Aset Tidak Lancar atau Aktiva Tidak Lancar (long-term asset) – Pengertian dan Contoh Dalam Akuntansi

6 min read

Aset tidak lancar

Pengeritian Aset Tidak Lancar

Dalam akuntansiaset tidak lancar (Inggris: long-term asset) atau disebut juga aset jangka panjang, adalah jenis aset yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu tahun. Contohnya adalah gedung, alat produksi, investasi jangka panjang, serta aset tidak berwujud. Aset berwujud yang tidak lancar sering pula disebut sebagai aset tetap (fixed asset).

Baca juga ? Aset Lancar (Current Asset) – Pengertian dan Contoh Soal Dalam Akuntansi


Yang digolongkan Aset Tidak Lancar atau aktiva tidak lancar adalah

1. Aset atau Aktiva tetap (fixed asset)

adalah aktiva berwujud dan dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu lalu digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. Kegunaan aktiva tetap biasanya dibeli dengan tujuan dipakai sendiri oleh perusahaan atau tidak untuk dijual kembali.

Contoh dari aktiva tetap adalah

  • tanah (land),
  • gedung bangunan (building),
  • peralatan kantor (office furniture),
  • peralatan toko (store furniture),
  • mesin-mesin (machines) .

2. Aset atau Aktiva tidak berwujud (intangible asset)

adalah jenis aktiva yang bentuknya tidak dapat disentuh tapi bisa dirasakan manfaatnya, dan tidak dapat disimpan dalam bentuk persediaan. Aktiva ini bisa disebut hak istimewa yang dimiliki dan memberikan manfaat ekonomi pada perusahaan.

Kepemilikan dan hak milik aktiva tak berwujud di perusahaan ini dilindungi oleh Undang-Undang, yang meliputi aktiva tak berwujud  adalah :

  • Hak cipta (copyrights)

adalah hak tunggal yang diberikan permerintah kepada seseorang atau juga badan dikarenakan adalanya hasil karya baik seni,tulisan ataupun karya intelektual

  • Goodwill

nilai lebih yang dimiliki perusahaan dikarenakan keistimewaan tertentu biasanya.

  • Hak paten

adalah hak tunggal yang diberikan pemerintah kapada sesorang atau badan juga di karenakan penemuan tertentu.

  • Merek dagang (trademarks)

hak yang diberikan pemerintah kepada suatu badan untuk dapat menggunakan nama beserta lambing bagi usahanya.

  • Hak sewa atau hak kontrak (leasehold)

adalah hak untuk dapat menggunakan aktiva tetap pihak lain dalam kurun waktu sesuai dengan perjanjian sebelumnya.

  • Franchise

hak istimewa yang di terima seseorang maupun suatu badan dari pihak lain untuk dapat mengkomersilkan suatu formula, teknik atau produk tertentu.

3. Investasi jangka panjang (investment)

Investasi jangka panjang adalah bentuk penyertaan usaha jangka panjang diluar kegiatan pokok perusahaan.

Aset tidak lancar
Aset Tidak Lancar atau Aktiva Tidak Lancer (long-term asset) – Pengertian dan Contoh Dalam Akuntansi

Pengukuran Aset Tidak Lancar

Sebelum suatu aset tidak lancar di klasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang di miliki untuk di jual, nilai tercatat aset tersebut diukur seduai dengan PSAK terkait, misalnya aset tetap, berarti diukur sesuai PSAK 16 Aset Tetap.

Pada saat aset tersebut diklasifikasikan menjadi aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, aset tersebut diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat atau nilai wajar neto. Nilai tercatat adalah nilai terakhir yang diakui pada laporan posisi keuangan. Nilai wajar neto adalah nilai wajar di kurangi biaya untuk menjual.

Biaya untuk menjual adalah biaya yang akan terjadi ketika entitas melepas asetnya.

Misalnya biaya transportasi untuk mengantar aset sampai ke tempat pembeli atau biaya untuk membuat iklan penjualan aset. Aset tidak lancar yang telah di klasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual tidak didepresiasikan lagi.

Maka, depresiasinya di hentikan sampai sesaat aset tersebut diklasifikasi sebagai aset dimiliki untuk dijual. Jadi pengukuran aset di lihat dari mana yang terendah antara nilai tercatat dengan nilai wajar di kurangi nilai kini dari biaya untuk menjual. Kenaikan nilai kini akibat berjalannya waktu disajikan di Laba Rugi sebagai beban keuangan. Dengan menerapkan pengukuran ini, maka entitas akan mengakui rugi yang mungkin muncul dari penjualan, sebagai rugi penurunan nilai segera setelah keputusan untuk menjual aset tersebut dibuat.

Contoh pengukuran aset tidak lancar

Sebagai contoh, PT Inti Persada membeli mesin yang diakui sebagai aset tetap pada 1 Januari 2008 pada biaya perolehan Rp 100.000.000. Aset ini diestimasi akan mempunyai nilai residu Rp 10.000.000 dan masa manfaat 10 tahun. Pada tanggal 1 Januari 2011 aset tersebut di klasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual.

Nilai wajarnya Rp 60.000.000 dan di perkirakan akan mengeluarkan biaya ongkos angkut ke tempat pembeli sebesar Rp 2.000.000. Pada tanggal 1 Januari 2011, mesin tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan diukur pada mana yang terendah antara nilai tercatat dengan nilai wajar neto.

Nilai tercatat aset = Rp 100.000.000-((Rp 100.000.000-Rp 10.000.000)x3/10))=Rp 73.000.000

Nilai wajar neto    = Rp 60.000.000-Rp 2.000.000 = Rp 58.000.000

Nilai yang harus diakui adalah yang lebih rendah, yaitu Rp 58.000.000

Dengan demikian entitas harus mencatat rugi penurunan nilai untuk menurunkan nilai tercatat ke nilai wajar netonya, yaitu sebesar Rp 73.000.000-Rp 58.000.000=Rp 15.000.000

Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Rugi penurunan nilai                                       Rp 15.000.000

            Mesin                                                                           Rp 15.000.000

            Jurnal pengakuan rugi penurunan nilai juga dapat dikreditkan sebagai cadangan penurunan nilai, tidak langsung mengurangi nilai aset.

Kemudian entitas juga membuat jurnal reklasifikasi aset sebagai berikut :

Mesin dimiliki untuk dijual                              Rp 58.000.000

            Mesin                                                                           Rp 58.000.000

            Sekarang, jika diasumsikan nilai wajar neto adalah Rp 75.000.000, maka nilai yang lebih rendah adalah nilai tercatat aset sebesar Rp 73.000.000. Dengan demikian, entitas tidak perlu mengakui rugi penurunan nilai, namun tetap perlu membuat jurnal reklasifikasi ke aset tersedia untuk di jual.

PENGUKURAN SELANJUTNYA

    • Dalam pengukuran selanjutnya, entitas me-review nilai tercatat aset dibandingkan dengan nilai wajar netonya. Jika nilai wajar neto kemudian mengalami penurunan lagi dibandingkan dengan nilai tercatat terakhir maka entitas harus kembali mengakui rugi penurunan nilai tersebut. Namun, jika pada pengukuran berikutnya nilai wajar neto mengalami kenaikan, entitas dapat mengakui pemulihan penurunan nilai tersebut namun tidak melebihi akumulasi penurunan nilai yang telah dicatat sejak klasifikasi aset sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Pemulihan atas penurunan nilai tersebut diakui sebagai keuntungan di Laba Rugi.
  • Sebagai ilustrasi, masih melanjutkan ilustrasi sebelumnya pada PT Inti Persada, misalnya pada tanggal 31 Januari, akhir periode pelaporan bulanan, nilai wajar neto mesin menjadi Rp 55.000.000, maka entitas membuat jurnal penyesuaian pada 31 Januari 2011 sebagai berikut :

Rugi penurunan nilai                           Rp 3.000.000

Mesin dimiliki untuk dijual                              Rp 3.000.000

  • Selanjutnya jika pada 30 Juni 2011, nilai wajar neto aset tersebut mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 57.000.000, dan diasumsikan antara 31 Januari 2011 sampai 30 Juni 2011 tidak terdapat perubahan nilai, maka PT Inti Persada harus membuat jurnal penyesuaian pada 30 Juni 2011, sebagai berikut :

Mesin dimiliki untuk dijual                  Rp 2.000.000

    • Keuntungan dari pemulihan rugi penurunan nilai        Rp 2.000.000
  • Entitas dapat mengakui keuntungan dari pemulihan rugi penurunan nilai karena pemulihan tersebut masih belum melampaui akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya atas nilai aset pada awal klasifikasi sebesar Rp 58.000.000

Aset Tidak Lancar yang Diukur Menggunakan Model Revaluasi

Ketika Perusahaan menggunakan model revaluasi dalam mengukur aset tidak lancar yang kemudian diklasifikasi sebagai aset dimiliki untuk dijual, maka aset tersebut harus direvaluasi ke nilai wajarnya sesaat sebelum di reklasifikasi. Setelah reklasifikasi, biaya menjual dikurangkan dan diakui sebagai rugi penurunan nilai sebagai bagian laba rugi periode berjalan.

Sebagai contoh, PT ABC mempunyai aset tetap berupa tanah dan mengukur tanahnya menggunakan model ravaluasi. Sebidang tanah tersebut mempunyai nilai tercatat sebesar Rp 120.000.000. Tanah tersebut pada 1 Januari 2010 diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, dan diketahui nilai wajarnya sebesar Rp 140.000.000 dab estimasi biaya menjual sebesar Rp 4.000.000. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2010 pada harga Rp 134.000.000.

Pada tanggal 1 Januari 2010, tanah tersebuut harus direvaluasi ke nilai wajarnya sebesar Rp 140.000.000. Keuntungan Rp 20.000.000 diakui sebagai surplus revaluasi pada pendapatan komprehensif lain. Selanjutnya tanah tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Kemudian,biaya menjual sebesar Rp 4.000.000 akan diakui di laba rugi periode berjalan sebagai rugi penurunan nilai sehingga nilai tercatatnya menjadi Rp 136.000.000.

Pada saat penjualan tanggal 30 Juni 2010 terdapa rugi sebesar Rp 2.000.000 yang diakui sebagai rugi pelepasan aset karena harga jual lebih rendah dari pada nilai tercatat ( Rp 136.000.000 – Rp 134.000.000). Pada saat ini surplus revaluasi telah terealisasi dan ditransfer seluruhnya ke saldo laba.


Penghentian Pengakuan dan Perubahan Rencana Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar yang dihentikan pengklasifikasiannya sebagai dimiliki untuk dijual, maka selanjutnya harus diukur pada nilai yang lebih rendah antara :

    1. Nilai tercatat aset tersebut sebelum aset diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual, disesuaikan dengan penyusutan , amortisasi atau penilaian kembali yang telah diakui jika tersebut tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,atau
  1. Nilai terpulihkan pada saat tangga keputusan untuk tidak dijual.

Misalnya diketahui bahwa nilai terpulihkan aset Rp 57.000.000, sama dengan nilai tercatat aset saat ini pada 31 Desember 2011 sebelum penyesuaian adalah Rp 57.000.000. Nilai tercatat aset jika tidak diklasifikasikan sebagai aset tersedia dijual dapat dihitung = Rp 100.000.000 – (Rp 100.000.000 – Rp 10.000.000) x 4/10))= Rp 64.000.000. Nilai yang lebih rendah adalah nilai terpulihkan sebesar Rp 57.000.000 akan digunakan sebagai nilai aset pada 31 Desember 2011.

Dengan demikian , tidak ada jurnal penyesuaian atas nilai tercatat yang perlu dibuat pada 31 Desember 2011, kecuali jurnal reklasifikasi sebagai berikut.

Mesin                                                   Rp 57.000.0000

Mesin dimiliki untuk dijual                              Rp 57.000.000

Penghentian pengakuan juga dapat terjadi ketika aset tersebut dijual. Pengakuan penjualan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, pada prinsipnya sama seperti penjualan aset biasa. Keuntungan/kerugian muncul dari selisih antara nilai tercatat akhir aset tersebut dengan haarga penjualan. Keuntungan/kerugian tersebut diakui di Laba Rugi.

Contoh, PT XYZ telah mereklasifikasikan aset tetapnya sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual pada 2 Januari 2011. Penjualan terjadi pada tanggal 2 Juli 2011 dengan harga jual Rp 70.000.000, nilai tercatat aset tidak lancar dimiliki untuk dijual pada 2 Juli 2011 adalah sebesar Rp 70.000.000. PT XYZ harus mencatat penjualan tersebut sebagai berikut.

Kas                                                                  Rp 70.000.000

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual                         Rp 57.000.000

PENYAJIAN

Ilustrasi penyajian aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual pada laporan posisi keunguan adalalah sebagai berikut.

                                                                                                (ribuan rupiah)

                                                                        2011                                                    2012

Aset lancar :

            Kas dan setara kas                               20.000                                                 24.000

            Piutang usaha                                       150.000                                               135.000

            Persediaan                                           365.000                                               402.000

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual                       56.500                                                      –

Aset tidak lancar :

Aset tetap                                                         670.000                                               740.000

Aset takberwujud                                             159.000                                               165.000


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: InvestopediaAccounting Coach

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Anggaran Tak Bersisa (Zero Base Budgeting) | Definisi, fitur…

Anggaran Tak Bersisa Setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan berasal dari proses tertentu: perencanaan. Perencanaan yang dinyatakan dalam bentuk investasi dan tujuan keuangan adalah...
PinterPandai
3 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *