Aksara Bali
Aksara Bali merupakan turunan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi (aksara Jawa Kuno adalah turunan aksara Brahmi) dan berkerabat dekat dengan aksara Jawa.
Aksara Bali adalah sistem tulisan abugida (yang didasarkan pada konsonan dengan notasi vokal) yang terdiri dari sekitar 18 hingga 33 aksara dasar, tergantung dari penggunaan bahasa yang bersangkutan.
Arah penulisan aksara Bali adalah kiri ke kanan. Secara tradisional aksara ini ditulis tanpa spasi antarkata (scriptio continua) dengan sejumlah tanda baca.
Aksara atau skrip adalah suatu sistem simbol visual yang tertera pada kertas maupun media lainnya (batu, kayu, kain, dll) untuk mengungkapkan unsur-unsur yang ekspresif dalam suatu bahasa. Istilah lain untuk menyebut aksara adalah sistem tulisan.
Aksara Wianjana (huruf konsonan)
Huruf konsonan (aksara wianjana) berjumlah 33 karakter. Aksara wianjana Bali yang biasa digunakan berjumlah 18 karakter. Juga terdapat aksara wianjana Kawi yang digunakan pada kata-kata tertentu, terutama kata-kata yang dipengaruhi bahasa Kawi dan Sanskerta.
Aksara suara (Vokal) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Warga Kanthya (Konsonan langit-langit belakang) | ||||||||
Warga Talawya (Konsonan langit-langit) | ||||||||
Warga Murdhanya (Konsonan tarik-belakang) | ||||||||
Warga Dantya (Konsonan gigi) | ||||||||
Warga Osthya (Konsonan bibir) | ||||||||
Aksara ardhasuara (Semivokal) |
Pangangge (tanda diakritik) tanda yang melekat pada aksara
Pangangge (tanda diakritik) | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pangangge suara (tanda vokalisasi) | ||||||||||
Pangangge tengenan | ||||||||||
Pangangge aksara (tanda semivokalisasi) |
Ceciren ring babawosan (tanda baca)
Ceciren ring babawosan (tanda baca) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Perbandingan Hanacaraka Jawa dan Bali
Jawa | ha/a | na | ca | ra | ka | da | ta | sa | wa | la | pa | dha | ja | ya | nya | ma | ga | ba | tha | nga |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
ꦲ | ꦤ | ꦕ | ꦫ | ꦏ | ꦢ | ꦠ | ꦱ | ꦮ | ꦭ | ꦥ | ꦝ | ꦗ | ꦪ | ꦚ | ꦩ | ꦒ | ꦧ | ꦛ | ꦔ | |
Bali | ha/a | na | ca | ra | ka | da | ta | sa | wa | la | ma | ga | ba | nga | pa | ja | ya | nya | ||
1. Aksara Wyanjana
Wyanjana
Aksara wyañjana adalah aksara konsonan dengan vokal inheren /a/. Sebagai salah satu aksara turunan Brahmi, aksara Bali memiliki 33 aksara wyañjana untuk menuliskan 33 bunyi konsonan yang digunakan dalam bahasa Sanskerta dan Kawi. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:
Tempat pelafalan Warga | Pancawalimukha | Semivokal Ardhaswara | Sibilan Ūṣma | Celah Wisarga | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nirsuara | Bersuara | Sengau Anunāsika | ||||||||
Tidak Teraspirasi Alpaprāṇa | Teraspirasi Mahāprāṇa | Tidak Teraspirasi Alpaprāṇa | Teraspirasi Mahāprāṇa | |||||||
Velar Kaṇṭya | ka | kha | ga | gha | ṅa[1] | ᬳ ha/a[3] | ||||
Palatal Tālawya | ca | cha | ja | jha | ña[2] | ᬬ ya | ᬰ śa[6] | |||
Retrofleks Mūrdhanya | ṭa | ṭha | ḍa | ḍha | ᬡ ṇa | ᬭ ra | ᬱ ṣa | |||
Dental Dantya | ta | tha | da | dha | na | ᬮ la | ᬲ sa | |||
Labial Oṣṭya | pa | pha | ba | bha | ᬫ ma | ᬯ wa | ||||
Catatan
Pelafalan berikut tidak digunakan dalam bahasa Bali modern:
|
Dalam perkembangannya, bahasa Bali modern tidak lagi membedakan pelafalan seluruh aksara dalam deret Sanskerta-Kawi sehingga aksara Bali modern hanya menggunakan 18 bunyi konsonan dan 18 aksara dasar yang kemudian disebut sebagai aksara wrĕṣāstra. Aksara yang tersisa digunakan untuk mengeja kata serapan Sanskreta-Kawi dan disebut sebagai aksara śwalalita. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:
ha/a | na | ca | ra | ka | da | ta | sa | wa | la | ma | ga | ba | nga | pa | ja | ya | nya | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Wrĕṣāstra | ᬮ | ᬫ | ᬕ | ᬩ | ᬗ | ᬧ | ᬚ | ᬬ | ᬜ | ||||||||||||||
na kojong | ca murca | sa danti | |||||||||||||||||||||
Śwalalita | ᬖ | ᬪ | ᬨ | ᬛ | |||||||||||||||||||
na rambat | ca laca | ka ma. | da madu | da murda | da murda ma. | ta tawa | ta latik | ta latik ma. | sa saga | sa sapa | ga gora | ba kembang | pa kapal | ja jera | |||||||||
Catatan
|
Meski pelafalannya tidak lagi dibedakan, śwalalita tetap lumrah digunakan dalam berbagai kata karena tata tulis Bali mempertahankan banyak aspek dari ejaan Sanskerta-Kawi. Sebagai contoh, kata desa tidak ditulis menggunakan aksara wrĕṣāstra sa danti. Dalam tata tulis Bali kontemporer, ejaan tersebut dianggap sebagai ejaan kasar atau kurang tepat, karena desa merupakan kosakata serapan Sanskerta yang seharusnya dieja sesuai pengucapan Sanskerta aslinya: deśa, menggunakan aksara śwalalita sa saga alih-alih sa danti. Bahasa Bali tidak membedakan pelafalan antara sa saga dan sa danti, namun ejaan asli yang menggunakan sa saga tetap dipertahankan dalam penulisan.
Swara
Aksara swara adalah aksara yang digunakan untuk suku kata yang tidak memiliki konsonan di awal awal, atau dalam kata lain suku kata yang hanya terdiri vokal. Aksara Bali memiliki 14 aksara vokal yang diwarisi dari tradisi tulis Sanskerta. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:[35]
Tempat pelafalan Warga | Velar Kaṇṭya | Palatal Tālawya | Labial Oṣṭya | Retrofleks Mūrdhanya | Dental Dantya | Velar-Palatal Kaṇṭya-Tālawya | Velar-Labial Kaṇṭya-Oṣṭya | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pendek Hrĕṣwa | a | i | u | ṛ/rĕ | ḷ/lĕ | e | o | |||
Panjang Dīrgha | ā | ī | ū | ṝ/rö | ḹ/lö | ai | au | |||
Catatan
Pelafalan berikut tidak digunakan dalam bahasa Bali modern:
|
Sebagaimana aksara wyañjana, bahasa Bali modern tidak lagi membedakan pelafalan semua aksara swara dan hanya aksara untuk vokal pendek yang bersifat fonemis. Aksara vokal panjang digunakan untuk pengejaan kata serapan Sanskerta-Kawi namun dilafalkan sebagaimana padanan pendek masing-masing aksara.
Hampir setiap kata Bahasa Bali yang berakhiran a dibaca e
Contoh :
Bahasa Bali = Bahase Bali
putra = putre
Dewa = Dewe
mula = mule (memang)
memula = memule (menanam)
Mekarya = mekarye (bekerja)
Kija = Kije (kemana)
Kuda = Kude (Berapa)
punika = punike (itu)
Suba = Sube(sudah)
Meja = meje (meja)
Modre
Aksara modre adalah aksara suci yang terutama dipakai dalam bidang keagamaan untuk upacara, mantra, rajah, dan fungsi-fungsi keramat lainnya. Aksara tipe ini memiliki berbagai macam rupa, namun umumnya ditandai dengan adanya diakritik ulu candra atau ulu ricĕm. Pembahasan mengenai rupa dan jenis modre dapat ditemukan pada lontar dengan judul krakah atau griguh. Beberapa contohnya dapat dilihat sebagaimana berikut:
Aksara | Nama | Keterangan | |
---|---|---|---|
ᬒᬁ | ong | Eka aksara | suku kata suci ongkara |
ᬅᬁ᭞ᬅᬄ | ang-ah | Dwi aksara | simbol dualis rwa bhinneda |
ᬅᬁ᭞ᬉᬁ᭞ᬫᬁ | ang-ung-mang | Tri aksara | simbol Trimurti Brahma, Wisnu, dan Siwa |
Diakritik (tanda yang melekat pada aksara)
Diakritik adalah tanda yang melekat pada aksara untuk mengubah vokal inheren aksara yang bersangkutan. Sebagaimana aksara, diakritik Bali juga dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok tergantung dari fungsi dan penggunaannya.
Swara
Panganggĕ swara adalah panganggĕ yang digunakan untuk merubah vokal inheren /a/ menjadi vokal lainnya sebagaimana berikut:[35]
Pendek Hrĕṣwa | Panjang Dīrgha | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
-a | -i | -u | -ṛ/-rĕ | -ḷ/-lĕ | -e[1] | -o | -ĕ[2] | -ā | -ī | -ū | -ṝ/-rö | -ḹ/-lö | -ai[4] | -au[5] | -ö[6] |
ᬽ | ᬿ | ᭁ | ᭃ | ||||||||||||
ulu | suku | guwung macĕlĕk | gantungan la-pĕpĕt | taling | taling-tĕdung | pĕpĕt | tĕdung | ulu sari | suku ilut | guwung macĕlĕk-tĕdung | gantungan la-pĕpĕt-tĕdung | taling rĕpa | taling rĕpa-tĕdung | pĕpĕt-tĕdong | |
ka | ki | ku | kṛ/krĕ | kḷ/klĕ | ke | ko | kĕ | kā | kī | kū | kṝ/krö | kḹ/klö | kai | kau | kö |
ᬓᬽ | ᬓᬿ | ᬓᭁ | ᬓᭃ | ||||||||||||
Catatan
Pelafalan berikut tidak digunakan dalam bahasa Bali modern:
|
Sebagaimana aksara swara, hanya panganggĕ vokal pendek yang memiliki fungsi fonetis dalam bahasa Bali kontemporer, sementara panganggĕ vokal panjang digunakan dalam penulisan bahasa Sanskerta dan Kawi.
Tĕngĕnan
Panganggĕ tĕngĕnan digunakan untuk menutup suatu suku kata dengan konsonan, sebagaimana berikut:[35]
nasal[1] | -ng[2] | -r | -h[2] | pemati[3] | |
---|---|---|---|---|---|
ulu candra | ulu ricĕm | cĕcĕk | surang | bisah | adĕg-adĕg |
kang/kam | kang | kar | kah | k | |
Catatan
|
Ardhaswara
Panganggĕ ardhaswara digunakan untuk menuliskan gugus konsonan semivokal dalam satu suku kata, sebagaimana berikut:
-rĕ | -y- | -r- | -l- | -w- |
---|---|---|---|---|
guwung macĕlĕk | nania | guwung | gantungan la | suku kĕmbung |
krĕ | kya | kra | kla | kwa |
Gantungan
Vokal inheren dari tiap aksara dasar dapat dimatikan dengan penggunaan diaktrik adĕg-adĕg. Akan tetapi, adĕg-adĕg normalnya tidak digunakan di tengah kata atau kalimat, sehingga untuk menuliskan suku kata tertutup di tengah kata dan kalimat, digunakanlah bentuk gantungan atau gempelan yang dimiliki oleh setiap aksara dasar; gantungan melekat di bawah aksara dasar sementara gempelan melekat di samping aksara dasar. Berbeda dengan adĕg-adĕg, gantungan/gempelan tidak hanya mematikan konsonan yang diiringinya tetapi juga menunjukkan konsonan selanjutnya. Sebagai contoh, aksara ma yang diiringi bentuk pasangan dari pa menjadi mpa. Bentuknya sebagaimana berikut:
Aksara + Gantungan/Gempelan
Contoh pemakaian gantungan dapat dilihat sebagaimana berikut:
komponen | penulisan | keterangan | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
+ | + | + | = | a + (sa + (adĕg-adĕg + ta)) → a + (sa + (gantungan ta)) = a(sta) | |||||||
+ | + | + | + | = | ba + -u + (da + (adĕg-adĕg + dha)) → bu + (da + (gantungan dha)) = bu(ddha) |
Angka
Aksara Bali memiliki lambang bilangannya sendiri yang berlaku selayaknya angka Arab, namun sebagian bentuknya memiliki rupa yang persis sama dengan beberapa aksara Bali, semisal angka 2 dengan aksara swara la lĕnga. Karena persamaan bentuk ini, angka yang digunakan di tengah kalimat perlu diapit dengan tanda baca carik untuk memperjelas fungsinya sebagai lambang bilangan.
Semisal, “tanggal 23 Ruwah”. Pengapit ini dapat diabaikan apabila fungsi lambang bilangan sudah jelas dari konteks, misal nomor halaman di pojok lontar. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:
0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sa | Dua | Telu | Papat | Lima | Nem | Pitu | Kutus | Sia |
Tanda baca
Teks tradisional Bali ditulis tanpa spasi antarkata (scriptio continua) dan memiliki sejumlah tanda baca yang bentuknya sebagaimana berikut:
carik carik siki | carik pareren carik kalih | carik pamungkah | pamĕnĕng | panti pantĕn | pamada | pasalinan | carik agung |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Carik digunakan untuk memisahkan kalimat (sebagaimana koma), carik pareren digunakan untuk mengakhiri kalimat (sebagaimana titik), sementara carik pamungkah berfungsi seperti titik dua. Pamĕnĕng merupakan tanda pemenggalan yang digunakan ketika suatu kata terputus di bagian tengah atau akhir baris kalimat lontar. Panti, pamada, dan carik agung umum digunakan sebagai pengawal teks serta penanda pergantian tembang sementara pasalinan digunakan untuk mengakhiri teks.
Tanda baca dan aksara khusus
Ada beberapa aksara khusus dalam aksara Bali. Beberapa di antaranya merupakan tanda baca, dan yang lainnya merupakan simbol istimewa kerana dianggap keramat. Antaranya ialah:
Lambang | Uraian |
---|---|
Carik atau Carik Siki. Ditulis pada akhir perkataan di tengah ayat. Fungsinya sama dengan tanda koma dalam tulisan Rumi. Juga dipakai untuk mengapit aksara anceng. | |
Carik Kalih, disebut juga Carik Pareren. Ditulis pada akhir ayat. Fungsinya sama dengan tanda noktah dalam tulisan Rumi. | |
Carik pamungkah. Ditulis pada akhir perkataan. Fungsinya sama dengan tanda titik bertindih dalam tulisan Rumi. | |
Pasalinan. Ditulis pada akhir penulisan karangan, surat dan sebagainya. Pada geguritan bermakna sebagai tanda pergantian tembang. | |
Panten atau Panti. Dipakai pada permulaan suatu karangan, surat dan sebagainya. | |
Pamada. Dipakai pada awal penulisan kitab suci, iaitu berharap agar segala yang diusahakan berjalan dengan lancar. | |
Ongkara. Lambang suci agama Hindu. Disebut “Ong” atau “Om”. |
Bahasa Bali
Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Hal ini terjadi karena pengaruh bahasa Jawa menyebar ke Bali sejak zaman Majapahit, bahkan sampai zaman Mataram Islam, meskipun kerajaan Mataram Islam tidak pernah menaklukkan Bali.
Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi.
Yang madya dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya.
Sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi dalemnya, Di Lombok bahasa Bali terutama dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi.
Selain itu bahasa Osing, sebuah dialek Jawa khas Banyuwangi, juga menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa.
Berapa jumlah aksara Bali?
Banyaknya aksara Bali tergantung dari jenisnya. Misalnya saja aksara Wreastra terdiri atas 18 buah aksara yaitu ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, ma, ga, ba, nga, pa, ja, ya, nya. Aksara-aksara ini merupakan konsonan. Beda lagi dengan aksara Swalelita yang punya 47 aksara terdiri dari aksara suara 14 buah dan aksara konsonan sebanyak 33 buah.
Sementara aksara Wijaksara lebih rumit lagi. Aksara jenis ini punya lebih dari 60 buah aksara. Kemudian aksara Bali yang paling sulit dibaca adalah aksara Modre. Karena aksara ini dilambangkan dengan gambar-gambar tertentu.
5 Warga Aksara Bali
Dalam aturan menulis aksara Bali, ada 5 warga aksara yang utama, yaitu: Kanthya, Talawya, Murdhanya, Dantya dan Osthya. Berikut penjelasannya:
Kanthya
Warga kanthya adalah kelompok fonem yang berasal dari langit-langit dekat kerongkongan. Beberapa di antaranya termasuk konsonan celah suara. Yang termasuk warga kanthya adalah konsonan langit-langit belakang/guttural dan celah suara (glotal). Huruf konsonan yang termasuk warga kanthya terdiri dari: Ka (k), Ga (g), Ga gora (gh), Nga (ng). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga kanthya adalah A.
Talawya
Warga talawya adalah kelompok fonem yang berasal dari langit-langit mulut. Yang termasuk warga talawya adalah konsonan langit-langit/palatal. Huruf konsonan yang termasuk warga talawya terdiri dari: Ca (c), Ca laca (ch), Ja (j), Ja jera (jh), Nya (ny), Sa saga (sy). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga talawya adalah I.
Murdhanya
Warga murdhanya adalah kelompok fonem yang berasal dari tarikan lidah ke belakang menyentuh langit-langit. Beberapa di antaranya termasuk konsonan rongga-gigi. Yang termasuk warga murdhanya adalah konsonan tarik-belakang/retrofleks dan rongga-gigi/alveolar. Huruf konsonan yang termasuk warga murdhanya terdiri dari: Ta latik (ṭ), Da madu (ḍ), Na rambat (ṇ), Sa sapa (ṣ), Ra (r). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga murdhanya adalah Ra repa (Ṛ).
Dantya
Warga dantya adalah kelompok fonem yang berasal dari sentuhan lidah dengan gigi. Beberapa di antaranya termasuk konsonan rongga-gigi. Yang termasuk warga dantya adalah konsonan gigi/dental dan rongga-gigi/alveolar. Huruf konsonan yang termasuk warga dantya terdiri dari: Ta (t), Ta tawa (th), Da (d), Da madu (dh), Na (n), Sa danti (s),[2] La (l). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga dantya adalah La lenga (Ḷ).
Osthya
Warga osthya adalah kelompok fonem yang berasal dari pertemuan bibir atas dan bawah. Yang termasuk warga oshtya adalah konsonan dwibibir/labial. Huruf konsonan yang termasuk warga talawya terdiri dari: Pa (p), Pa kapal (ph), Ba (b), Ba kembang (bh), Ma (m), Wa (w). Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga talawya adalah U.
Contoh daftar kata Bahasa Indonesia – Bali
No. | Bahasa Indonesia | Bahasa Bali basa Bali |
---|---|---|
1 | saya | tiang, titiang |
2 | kamu | cai |
3 | dia | ia |
4 | kami/kita | raga |
5 | kalian | cai |
6 | mereka | ia |
7 | ini | niki, ene |
8 | itu | nika, ento |
9 | sini | deriki, dini |
10 | situ/sana | derika, ditu |
11 | siapa | sira, nyen |
12 | apa | napi, ape |
13 | di mana | ring dija, dije |
14 | kapan | pidan |
15 | bagaimana | kenken |
16 | bukan/tidak | nenten, tusing |
17 | semua | samian, mekejang, konyang |
18 | banyak | akeh, liyu, bek |
19 | beberapa | |
20 | sedikit | bedik |
21 | lain | len, lian |
22 | satu | siki |
23 | dua | kalih |
24 | tiga | tetiga |
25 | empat | patpat |
26 | lima | lelima |
27 | besar | ageng, gede |
28 | panjang | dawa, lantang |
29 | lebar | linggah |
30 | tebal | tebel |
31 | berat | baat |
32 | kecil | alit, cenik |
33 | pendek | bawak |
34 | sempit | cupek, cupet |
35 | tipis | tipis |
36 | perempuan/wanita | luh, lua |
37 | laki-laki/pria | lanang, muani |
38 | manusia | manusa, jeleme |
39 | anak | pianak, panak |
40 | istri | rabi, kurenan |
41 | suami | rabi, kurenan |
42 | ibu | biyang, meme |
43 | ayah | aji, bapa |
44 | binatang | buron |
45 | ikan | be |
46 | burung | kedis |
47 | anjing | kuluk, cicing |
48 | kutu | kutu |
49 | ular | lelipi, lipi |
50 | cacing | cacing |
51 | pohon | wit, punyan |
52 | hutan | alas |
53 | ranting | carang |
54 | buah | woh |
55 | biji | bulih |
56 | daun | don |
57 | akar | akah |
58 | kulit kayu | babakan |
59 | bunga | sekar |
60 | rumput | padang |
61 | tali | tali |
62 | kulit | kulit |
63 | daging | be |
64 | darah | getih |
65 | tulang | asti |
66 | lemak | muluk |
67 | telur | taluh |
68 | tanduk | tanduk |
69 | ekor | ikuh, ikut |
70 | bulu | bulu |
71 | rambut | bok |
72 | kepala | sirah, duur |
73 | telinga | kuping, karna |
74 | mata | mata, peningalan, penyingakan |
75 | hidung | cunguh |
76 | mulut | cangkem |
77 | gigi | untu |
78 | lidah | layah |
79 | kuku | naka |
80 | kaki | batis |
81 | telapak kaki | tapak batis |
82 | lutut | entud |
83 | tangan | lima |
84 | sayap | kampid |
85 | perut | basang |
86 | usus | jeroan |
87 | leher | baong |
88 | punggung | tundu |
89 | payudara | nyonyo, susu |
90 | jantung | papusuhan |
91 | hati | ati |
92 | minum (meminum) | nginem |
93 | makan (memakan) | ngajeng |
94 | gigit (menggigit) | ngutgut |
95 | isap (mengisap) | nyepsep |
96 | ludah (meludah) | mekecuh |
97 | muntah | ngutah |
98 | tiup (meniup) | ngupin |
99 | nafas (bernafas) | mangkihan |
100 | tawa (tertawa) | kedek |
101 | lihat (melihat) | ningal |
102 | dengar (mendengar) | ningeh, mireng |
103 | tahu (mengetahui) | nawang |
104 | pikir (berpikir) | mekeneh |
105 | cium (mencium) | niman, ngadek |
106 | takut | jejeh, nyeh |
107 | tidur | pules, sirep |
108 | hidup | idup |
109 | mati | mati, sing nu |
110 | bunuh (membunuh) | ngematiang |
111 | kelahi (berkelahi) | miyegan, mejaguran |
112 | buru (berburu) | meboros |
113 | pukul (memukul) | ngelempag |
114 | potong (memotong) | ngetep |
115 | belah (membelah) | negdeg |
116 | tusuk (menusuk) | nebek |
117 | coret (mencoret) | ngosek |
118 | gali (menggali) | nyongcong |
119 | renang (berenang) | ngelangi, ngonong |
120 | terbang | mekeber |
121 | jalan (berjalan) | mejalan |
122 | datang | teka |
123 | baring (berbaring) | mesare |
124 | duduk | negak |
125 | diri (berdiri) | mejujuk |
126 | belok (berbelok) | ngeleg |
127 | jatuh | ulung |
128 | beri (memberi) | ngemaang |
129 | pegang (memegang) | ngisi |
130 | peras (memeras) | mejek |
131 | gosok (menggosok) | ngosok |
132 | cuci (mencuci) | ngumbah |
133 | hapus (menghapus) | ngapus |
134 | tarik (menarik) | ngedeng |
135 | dorong (mendorong) | nyogok |
136 | lempar (melempar) | ngentungang |
137 | ikat (mengikat) | negul |
138 | jahit (menjahit) | nyait |
139 | hitung (menghitung) | ngitung |
140 | kata (berkata) | ngomong, memunyi |
141 | nyanyi (bernyanyi) | megending |
142 | main (bermain) | meplalian |
143 | apung (mengapung) | ngambang |
144 | alir (mengalir) | ngalir |
145 | beku (membeku) | |
146 | bengkak (membengkak) | beseh |
147 | matahari | matan ai |
148 | bulan | sasih |
149 | bintang | wintang |
150 | air | yeh |
151 | hujan | ujan |
152 | sungai | tukad |
153 | danau | danu |
154 | laut | segara |
155 | garam | uyah |
156 | batu | batu |
157 | pasir | bias |
158 | debu | ebuk |
159 | bumi | gumi |
160 | awan | awan |
161 | kabut | hima |
162 | langit | langit |
163 | angin | angin |
164 | salju | salju |
165 | es | es |
166 | asap | asep |
167 | api | api |
168 | abu | abu |
169 | bakar | tunjel |
170 | jalan | marga |
171 | gunung | gunung |
172 | merah | barak |
173 | hijau | gadang |
174 | kuning | |
175 | putih | petak |
176 | hitam | selem |
177 | malam | peteng |
178 | hari | wai |
179 | tahun | warsa |
180 | hangat | anget |
181 | dingin | nyem |
182 | penuh | bek |
183 | baru | mare |
184 | lama/tua | mekelo, tue |
185 | baik | melah, les |
186 | buruk | jele |
187 | busuk | buuk |
188 | kotor | daki |
189 | lurus | leser |
190 | bulat | bunter |
191 | tajam | mangan |
192 | tumpul | tumpul |
193 | licin | belig |
194 | basah | belus |
195 | kering | tuh |
196 | betul | beneh |
197 | dekat | paek |
198 | jauh | joh |
199 | kanan | tengen |
200 | kiri | kiwa |
201 | di | di |
202 | dalam | tengah |
203 | dengan | ajak |
204 | dan | ajak, lan |
205 | kalau | lamun |
206 | karena | sawireh |
207 | nama | adan |
ari pengamatan saya di internet, saat ini belum ada atau masih sedikit sumber referensi untuk kamus bahasa bali. Memang ada, tapi tidak teratur atau belum tertata dengan baik. Jadi sepertinya memang benar-benar pas apabila pada kesempatan kali ini saya hadirkan tabel atau daftar kata-kata dalam bahasa Bali sehari-hari beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Semoga saja bisa bermanfaat bagi teman-teman atau siapa saja yang sedang ingin mempelajarinya.
Bahasa Indonesia | Bahasa Bali |
---|---|
Abadi | Langgeng |
Abu | Aon |
Ada | Ada, Wenten |
Adik | Adi, Ari, Rai |
Agar | Apang, Mangda |
Air | Yeh, Toya |
Ajar / Ajaran | Ajah / Ajahan |
Akan | Lakar (kel), Pacang, Jagi |
Akar | Akah |
Akrab | Leket |
Aku | Icang, Tiang, Titiang |
Alang-alang | Ambengan |
Alat | Perabot, Piranti |
Aman | Kerta |
Ambil | Jemak, Ambil |
Anak; Anak-Anak | Pianak, Oka; Rare |
Anda | Cai, awake, Ragane |
Aneh | Soleh |
Angkat | Tingting, Ancit |
Anjing | Cicing, Kuluk, Asu |
Antar; Antarkan saya | Ateh, Anter; Atehin tiang |
Apa ini? | Apa ene?, Napi niki? |
Apa itu? | Apa ento?, Napi nika? |
Apa kabar | Kenken kabare?, Punapi Gatra? |
Apabila | Yen, Yening, Pet Prade |
Apalagi | Apabuin |
Apa | Apa, Napi, Kenken, Punapi |
Api | Api, Geni, Agni |
Apung | Kambang |
Arang | Adeng |
Arti / Artinya | Artos, Teges / Tegesne, Tegesnyane, Artosnyane |
Asal | wit, Wed |
Asap | Andus |
Asin | Pakeh |
Asli | Tulen |
Asuh / Mengasuh | Empu / Ngempu |
Atap | Raab |
Atas | duwur |
Atau | Wiadin |
Awan | Ambu |
Ayah | Bapa, Nanang, Aji |
Ayam | Siap, Ayam |
Baca / Membaca | Baca / Memaca |
Badan | Awak |
Bagaimana | Kenken, Punapi |
Bagai | Care, Sekadi |
Bagi / Membagi | Edum / Ngedum |
Bagus / Bagus Sekali | Luwung, Becik / Luwung Pesan (Luwung sajan), Becik Pisan |
Bahan | Lakar |
Baju | Baju, Kuaca |
Balik | Bading |
Bambu | Tiying, Bambu |
Bandel | Kaas, Pengkung |
Banting / Dibanting Saja | Pantig / Pantigang Dogen |
Bantu | Tulung |
Banyak | Liu, Ebek (Penuh) |
Barat | Dauh |
Baru Saja | Mara Pesan |
Baru | Baru, Anyar |
Basah | Belus |
Batal | Buwung |
Batang | Carang |
Batas | Wates |
Batuk | Kokoan, Mekokoan (KK) |
Bau Busuk | Bo Andih |
Bau | Bo |
Bawah | Beten |
Bayar | Bayah |
Bayar | Bayah, Taur |
Belakang | Duri, Ungkur |
Belum | Tonden, Durung, Dereng |
Benar | Beneh, Jakti, Patut, Saja |
Benci | Gedeg, Duka |
Bengkak | Beseh |
Bengkok | Lengkong |
Bentar / Sebentar Dulu | Eden / Enden Malu |
Berak | Meju, Mekoratan |
Berani | Bani |
Berantakan | Sambrag |
Berapa | Akuda |
Berarti | Meteges |
Beras | Baas |
Berat | Baat |
Berbau | Mebo |
Berhenti | Mereren |
Berisik | Uyut |
Beritahu | Orahin |
Berita | Gatra |
Beri | Baang, Aturang |
Bersih | Kedas |
Bersin | Bangkes |
Besar | Gede |
Besok | Mani |
Betul | Beneh, Jakti, Saja |
Biar | Depang, Depin, Banggiang |
Bicara | Ngorta, Memunyi |
Binatang | Beburon |
Biru | Pelung |
Bisu | Kolok |
Bodoh | Belog, Lengeh |
Bohong | Bogbog |
Boleh | Dadi, Dados |
Bosan | Emed |
Buat (Membuat) | Ngae |
Buatan | Pegae |
Bubur | Bubuh |
Buih / Berbuih | Lombok / Melombok |
Bujang | Bajang (Perempuan), Truna (Laki-Laki) |
Bukan | Tusing, Tidong, Boya, Nenten |
Bulat | Bunter |
Bumbu | Base |
Bumi | Gumi, Jagat |
Bundar | Bunter |
Bunting | Beling, Mobot |
Buntut | Ikuh |
Buruk | Jelek |
Burung | Kedis |
Busuk | Berek |
Cabai | Tabia |
Cahaya / Bercahaya | Endih, Sunar / Ngendih, Mesunar |
Canda / Bercanda | Canda, Benjur / Mecanda, Mebenjuran |
Cangkul | Pacul, Tambah |
Cantik | Jegeg |
Cari | Alih, Rereh |
Cebol | Endep |
Cebur / Tercebur | Celempung / Mecelempung |
Cedera | Tatu, Metatu |
Celana Dalam | Cawet |
Celana | Celana |
Celup | Enceb |
Cemburu | Cemburu, Cenidra |
Cendawan | Wong |
Cepat | Enggal |
Cerah | Galang |
Cerdas | Duweg |
Cincang | Tektek |
Cinta | Tresna |
Cium / Berciuman | Diman / Mediman |
Colong | Paling |
Copot | Keles |
Cubit | Sigit |
Cuci | Umbah |
Cukup | Genep |
Cuma | Tuah |
Cumbu, Bercumbu | Ngeroman |
Curang | Daya, Corah |
Curi | Paling |
Dada | Tangkah |
Dagu | Jagut |
Dahaga | Bedak |
Dahak | Tengkak |
Dahi | Gidat |
Dahulu | Ipidan |
Dalam / Didalam | Dalem / Ditengah |
Dampar, Terdampar | Kampih |
Danau | Danu |
Dandan | Payas, Iyas |
Dangkal | Daken |
Dan | Lan |
Dapur | Paon, Perantenan |
Dara (Gadis) | Bajang |
Darah | Getih |
Dari | Uli, Saking |
Datang | Teka |
Datar | Asah |
Daun | Don |
Debu | Buk |
Dekap | Gelut |
Dekat | Paok, Nampek |
Delapan | Kutus |
Dengan | Ajak, Sareng |
Dengar | Dingeh, Pireng, Piragi |
Dengkul | Entud |
Dengkur / Mendengkur / Dengkuran | Gerok / Ngerok / Gerokan |
Depan / Didepan | Arep, Aep / Diarep, Diaep |
Deras | Bales |
Desir / Desiran | Kesir / Kesiran |
Dialog / Berdialog | Orta / Ngorta |
Diam | Nengil, Ngoyong |
Dia | ia, ipun, dane, ida |
Dibalikan | Badingang |
Didih / Mendidih | Krodok / Ngerodok |
Dikit, Sedikit | Abedik |
Dimana | Dija |
Diri | Paukudan, Padewekan |
Dongeng / Mendongeng | Satua / Mesatua |
Dongkol | Geded |
Dorong | Sogok |
Dua | Dua |
Duduk | Negak |
Duit | Pipis |
Duka | Sebet |
Dukun | Balian |
Duri | Duwi |
Dusta | Bogbog |
Ekor | Ikuh |
Elak / Mengelak | Kelid / Mekelid |
Emak | Meme, Biang |
Embah | Pekak (Kakek), Dadong (Nenek) |
Empat | Papat |
Enak | Jaen |
Enam | Nenem |
Enteng | Iying |
Eram / Mengeram | Kaem / Mekaem |
Erat | Tekek |
Esok | Mani |
Fikir / Berfikir | Keneh / Mekeneh |
Gadis | Bajang |
Gagap | Keta |
Gali / Menggali | Congcong / Nyongcong |
Ganggu | Uyak, Benjul |
Garam | Uyah |
Garuk | Gasgas |
Gatal | Genit |
Gegas | Encol |
Gelap | Peteng |
Geleng | Kituk |
Gelincir / Tergelincir | Serod / Nyerod |
Gelinding, Menggelinding | Ngelilik, Ngeluluk |
Gelisah | Inguh |
Gelitik | Gidig |
Gemar | Demen |
Gembala | Pengangon |
Gembira | Demen |
Gempa | Linuh |
Gempur | Gebug |
Gemuk | Mokoh |
Gemuruh | Gerudug |
Gendong | Enyang (Depan), Gandong (Belakang) |
Gendut | Mokoh |
Genggam / Segenggam | Gembel, Gambel / Agembel |
Gerimis | Gericik |
Gesah / Tergesa-gesa | Dungah / Dungah-dungah |
Getah | Engket |
Getar | Gejer |
Giat | Seleg |
Gigit / Menggigit | Anggut, Cegut / Nganggut, Nyegut |
Gila | Buduh |
Gitu, Begitu | Keto |
Goblok | Lengeh, Belog |
Gonggong / Menggonggong | Kongkong / Ngongkong |
Gotong | Tegen |
Gusi | Isit |
Habis | Telah |
Hadap / Berhadapan | Arep / Mearepan |
Hadir | Teka, Rawuh |
Halaman | Natah |
Hambar | Enyem |
Hamil | Beling, Mobot |
Hampir | Das |
Hancur | Enyag, Benyah |
Handal | Cager |
Handuk | Cerik |
Hangat | Anget |
Hangus | Puwun |
Hantam | Palu, Jagur (Pukul) |
Hantu | Liak |
Hanya / Hanya Satu / Hanya itu | Tuah, Dogen / Tuah Abesik / Ento Dogen |
Harga / Harganya | Aji / Ajine |
Hari | Dina, Wai |
Haus | Bedak |
Hendak | Lakar |
Henti / Berhenti / Hentikan | Reren / Mereren / Rerenang |
Hewan | Buron |
Hidung | Cunguh |
Hijau | Gadang |
Hilang | Ical, Ilang |
Hilir | Teben |
Hindar / Menghindar | Kelid / Mekelid |
Hulu | Luwan |
Huruf | Aksara |
Ibarat | Cara, Tanbina, Sekadi, Minakadi |
Iba | Pedalem |
Ibu | Meme, Biang |
Idam | Dot, Idam |
Ikan | Be, Ulam |
Ikat | Tegul |
Ikut | Milu, Sareng |
Indah | Luwung |
Ingin | Dot, Meled |
Ingkar | Nitya |
Ingus | Tenges |
Ini | Ene |
Injak | Jekjek |
Iris | Kaet |
Istirahat | Mereren, Mererean |
Istri | Kurenan, Rabi |
Itu | Ento |
Iuran | Pesu-Pesuan |
Jadi | Dadi, Payu, Durus |
Jagat | Gumi, Jagat |
Jalan | Rurung, Marga, Margi |
Jamur | Uwong |
Janda | Balu, Rangda |
Jangan | Eda, Sampunang |
Janggal | Soleh |
Janggut | Jenggot |
Jarang | Kapah |
Jari | Jeriji |
Jarum | Jaum |
Jasad | Bangke, Sawa |
Jatuh | Ulung, Runtuh |
Jauh | Ejoh, Doh |
Jejaka | Teruna |
Jembatan | Titi |
Jemput | Alih, Pagpag, Rereh |
Jemur | Dengdeng |
Jemu | Emed |
Jerawat | Jayat, Giat |
Jernih | Ening |
Jeruk | Juwuk, Sumaga, Jerungga (Jeruk Bali) |
Jijik | Seneb |
Jika | Yen, Yening |
Jilat | Silap |
Jongkok | Nyongkok |
Jorok | Kumbal |
Jual | Adep |
Juga | Muah, Taler |
Juling | Sero |
Jumat | Sukra |
Jungkir | Jungkling |
Kabar | Gatra |
Kabur | Melaib |
Kabut | Sayong |
Kadang, terkadang | Dikenkene |
Kaget | Makesiab |
Kagum | Angob |
Kait | Sangket, Paket |
Kakak | Beli (Laki), Embok (Perempuan) |
Kakek | Pekak |
Kaki | Batis, Cokor |
Kalau | Yen, Yening |
Kalimat | Lengkara |
Kali | Tukad, Kelabah, Jlinjingan, Ping/Pang(Perkalian) |
Kalkulasi | Itung-itungan |
Kalut | Inguh |
Kamis | Wrespati |
Kanan | Tengawan, Tengen |
Kantuk, Mengantuk | Kiyap |
Kapan | Pidan (Bin Pidan) |
Karena | Sawireh, Riantukan |
Kasi | Baang, Aturang |
Kawan | Timpal, Sawitra |
Kawin / Perkawinan | Nganten, Mekerab Kambe / Pawiwahan |
Kaya | Sugih |
Kebun | Tegal |
Kecil | Cenik, Alit |
Kecuali | Saluwire |
Kehendak | Keneh |
Kejap, Sekejap | Akijapan |
Kekasih | Tunangan, Kabak |
Kelahi, Berkelahi | Miyegan, Merebat |
Kelapa | Nyuh |
Keliling | Melinder |
Kelingking | Kacing |
Keliru | Pelih, Salah |
Keluar / Keluarkan | Pesu, Medal, Metu / Pesuang, Medalang, Metuang |
Kemana-mana | Kemu-mai |
Kemana | Kija |
Kembali | Mebading, Mebalik, Mewali |
Kemudian | Lantas, Lantur |
Kencang | Tekek (Kuat), Enggal (Cepat) |
Kencing | Panyuh (KB), Manyuh (KK), Warih(KB), Mewarih (KK) |
Kendaraan | Pelinggihan |
Kening | Pelengan |
Kentut | Entut (KB), Ngentut (KK) |
Kenyang | Wareg, Wadih |
Kepada | Ketuju ring |
Kepala | Tendas, Sirah, Duur |
Kepiting | Yuyu |
Keras | Katos |
Kera | Bojog |
Keringat | Peluh |
Kering | Etuh |
Kerja / Bekerja | Gae, Karya / Megae, Mekarya |
Ketat | Kelet |
Ketawa | Kedek |
Ketika | Rikala, Ritatkala |
Khawatir | Jejeh |
Kikir | Pripit |
Kiri | Tengebot, Kiwa |
Kita | Iraga |
Kodok | Godogan |
Kokoh | Tekek |
Korek Api | Colok |
Koreksi | Benahin |
Kosong | Puyung |
Kotor | Daki |
Kucing | Miyong |
Kuda | Jaran |
Kumur | Kumuh |
Kunyah | Pakpak |
Kupas | Pelut, Kelasin |
Kura-kura | Kekua |
Kurang | Kuang |
Kurus | Berag |
Kusut | Ocem |
Laba-Laba | Kawe-Kawe |
Laba | Laba, Bati |
Ladang | Tegal |
Lagi | Buin, Malih |
Lagu | Gending |
Lahap | Angop |
Lahir | Lekad |
Lain | Elen, Lian |
Laki | Muani, Lanang |
Lalai | Lenga |
Lalat | Buyung |
Lalu, Terlalu | Bes |
Lamban | Belad |
Lambat | Belad |
Lampau | Ipidan |
Lapar | Layah, Seduk |
Lari | Melaib |
Larut | Tengah Lemeng |
Lauk | Be, Ulam |
Laut | Pasih, Segara |
Lebah | Nyawan |
Lebat | Bet |
Ledak / Ledakan / Meledak | Keplug, Keplag / Keplugan, Keplagan/ Mekeplug, Mekeplag |
Ledek / Meledek / Diledek | Boya / Meboya / Boyaine |
Leher | Baong |
Lekat | Neket |
Lelah | Kenyel, Leleh |
Lelaki | Muani, Lanang |
Lemah | Enduk |
Lemak | Muluk |
Lembek | Belek |
Lempar | Entung |
Lengah | Lenga |
Lengkap | Genap |
Lengkung | Lengkong, Bengkot |
Lenyap | Ilang, Ical |
Lepas | Keles |
Lepuh | Sebuh |
Leset, Terpeleset | Nyerod |
Lesu | Enduk, Lesu |
Letak | Tongos, Genah |
Letih | Kenyel, Lesu |
Lezat | Jaen |
Libur | Perai |
Licin | Belig |
Lidah | Layah |
Lihat | Tolih, Tingal, Cingak, Suryan |
Limpah, Berlimpah | Meliah |
Liur | Paos |
Lompat | Kecos |
Lotot, Melotot | Nengeng, Nelik |
Lowong | Selah |
Luar, Diluar / Keluar | Disisi / Pesu, Metu, Medal |
Lubang | Bolong, Song |
Luka | Tatu |
Lumpur | Endut |
Lupa | Engsap, Lali |
Lurus | Leser, Beneng |
Lutut | Entud |
Maaf / Maafkan / Memaafkan | Ampura / Ampurayang / Ngampurayang |
Maanfaat / Bermanfaat | Guna / Meguna |
Mabuk | Punyah |
Mahal | Mael |
Mahir | Duweg, Wikan |
Main / Bermain / Memainkan | Plali / Meplalian / Mlali |
Mainan / Permainan | Plalian / Peplalian |
Makam | Sema, Setra |
Makanan | Amah-amahan, Dedaaran, Ajengan, Rayunan |
Makan | Ngamah, Medaar, Ngajeng, Merayunan, Neda |
Maki / Memaki | Pisuh, Batbat / Memisuh, Matbat |
Malam | Peteng, Wengi |
Malang | Lacur |
Malas | Malas |
Malu | Elek, Kimud |
Mampir | Singgah, Simpang |
Mampus | Bangka, Mati, Padem, Seda |
Mampu | Nyidaang, Mresidayang (Sida) |
Mana | Encen |
Mandi | Mandus, Mesiram |
Manja | Manying |
Manusia | Jelema, Jatma, Manusa |
Marah / Memarahi / Dimarahi | Pedih, Gedeg, Duka, Kroda / Nguyut, Nukain / Uyute, Dukaine |
Mari | Mai, Ngiring |
Masak | Nyakan |
Masih | Enu, Kari |
Masuk | Mecelep, Ngeranjing |
Masyarakat | Krama |
Matahari | Matanai, Surya |
Matang | Lebeng |
Mata | Mata, Penyingakan, Penyuryanan |
Mati | Bangka, Mati, Padem, Seda |
Mau | Enyak, Kayun |
Mayat | Bangke, Sawa |
Melarat | Lacur |
Melar | Goloh, Gomboh |
Meleset | Nyameh, Saud |
Memang | Mula |
Menantu | Mantu |
Mendingan | Ngadenang, Melahang, Luwungan, Becikan |
Mendung | Gulem |
Mengapa | Nguda, Dadi, Dados |
Mentah | Matah |
Merah | Barak |
Mertua | Matua |
Milik / Memiliki | Gelah, Duwe / Ngelahang, Nuwenang |
Mimisan | Tumisinan |
Mimpi / Memimpikan | Ipian (KB), Ngipi (KK) / Ngipiang |
Minggat | Magedi, Metilar |
Minggu | Radite |
Minta / Meminta | Ngidih, Nunas / Nagih |
Minum / Meminum | Inem / Nginem |
Minuman | Inem-ineman |
Minyak | Lengis |
Miring | Ngeseng |
Miskin | Lacur |
Mohon | Ngidih Olas, Nunas |
Monyet | Bojog |
Muda / Pemuda / Pemudi | Muda / Truna / Truni |
Mudah | Aluh, Elah |
Muka | Mua (Wajah), Arep (Depan) |
Mukim, Bermukim | Mondok |
Mulai / Memulai | Nyumu / Mejumu, Nyumunin |
Mulut | Bungut, Bibih, Cangkem |
Muncul | Mumbul |
Mundur | Ngatrek, Kirig, Mekirig |
Mungil | Cenik, Alit |
Mungkin | Mirib, Minab |
Murah | Mudah |
Murid | Sisya |
Murka | Pedih, Duka, Kroda |
Nafas | Angkian |
Nafkah | Gunakaya |
Nahkoda | Bendega |
Naik | Menek, Munggah |
Nakal | Kaas |
Nama | Adan, Pesengan, Wasta |
Nampak | Ngenah |
Namun | Nanging, Sakewala, Sakewanten |
Nanas | Manas |
Nanti | Binjep, Melebos |
Napas | Angkian |
Nasehat / Menasehati | Tutur, Pitutur / Nuturang |
Nekat | Nglalu |
Nenek | Dadong |
Neraca | Dacin |
Niat | Keneh, Kayun |
Nikah | Nganten |
Nikmat | Jaen |
Nilai | Biji |
Noda | Daki |
Nol | Puyung |
Nyala / Menyala | Endih / Ngendih |
Nyamuk | Legu |
Nyanyi / Nyanyian / Bernyanyi | Gending / Gendingan / Megending |
Nyaring | Santer |
Nyaris | Das |
Nyata | Saja, Seken, Jakti |
Nyawa | Angkian |
Obat | Ubad, Tamba |
Obor | Bobok |
Obrol | Orta |
Oleh | Olih |
Ompong | Pawah |
Onar | Biyut |
Ongkos | Biya |
Orang / Berapa Orang/ Satu Orang | Jelema, Jatma, Manusa, Diri / Akudang Diri / Adiri |
Orang Asing | Jelema Tawah, Jatma Tawah |
Orang Lain | Anak Elen |
Pagar | Pagan |
Pagi | Semeng |
Paham | Resep |
Pakaian | Penganggo, Busana |
Pakai | Anggon, Anggen |
Panas | Kebus, Panas |
Pandai | Duweg, Wikan |
Pandang | Tolih, Cingak, Suryan |
Panggil | Kauk, Sambat |
Pangkal | Bongkol |
Pangku | Abin, Abih |
Panjang | Lantang |
Panjat | Penek |
Pantai | Pesisi |
Paras | Mua |
Parut | Kikih |
Pasang/Surut | Ngebet/Aad |
Pasar | Peken, Pasar |
Pasir | Bias |
Patah | Elung |
Patuk | Cotot |
Patung | Togog |
Payah | Kenjel |
Payung | Pajeng |
Pecah | Belah |
Pedas | Lalah |
Pedih | Ngaap |
Pegang | Gisi |
Pejam | Kidem |
Pelajaran | Peplajahan |
Pelan | Adeng |
Pelit | Pripit |
Peluit | Lepri |
Peluk | Gelut |
Penat | Ungkeb |
Pendek | Bawak |
Pendeta | Pedanda |
Pengasuh | Pengempu |
Penggal | Getep |
Peniti | Kancing |
Pensil | Potlot |
Penuh | Bek |
Perabot | Piranti |
Perahu | Jukung |
Perangkap | Jebagan |
Perempuan | Luwe, Luh, Istri |
Pergi | Megedi, Mekaad |
Permintaan | Pengidih, Pinunas |
Pernikahan | Pawiwahan |
Pertama | Simalu |
Perut | Basang, Weteng |
Pesisir | Pesisi |
Petang | Sandikala |
Petik | Empok |
Pijak | Enjek |
Pindah | Kisid, Gingsir |
Pinggang | Bangkiang |
Pinjam | Silih, Selang |
Pintar | Duweg, Wikan |
Pinta | Tagih, Idih |
Pintu | Kori |
Pisah | Palas |
Pisang | Biyu |
Pisau | Tiyuk |
Pohon | Entik, Punya |
Pojok | Bucu |
Potong | Getep |
Pria | Muani, Lanang |
Pucat | Ocem |
Pucuk | Muncuk |
Pukul | Antem |
Punggung | Tundu |
Pungut | Duduk |
Puntang-Panting | Puntag-Pantig |
Punya | Ngelah, Meduwe |
Pusar | Pungsed |
Pusing | Uyeng-uyengan |
Putus | Pegat |
Raba | Gabag |
Rabu | Buda |
Racun | Cetik |
Radang | Barah |
Ragu | Sengsaya |
Rajin | Seleg, Jemet |
Rampung | Pragat |
Rangkak, Merangkak | Megaang |
Ranjang | Plangkanan, Pesarean, Pesirepan |
Ranting | Carang |
Rebah | Ebah |
Rebus | Lalab |
Reda | Iid |
Renang | Ngelangi |
Rendah | Endep |
Rendam | Emem |
Rentak, Serentak | Cepokan, Subarengan |
Riang | Kendel |
Rias | Iyas |
Ribut | Uyut |
Rimba | Alas Agung |
Ringan | Iying |
Robek | Uwek |
Roboh | Ebah, Pungkat |
Rokok | Roko |
Rok | Kun |
Rugi | Pocol |
Rumah | Umah, Jero, Puri, Griya |
Rumput Laut | Bulung |
Rumput | Padang |
Runcing | Tanying, Lanying |
Rusak | Uwung |
Saat | Dugas |
Sabit | Arit |
Sabtu | Saniscara |
Sadar | Enten |
Saja | Dogen, Kemanten |
Sakit | Gelem, Sungkan |
Saku | Kantong |
Salah | Pelih, Salah |
Sama | Patuh, Pateh |
Sampah | Luu, Lulu |
Sampai | Neked |
Sampan | Kantik |
Sana, disana / disini | Ditu, Irika / Dini, Iriki |
Sandar / Bersandar | Sleleg / Nyeleleg |
Sandung / Tersandung | Slimput / Slimputan |
Sangkar | Guwungan, Kurungan |
Sangkut, tersangkut | Nyangket |
Sapi | Sampi |
Sapu | Sampat |
Satu | Besik, Asiki |
Saudara | Nyama, Sameton |
Sawah | Uma, Carik |
Sayap | Kampid |
Saya | Icang, Tiang, Titiang |
Sayur | Jukut, Jangan |
Sebab | Krana |
Sebelum | Setonden |
Sebentar | Akejep |
Sedih | Sebet, Duka, Sedih |
Segala | Sekancan, Saluwire |
Sehat | Seger |
Sejak / Sejak dulu | Uli, Saking / Uli ipidan, Saking dumun |
Sejati | Sujati |
Sejuk | Tis |
Sekali | Acepok (Satu Kali), Gati (Sangat), Sajan (Sangat) |
Sekarang | Jani, Mangkin |
Selamat | Rahajeng |
Selasa | Anggara |
Selatan | Kelod, Delod |
Selesai | Suwud, Wusan |
Selimut | Saput |
Seluruh | Makejang, Sami |
Semakin | Ngancan |
Sembab | Sebuh |
Sembelih | Tampah |
Sembilan | Siya |
Sembuh | Seger |
Sembunyi | Mengkeb |
Sembur | Simbuh |
Semoga | Dumadak, Dumogi |
Sempit | Cupit, Cupek |
Semua | Makejang, Sami |
Senang | Demen, Liang |
Sendawa | Taag |
Sendiri | Pedidi, Pereragan |
Sendok | Sinduk |
Sengat | Gencer |
Senin | Soma |
Senja | Sandikala |
Sentuh | Usud |
Senyum | Kenyem |
Seperti | Cara, Sekadi |
Sepi | Suwung |
Sepuluh | Dasa |
Serabut | Sambuk |
Serak | Seret |
Serba | Sarwa |
Seret | Oros, Gredeg |
Seri | Sapih |
Setia | Satya |
Setrika / Setrikaan | Terik / Penerikan |
Siang | Tengai |
Siapa | Enyen, Sira, Sapasira |
Siap | Sadia |
Silahkan | Rarisang |
Silau | Ulap |
Singgah | Simpang |
Singkong | Sela |
Siput | Kakul |
Siram | Siam |
Sisir | Suah |
Siswa | Sisya |
Sobek | Uwek |
Sore | Sanja |
Stabil | Teteg |
Suami | Kurenan |
Sudah | Suba, Sampun |
Sudut | Bucu |
Sukar/Sulit | Keweh, Meweh |
Suka | Demen |
Sumbing | Cungih |
Sungai | Tukad, Klabah, Kayanan |
Surat | Sewalapatra |
Suruh | Onden |
Surut | Aad |
Susah | Keweh, Meweh |
Susut | Susud |
Susu | Nyonyo (Air Susu Ibu) |
Tadi | Mara, Wawu |
Tahun | Warsa |
Tahu | Taku (Makanan), Nawang, Uning |
Tajam | Mangan |
Takut | Enyeh, Jejeh |
Tambah | Imbuh |
Tampang | Mua, Prerai |
Tampan | Bagus |
Tampar | Tamplak |
Tamu | Tamiu |
Tanaman | Pula-pulaan, Entik-entikan, Tetanduran |
Tanam | Pula, Tandur |
Tanda | Cihna |
Tangan | Lima |
Tangga | Jigjigan |
Tangis / Menangis | Eling / Ngeling |
Tangkap | Ejuk |
Tanya / Bertanya | Takon, Taken / Metakon, Metaken |
Tapak | Telapak |
Tapi | Nanging, Sakewala, Sakewanten |
Tari | Igel |
Temu, bertemu | Kecunduk, Metemu |
Tenaga | Bayu |
Tendang | Tanjung |
Tengadah | Nyulengek |
Tengkar, bertengkar | Miyegan |
Tengkurap | Melinggeb |
Tengok | Delok |
Tentang | Indik, Unduk |
Tepi | Sisi |
Tepuk | Andup |
Terang | Galang |
Teratai | Tunjung |
Terbalik | Mebading |
Terbang | Mekeber |
Teriak | Kraik |
Terjun | Cebur |
Terlalu | Bes |
Ternak | Ubuhan |
Terong | Tuwung |
Tertawa | Kedek |
Testis | Butuh |
Tetangga | Pisaga, Banjaran |
Tetapi | Nanging, Sakewala, Sakewanten |
Tetek | Nyonyo |
Tetes / Menetes | Ketel / Ngetel |
Tiap, Setiap | Sebilang |
Tiba | Teked, Neked |
Tidak | Tusing, Nenten |
Tidur | Pules, Mesare, Sirep |
Tiga | Telu |
Tikam | Tusuk, Ancuk |
Tikar | Tikeh |
Tikus | Bikul |
Timbul | Nglebut |
Timbun | Urug |
Timpa | Tepen |
Timpuk | Tagel, Sabat, Timbug |
Timur | Dangin |
Tinggal | Ngoyong, Nongos |
Tinggi | Tegeh |
Tiru | Tempa |
Tiup | Upin |
Tokek | Toke |
Tolong | Tulung |
Tonton / Nonton | Pebalih / Mebalih |
Tontonan | Balih-Balihan |
Topeng | Tapel |
Topi | Topong, Capil |
Tua | Tua, Lingsir |
Tubruk | Tomplok |
Tujuan | Tetujon |
Tujuh | Pitu |
Tuli | Bongol |
Tumbang | Ebah |
Tumbuh | Meentik |
Tumpah | Mebriok |
Tumpul | Puntul |
Tunggu | Antos |
Tunjuk | Tuding |
Tupai | Semal |
Turun | Tuwun |
Turut | Milu, Sareng |
Tusuk | Ancuk, Tebek |
Tutup | Undebang, Tekepang |
Uang | Pipis, Jinah |
Ubi | Umbi |
Ujung | Muncuk |
Ulang | Jumuin, Wawanin |
Ular | Lelipi |
Wadah | Wadah |
Wajah | Mua, Muka |
Wajib / Kewajiban | Patut, Nyandang / Kepatutan |
Waktu | Galah |
Walau (Walaupun) | Yadiapin, Yadiastun |
Wangi | Miik |
Wanita | Anak Eluh, Anak Istri |
Waras | Tegteg |
Wilayah | Wewidangan |
Yang | Ane, Sane |
Ya | Nah, Inggih |
Bacaan Lainnya
- GWK – Tempat Wisata Garuda Wisnu Kencana di Bali
- Aksara Jawa Hanacaraka dan Contoh
- Petruk adalah salah satu punakawan (para pengikut kesatria dalam kesusastraan Indonesia)
- Wisata Solo
- Wisata Kebumen – Jawa Tengah: Goa, Pantai, Air, Benteng, Religi dan Air Terjun
- Tempat Belanja Unik di Jogja
- Wisata Jogja
- Sejarah Kerajaan Mataram (1588–1681) di Jogja
- Kamus Jawa Indonesia – Kamus Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia
- Kamus Indonesia Jawa – Kamus Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa
- Sejarah Kerajaan Majapahit (1293-1500) – Dari Awal Sampai Jatuhnya
- Keraton Kasepuhan Cirebon – Sejarah, Arsitektur, Lokasi
- Sejarah Kerbau Kyai Slamet salah satu Pusaka Keraton Kasunanan Surakarta
- Magnitudo Gempa – Besaran Untuk Mengukur Gempa – Episentrum – Rumus, Contoh Soal dan Jawaban
- Cara Menghadapi Jika Terjadi Gempa Bumi – Tips, Persiapan dan Kesiapan Keselamatan Untuk Menghadapi Gempa Bumi
- Indonesia Juga Memiliki 3 Reaktor Nuklir
- Reaktor Nuklir Alami Zaman Purba
- TOP 10 Gempa Bumi Terdahsyat Di Dunia
- Top 10 Sungai Terpanjang Di Dunia
- 10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!
- TOP 10 Virus Paling Mematikan Manusia
- Apakah Matahari Berputar Mengelilingi Pada Dirinya Sendiri?
- Test IPA: Planet Apa Yang Terdekat Dengan Matahari?
- Tes Kepribadian Warna & Warna Mana Yang Anda Miliki? Hijau, Oranye, Biru, Emas
- Kepalan Tangan Menandakan Karakter Anda & Kepalan nomer berapa yang Anda miliki?
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!
Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Sumber bacaan: Omniglot
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing