Aset Lancar (Current Asset) atau Aktiva Lancar – Pengertian dan Contoh Soal Dalam Akuntansi

7 min read

Aset Lancar (Current Asset) - Pengertian dan Contoh Soal Dalam Akuntansi

Aset Lancar (Aktiva Lancar)

Dalam bahasa Inggris, Aset Lancar adalah: current asset. Dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun.

Contoh aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Pada suatu neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar.

Perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolok ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Baca juga ? Aset Tidak Lancar atau Aktiva Tidak Lancar (long-term asset) – Pengertian dan Contoh Dalam Akuntansi


Komponen Aset Lancar

Komponen aset lancar biasanya adalah:

  • Surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan.

  • Piutang usaha.

  • Persediaan.

  • Panjar biaya.


Penggunaan Aset Lancar

Mencermati besarnya aset lancar menjadi syarat bagi beberapa kegiatan manajemen yang berkenaan dengan pemeliharaan tingkat likuiditas perusahaan, misalnya Manajemen Kas, Manajemen Piutang, dan Manajemen Persediaan.


Indikasi Utama Aset Lancar

Ada tiga indikasi umum bagi manajemen mengenai efisiensi dan profitabilitas dalam penggunaan aset atau aktiva lancar.

  • Perputaran harta lancar, yaitu angka yang diperoleh dari jumlah harga pokok penjualan dan biaya operasi (keduanya dipetik dari laporan laba rugi) dibagi angka rata-rata aset lancar pada permulaan operasi (dipetik dari neraca tahun lalu) dan aset lancar pada akhir operasi (dipetik dari neraca terakhir). Angka ini dinyatakan dalam kali.

  • Rasio laba dibanding perputaran harta lancar. Ini mengukur besarnya laba dalam sekian kali perputaran dalam satu masa operasi. Dinyatakan dalam persen.

  • Tingkat laba per perputaran. Angka persentase yang diperoleh dari angka rasio laba dibanding perputaran harta lancar dibagi perputaran harta lancar. Nilai no.2 dibagi nilai no. 1 di atas.

Dalam industri tertentu ada nilai pedoman untuk indikasi mengenai keunggulan dalam dalam hal-hal itu, yang biasanya digunakan dalam analisis rasio.


Apa saja yang termasuk aset nacar atau aktiva lancar ?

Berikut contoh yang termasuk dalam aktiva lancar terdiri dari:

1. Kas dan Setara Kas

Kas dapat dikatakan sebagai aktiva lancar yang paling lancar. Kas (cash) ini sebenarnya sederhana ….

Account apapun yang bisa ditabungkan di bank dan bisa ditarik/diambil dengan mudah setiap saat (sewaktu waktu) dalam bentuk kas itu dianggap kas.

Contohnya adalah uang tunai, check (belum ditarik/diuangkan) dan juga uang kas yang disimpan di bank yang dialokasikan sebagai cadangan.

Kas yang disimpan dibank adalah kas yang disimpan pada jenis tabungan biasa.

Bukan tabungan deposito

Sertifikat depisito tidak termasuk dalam kas karena adanya pembatasan waktu dalam penarikan.

Deposito tidak bisa diambil setiap saat.

Agar sebuah account bisa disebut dengan aset lancar, account tersebut WAJIB tersedia dan bisa segera digunakan.

Kas yang disimpan dan tidak digunakan dalam periode atau dibatasi penggunaannya dalam siklus normal operasi perusahaan tidak disebut aset lancar.

Seperti deposito tadi.

Dan apa itu “Setara Kas”?

  • Setara kas adalah jenis investasi jangka pendek perusahaan yang sifatnya likuid (lancar).
  • Likuid artinya investasi tersebut siap dikonversikan kedalam bentuk kas dengan nilai yang bisa diukur secara pasti.
  • Investasi jangka pendek biasanya memiliki tempo pencairan paling lama 3 bulan.
  • Perubahan suku bunga tidak mengubah nilainya investasi secara signifikan.
  • Contohnya adalah investasi reksadana di pasar uang.

2. Piutang Dagang (Accounts Receivable)

Piutang adalah tagihan kepada seseorang atau badan usaha lain yang muncul karena adanya penjualan secara kredit dan jangka waktu pelunasannya kurang dari satu tahun.

Contoh piutang adalah piutang pada perusahaan rekanan (afiliasi) dan piutang pada pelanggan.

Apabila nanti ada penurunan nilai piutang misalnya karena adanya return penjualan, diskon ataupun piutang yang tidak bisa ditagih, maka pencatatannya harus dicantumkan dan dijelaskan secara detail pada penjelasan laporan keuangan perusahaan.

3. Investasi Jangka Pendek yang Diperdagangkan

Investasi yang ditujukan dijual kembali dalam jangka waktu yang pendek untuk mendapatkan gain atau keuntungan.

Investasi ini juga merupakan aset lancar.

Contohnya investasi membeli efek sekuritas, aset deriative yang dibeli dengan maksud untuk dijual kembali.

Agar tidak salah menentukan apakah sebuah investasi adalah aktiva lancar atau tidak, investasi tersebut harus dilihat secara detail. Ada beberapa hal yang perlu dilihat:

  • Jumlah nominal investasi
    Apabila nilai investasi yang ditanamkan tergolong besar, maka kemungkinan investasi tersebut adalah inestasi jangka panjang dan bukan termasuk dalam bagian aktiva lancar.
    Namun apabila nilai investasi yang ditanamkan tergolong kecil, umumnya investasi tersebut dikategorikan sebagai aktiva lancar
  • Jangka waktu pengembalian
    Setiap investasi pasti menginginkan memperoleh hasil atau return.
    Seberapa lama return investasi tersebut akan diperoleh ?
  • Apabila return investasi tersebut diperoleh dalam periode yang relatif singkat, tidak sampai satu tahun sudah menghasilkan, biasa investasi tersebut digolongkan kedalam aktiva lancar.
  • Namun jika investasi tersebut memiliki jangka waktu pengembalian investasi yang lama, maka investasi tersebut tidak bisa disebut dengan aktiva lancar.

4. Persediaan Inventory

Persediaan adalah aktiva lancar yang tersimpan, baik untuk dijual kembali (misal persediaan barang dagang) maupun barang yang akan digunakan oleh perusahaan (misal bahan baku).

Persediaan termasuk aktiva lancar karena persediaan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa diuangkan atau digunakan.

Namun banyak yang salah kaprah tentang persediaan.

Begini apapun bendanya, apapun jenis aktivanya, apabila aktiva tersebut bertujuan untuk dijual kembali, atau diproses kembali, maka itulah persediaan.

Untuk mempermudah memahami persediaan, masih ingat pertanyaan saya diatas tadi ?

Apakah rumah adalah aktiva lancar ?

Aset yang tidak bisa bergerak dan nilainya juga besar apakah itu aktiva lancar?

Rumah bukan aktiva lancar tapi rumah adalah aktiva tetap. Begitu kira kira alasannya. Sekilas memang tidak salah, namun jawaban tersebut belum tentu benar.

Mengapa?

Perlu diketahui terlebih dahulu apa fungsi rumah tersebut bagi perusahaan.

Apabila rumah tersebut digunakan untuk tempat tinggal salah satu manajer perusahaan atau digunakan sebagai kantor cabang.

Jawaban anda pasti benar.

Rumah tersebut adalah aktiva tetap dan bukan aktiva lancar.

Namun apabila rumah tersebut ternyata tidak digunakan sama sekali dan dibangun/dibeli untuk dijual kembali.

Maka rumah tersebut adalah aktiva lancar.

Misalnya perusahaan yang bisnis utamanya adalah jual beli rumah atau developer.

Rumah tersebut termasuk kedalam PERSEDIAAN perusahaan.

Bukan aktiva tetap.

Anda tahu ciputra grup ? salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia.

Mereka memiliki ribuan unit rumah dan apartemen.

Tidak ada satupun yang digunakan karena rumah tersebut dibangun untuk dijual kembali.

Bagi ciputra dan developer lain, rumah tersebut dijadikan stok persediaan barang dagang mereka.

Pada neraca perusahaan, ribuan unit rumah dan apartemen tersebut ada didalam akun persediaan.

Sekali lagi, bukan aktiva tetap.

Walaupun bukan perusahaan properti, perusahaan diindustri lain bukannya juga memiliki rumah yang mereka bisa menjualnya kembali dan mendapat keuntungan.

Apakah juga termasuk aktiva lancar?

Tidak.

Perusahaan yang bisnisnya bukan jual beli rumah, tapi punya rumah yang bisa dijual bukanlah aktiva lancar.

Rumah tersebut tetap aktiva tetap.

Ketika awal perusahaan tersebut membangun atau membeli rumah, tidak ada niatan perusahaan tersebut untuk menjual kembali rumah tersebut. Perusahaan bertujuan untuk menempati dan memanfaatkan rumah tersebut untuk kepentingan operasionalnya.

Jika ditengah perjalanan dan kondisi tertentu yang memaksa perusahaan menjual rumah tersebut dan mendapatkan laba.

Maka laba tersebut adalah laba non operasional. Bukan laba operasional karena jual beli rumah bukanlah bisnis utamanya.

Maka apapun bentuknya mau mobil, rumah, gedung, mesin dengan harga yang fantastis sekalipun jika tujuannya adalah dijual kembali maka itu adalah aktiva lancar.

5. Beban Dibayar Dimuka (Prepaid Expenses)

Beban dibayar dimuka adalah aset yang diperoleh karena adanya pembayaran yang dilakukan terlebih tetapi aset tersebut belum dimanfaatkan.

Manfaat dan pemakaian beban dibayar bimuka tidak akan habis dalam satu periode.

Contoh beban dibayar dimuka adalah sewa gedung yang dibayar dimuka, pembayaran asuransi dimuka.

Misalnya perusahaan menyewa sebuah ruko untuk kantor cabang.

Perusahaan menyewa ruko dengan harga Rp 100.000.000 selama sepuluh tahun dan dibayar lunas dimuka.

Jadi sebelum perusahaan menempati dan memanfaatkan ruko tersebut, perusahaan sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 100.000.000 tersebih dahulu.

Uang Rp 100.000.000 tersebut adalah aset beban dibayar dimuka perusahaan yang nanti akan dimanfaatkan ditahun mendatang.

6. Wesel Tagih (Note Receivable)

Wesel tagih (promissory notes receivable) adalah tagihan perusahaan terhadap pihak lain.

Wesel tagih bisa dikatakan sebagai piutang dagang perusahaan.

Namun wesel tagih dan piutang memiliki perbedaan.

Wesel tagih pada umumnya bersifat lebih formal daripada piutang dagang.

Terdapat perjanjian antara perusahaan (debitur) dengan kreditur secara tertulis dan mengikat secara resmi untuk melunasi atau membayar piutangnya pada waktu yang telah ditentukan.

Pada wesel tagih juga bisa terdapat bunga dan bisa dipindah tangankan atau dijual kepada pihak lain sebelum wesel tagih tersebut jatuh tempo.

Jadi ketika perusahaan membutuhkan kas, namun penerima wesel tagih belum membayar utangnya, perusahaan bisa menjual wesel tagih tersebut kepihak lain.

Nanti pihak lain ini yang akan menerima pelunasan wesel dari kreditur.

7. Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Yang berarti pendapatan perusahaan namun pembayarannya masih belum diterima oleh perusahaan.

8. Perlengkapan

Perlengkapan (suppplies) merupakan aset lancar perusahaan yang berfungsi untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan.

Perlengkapan (supplies) merupakan barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk melengkapi atua mendukung kegiatan operasional perusahaan.

Bentuk perlengkapan relatif kecil dan biasanya akan habis dipakai atau bisa dipakai berulang ulang.

Contoh aktiva lancar perlengkapan adalah kertas, tinta, nota, printer dan barang barang dengan nominal kecil lainnya

9. Cadangan Kerugian Piutang

Cadangan kerugian piutang adalah kas cadangan perusahaan yang dibuat untuk mengantisipasi jika ada piutang yang tidak bisa ditagih.

10. Kas Kecil (Petty Cash)

Kas kecil adalah aktiva lancar perusahaan yang memang disediakan secara khusus untuk membayar keperluan yang relatif kecil.


Aset Lancar (Current Asset) - Pengertian dan Contoh Soal Dalam Akuntansi
Aset Lancar (Current Asset) – Pengertian dan Contoh Soal Dalam Akuntansi

Contoh Soal Aset Lancar

Soal tentang cara menghitung current ratio sesuai standar akuntansi keuangan. Current Ratio paling umum dipakai untuk menganalisis posisi modal kerja perusahaan dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan utang lancar sesuai fungsi akuntansi. Current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek untuk membayar utang-utang perusahaan.

Nilai rasio yang tinggi tidak menjamin bahwa suatu perusahaan bisa membayar utang yang sudah jatuh tempo. Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar. (Baca: Tujuan Laporan Keuangan)

Neraca suatu perusahaan diketahui sebagai berikut:

Kas Rp 25.000.000,-
Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
Barang dagangan Rp 200.000.000,-
Jumlah utang dagang, wesel, bunga dan pajak Rp 255.000.000,-
Hitunglah Current Ratio perusahaan tersebut!

Jawaban:

Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 =  Rp 300.000.000
Utang Lancar = Rp 255.000.000,-
Current Ratio =      Aktiva Lancar                        300.000.000
—————–  x 100% =   —————–  x 100%
utang Lancar                         255.000.000
= 117.65 %
= 118 % (dibulatkan)
= 1.18 x
(artinya setiap Rp 1, utang lancar dijamin dengan Rp 1.18 aktiva lancar.

Quick Ratio (Rasio Sangat Lancar) sesuai manfaat laporan keuangan dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan memakai aset sangat lancar yaitu kas + piutang + sekuritas jangka pendek, namun tidak termasuk persediaan dan aset lancar lainnya. Aset lancar lainnya yaitu biaya dibayar di muka dan perlengkapan. Persediaan tidak dipakai dalam rasio ini karena persediaan butuh waktu lama untuk diubah menjadi kas.

Jika persediaan dijual secara kredit, maka perusahaan harus melalui 2 langkah untuk mengkonversinya yaitu menjual persediaan secara kredit sehingga menimbulkan piutang dan menagih piutang atas penjualan persediaan tersebut sehingga menghasilkan kas. Biaya dibayar di muka juga tidak dipakai dalam rasio ini karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan seperti asuransi dibayar di muka. Asuransi tersebut tidak dijual kembali oleh perusahaan tetapi dimanfaatkan pada masa yang akan datang.

Neraca PT. Abadi Kekal

Kas = Rp 700.000, Piutang = Rp 500.000, dan Kewajiban Lancar Rp 1.100.000

maka perhitungan quick ratio yaitu 700.000 + 500.000 = 1.200.000 = 1,09

artinya PT Abadi Kekal memiliki aset sangat lancar sebanyak 1,09 kali dari total kewajiban lancarnya atau setiap Rp1 kewajiban lancar perusahaan dijamin sebesar Rp 1,09 aset sangat lancar.

Contoh Soal 3

Cash Ratio dipakai oleh perusahaan untuk mengukur seberapa uang kas/setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan memakai uang kas/setara kas yang ada. Setara kas maksudnya surat berharga atau sekuritas (investasi jangka pendek) yang akan jatuh tempo kurang dari 3 bulan. Rumus Cash Ratio: Kas dan Setara Kas / Utang Lancar

PT Mura memiliki kas = 700.000 dan total kewajiban lancar = 1.100.000 maka perhitungan cash ratio yaitu 700.000 / 1.100.000 = 0,64

artinya PT Mura memiliki kas sebesar 0,64 kali dari total kewajiban lancar atau setiap Rp1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp0,64 kas.


Bacaan Lainnya

Apakah Anda memiliki sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan Anda sekarang juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com
Apakah Anda memiliki sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan atau jasa Anda sekarang juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com
Cara daftar pasang iklan gratis
3 Langkah super mudah: tulis iklan Anda, beri foto & terbitkan! semuanya di Toko Pinter

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: InvestopediaAccounting Coach

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Anggaran Tak Bersisa (Zero Base Budgeting) | Definisi, fitur…

Anggaran Tak Bersisa Setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan berasal dari proses tertentu: perencanaan. Perencanaan yang dinyatakan dalam bentuk investasi dan tujuan keuangan adalah...
PinterPandai
3 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *