Obligasi Keuangan (Bond Financial) | Jenis, dan Karakteristik | Penerapan, Pencatatan Akuntansi untuk Investasi Obligasi dan Contoh

15 min read

Obligasi Keuangan (Bond Financial) - Jenis, dan Karakteristik - Penerapan, Pencatatan Akuntansi untuk Investasi Obligasi dan Contoh

Penjelasan Obligasi Keuangan (Bond Financial)

Obligasi keuangan adalah instrumen pendapatan tetap yang mewakili pinjaman yang dibuat oleh investor kepada peminjam (biasanya perusahaan atau pemerintah).

Obligasi digunakan oleh perusahaan, kota, negara dan pemerintah untuk membiayai proyek dan operasi.

Pemilik obligasi adalah debtholders, atau kreditor, dari penerbitnya. Rincian obligasi mencakup tanggal akhir ketika pokok pinjaman akan dibayarkan kepada pemilik obligasi dan biasanya mencakup persyaratan untuk pembayaran bunga variabel atau tetap yang dilakukan oleh peminjam.


Akuntansi Investasi Obligasi Keuangan – Pencatatan Pembelian dan Bunga

Obligasi dapat dibeli baik secara langsung dari perusahaan penerbitnya maupun melalui bursa obligasi.

Bursa obligasi menerbitkan catatan harga obligasi harian.

Catatan harga tersebut biasanya mencakup informasi mengenai:

  • suku bunga obligasi
  • tanggal jatuh tempo
  • volume penjualan
  • harga penutupan
  • harga tertinggi dan terendah .

Harga obligasi keuangan dicatat dalam persentase nilai nominal.

Dengan demikian harga obligasi keuangan senilai Rp 1.000.000 yang dicatat pada 99,5 adalah sebesar Rp 995.000.

Sementara harga obligasi yang dicatat pada 104,25 adalah sebesar Rp 1.042.500.

Sama seperti aset lainnya, biaya investas obligasi mencakup seluruh biaya yang terkait dengan pembeliannya.

Sebagai contoh, untuk obligasi yang dibeli melalui bursa jumlah yang dibayarkan sebagai komisi pialang harus dimasukkan sebagai bagian dari biaya investasi.

Ketika obligasi dibeli di antara tanggal pembayaran bunga.

Maka pembeli biasanya membayar kepada penjual sejumlah bunga yang terutang dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai tanggal pembelian.

Jumlah bunga yang dibayarkan akan di debit ke akun Pendapatan Bunga.

Karena jumlah tersebut akan dilawankan dengan jumlah yang akan diterima pada tanggal pembayaran bunga berikutnya.

Sebagai contoh:

Misalnya seorang investor beli obligasi senilai Rp 1.000.000 pada 102 ditambah imbalan jasa pialang sebesar Rp 5.300 dan bunga terutang sebesar Rp 10.200.

Invstor mencatat transaksi tersebut dengan ayat jurnal pembelian obligasi sebagai berikut:

(debit) Investasi pada Obligasi PT XXX = Rp 1.025.300
(debit) Pendapatan Bunga = Rp 10.200
(kredit) Kas = Rp 1.035.500

B. Akuntansi Investasi Obligasi – Pencatatan Diskon, Premium, dan Amortisasi

Pengertian Investasi obligasi pada harga diskon adalah obligasi yang dibeli pada harga diskon ketika suku bunga pasar lebih tinggi daripada suku bunga kontrak.

Sedangkan pengertian investasi obligasi pada harga premium adalah investasi yag dibeli pada harga premium ketika suku bunga pasar lebih rendah daripada suku bunga kontrak.

Premium atau diskon atas investasi obligasi dicatat dalam akun investasi selama sisa periode obligasi,

Biaya obligasi dicatat dalam satu akun investasi.

Nilai nominal obligasi dan premium (atau diskon) tidak dicatat dalam akun yang terpisah.

Hal ini berbeda dari akuntansi untuk UTANG obligasi.

Akun premium dan diskon yang terpisah biasanya tidak digunakan oleh investor karena mereka tidak menyimpan investasi obligasi hingga jatuh tempo.

Saat obligasi yang disimpan sebagai investasi jangka panjang dibeli pada harga selain nilai nominal.

Maka premium atau diskon harus diamortisasi selama sisa periode obligasi.

Amortisasi premium dan diskon memengaruhi akun investasi dan bunga seperti ditunjukkan berikut ini:

Amortisasi Premium:

(Debit) Pendapatan Bunga XXX
(Kredit) Investasi Obligasi       XXX

Amortisasi Diskon:

(Debit) Investasi Obligasi  XXX
(Kredit)  Pendapatan Bunga   XXX

Jumlah amortisasi dapat ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus maupun metod suku bunga.

Tidak seperti utang obligasi, amortisasi premium dan diskon atas investasi obligasi biasanya dicatat pada akhir periode, bukan saat BUNGA diterima.

Perhatikan contoh akuntansi untuk investasi obligasi berikut:

Pada tanggal 1 Juli 2019 PT Manajemen Keuangan Development membeli obligasi dengan harga obligasi senilai Rp 50.000.000.

Dengan bunga 8% dari PT Bening Xidev Jaya yang akan jatuh tempo dalam waktu 8  tahun 9 bulan.

PT Manajemen Keuangan Development membeli obligasi secara langsung dari PT Bening Xidev Jaya dengan suku bunga efektif 11%.

Harga pembelian adalah sebesar Rp 41.706.000 ditambah bunga sebesar:

= Rp 50.000.000 X 8% X (3/12)
= Rp 1.000.000

Yang terutang dari tanggal 01 April 2019 yang merupakan tanggal pembayaran bunga semesteran yang terakhir.

Ayat jurnal dalam akun PT Manajemen Keuangan Development pada saat pembelian.

Dan untuk sisa periode fiskal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

01. Membeli investasi obligasi ditambah bunga yang terutang:

Perhitungan:

Biaya Obligasi PT Bening Xidev Jaya = Rp 41.706.000

Bunga yang terutang:
= Rp 50.000.000 x 8% x 3/12 = Rp 1.000.000

Total:
= Rp 41.706.000 + Rp 1.000.000 = Rp 42.706.000

Pencatatan jurnalnya:

(Debit) Investasi Pada Obligasi = Rp 41.706.000
(Debit) Pendapatan Bunga = Rp 1.000.000
(Kredit) Kas = Rp 42.706.000

02. Menerima pembayaran bunga semesteran untuk periode 1 April sampai 1 Oktober:

Perhitungannya:

= Rp 50.000.000 x 8% x 6/12 = Rp 2.000.000
Pencatatan jurnalnya:

(Debit) Kas = Rp 2.000.000
(Kredit) Pendapatan Bunga = Rp 2.000.000

03. Menghitung piutang bunga obligasi untuk periode 1 oktober sampai 31 Desember:

Perhitungan:
= Rp 50.000.000 x 8% x 3/12 = Rp 1.000.0000

Jurnal bunga obligasinya:

(Debit) Piutang Bunga = Rp 1.000.000
(Kredit) Pendapatan Bunga = Rp 1.000.000

04. Amortisasi diskon dari tanggal 1 Juli sampai 31 Desember:

Perhitungan:

Nilai nominal obligasi = Rp 50.000.000
Biaya investasi obligasi =Rp 41.706.000
Diskon atas investasi obligasi = Rp 8.294.000

Jumlah bulan sampai ke tanggal jatuh tempo:
= 105 bulan

Amortisasi bulanan:
= Rp 8.294.000/105 bulan = Rp 79.000 (dibulatkan)

Amortisasi untuk 6 bulan:
= (Rp 79.000 x 6 bulan) = Rp 474.000

Jurnal bunga obligasi:

(Debit) Investasi pada obligasi = Rp 474.000
(Kredit) Pendapatan Bunga = Rp 474.000

Pengaruh ayat jurnal tersebut di atas terhadap akun Pendapatan Bunga ditunjukkan sebagai berikut:

perhitungan yield investasi obligasi

02: Perhitungan dan Pencatatan Penjualan Obligasi 

akuntansi penawaran obligasi

Banyak investasi obligasi jangka panjang dijual sebelum tanggal jatu temponya.

Saat terjadi penjualan obligasi sebelum jatuh tempo, penjual menerima harga penjualan (dikurangi komisi dan biaya penjualan lainnya).

Ditambah bunga yang terutang sejak tanggal pembayaran bunga terakhir.

Sebelum mencatat hasil kas yang diterima, penjual harus meng-amortisasi diskon.

Atau premium untuk periode berjalan sampai tanggal penjualan.

Laba atau rugi atas penjualan kemudian dicatat ketika mencatat hasil yang diterima.

Laba dan rugi semacam itu dilaporkan pada bagian Pendapatan dan Beban lain-lain di Laporan Laba Rugi.

Perhatikan contoh pencatatan jurnal penjualan obligasi berikut ini:

Misalnya obligasi PT Bening Xidev Jaya dalam contoh sebelumnya dijual seharga Rp 47.350.000 ditambah bunga yang terutang pada tanggal 30 Juni 2024.

Nilai tercatat dari obligasi (biaya ditambah diskon yang diamortisasi) per 01 Januari 2024 (78 bulan setelah pembeliannya) adalah:

= [Rp 41.706.000 + (Rp 79.000 per bulan x 78 bulan)] = Rp 47.868.000

Ayat jurnal untuk mencatat amortisasi diskon untuk tahun berjalan dan penjualan obligasi adalah sebagai berikut:

Perhitungan:
= Rp 79.000 x 6 tahun

Nilai tercatat dari obligasi pada tanggal 1 Januari 2024 = Rp 47.868.000
Diskon yang diamortisasi 1 Januari sampai 30 Juni 2024 = Rp 474.000
Nilai tercatat dari obligasi pada tanggal 20 Juni 2024 = 48.342.000
Hasil yang diterima dari penjualan = Rp 47.350.000
Rugi atas penjualan = Rp 992.000

Pencatatan jurnal investasi obligasi:

Meng-amortisasi untuk tahun berjalan:

(Debit) Investasi Pada Obligasi = Rp 474.000
(Kredit) Pendapatan Bunga = Rp 474.000

Menerima bunga dan hasil dari penjualan obligasi, bunga untuk periode 1 April sampai 30 Juni:

= Rp 50.000.000 x 8% x 3/12
= Rp 1.000.000

Dan jurnal penjualan obligasi sebagai berikut:

(Debit) Kas = Rp 48.350.000
(Debit) Rugi atas Penjualan Investasi = Rp 992.000
(Kredit) Pendapatan Bunga = Rp 1.000.000
(Kredit) Investasi pada obligasi = Rp 48.342.000

Sampai di sini sudah jelas ya?

Okay, saya berikan satu contoh lagi…

Pada tanggal 1 Oktober 2019, PT Adil Makmur Loh Jinawi membeli obligasi senilai Rp 10.000.000 dengan bunga 6% dari PT Semakin Bahagia  yang akan jatuh tempo dalam waktu 9 tahun 3 bulan.

Obligasi diberi pada harga Rp 8.341.000 ditambah bunga sebesar Rp 150.000 (Rp 10.000.000 x 6% x 3/12) yang terutang dari tanggal 1 Juli 2019, tanggal pembayaran bunga semesteran yang terakhir

Ayat jurnal untuk mencatat pembelian obligasi, ditambah bunga yang terutang adalah sebagai berikut:

01 Desember 2019:

(Debit) Investasi Obligasi = Rp 8.341.000
(Debit) Pendapatan Bunga = Rp 150.000
(Kredit) Kas = Rp 8.491.000

Sedangkan ayat jurnal untuk mencatat amortisasi diskon pada tanggal 31 Desember (pembulatan) adalah sebagai berikut:

01 Desember 2019:

(Debit) Investasi Obligasi = Rp 45.000
(Kredit) Pendapatan Bunga = Rp 45.000


Obligasi Keuangan (Bond Financial) - Jenis, dan Karakteristik - Penerapan, Pencatatan Akuntansi untuk Investasi Obligasi dan Contoh
Obligasi Keuangan (Bond Financial) – Jenis, dan Karakteristik – Penerapan, Pencatatan Akuntansi untuk Investasi Obligasi dan Contoh. Ilustrasi dan sumber foto: Pxfuel

Karakteristik Obligasi Keuangan

Sebagian besar obligasi memiliki beberapa karakteristik dasar yang umum termasuk:

Nilai nominal (Face value)

Adalah jumlah uang yang akan menjadi nilainya pada saat jatuh tempo; itu juga merupakan jumlah referensi yang digunakan penerbit obligasi saat menghitung pembayaran bunga.

Misalnya, seorang investor membeli obligasi dengan harga premium $ 1.090 dan investor lain membeli obligasi yang sama kemudian saat diperdagangkan dengan diskon sebesar $ 980. Saat obligasi jatuh tempo, kedua investor akan menerima nilai nominal obligasi sebesar $ 1.000.

Tingkat kupon (The coupon rate)

Adalah tingkat bunga yang akan dibayarkan penerbitnya atas nilai nominal obligasi, yang dinyatakan dalam persentase. Misalnya, tingkat kupon 5% berarti bahwa pemegangnya akan menerima 5% x $ 1000 nilai nominal = $ 50 setiap tahun.

Tanggal kupon (Coupon dates)

Adalah tanggal penerbit obligasi akan melakukan pembayaran bunga. Pembayaran dapat dilakukan dalam interval apa pun, tetapi standarnya adalah pembayaran setengah tahunan.

Tanggal jatuh tempo (The maturity date)

Adalah tanggal obligasi akan jatuh tempo dan penerbit obligasi akan membayar nilai nominal obligasi kepada pemegangnya.

Juga merupakan tanggal ketika pemegang surat utang akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal surat utang yang dimilikinya.

Periode jatuh tempo surat utang ini bervariasi, mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Surat utang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah diprediksi.

Sehingga mempunyai resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan surat utang yang memiliki jatuh tempo dalam waktu 5 tahun.

Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu surat utang maka semakin tinggi kupon atau bunganya.

Harga penerbitan (The issue price)

Adalah harga di mana penerbitnya awalnya menjual obligasi.

Penerbit/emiten (issuer)

Adalah penerbit dari surat utang.

Harga obligasi ini berbeda dengan harga saham, jika harga saham dinyatakan dalam bentuk mata uang, maka harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.

Terdapat 3 kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu sebagai berikut.

    • Par (nilai pari)

Harga surat utang sama dengan nilai nominal-nya. Misalnya surat utang dengan nilai nominal Rp.50.000.000 dijual pada harga 100%. Maka nilai surat utang tersebut adalah 100% x Rp.50.000.000 = Rp.50.000.000

    • At Premium (dengan premi)

Harga surat utang lebih besar dari nilai nominal. Misalnya surat utang dengan nilai nominal Rp.50.000.000 dijual dengan harga 102%. Maka nilai obligasi adalah 102% x Rp.50.000.000 = Rp.51.000.000

    • At Discount (dengan diskon)

Harga surat utang lebih kecil dari nilai nominal. Misalnya surat berharga dengan nilai nominal Rp.50.000.000 dijual dengan harga 98%. Maka nilai dari surat utang adalah 98% x Rp.50.000.000 = Rp.49.000.000


Jenis-jenis Obligasi Keuangan

  • Suku bunga tetap memiliki kupon bunga dengan besaran tetap yang dibayar secara berkala sepanjang masa berlakunya.
  • Suku bunga mengambang atau biasa juga disebut dengan Floating rate note (FRN) memiliki kupon yang perhitungan besaran bunganya mengacu pada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR atau Euribor.
  • Junk bond atau “berimbal hasil tinggi” adalah yang memiliki peringkat dibahah peringkat investasi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit. Oleh karena obligasi jenis ini memiliki risiko yang cukup tinggi maka investor mengharapkan suatu imbal hasil yang lebih tinggi.
  • Tanpa bunga atau lebih dikenal dengan istilah (zero coupon bond) adalah yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai pari. Pemegangnya menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh tempo obligasi.
  • Obligasi inflasi atau lebih dikenal dengan sebutan (Inflation linked bond), di mana nilai pokok utang pada obligasi tersebut adalah mengacu pada indeks inflasi. Suku bunga pada obligasi jenis ini lebih rendah daripada obligasi suku bunga tetap . Namun dengan bertumbuhnya nilai pokok utang sejalan dengan inflasi, maka pembayaran pelunasannya ini akan meningkat pula. Pada periode tahun 1980an, pemerintah Inggris adalah yang pertama kalinya menerbitkan obligasi jenis ini yang diberi nama Gilts. Di Amerika  dikenal dengan nama “Treasury Inflation-Protected Securities” (TIPS) dan I-bonds.
  • Indeks lainnya, adalah surat utang berbasis ekuiti (equity linked note) dan yang mengacu pada indeks yang merupakan indikator bisnis seperti penghasilan, nilai tambah ataupun pada indeks nasional seperti Produk domestik bruto.
  • Efek Beragun Aset adalah yang pembayaran bunga dan pokok utangnya dijamin oleh acuan berupa arus kas yang diperoleh dari penghasilan aset. Contoh dari obligasi jenis ini adalah Efek beragun KPR (mortgage-backed security-MBS), collateralized mortgage obligation (CMOs) dan collateralized debt obligation (CDOs).
  • Subordinasi, yang memiliki peringkat prioritas lebih rendah dibandingkan obligasi lainnya yang diterbitkan oleh penerbit dalam hal terjadinya likuidasi. Dalam hal terjadinya kepailitan maka ada hierarki dari para kreditur. Pertama adalah pembayaran dari likuidator, kemudaian pembayaran utang pajak, dan lain-lain. Pemegangnya yang pembayarannya diutamakan adalah obligasi yang memiliki tanggal penerbitan paling awal yang disebut obligasi senior, setelah obligasi ini dilunasi maka barulah pembayaran pelunasan obligasi subordinasi dilakukan. Oleh karena risikonya lebih tinggi maka obligasi subordinasi ini biasanya memiliki peringkat kredit lebih rendah daripada obligasi senior. Contoh utama dari obligasi subordinasi ini dapat ditemui pada obligasi yang diterbitkan oleh perbankan dan pada Efek Beragun Aset . Penerbitan yang berikutnya umumnya dilakukan dalam bentuk “tranches”. Senior tranches dibayar terlebih dahulu dari tranches subordinasi.
  • Abadi, ini tidak memiliki suatu masa jatuh tempo. Obligasi jenis ini yang terkenal dalam pasar obligasi adalah “UK Consols” yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris, atau juga dikenal dengan nama Treasury Annuities atau Undated Treasuries. Beberapa dari obligasi ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1888 dan masih diperdagangkan hingga hari ini. Beberapa obligasi jenis ini juga memiliki masa jatuh tempo yang sangat panjang sekali seperti misalnya perusahaan West Shore Railroad yang menerbitkannya dengan masa jatuh tempo pada tahun 2361 (atau abad ke 24). Terkadang juga obligasi abadi ini dilihat berdasarkan dari nilai tunai obligasi tersebut pada saat ini yang nilai pokoknya mendekati nol.
  • Obligasi atas unjuk adalah sertifikat resmi tanpa nama pemegang di mana siapapun yang memegangnya tersebut dapat menuntut dilakukannya pembayaran atas obligasi yang dipegangnya tersebut. Pada umumnya:
    • Diberi nomor urut dan didaftarkan guna menghindari pemalsuan namun dapat diperdagangkan seperti layaknya uang tunai.
    • Sangat berisiko terhadap kehilangan dan kecurian.
    • Sering disalah gunakan untuk menghidari pengenaan pajak. Para perusahaan di Amerika menghentikan penerbitannya atas unjuk i9ni sejak tahun 1982 dan secara resmi dilarang oleh otoritas perpajakan pada tahun 1983.
  • Tercatat adalah yang kepemilikannya ataupun peralihannya didaftarkan dan dicatat oleh penerbit atau oleh lembaga administrasi efek. Pembayaran bunga dan pembayaran pokok utang akan dtransfer langsung kepada pemegang obligasi yang namanya tercatat.
  • Daerah atau di Amerika dikenal sebagai (municipal bond) adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara bagian, teritorial, kota, pemerintahan setempat, ataupun lembaga-lembaganya. Bunga yang dibayarkan kepada pemegangnya sering kali tidak dikenakan pajak oleh negara bagian yang menerbitkan, namun obligasi daerah yang diterbitkan guna suatu tujuan tertentu tetap dikenakan pajak.
  • Tanpa warkat atau lebih dikenal sebagai Book-entry bond adalah yang tidak memiliki sertifikat, di mana mahalnya biaya pembuatan sertifikat serta kupon mengakibatkan timbulnya obligasi jenis ini. Obligasi ini menggunakan sistem elektronik terpadu yang mendukung penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan di pasar modal.
  • Lotere atau juga disebut Lottery bond adalah yang diterbitkan oleh suatu negara (biasanya negara-negara Eropa). Bunganya dibayar seperti tata cara pembayaran bunga pada obligasi suku bunga tetap tetapi penerbitnya akan menebusnya yang diterbitkannya secara acak pada waktu tertentu di mana penebusan atau pelunasan obligasi yang beruntung terpilih akan dilakukan dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai yang tertera pada obligasi .
  • Perang atau War bond adalah yang diterbitkan oleh suatu negara guna membiayai perang

Obligasi keuangan yang diterbitkan oleh lembaga asing

Beberapa perusahaan, bank, pemerintah dan lembaga berwenang lainnya dapat menerbitkan obligasi dalam denominasi mata uang valuta asing lainnya yang tampak lebih stabil dibandingkan mata uang domestiknya. Penerbitannya dalam denominasi valuta asing ini juga memberikan kemungkinan bagi penerbit obligasi ini memasuki pasar perdagangan obligasi di luar negaranya. Penerbitan obligasi ini juga sering digunakan sebagai suatu sarana lindung nilai terhadap risiko gejolak perubahan nilai tukar. Dijuluki dengan nama panggilan yang khas seperti terlihat di bawah ini:

  • Eurodollar atau Eurodollar bond, berdenominasi USD yang diterbitkan oleh penerbitnya dari suatu negara di luar Amerika.
  • Kangguru atau Kangaroo bond, dalam denominasi mata uang dolar Australia (AUD) yang diterbitkan oleh penerbitnya dari suatu negara di luar Australia dan diperdagangkan pada pasar Australia.
  • Maple atau Maple bond, dalam denominasi mata uang dolar Kanada yang diterbitkan oleh penerbitnya dari suatu negara di luar Kanada dan diperdagangkan pada pasar Kanada.
  • Samurai atau Samurai bond, dalam denominasi mata uang yen yang diterbitkan oleh penerbitnya dari suatu negara di luar Jepang dan diperdagangkan pada pasar Jepang.
  • Yankee atau Yankee bond, dalam denominasi mata uang USD yang diterbitkan oleh penerbitnya dari suatu negara di luar Amerika dan diperdagangkan pada pasar Amerika.
  • Shogun atau Shogun bond, dalam denominasi mata uang dolar yen yang diterbitkan di Jepang oleh penerbitnya dari suatu negara di luar Jepang.
  • Bulldog bond, dalam denominasi mata uang poundsterling yang diterbitkan di London oleh suatu lembaga atau pemerintahan asing.
  • Pinjaman Ninja atau Ninja loan, suatu pinjaman sindikasi dalam denominasi mata uang yen oleh kreditur asing.
  • Formosa atau Formosa bond, dalam denominasi mata uang dolar baru Taiwan yang diterbitkan oleh penerbitnya dari suatu negara di luar Taiwan dan diperdagangkan pada pasar Taiwan.
  • Panda atau Panda bond,dalam denominasi mata uang renminbi (RMB) yang diterbitkan oleh penerbitnya dari suatu negara di luar RRT dan diperdagangkan pada pasar Cina.

Ciri-Ciri Obligasi Keuangan

Obligasi ini mempunyai beberapa jenis yang berbeda. Berikut merupakan penjelasannya.

1. Dari Segi Penerbit

  • Corparate Bonds

Adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, baik yang berbentuk BUMN (Badan Usaha Milik Negara) atau pun badan usaha swasta.

  • Government Bonds

Adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

  • Municipal Bonds

Adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan public (public utility).

2. Dari Sistem Pembayaran Bunga

  • Zero Coupon Bonds

Adalah surat utang yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik, tapi bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

  • Coupon Bonds

Adalah surat utang dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

  • Fixed Coupon Bonds

adalah surat utang dengan tingkat kupon bunga yang sudah tentukan pada saat sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

  • Floating Coupon Bonds

Adalah surat utang dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu. Ditentukan berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu.

Seperti Average Time Deposit, yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

3. Dari Hak Penukaran/Opsi

  • Convertible Bonds

Adalah surat utang yang memberikan hak pada pemegang-nya untuk mengkonversikan surat utang tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

  • Exchangeable Bonds

Adalah surat utang yang memberikan hak kepada pemegang-nya untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

  • Callable Bonds

Adalah surat utang yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali surat utang pada harga tertentu sepanjang umur surat utang tersebut.

  • Putable Bonds

Adalah surat utang yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten membeli kembali surat utang pada harga tertentu sepanjang umur surat utang tersebut.

4. Dari Segi Jaminan atau Kolateral

  • Unsecured Bonds

Adalah surat utang yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu, namun dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

  • Secured Bonds

Adalah surat utang yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ke-3. Jenis surat utang ini terdiri dari:

  • Guaranted Bonds, adalah surat utang yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ke-3.
  • Mortgage Bonds, adalah surat utang yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas property atau asset tetap.
  • Collateral Trust Bonds, adalah surat utang yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya. Misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

5. Dari Segi Nominal

  • Conventional Bonds

Adalah surat utang yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal Rp.1.000.000.000 per satu lot.

  • Retail Bonds

Adalah surat utang yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds atau government bond.

6. Dari Segi Perhitungan Imbal Hasil

  • Conventional Bonds

Adalah surat utang yang diperhitungkan dengan menggunakan sistem bunga.

  • Syariah Bonds

Adalah surat utang yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal 2 macam surat utang syariah, yaitu.

  • Obligasi Syariah Mudharabah

Adalah surat utang syariah yang mengaplikasikan akad bagi hasil. Sehingga penghasilan yang diperoleh investor dari surat utang tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan dari emiten.

  • Obligasi Syariah Ijarah

Adalah surat utang syariah yang mengaplikasikan akad sewa. Sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal surat utang diterbitkan.


Metode Pencatatan Investasi Obligasi

Pencatatan investasi jangka panjang dalam obligasi ini sebenarnya hampir sama dengan investasi jangka pendek.

Yaitu dicatat dengan menggunakan harga perolehan-nya, memperhitungkan dan mencatat pula adanya bunga berjalan baik dalam transaksi jual beli atau akhir periode.

Dalam perihal beban, dalam investasi jangka panjang ketika akhir periode harus memperhitungkan amortisasi atas agi/disagi atau selisih lebih / kurang antara harga perolehan dengan nilai nominal-nya. Jika harga perolehan lebih besar dari harga nominal, maka selisih-nya disebut dengan Agio (premium).

Perhatikan contoh berikut tentang perhitungan bunga berjalan dan pencatatan obligasi sebagai berikut :

Pak Alfred membeli obligasi PT Hebat Prima pada tanggal 1 Mei 2015 dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,-

Bunga 12% dengan harga beli sebesar Rp. 1.000.000,-.

Biaya pembelian, yaitu komisi dan materei sebesar Rp. 25.000,-

Bunga obligasi dibayarkan setiap 01 Maret dan 01 September.

Harga investasi obligasi dan bunga berjalan obligasi adalah dihitung sebagai berikut :

karakteristik obligasi

Jurnal yang dibuat oleh Pak Alfred untuk mencatat investasi obligasi adalah sebagai berikut:

jurnal pencatan akuntansi pembelian obligasi

Dalam jurnal di atas, rekening pendapatan bunga obligasi di-debit dengan jumlah Rp 20.000 yaitu bunga berjalan yang dibayarkan kepada penjual obligasi.

Sehingga pada tanggal 01 September 2015 yaitu tanggal pembayaran bunga akan dibuat jurnal sebagai berikut:

pendapatan investasi obligasi

Perhitungan bunga:

= 6/12 X 12% X Rp 1.000.000
= Rp. 60.000.

Bila bunga berjalan yang dibayarkan kepada penjual obligasi di-debitkan ke rekening piutang bunga obligasi.

Maka pada tanggal 1 September 2015 penerimaan bunga obligasi dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

bunga investasi obligasi

Bila ditinjau dari segi kepraktisan akan lebih mudah bila bunga berjalan di-debitkan pada rekening pendapatan bunga obligasi.

03: Contoh Pencatatan Investasi Obligasi dan Dana Pelunasan Obligasi

Agar semakin terbuka pemahaman dan wawasan kita tentang investasi obligasi berikut ini diberikan 2 contoh perhitungan amortisasi agio obligasi.

Dan akumulasi disagio investasi obligasi adalah dengan metode garis lurus beserta jurnal-jurnal untuk pencatatan akuntansinya.

A: Contoh Investasi Obligasi #1

Perhatikan contoh investasi obligasi berikut ini:

Pada tanggal 1 Maret 2015 dibeli obligasi dengan nominal Rp. 1 juta, bunga 12%.

Jatuh tempo tanggal 31 Desember 2017 dengan harga Rp 966.000 termasuk komisi dan meterai.

Bunga investasi obligasi adalah dibayarkan setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli tiap-tiap tahun.

Pada tanggal 31 Desember 2017 obligasi akan dilunasi oleh perusahaan yang mengeluarkan.

Perhitungan:

Harga beli: Rp 966 000
Bunga berjalan: 2/12 x 12% x Rp 1 000 000 = Rp 20 000
Jumlah uang yang dibayarkan: Rp 986 000

Disagio obligasi adalah sebagai berikut :

= Rp 1.000.000 – Rp. 966.000
= Rp. 34.000

Nilai itu akan diakumulasikan selama umur obligasi yaitu 34 bulan ( 1 Maret 2015 s/d 31 Desember 2017).

Akumulasi disagio setiap bulan adalah sebesar:

= Rp 34.000 : 34
= Rp. 1.000.

Jurnal akuntansi yang disusun untuk mencatat transaksi-transaksi di atas adalah sebagai berikut :

jurnal akuntansi investasi obligasi

macam obligasi

manfaat obligasi

bunga sukuk

Tahun 2017

Untuk tahun 2017 dibuat jurnal seperti pada tahun 2016.

Pada tanggal 31 Desember 2017 ketika obligasi dilunasi dibuat jurnal sebagai berikut :

Kas Rp 1 000 000
Penanaman Modal Obligasi     Rp 1 000 000

B: Contoh Investasi Obligasi #2

Perhatikan contoh investasi obligasi berikut ini:

Pada tanggal 1 April 2015 PT Manajemen Keuangan Network membeli obligasi dengan nominal Rp 1.000.000, dan bunga 12%,

Jatuh tempo obligasi adalah tanggal 31 Desember 2017, dengan harga Rp 1.066.000 termasuk komisi dan biaya lain investasi obligasi.

Bunga dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September, pada saat jatuh tempo obligasi dilunasi.

Perhitungan:

Harga Beli: Rp 1 066 000
Bunga berjalan: 2/12 x 12% x Rp 1 000 000 = Rp 10 000
Jumlahuangyangdibayarkan: Rp1076000

Agio obligasi adalah sebesar:

= Rp. 1.066.000 – Rp. 1.000.000)
= Rp. 66.000

Jumlah agio investasi obligasi adalah diamortisasi selama pemilikan obligasi adalah sebagai berikut:

= (1-4-2015 s/d 31-12-2017)
= 33 bulan.

Amortisasi agio obligasi setiap bulan:

= Rp. 66.000 / 33
= Rp. 2.000

Metode akuntansi yang dibuat untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut:

beli obligasi perusahaan go public

investasi obligasi terbaik

suku bunga obligasi

suku bunga obligasi korporasi

Pada tahun 2017 dibuat jurnal yang sama seperti tahun 2016.

Sehingga pada tanggal 31 Desember 2017 rekening penanaman modal dalam investasi obligasi adalah menunjukkan saldo sebesar Rp. 1.000.000.

Pada saat pelunasan obligasi adalah tanggal 31 Desember 2017 dibuat jurnal akuntansi sebagai berikut :

jurnal dana pelunasan obligasi

Dua contoh di atas menunjukkan bahwa pencatatan amortisasi agio.

Dan akumulasi disagio dilakukan setiap akhir periode bersamaan dengan jurnal penyesuaian.

Pencatatan itu dapat juga dilakukan pada tiap tanggal penerimaan bunga bersama dengan jurnal yang mencatat penerimaan bunga.


Pelunasan Obligasi

Pada umumnya pelunasan obligasi ini dilakukan pada saat tanggal jatuh tempo, namun apabila memang dana untuk pelunasan sudah siap sebelum tanggal jatuh tempo bisa dibayarkan.

Daripada harus membayar bunga setiap tanggal kupon, alangkah lebih baik jika obligasi yang beredar ditarik kembali.

  • Apabila pelunasan dilakukan pada tanggal jatuh tempo, tentunya sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga yang terutang.
  • Apabila pelunasan dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo, berarti membeli kembali obligasi dari para pemegang-nya. Tentunya dengan harga yang sesuai dengan kesepakatan / harga wajar menurut bursa surat – surat berharga. Oleh karena itu akan timbul rugi atau laba pelunasan.

Rumus Yield

Rumus Untuk menghitung Yield To Maturity (pendekatan nilai YTM):

YTM = INT+[ (MV-PV)/n ] / (MV + PV)/2

Yield adalah tingkat pengembalian investasi bagi seorang investor yang dinyatakan dalam persentase.


Contoh Soal Obligasi Keuangan

Berdasarkan contoh soal ke 3, maka jurnal yang dibuat oleh PT Berkah pada tanggal jatuh tempo (31 agustus 2025) adalah sebagai berikut:

Utang obligasiRp. 100.000.000
Biaya bungaRp. 4.700.000
          Disagio obligasiRp. 200.000
          KasRp. 104.500.000
Mencatat pelunasan dan bunga

Penjelasan

Biaya bunga = bunga 6 bulan + amortisasi disagio

Biaya bunga = Rp. 4.500.000 + Rp. 200.000 = Rp. 4.700.000

Berdasarkan contoh soal 4, apabila PT Mastahpedia menarik semua utang obligasi-nya pada tanggal 1 Juli 2023 dengan kurs 104%, maka jurnal yang dibuat pada tanggal 1 Juli 2023 adalah sebagai berikut:

Agio obligasiRp. 200.000
          Biaya bungaRp. 200.000
Mencatat amortisasi 2 bulan
Utang obligasiRp. 200.000.000
Agio ObligasiRp. 2.800.000
Biaya bungaRp. 5.000.000
Rugi penjualan obligasiRp. 5.200.000
          KasRp. 213.000.000
Mencatat pelunasan obligasi

Penjelasan

  • Agio = Rp. 6.000.000 diamortisasikan selama 5 tahun / 60 bulan. Amortisasi setiap bulan = Rp. 6.000.000 : 60 = Rp. 100.000.
  • Agio yang belum diamortisasikan 1 Juli 2023 sampai dengan 1 November 2025 = 28 bulan. Jadi 28 x Rp. 100.000 = Rp. 2.800.000.
  • Biaya bunga yang dibayar ketika pelunasan adalah 1 Mei 2023 sampai dengan 1 Juli 2023 = 2 bulan. (Rp. 200.000.000 x 2 x 15) : (12 x 100) = Rp. 5.000.000.

Nilai nominal sebuah obligasi adalah Rp 1.000.000,00, tingkat kupon 10%/tahun dan jatuh tempo 9 tahun. Jika tingkat keuntungan yang diminta atas obligasi tersebut adalah 8%, berapakah nilai intrinsik obligasi tersebut?

Jawaban:

Jawab:

PV =  INT(PVIFA8%,9) + MV(PVIF8%,9)
=  100.000(6,247) + 1.000.000(0,5)
=  624.700+500.000
PV=  Rp 1.124.700,00

Jadi, nilai intrinsik obligasi dengan MV = Rp 1.000.000,00, kupon rate 10%/tahun, n=9 tahun dan k=8% adalah Rp 1.124.700,00

Obligasi PT. ABADI berkupon 10%/tahun dan kupon dibayarkan setiap setengah tahun, memiliki nilai nominal Rp 1.000.000,00 dan waktu jatuh tempo 12 tahun. Jika tingkat keuntungan yang diminta adalah 14% per tahun, berapakah nilai intrinsik obligasi tersebut?

Jawaban:

PV = (INT/2)(PVIFAk/2,2n) + MV(PVIFk/2,2n)

= (INT/2)(PVIFA7%,24) + MV(PVIF7%,24)

= 50.000(11,469) + 1.000.000(0,197)

= 573.450+197.000

PV  = Rp 770.450

Obligasi PT. XYZ berkupon 12%/tahun dan kupon dibayarkan setiap setengah tahun, memiliki nilai nominal Rp 10.000.000,00 dan waktu jatuh tempo 8 tahun. Jika tingkat keuntungan yang diminta adalah 16% per tahun, berapakah nilai intrinsik obligasi tersebut?

Jawaban:

Diketahui:  MV = Rp 10.000.000,00

Interest/kupon rate = 12%/tahun

n = 8 tahun

k = 16%/tahun

Ditanya: PV = ?

Jawab:

PV = (INT/2)(PVIFA8%,16)+MV(PVIF8%,16)

= 600.000(8,851)+10.000.000(0,292)

= 5.310.600+2.920.000

PV = 8.230.600

Jadi, nilai intrinsik obligasi tersebut adalah Rp 8.230.600,00

Sebuah obligasi dengan nilai pari Rp 100 juta dengan harga at discount Rp 85 juta, masa jatuh tempo 5 tahun, obligasi tersebut memberikan kupon tetap sebesar 14% per tahun dan dibayarkan setiap tahun. Berapa keuntungan yang diterima investor selama memegang obligasi hingga jatuh tempo?

Jawaban:

Perolehan kupon atau bunga :
=14% xRp 100 juta

= Rp 14 juta per tahun, selama 5 tahun

Di akhir tahun ke-5 memperoleh kembali nilai pari dari obligasi tersebut sebesar Rp 100 juta. Karena membeli pada harga at discount 85 (85% x100 juta), maka keuntungan dari nilai diskonto: Rp 15 juta (100jt-85jt).

Jadi perolehan investor selama menyimpan obligasi tsb hingga jatuh tempo adalah kupon selama 5 tahun ditambah nilai diskonto (Rp 70 juta + Rp 15 juta = Rp 85 juta).


Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Investopedia

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing