.
  • Menghindari faktor pemicu asma.

Bacaan Lainnya

Informasi: Pinter Pandai bukan sebagai pengganti Dokter. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang / individu berbeda. Selalu konsultasikan ke Dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Sumber bacaan: Blood Pressure UK

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Haircut dalam konteks saham atau keuangan

Strategi Investasi: Memahami Konsep Haircut Dalam Konteks Saham Haircut dalam konteks saham atau keuangan, “haircut” memiliki arti sebagai berikut: – Pengurangan Nilai: Haircut adalah...
PinterPandai
2 min read

One Reply to “Tekanan Darah Normal – Berapa Ukuran Tekanan Darah Normal?…”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *