Diskriminasi Pengertian, Definisi, Contoh dan Cara Menghindari Diskriminasi

7 min read

Diskriminasi

Diskriminasi

Dalam perilaku sosial merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain.

Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.

Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.

Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.

I respect culture, tradition and religion, but they can never justify the denial of basic rights – Ban Ki Moon

Saya menghargai budaya, tradisi dan agama, namun mereka tidak dapat membenarkan penolakan hak-hak dasar – Ban Ki Moon (Sekretaris Jenderal PBB. Masa jabataan 1 Januari 2007 – 31 Desember 2016).
Diskriminasi tidak bisa dibenarkan!

Cara Menghindari Diskriminasi Sosial

1. Pikirkan lelucon

Yang ingin Anda ceritakan dengan saksama sebelum Anda mengatakannya. Humor bisa meringankan mood, tapi sering diambil dengan pikiran-pikiran negatif lainnya. Banyak lelucon merendahkan perempuan, etnis dan orang cacat.

2. Pelajari bahasa lain

Atau menjadi seorang yang lebih “terbuka” untuk menerima bahwa sebagian besar negara memiliki warganegara yang bisa berbicara 2, 3 atau lebih, jika bukan lusinan bahasa. Mempromosikan pendidikan bahasa, daripada melawannya, hal tersebut juga dapat dapat menurunkan diskriminasi berdasarkan etnisitas.

3. Melawan stereotip gender di rumah

Memikirkan hal-hal sebagai “pekerjaan perempuan” atau “pekerjaan laki-laki” atau “pekerjaan manusia” dapat menyebabkan diskriminasi gender di generasi berikutnya. Karena semakin banyak keluarga menjadi rumah tangga berpendapatan ganda, pastikan kedua jenis kelamin diperlakukan sebagai pasangan. Contohnya: cuci piring bukan hanya pekerjaan perempuan saja. Baik laki-laki atau perempuan dapat mencuci piring, selama orang tersebut mau dan memiliki tangan.

4. Bersosialisasi dengan orang-orang di luar zona nyaman Anda

Bergabunglah dengan klub, kelompok atau tim di mana Anda memiliki kontak dengan orang-orang dengan jenis kelamin, seksualitas atau ras yang berbeda. Orang sering masuk ke rutinitas dimana mereka tidak terpapar keragaman di masyarakat.

5. Terbuka untuk belajar tentang agama lain

Meskipun Anda mungkin taat, sedikit penelitian dapat membantu Anda menemukan kesamaan antara iman lain dan keyakinan Anda sendiri. Lain kali seseorang membuat pengucapan yang kurang jelas tentang religius, bicaralah tentang kesamaan, bukan perbedaannya.

6. Meminta agar klub atau kelompok yang Anda ikuti mengadopsi sebuah kebijakan “kesempatan setara” / equal opportunity

Bagi orang-orang dengan jenis kelamin, seksualitas, ras dan kesehatan fisik yang berbeda. Memulai percakapan tentang membuat grup terbuka dapat menghindari masalah berdasarkan topik ini di masa mendatang.

Stop diskriminasi
Stop diskriminasi sekarang juga!

Cara Menghindari Diskriminasi di Tempat Kerja

1. Kembangkan serangkaian kualifikasi dan prasyarat sebelum Anda mulai mengambil pekerjaan

Menilai kandidat berdasarkan parameter profesional. Jika Anda takut rekan kerja membeda-bedakan pilihan mereka, mintalah pihak ketiga untuk menilai kandidat tanpa melihat nama atau wajah mereka.
Tetapkan gaji setara yang tidak dapat dinegosiasikan untuk karyawan baru (berdasarkan gelar mereka). Ini dapat menghentikan diskriminasi mengenai penawaran gaji dan menjelaskan fakta bahwa rata-rata perempuan lebih ragu untuk menegosiasikan gaji mereka.

2. Jangan meminta dokumen tambahan yang terkait dengan riwayat kerja hanya karena seseorang tampak asing atau “etnis”

Membutuhkan seseorang yang tidak berkulit sama dengan Anda untuk memberi Anda dokumen imigrasi atau kewarganegaraan tambahan adalah diskriminasi, kecuali jika Anda meminta dokumen ini untuk masalah hal keimigrasian.

3. Lihatlah ke sekeliling pada angkatan kerja Anda

Jika Anda ada dalam populasi yang beragam, namun karyawan Anda berasal dari ras yang sama, Anda mungkin secara tidak sengaja mempromosikan praktik perekrutan berdasarkan diskriminasi.

4. Kembangkan kebijakan pelecehan dan diskriminasi yang jelas di tempat kerja

Kirimkan di lokasi yang sama dan tambahkan ke buku pegangan karyawan Anda. Tempatkan manajer sumber daya manusia yang bertanggung jawab atas keluhan.

  • Beberapa perusahaan kecil tidak mampu mempekerjakan manajer sumber daya manusia. Namun, seseorang di tempat usaha / bisnis tersebut seharusnya memiliki kontak “petugas kontak”, yang bertanggung jawab menangani masalah diskriminasi, sebelum karyawan tersebut menghubungi agen negara atau pengacara.
  • Ambil keluhan dengan sangat serius. Tidak ada yang harus diberitahu untuk “berhenti menjadi sangat sensitif” jika mereka dianiaya di kantor atau tempat kerja Anda.

5. Berikan pelatihan staf tahunan tentang diskriminasi atau pelecehan

Jelaskan bahwa ada kebijakan toleransi nol jika menyangkut diskriminasi. Umumkan bagaimana keluhan dan tindakan disipliner akan ditangani.

  • Pelatihan harus mencakup topik gender, ras, status LGBTQ, ukuran, kecacatan, agama dan usia.
  • Jelaskan bahwa perusahaan tidak mentoleransi mikro-agresif, seperti lelucon seksis atau istilah rasis yang menghina.

6. Catatlah semua klaim diskriminasi dan bagaimana penanganannya

Anda dapat melindungi staff/ karyawan Anda dan diri Anda dengan mencatat setiap interaksi.

7. Posting pekerjaan dengan hati-hati

Sertakan sebuah pernyataan di akhir kata yang berbunyi, “Kami adalah pemberi kerja kesempatan yang sama.” Berikut adalah cara umum orang-orang membedakan kapan mereka mengiklankan pekerjaan:

  • Menekankan bahwa pekerjaan itu atau bukan untuk siswa atau orang “awet muda,” “dewasa” atau “pensiunan” adalah diskriminasi usia.
  • Mengatakan bahwa pekerjaan adalah atau tidak untuk wanita, pria, ayah atau “ibu rumah tangga” adalah diskriminasi gender.
  • Membutuhkan pekerjaan hanya untuk warga negara tertentu adalah diskriminasi berdasarkan kewarganegaraan. Siapa pun yang memenuhi syarat untuk bekerja di negara tersebut harus diizinkan untuk mengajukan permohonan. Izin kerja atau visa diperiksa selama langkah terakhir dari proses perekrutan.
  • Menyatakan bahwa orang tersebut harus “janggut dicukur bersih” dapat menyebabkan diskriminasi agama.
  • Mengacu pada ras atau etnis apa pun dapat menjadi diskriminasi rasial.
  • Menulis bahwa orang itu “bertubuh sehat,” “mampu berdiri” atau “langsing” bisa menjadi cacat atau diskriminasi berat badan.

Baca juga ? Pelecehan Seksual “Sexual Harassment” – Pengertian, Contoh dan Cara Menangani

Diskriminasi di tempat kerja

Diskriminasi dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk:

  • Gaji.
  • Cara penerimaan karyawan.
  • Strategi yang diterapkan dalam kenaikan jabatan.
  • Kondisi kerja secara umum yang bersifat diskriminatif.

Diskriminasi di tempat kerja berarti mencegah seseorang memenuhi aspirasi profesional dan pribadinya tanpa mengindahkan prestasi yang dimilikinya.

Teori statistik diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat mengontrol produktivitas pekerja secara individual. Alhasil, pengusaha cenderung menyandarkan diri pada karakteristik-karakteristik kasat mata, seperti ras atau jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas, seringkali diasumsikan anggota dari kelompok tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih rendah.

Diskriminasi vs Pelecehan

Pelecehan adalah bentuk diskriminasi. Seperti diskriminasi, ada berbagai jenis pelecehan, termasuk perilaku yang tidak diinginkan oleh rekan kerja, manajer, klien, atau orang lain di tempat kerja, yang didasarkan pada ras, warna kulit, agama, jenis kelamin (termasuk kehamilan), kewarganegaraan, usia (50 atau lebih tua), cacat atau informasi genetik.

Faktor Penyebab Diskriminasi

Diskriminasi di masyarakat dilatarbelakangi oleh sejarah, perkembangan sosio-kultural dan situasional, faktor kepribadian dan perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama suatu individu atau kelompok dalam masyarakat.

1. Perbedaan kepentingan

merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.

Berikut ini merupakan faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial

Kedua faktor diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan. Perbedaan disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor yang memang timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam menyelesaikan masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan sosial yang merupakan suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita. Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang paling dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya seorang individu di dalam lingkungan sosialnya.

2. Ethnosentrisme dan Stereotype

Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan.

Sedangkan stereotype merupakan suatu tanggapan dan anggapan yang bersifat jelek dan tantangan mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.

3. Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka dan diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dalam kaitan dengan dasar kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.

Menurut Gordon Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka:
1. Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah.
2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi).
4. Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.

4. Konflik dalam kelompok

Konflik cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok.

Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.

a. Cara-cara pemecahan konflik
1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

5. Integrasi masyarakat dan nasional

Integrasi Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.

Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
a. Bentuk Integrasi sosial
Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Alkulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.

b. Faktor-Faktor terjadinya masalah sosial
1. Faktor Internal: Faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri.
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar

c. Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.

Integrasi Nasional perlu adanya suatu jiwa, suatu azas spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk dari perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dibuat dan bersedia dibuat lagi pada masa depan.

Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

2 Replies to “Diskriminasi Pengertian, Definisi, Contoh dan Cara Menghindari Diskriminasi”

  1. Wih keren banget sharingnya tentang diskriminasi dan cara menghindarinya. Diskriminasi ternyata banyak yang tahu dan terlihat. Tetapi jarang yang berani membicarakannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *