Hari Pria Sedunia – Hari Pria Internasional – International Men’s Day 19 November

8 min read

Hari pria sedunia international mens day

Hari Pria Sedunia

Dirayakan setiap tanggal 19 November. Hari Pria Sedunia untuk mendorong kesadaran terhadap kesehatan pria, diskriminasi dan relasi gender.

Kesehatan yang dimaksud terkait dengan penyakit-penyakit yang banyak menyerang pria. Beberapa di antaranya kanker prostat, kanker testis, dan gangguan psikologis yang memicu pria bunuh diri.

Tujuan Hari Pria Sedunia

Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan pemuda dan pria, meningkatkan hubungan antarjender, kesehatan pria dan anak laki-laki, meningkatkan hubungan gender, mendorong kesetaraan jender dan menggali teladan lelaki. Hari Wanita Sedunia juga dirayakan pada tanggal 8 Maret. Baca juga ? Hari Wanita Sedunia / Hari Perempuan Internasional –  8 Maret (International Women’s Day)

Ini adalah kesempatan untuk menyoroti diskriminasi terhadap laki-laki dan anak kecil laki-laki untuk mencapai kontribusi mereka kepada masyarakat, keluarga, perkawinan dan perawatan anak. Tujuan yang lebih luas dan utama dari acara ini adalah untuk mempromosikan nilai-nilai dasar kemanusiaan.

Hari pria sedunia international mens day
Hari Pria Sedunia – Hari Pria Internasional – International Men’s Day 19 November. Sumber foto: Wikimedia Commons. Ilustrasi: PINTERpandai.com

Kapan dibentuknya hari laki-laki sedunia?

Dibentuk pada 1998 di Trinidad dan Tobago, Hari Pria Internasional bertujuan mengumpulkan dukungan dari individu maupun kelompok sosial dari seluruh dunia. Setiap tahunnya hari ini diperingati di lebih dari 60 negara di berbagai belahan dunia.

Kenapa harus ada Hari Pria Internasional?

Seperti dikutip dari situs resminya, tujuan dari dibentuknya hari khusus ini adalah untuk fokus pada kesehatan pria dewasa maupun yang masih remaja. Di hari tersebut, para pria juga menyuarakan kesetaraan gender sekaligus memperkenalkan sosok seperti apa yang pantas menjadi panutan atau role model bagi pria.

Perayaan Hari Pria Sedunia

“Ini sebuah acara bagi pria untuk merayakan pencapaian dan kontribusi, secara khusus kontribusi mereka kepada lingkungan, keluarga, pernikahan, dan perawatan anak sambil menyoroti juga diskriminasi terhadap mereka,” demikian yang tertulis di situs resminya International Men’s Day.

Peringatan Hari Pria Internasional ini juga bertepatan dengan bulan perayaan Movember. Acara yang diadakan dalam rentang satu bulan penuh ini melibatkan para pria untuk menumbuhkan kumis serta jenggotnya, sebagai gerakan meningkatkan kepedulian akan kesehatan pria.

Jadilah pria yang mengenali kelemahan diri sendiri untuk menjadi lebih kuat dan punya rasa percaya diri.

Kesehatan yang dimaksud terkait dengan penyakit-penyakit yang banyak menyerang pria. Beberapa di antaranya kanker prostat, kanker testis, dan gangguan psikologis yang memicu pria bunuh diri.

Siapa yang memulai Hari Pria Internasional?

Jerome Teelucksingh.

Sejarah Hari Pria Sedunia / Internasional

Hari Pria Internasional didirikan oleh Dr. Jerome Teelucksingh pada tahun 1999. Dia adalah seorang dosen Sejarah di Universitas West Indies di Trinidad Tabago (Karabia). Sejak 1960-an orang-orang berusaha merayakan Hari Pria Internasional yang setara dengan Hari Wanita Internasional. Baca juga ? Hari Wanita Sedunia / Hari Perempuan Internasional –  8 Maret (International Women’s Day)

Contoh ucapan hari pria internasional (Hari Pria Sedunia)

  • Jangan pernah mengubah dirimu; Aku suka rasa keadilanmu, kedewasaanmu dan kemampuanmu untuk menghadapi tantangan. Selamat Hari Pria Sedunia!
  • Aku menghargai setiap detailmu dan semua cara yang kamu lakukan untuk mencerahkan hatiku. Aku menyayangimu!”

Contoh Masalah yang Sering Dialami Pria

Kemarahan

Pelatihan manajemen kemarahan membantu memahami dinamika emosi kemarahan, mengamati pemikiran negatif dan menyimpang, dan mengidentifikasi pemicu kemarahan.

Kecemasan dan Depresi

Kecemasan dan depresi akhirnya diakui sebagai lebih dari “masalah wanita,” mendorong lebih banyak pria untuk mencari perawatan.

Kekerasan dalam rumah tangga

Kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu berarti pelecehan fisik.

Jangan biarkan istilah “kekerasan dalam rumah tangga” menipu Anda. Kadang-kadang disebut “pelecehan rumah tangga,” itu tidak selalu berarti kekerasan fisik. Dan, itu tidak selalu ditujukan dan terjadi pada wanita. Pelecehan itu tidak diskriminatif: bisa terjadi tanpa memandang usia, jenis kelamin, orientasi seksual, status sosial-ekonomi, budaya, atau pekerjaan. Meskipun beberapa pria mengalami kekerasan dalam rumah tangga dalam keheningan — percaya bahwa pria sejati hanya akan menghadapinya dan tidak membebani orang lain — Anda tidak harus sendirian. Pria juga dapat menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Apakah Anda Melecehkan Pasangan Anda?

Itu bisa berupa pemanggilan nama; memberi tahu pasangan Anda bahwa dia tidak berharga atau ibu yang buruk. Itu bisa mengendalikan perilaku; menemukan cara untuk menjaga pasangan Anda dari melakukan apa yang ingin ia lakukan dengan mengambil kunci mobilnya, atau melacak komunikasinya dengan memeriksa ponselnya atau akun media sosial. Itu bisa ekonomis; tidak mengizinkan pasangan Anda memiliki akses ke keuangan atau pekerjaan. Bisa melalui intimidasi; berteriak atau membanting pintu. Atau, bisa jadi mengisolasi; menjaga pasangan Anda dari keluarga dan teman. Dan, ya, itu bisa berarti kekerasan fisik.

Jika ini terdengar agak asing, Anda tidak sendirian. Anda seperti ribuan pria lain yang telah berjuang dengan pelecehan dan / atau kontrol dalam hubungan intim mereka. Seperti beberapa, Anda mungkin menunjukkan perilaku kasar secara berkala. Atau, seperti orang lain, Anda mungkin menemukan diri Anda terjebak dalam pola yang kasar. Anda tahu apa yang Anda lakukan tidak berfungsi, tetapi Anda tidak tahu harus berbuat apa lagi. Bahkan, Anda mungkin bertanya pada diri sendiri pertanyaan yang sama: Bagaimana ini bisa seburuk ini? Mengapa saya sangat marah? Mengapa saya mengatakan dan melakukan hal-hal itu? Bagaimana saya berhenti bertingkah seperti ini?

Menjadi Ayah yang Baik

Menjadi ayah yang baik berarti lebih dari sekadar membawa pulang gaji atau memberikan disiplin.

Semakin banyak pria diminta untuk mengambil peran untuk mengasuh. Ini adalah kabar baik karena itu berarti bahwa pria akan dapat lebih terikat dengan anak-anak mereka dan anak-anak akan mengenal ayah mereka sebagai pribadi yang utuh.

Tapi itu bukan transisi yang mudah dari pendisiplinan untuk mengasuh, penyedia uang untuk dukungan emosional. Meskipun mereka mencintai anak-anak mereka, pria sering tidak dilatih untuk menjadi pengasuh. Dan terlepas dari apa yang mereka lakukan di luar rumah, membantu membesarkan anak adalah tanggung jawab yang jauh lebih besar.

Dinamika Keluarga

Dinamika keluarga membahas banyak masalah yang terjadi antara laki-laki dan keluarga yang telah meninggalkan jejak pada mereka; baik dan buruk.

Mengelola Stres

Mengelola stres adalah pekerjaan penuh waktu bagi banyak orang yang dapat sangat membebani dan memiliki efek buruk pada kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis.

Konseling Pernikahan

Konseling pernikahan dapat memberikan pengetahuan dan mendukung pernikahan dan hubungan berkomitmen harus tetap kuat, penuh kasih, dan tumbuh dari waktu ke waktu.

Krisis paruh baya

Krisis paruh baya stereotip pada pria mencakup mobil cepat, wanita muda, dan pengambilan risiko, tetapi bagi sebagian pria, usia paruh baya lebih membingungkan daripada janji.

Kecanduan Seks

Kecanduan seks dan pornografi tidak dibicarakan sebagai masalah yang melemahkan bertahun-tahun lalu, tetapi dapat sama merusaknya dengan kecanduan zat.

Seks dan Keintiman

Seks dan keintiman penting untuk hubungan yang penuh kasih, sehat, dan penuh perhatian. Pusat Sumber Daya Pria membantu pria mengatasi perasaan tidak mampu.

Pelecehan Seksual dan Trauma Seksual

Pelecehan seksual memiliki dampak langsung pada kesejahteraan emosional dan relasional dan, jika tidak ditangani, dapat mengakibatkan kehidupan yang rusak dan tidak memuaskan.

Orientasi Seksual dan Identitas Gender

Orientasi seksual, identitas gender, dan dinamika hubungan yang menyertainya adalah masalah yang ditangani oleh Pusat Sumber Daya Pria Michigan Barat.

Penyalahgunaan dan Kecanduan Zat

Penyalahgunaan dan Kecanduan Zat diperlakukan di Pusat Sumber Daya Pria Michigan Barat.

Pengalaman Traumatis dan PTSD

Pengalaman traumatis dapat memiliki efek jangka panjang yang berdampak langsung pada kesejahteraan emosional dan fisik.

Isu dan Tantangan yang Sering Dialami Kaum Pria

Isu-Isu Utama yang Dialami Kaum Pria
Nah, satu hal yang menjadi perhatian utama pada setiap perayaan IMD adalah meningkatkan kesadaran akan isu-isu yang sering dialami pria.

Sebenarnya agak miris ketika mendengar ada orang lain (bahkan sesama pria) yang mengganggap kalau pria ‘tidak punya isu khusus untuk diperhatikan’ bro.

Berikut ini kita mencoba merangkum beberapa isu utama yang seharusnya menjadi perhatian serius bagi kaum pria:

1. Tingkat Bunuh Diri yang Tinggi pada Pria

Ini merupakan salah satu masalah paling serius yang melekat pada pria.

Ada banyak riset yang menyatakan bahwa di dunia, perbandingan tingkat bunuh diri pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita.

Salah satu riset dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa 80% pria melakukan bunuh diri dari total seluruh kasus bunuh diri di Amerika.

Di Indonesia sendiri, riset yang sama menyebutkan bahwa 2,9 orang dari 100.000 orang melakukan bunuh diri, di mana pria mendominasi angka tersebut.

Ada beberapa penyebab utama mengapa pria mendominasi angka bunuh diri di dunia:

Merasa tidak sanggup menjalani peran sosial sebagai pria yang dibebankan masyarakat kepadanya (kita bahas di nomor 3)
Pria cenderung memilih cara bunuh diri yang ‘kejam’ seperti gantung diri atau terjun dari tempat tinggi yang menyebabkan kematian seketika, dibandingkan dengan wanita yang memilih racun atau menyayat pergelangan tangan (yang masih lebih bisa diselamatkan)
Pria dikenal lebih impulsif daripada wanita (di luar urusan belanja), sehingga dorongan emosional untuk melakukan bunuh diri menjadi lebih kuat dibandingkan wanita.
Jika Anda merasa stres tingkat tinggi atau depresi, segeralah berusaha untuk mencari solusinya sebelum berujung pada hal yang tidak diinginkan.

2. Usia Harapan Hidup yang Rendah

Usia harapan hidup pria cenderung lebih rendah dibandingkan wanita.

Masih berdasarkan riset WHO yang sama, rata-rata usia harapan hidup pria di dunia adalah 69 tahun, jauh lebih rendah dari wanita pada angka 74 tahun.

Rendahnya harapan hidup ini dipengaruhi banyak faktor bro.

Selain dipengaruhi dari tingkat bunuh diri di atas, ‘kerasnya’ lingkungan kerja pria (pada pekerja fisik yang memang didominasi pria, seperti pekerja pabrik dan tambang) juga mempengaruhi kesehatan mereka.

Konsumsi rokok dan alkohol juga didominasi oleh pria, sehingga meninggikan risiko kesehatan pria.

Sedikit berhubungan dengan kesehatan, pria juga punya isu kesehatan mereka lho.

Jika isu kesehatan yang sering dikaitkan dengan wanita adalah kanker payudara dan serviks, maka pada pria adalah kanker prostat dan testis. (catatan: pria juga bisa terkena kanker payudara lho).

Gaya hidup sehat yang dimulai sejak dini merupakan investasi berharga untuk hidup kita bro. Yuk mulailah hidup sehat sejak sekarang.

3. Pemaksaan Peran Sosial Pria oleh Masyarakat

Pria ‘dituntut masyarakat’ untuk menjadi tulang punggung keluarga, mencari pendamping hidup dan membangun keluarganya sendiri.

Peran sosial ini sering menjadi sumber utama depresi yang dialami oleh kita yang pria bro.

Contoh paling gampangnya di masyarakat kita adalah pertanyaan legendaris ‘kapan kawin?’ itu, yang seolah menuntut bahwa pria harus secepatnya memiliki pasangan untuk diajak menikah dan berkeluarga sejak usia 20-an.

Padahal ada banyak faktor mengapa kita belum memiliki pasangan, bahkan hingga usia 30-an atau bahkan 40-an.

Selain itu, anggapan bahwa pria harus menjadi tulang punggung keluarga sering membuat mereka berpikiran bahwa pria harus memiliki penghasilan lebih tinggi dari pasangannya.

Mereka sering merasa minder karena pasangannya punya karir dan penghasilan yang lebih tinggi daripada mereka.

Butuh usaha untuk melepaskan pemikiran negatif ini. Setiap orang pastinya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Selama Anda dan pasangan saling melengkapi dan mengerti satu sama lain, maka kalian dapat menjalani kehidupan bersama tanpa perlu memusingkan ‘peran sosial’ yang dituntut masyarakat.

4. Man versus Boy

Apa sih yang menjadi perbedaan antara pria dan anak laki-laki?

Secara biologis, pria jelas memiliki usia yang lebih tua daripada anak laki-laki. Fungsi tubuh mereka tentu sudah lebih matang daripada laki-laki.

Nah, yang sering dipersoalkan adalah, lagi-lagi, perbedaan mereka secara sosial di mata masyarakat.

Anak laki-laki dinilai wajar memiliki kesenangan atau hobi pada hal-hal yang sifatnya hiburan ringan, seperti game, komik, mainan, dan sebagainya.

Pria dianggap sebagai orang yang ‘harus melakukan hal dewasa’, seperti bekerja kantoran atau fisik, dan hobinya pun ‘harus terlihat dewasa’ seperti fotografi, olahraga bola, bermain saham, dan sebagainya.

Kenyataannya, banyak pria yang bisa mendulang uang banyak dari industri ‘hiburan ringan’ yang lebih sering dipersepsikan untuk anak laki-laki saja.

Game merupakan salah satu industri yang sedang berkembang pesat sekarang karena booming-nya eSport.

Hobi apapun, selama Anda menyukainya dan tidak merugikan orang lain, dapat Anda manfaatkan untuk mengurangi stres dan bahkan menghasilkan duit bro.

5. Stigma Negatif pada Pria

Memangnya apa sih stigma negatif yang melekat pada kita, para pria? Hmm, lumayan banyak sih bro.

Contoh mudahnya, kebanyakan teman kita (baik pria maupun wanita), cenderung lebih merasa aman ketika supir taxi online yang mereka dapatkan adalah wanita.

Alasannya ternyata simpel. Kebanyakan pelaku kejahatan dan kekerasan adalah pria.

Bukan itu saja, tunawisma dan pengangguran yang lebih sering dijumpai adalah pria juga. Ini tidak hanya di Indonesia saja, melainkan di kebanyakan belahan bumi ini.

Hal ini memberikan semacam pandangan negatif terhadap kaum pria.

Sifat pria yang cenderung impulsif (sekali lagi, di luar urusan belanja) dalam menghadapi urusan sehari-hari dinilai menjadi penyebabnya bro.

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu sedikit meredakan stigma negatif ini:

Bersikaplah gentleman pada wanita maupun sesama pria, dalam artian menghargai mereka selayaknya Anda ingin dihargai orang lain.
Biasakan berpikir dulu sebelum bertindak sesuatu yang dapat merugikan orang di sekitar Anda (terutama tindakan fisik).
Bagi Anda yang tergabung dalam kelompok atau komunitas yang didominasi pria, buktikan bahwa kalian dapat melakukan kegiatan positif yang tidak membuat resah masyarakat sekitar.

6. Objektifikasi Pria

Isu yang satu ini merupakan sesuatu yang sering luput diperhatikan, karena masalah objektifikasi gender lebih sering dianggap ‘hanya isu khusus wanita’.

Masih ingat beberapa waktu lalu saat Asian Games 2018 diadakan di Jakarta dan Palembang dan Indonesia mendapatkan medali emas di cabang bulutangkis tunggal putra?

Nah. atlet bulutangkis kebanggaan kita yang meraih medali emas tersebut, Jonathan Christie alias Jojo, melakukan selebrasi dengan membuka bajunya.

Mayoritas kaum hawa histeris banget melihat adegan tersebut, dan banyak banget yang membagikan cuitan maupun komentar di media sosial dengan ‘agak lebay’, misalnya ‘rahimku hangat’ atau ‘aku langsung hamil online’.

Meski terdengar ‘lucu’, tidak sedikit juga yang menilai ini sebagai bentuk pelecehan terhadap Jojo. Ibaratnya, sama dengan pria yang berkomentar ‘bawahku tegang’ ketika melihat atlet wanita berpakaian seksi.

Yang ironis adalah ketika pria berkomentar seperti itu dinilai tak pantas, sedangkan wanita berkomentar seperti itu dinilai biasa saja. Double standard yah ?

Pria juga terkadang dijadikan ‘trofi’ kebanggaan oleh wanita pasangannya, di mana mereka membanding-bandingkan kesukesan karir, bentuk fisik, ukuran penis, dan sebagainya dengan pria pasangan teman-temannya.

Hati-hatilah saat Anda secara tidak sadar menjadi bahan objektifikasi, karena hal ini dapat merembet ke body shaming atau physical bullying yang berujung pada stres bro ?


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan sering terdengar jika Anda memasang applikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: International Mens’s Day, Forbes

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *