Tobit Pasal 1-14 (Perjanjian Lama)

28 min read

Tobit

Kitab Tobit tercantum dalam kanon yang dihasilkan Konsili Hippo (393 M), Kartago (397 M), dan Florence (1442), serta merupakan bagian dari kanon Gereja Katolik Roma maupun Ortodoks Timur. Kalangan Katolik Roma sering kali menyebutnya deuterokanonika.

Artikel VI dalam 39 Artikel Gereja Inggris mencantumkan kitab ini sebagai salah satu kitab “Apokrifa”. Kalangan Protestan memandang Kitab Tobit apokrif karena tidak termasuk dalam Tanakh dan tidak dianggap kanonik oleh kalangan Yudaisme.

Ini adalah kisah hidup Tobit. Garis keturunannya dari bawah ke atas adalah sebagai berikut: Tobit, Tobiel, Ananiel, Aduel, Gabael, Rafael dan Raguel asal Asiel bukan suku Naftali.

Ketika Raja Salmaneser memerintah Asyur, Tobit ditawan dan dibawa dari kota Tisbe di Galilea utara. Itu terletak di selatan Kadesh di Naphtali, barat laut Hazor, dan utara Fogor.

Tobit Pasal 1

Judul kitab

1

Kitab kisah Tobit bin Tobiel bin Ananiel bin Aduel bin Gabael bin Rafael bin Raguel dari keturunan Asiel dari suku Naftali.

2

Di zaman Salmaneser, raja orang-orang Asyur, Tobit diangkut tertawan dari Tisbe yang terletak di sebelah selatan Kudios-Naftali di Galilea atas di atas Hazor, yakni di sebelah barat, dan di sebelah utara Fogor.

Tobit dalam pembuangan

3

Aku, Tobit menempuh jalan kebenaran dan kesalehan seumur hidupku dan banyak melakukan kebajikan kepada para saudara dan segenap bangsaku yang bersama dengan daku telah berangkat ke pembuangan, ke negeri Asyur ke kota Niniwe.

4

Waktu aku masih tinggal di tanah airku, yaitu di tanah Israel, dan ketika aku masih muda, maka seluruh suku Naftali moyangku memberontak terhadap keluarga Daud bapaku dan terhadap Yerusalem, kota yang telah dipilih dari antara semua suku Israel, supaya di sana semua suku mempersembahkan korban. Memang di sanalah Bait Tuhan, yaitu kediaman Allah, telah dibangun dan ditahbiskan untuk segala keturunan sepanjang sekalian abad.

5

Tetapi semua saudaraku dan juga rumah bapaku Naftali mempersembahkan korban kepada anak lembu yang telah dibuat Yerobeam, raja Israel, di kota Dan yang terletak di pegunungan Galilea.

6

Pada hari-hari raya sering kali hanya aku seorang diri sajalah yang pergi ke Yerusalem, sebagaimana yang tersurat bagi segenap Israel sebagai hukum abadi. Pergilah aku ke Yerusalem dengan membawa buah bungaran dan anak sulung dari ternak serta bagian sepersepuluh dari hewan dan lagi guntingan pertama bulu domba.

7

Semuanya kuberikan kepada para imam, keturunan Harun, untuk mezbah. Bagian sepersepuluh dari gandum, anggur, minyak, buah zaitun, buah delima dan hasil bumi lainnya kuberikan kepada kaum Lewi yang menyelenggarakan kebaktian di Yerusalem. Selama enam tahun akupun memungut bagian sepersepuluh yang kedua dan setiap tahun aku pergi membiayakannya di Yerusalem.

8

Adapun bagian sepersepuluh yang ketiga kuberikan kepada para yatim piatu, para janda dan kaum perantau yang tinggal di tengah-tengah orang Israel. Tiga tahun sekali bagian sepersepuluh itu kubawa untuk diberikan kepada mereka. Itupun kami makan pula menurut aturan yang ditetapkan perihal mereka dalam hukum Taurat Musa dan sesuai dengan perintah yang telah diberikan Debora, yaitu ibu Ananiel ayahku. Sebab waktu berpulang ayahku meninggalkan aku sebagai yatim piatu.

9

Setelah menjadi dewasa aku mengambil isteri dari keluarga kami sendiri, Hana namanya. Dari padanya kuperanakkan seorang anak laki-laki yang kunamai Tobia.

10

Ketika diangkut tertawan dan diasingkan ke negeri Asyur aku pergi ke kota Niniwe. Semua saudaraku dan kaum sekeluarga makan makanan bangsa asing,

11

tetapi aku mencegah diriku jangan makan makanan itu.

12

Sebab dengan segenap hatiku aku ingat kepada Allah.

13

Oleh Yang Mahatinggi dianugerahkan kepadaku kerelaan dan penghormatan dari pihak raja Salmaneser. Maka aku menjadi pembelanja segala sesuatunya yang diperlukan raja.

14

Dari sebab itu aku biasa pergi ke negeri Media untuk berbelanja baginya di sana sampai raja mangkat. Sekali kutitipkan sebuah pundi-pundi pada Gabael, saudara Gabria di negeri Media, yang sepuluh talenta perak isinya.

15

Semangkatnya Salmaneser maka puteranya Sanherib menjadi raja akan gantinya. Kemudian jalan-jalan di negeri Media tidak terpakai lagi, sehingga aku tidak dapat pergi ke Media lagi.

16

Di zaman Salmaneser aku telah banyak melakukan kebajikan kepada para saudara sebangsaku.

17

Makananku kuberikan kepada orang yang kelaparan dan pakaianku kepada orang telanjang. Apabila kulihat seseorang sebangsa yang telah meninggal dan terbuang di belakang tembok kota Niniwe, maka kukuburkan.

18

Manakala seseorang dibunuh oleh raja Sanherib, setelah raja pulang kalah dari daerah Yehuda di masa ia dihukum oleh Raja Sorgawi karena hujatnya, maka kukuburkan juga. Sebab banyak dari orang Israel dibunuh oleh raja Sanherib karena kemurkaannya. Tetapi dengan diam-diam kukuburkan semua. Memang mayat-mayat mereka dicari raja, tapi tidak ditemukan.

19

Maka salah seorang penduduk kota Niniwe pergi melaporkan kepada raja perihal diriku, bahwa akulah yang menguburkan mayat-mayat itu. Kemudian terpaksa aku bersembunyi. Ketika aku dapat tahu, bahwa hal itu ketahuan oleh raja dan aku dicari-carinya untuk dibunuh, maka aku ketakutan dan melarikan diri.

20

Dari sebab itu segala harta bendaku disita dan tidak ada lagi sisa padaku yang tidak diangkut ke istana raja, kecuali Hana, isteriku, dan Tobia, anakku.

21

Tetapi belum juga empat puluh hari berlalu maka raja Sanherib dibunuh oleh putera-puteranya yang segera melarikan diri ke gunung Ararat. Sesudahnya putera Sanherib, yaitu Esarhadon, menjadi raja. Ahikar bin Anael, saudaraku, diangkat olehnya menjadi ketua dewan keuangan kerajaannya dan kepala urusan istana.

22

Maka Ahikar menjadi pembicara baik bagiku, sehingga aku dapat pulang ke Niniwe. Di masa pemerintahan Sanherib, raja Asyur, Ahikar telah menjadi juru minuman, penjaga cincin meterai dan pengurus istana dan ia dipertahankan oleh raja Esarhadon. Dia itu saudara sepupuku.

Tobit Pasal 2

Tobit menjadi buta

1

Jadi, di masa pemerintahan Esarhadon aku kembali ke rumahku. Juga isteriku Hana dan anakku Tobia diserahkan kembali kepadaku. Sekali peristiwa pada hari raya Pentakosta, yaitu hari raya Tujuh Minggu, disajikanlah kepadaku suatu jamuan makan yang baik. Akupun telah duduk untuk makan.

2

Sebuah meja ditempatkan di hadapanku dan kepadaku disajikan banyak hidangan. Tetapi berkatalah aku kepada anakku Tobia: “Nak, pergilah dan jika kaujumpai seorang miskin dari saudara-saudara kita yang diangkut tertawan ke Niniwe dan yang dengan segenap hati ingat kepada Tuhan, bawalah ke mari, supaya ikut makan. Aku hendak menunggu, anakku, hingga engkau kembali.”

3

Maka keluarlah Tobia untuk mencari seorang saudara kita yang miskin. Sepulangnya berkatalah ia: “Pak!” Sahutku: “Ada apa, nak?” Jawabnya: “Salah seorang dari bangsa kita sudah dibunuh. Ia dicekik dan dibuang di pasar. Masih ada di situ juga!”

4

Aku melonjak berdiri dan jamuan itu kutinggalkan sebelum kukecap. Mayat itu kuangkat dari lapangan dan kutaruh di dalam salah satu rumah hingga matahari terbenam, untuk kukuburkan nanti.

5

Kemudian aku pulang, membasuh diriku, lalu makan dengan sedih hati.

6

Maka teringatlah aku kepada firman yang diucapkan nabi Amos mengenai kota Betel ini: “Hari-hari rayamu akan berubah menjadi hari sedih dan segala nyanyianmu akan menjadi ratap!” Lalu menangislah aku.

7

Setelah matahari terbenam aku pergi menggali liang lalu mayat itu kukuburkan.

8

Para tetangga menertawakan aku, katanya: “Ia belum juga takut! Sudah pernah ia dicari untuk dibunuh karena perkara yang sama. Dahulu ia melarikan diri dan sekarang ia menguburkan mayat lagi!”

9

Pada malam itu juga aku membasuh diriku, lalu pergi ke pelataran rumah dan tidur di dekat pagar temboknya. Mukaku tidak tertudung karena panas.

10

Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku. Muncullah bintik-bintik putih. Akupun lalu pergi kepada tabib untuk berobat. Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke kota Elumais.

11

Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan perempuan.

12

Pekerjaan itu diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar kepadanya dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan.

13

Tetapi setibanya di rumahku maka anak kambing itu mengembik. Lalu isteriku kupanggil dan berkata: “Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak diperbolehkan makan barang curian!”

14

Sahut isteriku: “Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upahku.” Tetapi aku tidak percaya kepadanya. Maka kusuruh kembalikan kepada pemiliknya — Karena perkara itu aku merah padam karena dia! — Tetapi isteriku membantah, katanya: “Di mana gerangan kebajikanmu? Di mana amalmu itu? Betul, sudah ketahuan juga gunanya bagimu!”

Tobit Pasal 3

1

Maka aku sedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh kesah aku angkat doa begini:

2

“Engkaulah adil, ya Tuhan, semua perbuatanMupun adil pula; semua tindakan-Mu belas kasihan dan kebenaran, dan dunia semesta diadili oleh-Mu.

3

Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah kepadaku, pandangilah aku! Jangan aku Kauhukum sekedar segala dosaku dan setimpal dengan kekhilafanku kepadaMu, atau sekedar dosa yang diperbuat nenek moyangku!

4

Aku telah tidak taat kepada segala perintah-Mu, maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, dan untuk ditawan dan dibunuh, dan untuk menjadi sindiran, tertawaan dan orang ternista di tengah sekalian bangsa di mana kami Kaucerai-beraikan.

5

Segala hukuman-Mu memang benar, apabila kini aku Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi perintah-perintah-Mu, dan tidak berjalan benar di hadapan-Mu.

6

Kini berbuatlah kepadaku menurut apa yang berkenan kepada-Mu, dan sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna bagiku dari hidup, karena aku mesti mendengar nista dan fitnah dan sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, suruhlah supaya aku lepas dari susah ini, biarlah aku lenyap menuju tempat abadi; janganlah wajah-Mu Kaupalingkan dari padaku, ya Tuhan. Sebab lebih bergunalah mati saja dari pada melihat banyak susah dalam hidupku. Nista tidak dapat kudengar lagi!”

Sara anak perempuan Raguel

7

Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara anak perempuan Raguel di kota Ekbatana di negeri Media mendengar nista dari pihak seorang pelayan perempuan ayahnya.

8

Adapun Sara itu sudah diperisterikan kepada tujuh laki-laki. Tetapi mereka semua sudah dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat itu, sebelum Sara bersetubuh dengan mereka, sebagaimana pantasnya bagi para isteri. Kata pelayan itu kepada Sara: “Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu! Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi tidak ada seorangpun yang engkau nikmati juga!

9

Masakan kami kaucambuki karena mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya seorang anak laki-laki atau perempuan dari engkau jangan pernah kami lihat!”

10

Maka pada hari itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian ia naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri. Tetapi berpikir dan berkatalah ia dalam hati: “Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya: Bapak hanya punya satu anak perempuan yang kekasih. Celakalah, ia telah menggantung diri! Niscaya karena sedihnya, maka uban ayahku kubawa ke dunia orang mati. Lebih baiklah aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja sehingga tidak usah mendengar lagi nista selama hidupku.”

11

Segera tangan dikedangkannya ke arah jendela, lalu berdoa. Katanya: “Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Moga-moga terpujilah nama-Mu selama-lamanya, dan semoga segala buatan-Mu memuji Engkau selama-lamanya.

12

Kini kuangkat mukaku kepada-Mu dan kuarahkan mataku.

13

Aku mohon: Biarlah aku dilenyapkan dari muka bumi ini, nista tidak mau kudengar lagi.

14

Sebab Engkau tahu, ya Tuhan, bahwa aku bersih dari segala pencemaran oleh seorang laki-laki,

15

bahwa namakupun tidak kunodai dan tidak pula nama ayahku di tanah pembuanganku. Aku ini anak tunggal ayahku dan ia tidak mempunyai anak lain sebagai waris; tiadapun seorang saudara padanya dan tidak pula sanak saudara lain, sehingga aku mesti memelihara diriku untuk menjadi isterinya. Aku sudah kehilangan tujuh orang; apa lagi gunanya hidup bagiku? Apabila Engkau tidak berkenan membiarkan aku mati, maka dengarkanlah nistaku ini, ya Tuhan!”

16

Pada saat itu juga kedua orang itu, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah.

17

Diutuslah Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara anak perempuan Raguel kepada Tobia bin Tobit sebagai isteri dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara dari semua orang lain yang ingin mengambilnya. Pada saat yang sama Tobit kembali dari pelataran itu masuk ke rumahnya dan Sara anak Raguel turun dari bilik atas itu.

Tobit Pasal 4

Tobia dikirim ke negeri Media

1

Pada hari itu juga Tobit ingat kepada uang yang pernah dititipkannya pada Gabael di Ragai di negeri Media itu.

2

Lalu ia berpikir: “Aku sudah sampai meminta kematian bagi diriku. Mengapa gerangan tidak kupanggil anakku Tobia untuk kuberi petunjuk mengenai uang itu sebelum aku meninggal?”

3

Maka dipanggilnya anaknya Tobia yang segera datang juga. Lalu kata Tobit: “Nak, apabila aku sudah mati nanti, kuburkanlah aku sebagaimana mestinya. Hormatilah ibumu dan jangan kautinggalkan sepanjang umur hidupnya. Lakukanlah apa yang menyenangkan hatinya dan jangan hatinya kausedihkan dengan kelakuanmu.

4

Ingatlah, nak, bahwa oleh karena engkau telah ditanggungnya banyak bahaya, yaitu waktu engkau masih dalam kandungannya. Setelah ibumu meninggal, kuburkanlah di sampingku dalam satu kubur.

5

Nak, ingatlah juga kepada Tuhan; sepanjang umur hidupmu jangan sampai berdosa dan melanggar perintah-perintah-Nya. Hendaklah berbuat baik sepanjang hidupmu dan jangan menempuh jalan kelaliman.

6

Sebab orang yang menjalankan kebenaran akan berhasil dalam segala usahanya,

7

sebagaimana halnya dengan semua orang yang berbuat baik. [Berilah sedekah dari harta milikmu. Matamu jangan menyesal apabila engkau memberikan sedekah. Muka jangan kaupalingkan dari seorang miskin, niscaya wajah Allahpun tidak akan dipalingkan dari padamu.

8

Berikanlah sedekah sesuai dengan besarnya kekayaanmu. Jika engkau hanya mempunyai sedikit, jangan takut memberikan sedekah seadanya.

9

Dengan jalan itu kautimbun simpanan bagi dirimu untuk masa darurat.

10

Memang sedekah melepaskan dari maut dan tidak membiarkan orang masuk ke dalam kegelapan.

11

Sedekah merupakan persembahan yang baik ke hadapan Yang Mahatinggi bagi semua orang yang memberikannya.

12

Nak, jauhilah percabulan. Lebih-lebih, ambillah isteri dari keturunan nenek moyangmu. Jangan mengambil isteri luar yang tidak berasal dari suku ayahmu. Sebab kita ini adalah keturunan para nabi — Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, nenek moyang kita dari abad-abad yang lampau — Ingatlah, nak, bahwa mereka sekalian mengambil isteri dari kaum kerabat mereka sendiri. Maka mereka diberkati dalam anak-anaknya. Ingatlah pula bahwa keturunan mereka akan mewarisi tanah yang telah dijanjikan Tuhan.

13

Oleh sebab itu, nak, cintailah sanak saudaramu dan jangan meninggikan hatimu terhadap sanak saudaramu serta anak-anak lelaki dan perempuan bangsamu, sehingga engkau enggan mengambil isterimu dari kalangan mereka. Sebab di dalam kecongkakan terletaklah kebinasaan dan banyak kegelisahan, dan dalam kemalasan terletak kepapaan dan kekurangan besar. Memang kemalasan adalah ibu kelaparan.

14

Janganlah upah orang manapun yang bekerja padamu sampai bermalam padamu. Sebaliknya bayarkanlah segera kepadanya. Apabila engkau mengabdi kepada Allah, niscaya engkau mendapat ganjaran. Berjaga-jagalah, nak, dalam segala pekerjaanmu dan hendaklah berlaku sebagai seorang yang terdidik baik dalam segenap tingkah lakumu.

15

Apa yang tidak kausukai sendiri, janganlah kauperbuat kepada siapapun. Jangan minum anggur sampai mabuk dan kemabukan jangan menyertai dirimu di jalan.

16

Dari makananmu sendiri berikanlah kepada yang lapar dan dari pakaianmu sendiri kepada yang telanjang. Apa yang berlebih-lebihan padamu berikanlah sebagai sedekah; dan matamu jangan menyesal apabila engkau memberikan sedekah.

17

Sajikanlah dengan berlimpah-limpah makanan di atas kubur orang benar, tetapi jangan kauberikan kepada orang-orang berdosa.

18

Mintalah nasehat dari setiap orang yang arif dan jangan kauhina nasehat yang bermanfaat.

19

Pujilah Tuhan Allah setiap waktu dan mintalah kepada-Nya, supaya segala jalan hidupmu menjadi lurus dan supaya segala usaha serta rencanamu berhasil baik. Sebab tiada bangsa satupun mempunyai nasehat], melainkan segala nasehat yang baik diberikan oleh Tuhan. Tetapi kalau Tuhan mau maka Ia merendahkan sampai ke lubuk dunia orang mati, sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Dan kini, nak, ingatlah kepada segala petunjukku dan jangan sampai terhapus dari hatimu.

20

Oleh sebab itu, nak, aku hendak memberitahukan kepadamu tentang sepuluh talenta perak yang telah kutitipkan pada Gabael bin Gabria di Ragai di negeri Media.

21

Jangan takut-takut, nak, oleh karena kita sudah jatuh miskin. Memang harta milikmu banyak, apabila engkau takut akan Allah dan menjauhkan diri dari setiap dosa lagi melakukan apa yang berkenan pada Tuhan Allahmu.”

Tobit Pasal 5

Teman seperjalanan Tobia

1

Maka menjawablah Tobia kepada Tobit, ayahnya: “Pak, semuanya yang telah bapak perintahkan kepadaku hendak kulakukan juga.

2

Tetapi bagaimana aku dapat mengambil uang itu dari Gabael? Ia tidak mengenal aku dan akupun tidak mengenal orang itu pula. Tanda apa yang mesti kuberikan kepadanya, supaya ia mengenal aku, percaya kepadaku dan uang itu diserahkannya. Aku tidak mengenal pula jalan-jalan di negeri Media yang harus kutempuh.”

3

Maka jawab Tobit kepada anaknya Tobia: “Gabael telah memberikan tanda tangan kepadaku yang dibubuh pada sebuah naskah dan demikian akupun kepadanya pula. Naskah itu telah kubagikan jadi dua dan kami masing-masing mengambil separuhnya. Lalu kutitipkan uang itu kepadanya. Sekarang sudah dua puluh tahun sejak uang itu kutitipkan. Lagi, anakku, carilah untukmu seseorang yang dapat dipercaya dan yang mau pergi bersama denganmu. Kita memang akan memberikan upah kepadanya hingga engkau kembali. Kemudian pergilah mengambil uang itu dari pada Gabael.”

4

Maka keluarlah Tobia untuk mencari seseorang yang mau pergi bersama dengannya ke negeri Media dan yang tahu jalannya. Didapatinya malaekat Rafael yang berdiri di hadapan Tobia. Hanya Tobia tidak tahu bahwa dia itu seorang malaekat Tuhan.

5

Berkatalah Tobia kepadanya: “Dari mana engkau, hai pemuda?” Sahutnya: “Dari saudara-saudaramu, orang Israel. Aku datang ke mari untuk mencari pekerjaan.” Tobiapun lalu bertanya kepadanya: “Tahukah engkau jalan ke negeri Media?”

6

Jawabnya: “Aku tahu! Sering kali aku ke sana dan akupun mengenal segala jalan juga. Sudah kerap kali aku pergi ke negeri Media dan aku sudah pernah menginap pada Gabael, saudara kita yang bertempat tinggal di Ragai, di negeri Media, yang terletak di pegunungan. Perjalanannya dari kota Ekbatana hingga ke kota Ragai dua hari biasa.”

7

Lalu kata Tobia kepadanya: “Tunggu dahulu, hai pemuda. Aku hendak mengatakannya kepada ayahku di rumah. Perlulah kiranya engkau pergi bersama dengan daku. Upahpun akan kuberikan kepadamu juga.”

8

Sahut Rafael kepadanya: “Aku akan menunggu, tetapi jangan lama-lama!”

9

Maka Tobia masuk dan memberitahu ayahnya Tobit. Katanya: “Sudah pak, aku sudah mendapat seseorang dari antara saudara-saudara kita, orang Israel.” Sahut Tobit kepadanya: “Panggilkanlah aku orang itu, nak, supaya aku tahu bangsa apa ia dan dari suku mana dan apa ia boleh dipercaya untuk pergi bersama denganmu.”

10

Tobiapun keluarlah dan memanggil dia. Katanya: “Pemuda, ayahku memanggilmu.” Rafael masuk dan oleh Tobit diberi salam dahulu. Ia menjawab dengan banyak-banyak salam pula. Lalu Tobit menyambung: “Apakah aku masih mendapat salam juga? Aku ini orang yang rusak matanya dan cahaya langit tidaklah kulihat. Melainkan duduklah aku dalam kegelapan seperti orang mati yang tidak memandang cahaya. Hidupku berada di tengah-tengah orang mati. Suara manusia kudengar, tetapi mereka tidak kulihat!” Sahut Rafael kepadanya: “Tetapkan hati! Penyembuhan dari Allah sudah dekat. Tetapkan hati!” Lalu Tobit berkata kepadanya: “Anakku Tobia mau pergi ke negeri Media. Adakah engkau dapat pergi bersama dengannya dan mengantar dia? Dan lagi, saudara, engkau akan kuberi upahmu juga!” Sahut Rafael: “Aku mau pergi bersama dengannya. Semua jalan kukenal baik-baik. Sudah sering kali aku pergi ke negeri Media dan menjelajahi dataran-dataran dan pegunungannya. Segala jalannya kuketahui.”

11

Tobit menyambung pula: “Saudara dari keluarga mana dan dari suku mana? Nyatakanlah kepadaku, saudara!”

12

Sahut Rafael: “Apa perlunya suku itu?” Tobitpun lalu berkata kepadanya: “Aku hanya mau tahu kebenaran saja, siapa engkau dan siapa namamu.”

13

Sahut Rafael: “Aku ini Azarya bin Ananias yang besar, seorang saudaramu.”

14

Maka Tobit berkata: “Selamat datang saudara, dan banyak salam! Jangan kecil hati, saudara, karena aku ingin tahu kebenaran tentang keluargamu. Kebetulan engkau kerabat kami juga. Engkau sungguh dari keluarga mulia dan baik. Ananias dan Natan, kedua anak Semeya yang besar kukenal. Bersama dengan aku mereka dahulu pergi ke Yerusalem dan bersembah sujud di sana. Mereka tidak menyimpang dari jalan yang baik. Saudara-saudaramu sungguh-sungguh orang yang baik. Engkau berasal dari akar yang baik. Selamat datang!”

15

Tobit menyambung lagi: “Aku hendak memberikan upah kepadamu sedirham sehari dan penghidupan seperti penghidupan anakku sendiri.

16

Hendaklah pergi bersama dengan anakku, maka aku akan menambah lagi upahmu itu.”

17

Sahut Rafael: “Aku mau pergi bersama dengan anakmu. Jangan kuatir! Kami berangkat dengan sehat walafiat dan dengan sehat walafiat kami nanti kembali pula! Sebab jalannya aman.” Sahut Tobit: “Tuhan memberkati engkau, saudara.” Kemudian dipanggilnya anaknya dan berkatalah ia kepadanya: “Bersiap-siaplah, nak, untuk perjalanan itu dan pergilah bersama dengan saudaramu ini. Semoga Allah yang ada di sorga melindungi kamu berdua di sana dan mengantar kamu kembali kepadaku dengan sehat walafiat. Semoga malaikat Tuhan menyertai kamu di jalan dengan perlindungannya.” Maka keluarlah Tobia untuk berangkat. Ia memeluk ayah serta ibunya. Berkatalah Tobit kepadanya: “Selamat jalan!”

18

Tetapi ibunya menangis dan berkata kepada Tobit: “Mengapa anakku kausuruh pergi? Bukankah ia penopang kita yang sudah lanjut usia, oleh karena tetap dapat melayani kita?

19

Uang sebenarnya tidak lebih dari uang saja. Masakan uang itu menjadi pengganti anak kita!

20

Cukuplah bagi kita hidup sebagaimana dianugerahkan Tuhan kepada kita.”

21

Sahut Tobit: “Jangan berkhayal, adinda! Anak kita berangkat dengan sehat walafiat dan dengan sehat walafiat ia nanti kembali pula. Dengan mata kepala sendiri adinda akan melihat dia pada hari ia kembali kepada adinda dengan sehat walafiat!

22

Jangan berkhayal, jangan takut-takut, adinda, oleh karena mereka. Sebab malaikat baik menyertai anak kita dan perjalanannya akan berlangsung dengan baik. Nanti ia kembali dengan sehat walafiat.”

23

Maka isterinya berhenti menangis.

Tobit Pasal 6

Di perjalanan ke negeri Media

1

Adapun anak muda itu berangkat dengan disertai malaikat itu. Anjingpun ikut serta dengan mereka. Mereka berdua berjalan terus. Ketika menjadi malam pada hari pertama bermalamlah mereka di dekat sungai Tigris.

2

Pemuda itu turun untuk membasuh kakinya di sungai Tigris. Tetapi dari dalam airnya melonjaklah seekor ikan besar mau menelan kaki pemuda itu. Maka menjeritlah ia.

3

Tetapi kata malaikat itu kepadanya: “Tangkaplah dan peganglah ikan itu!” Ikan itupun lalu digagahi oleh pemuda itu dan dihelanya ke darat.

4

Kemudian malaikat itu menyuruh: “Siatlah ikan itu, ambillah kantung empedu, jantung dan hatinya dan simpanlah. Isi perutnya hendaklah kaubuang. Sebab empedu, jantung dan hatinya adalah obat mujarab.”

5

Maka disiatlah ikan itu oleh pemuda itu dan dipungutnya kantung empedu, jantung dan hati. Ikan itu dipanggangnya, lalu dimakannya dan sebagian diasinkannya.

6

Lalu berjalanlah mereka terus bersama sampai di dekat negeri Media.

7

Maka bertanyalah pemuda itu kepada malaikat itu: “Saudara Azarya, obat apa ada di dalam jantung dan hati ikan itu dan di dalam empedunya?”

8

Sahut malaikat itu: “Jantung dan hati itu boleh diasapkan di depan laki-laki atau perempuan yang kerasukan setan atau roh jahat. Lalu segenap gangguan lenyap dari padanya dan tidak tinggal lagi padanya untuk selama-lamanya.

9

Empedu itu hendaknya diurapkan pada orang yang matanya kena bintik-bintik putih, niscaya bintik-bintik itupun hanya tinggal ditiupi saja lalu sembuh pulalah orang itu.”

10

Mereka memasuki negeri Media dan sudah sampai di dekat kota Ekbatana.

11

Lalu berkatalah Rafael kepada pemuda Tobia: “Hai saudara Tobia!” Sahutnya: “Ada apa?” Rafael menyambung pula: “Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu dan mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Sara.

12

Kecuali Sara ia tidak mempunyai anak laki-laki atau perempuan. Maka dari itu saudaralah kerabatnya yang paling dekat. Lebih dari siapapun saudara berhak untuk memperoleh anaknya sebagai isteri dan juga berhak untuk mewarisi apa saja yang ada pada ayahnya. Gadis itu berbudi, berani dan sangat cantik. Ayahnyapun baik hati pula.”

13

Katanya lagi: “Engkau sungguh berhak mengambil dia. Saudara, dengarkanlah aku. Pada malam ini juga aku hendak berbicara dengan ayahnya tentang gadis itu, supaya kauperoleh bagimu sebagai mempelai. Setelah kembali dari Ragai kita akan merayakan nikahnya. Aku yakin bahwa Raguel tidak dapat menolak atau menunangkannya kepada orang lain. Sebab kalau demikian maka ia patut dihukum mati menurut ketetapan Kitab Musa setelah diketahuinya bahwa engkaulah yang lebih berhak dari orang manapun untuk memperoleh anaknya sebagai isteri. Jadi, saudara, dengarkanlah aku. Malam ini juga kita akan berbicara tentang gadis itu dan kita pinang bagimu. Setelah nanti kembali dari Ragai akan kita ambil dan kita antarkan dia ke rumahmu.”

14

Tobiapun lalu menjawab kepada Rafael: “Saudara Azarya, telah kudengar bahwa gadis itu sudah diberikan kepada tujuh laki-laki. Tetapi mereka mati semua di kamar tidur. Pada malam mereka datang padanya mereka mati seketika juga. Kudengar orang berkata bahwa mereka dibunuh oleh seorang setan.

15

Dari sebab itu aku sekarang takut-takut, sebab setan itu tidak berbuat jahat kepada gadis itu sendiri, tetapi apabila seseorang mau menghampiri dia maka dibunuh seketika oleh setan itu. Aku ini anak tunggal ayahku dan aku tidak mau mati dan begitu membawa hidup ayah dan ibuku ke liang kubur karena kesedihan atas diriku. Anak lain tidak ada pada mereka untuk menguburkannya.”

16

Maka berkatalah malaikat itu kepadanya: “Tidakkah engkau ingat akan perintah-perintah ayahmu; bahwa ia memerintahkan kepadamu untuk mengambil isteri dari keluarga ayahmu? Maka dari itu, saudara, dengarkanlah aku! Jangan ambil pusing tentang setan itu; ambil saja gadis itu! Memang aku tahu bahwa malam ini juga gadis itu diberikan kepada saudara sebagai isteri.

17

Kalau nanti masuk ke dalam kamar tidur ambillah sedikit dari hati dan jantung ikan itu dan taruhlah di atas bara pedupaan. Harumnya akan semerbak dan segera setelah dihirup oleh setan itu maka ia akan lari dan tak pernah muncul lagi pada gadis itu.

18

Waktu engkau mau bersatu dengannya hendaklah kamu berdua berdiri dahulu untuk berdoa. Mohonlah kepada Tuhan semesta langit, moga-moga Ia berbelas kasihan kepada kamu dan melindungi kamu. Jangan takut, gadis itu diuntukkan bagimu sejak sediakala dan engkaulah yang akan menyelamatkannya. Ia pasti akan berangkat bersama denganmu dan kukira engkau mendapat anak dari padanya, yang seolah-olah akan menjadi saudara-saudaramu. Jangan ambil pusing!”

19

Ketika Tobia mendengar perkataan Rafael itu dan bahwa Sara adalah saudarinya dari keluarga dan keturunan ayahnya, maka gadis itu sangat dicintainya dan hatinya segera berpaut padanya.

Tobit Pasal 7

Di rumah Raguel

1

Ketika mereka tiba di kota Ekbatana berkatalah Tobia kepada temannya: “Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel saudara kami.” Iapun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel didapati mereka duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberikan salam dahulu kepadanya dan dibalas oleh Raguel. Katanya: “Banyak-banyak salam, saudara-saudara. Selamat datang!” Mereka dipersilakannya masuk ke rumah.

2

Kemudian kata Raguel kepada Edna, isterinya: “Alangkah miripnya pemuda itu dengan saudaraku Tobit!”

3

Ednapun lalu bertanya kepada mereka: “Dari mana kalian, hai saudara-saudara?” Sahut mereka: “Dari bani Naftali, dari kaum buangan di kota Niniwe.”

4

Maka berkatalah Edna kepada mereka: “Kenalkah kamu Tobit, saudara kami?” Jawab mereka: “Kami kenal.”

5

Edna bertanya pula kepada mereka: “Sehat walafiatkah ia?” Sahut mereka: “Ia masih hidup dan sehat walafiat.” Lalu berkatalah Tobia: “Ia adalah ayahku.”

6

Maka melonjaklah Raguel. Ia memeluk Tobia sambil menangis lalu berkata: “Tuhan memberkati engkau, nak! Engkau adalah anak orang yang mulia dan baik! Alangkah celakanya orang yang benar dan penderma itu menjadi buta!” Iapun mendekap Tobia, saudaranya, sambil menangis.

7

Pun pula isterinya Edna dan anak mereka Sara menangis.

8

Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya dan disambutnyalah mereka dengan ramah.

9

Setelah mereka mencuci dan membasuh diri dan sudah duduk makan maka berkatalah Tobia kepada Rafael: “Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku.”

10

Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu: “Makan dan minumlah dan bersenang-senanglah malam ini. Memang, saudara, tiada seorangpun lebih berhak mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya dari padamu. Karena itupun aku tidak berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib. Tetapi, anakku, aku mesti memberitahukan kebenaran!

11

Sudah kuberikan Sara kepada tujuh laki-laki dari antara saudara kita, tetapi pada malam ia mereka hampiri matilah mereka semua. Maka, anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. Tuhan akan mengambil tindakan bagimu.”

12

Tetapi sahut Tobia: “Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sampai engkau mengambil keputusan tentang diriku.” Menjawablah Raguel: “Baiklah! Ia diberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan Kitab Musa. Dari Sorga sudah diputuskan, bahwa ia harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi saudaranya dan iapun menjadi saudarimu pula. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu pada malam ini juga dianugerahi oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas diri kamu.”

13

Lalu Raguel memanggil Sara anaknya dan iapun datang kepadanya pula. Tangan Sara dipegang oleh Raguel dan demikian Sara diserahkannya kepada Tobia. Dalam pada itu berkatalah Raguel: “Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam Kitab Musa kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di Sorga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua.”

14

Lalu dipanggilnya ibu Sara untuk mengambil sepucuk gulungan. Ditulisnya perjanjian perkawinan dan dengan demikian Sara diserahkannya menjadi isteri Tobia, sesuai dengan ketetapan Taurat Musa. Sesudah itu mulailah mereka makan minum.

15

Raguel memanggil Edna, isterinya, lalu berkata kepadanya: “Dinda, siapkanlah sebuah kamar yang lain lalu antarkanlah Sara masuk.”

16

Maka pergilah Edna menyediakan sebuah kamar sebagaimana dikatakan kepadanya, lalu mengantar Sara masuk ke dalam. Ia menangis oleh karena anaknya, lalu diusapnyalah air matanya dan berkatalah ia kepada Sara:

17

“Tetapkan hatimu, nak! Tuhan semesta langit akan menganugerahkan kepadamu sukacita ganti dukacitamu. Tetapkan hati, nak!” Lalu keluarlah ia.

Tobit Pasal 8

Liang kubur disediakan untuk Tobia

1

Selesai makan minum mereka mau pergi tidur semua. Pemuda itu diantar ke luar untuk masuk ke kamar tersebut.

2

Maka ingatlah Tobia kepada perkataan Rafael. Diambilnya hati serta jantung ikan itu dari dalam buntilnya yang dibawanya, lalu ditaruhnya di atas bara pedupaan.

3

Harum ikan itu mengganggu setan itu, yang segera lari ke dataran tinggi negeri Mesir. Adapun Rafael pergi mengikat kakinya dan segera dikebatnya juga.

4

Maka keluarlah semua orang dari kamar itu dan pintunya dikunci. Kemudian Tobia bangkit dari tempat tidur dan berkata kepada Sara: “Bangunlah, adinda, mari kita berdoa dan mohon kepada Tuhan kita, semoga dianugerahkan-Nya belas kasihan serta perlindungan.”

5

Maka bangunlah Sara dan mereka berdua mulai berdoa dan mohon, supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka angkat doa sebagai berikut: “Terpujilah Engkau, ya Allah nenek moyang kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya.

6

Engkaulah yang telah menjadikan Adam dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai pembantu serta penopang; dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkaupun bersabda pula: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.

7

Bukan karena nafsu berahi sekarang kuambil saudariku ini, melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani aku ini dan dia dan membuat kami menjadi tua bersama.”

8

Serentak berkatalah mereka: “Amin! Amin!”

9

Kemudian mereka tidur semalam-malaman.

10

Tetapi Raguel bangun dan dipanggilnya beberapa bujangnya yang pergi menggali kubur. Sebab Raguel berpikir: “Tidak boleh tidak Tobia mati. Nanti kami menjadi tertawaan dan orang ternista!”

11

Selesai menggali kubur itu Raguel masuk rumah dan dipanggilnya isterinya.

12

Katanya: “Suruhlah seorang sahaya masuk untuk melihat apa ia masih hidup. Kalau sudah mati kita kuburkan tanpa diketahui seorangpun.”

13

Sahaya itupun lalu disuruh, lampu dipasang dan pintu dibuka. Masuklah sahaya itu dan didapatinya mereka tertidur dengan nyenyaknya.

14

Maka sahaya itu keluar dan diberitahukannya kepada Raguel serta isterinya bahwa Tobia masih hidup dan tidak terjadi apa-apa.

15

Maka mereka memuji Yang Berkuasa di Sorga, katanya: “Terpujilah Engkau, ya Allah, dengan segala pujian yang murni, hendaklah Engkau dipuji untuk selama-lamanya.

16

Terpujilah Engkau, karena aku telah Kaugembirakan; apa yang kusangka tidaklah terjadi. Sebaliknya kami telah Kauperlakukan menurut belas kasihan-Mu yang besar.

17

Terpujilah Engkau, karena kedua anak tunggal itu telah Kaukasihani. Berilah mereka, ya Tuhan, belas kasihan dan perlindungan, dan biarlah mereka meneruskan hidup mereka dengan senang dan belas kasihan!”

18

Kemudian disuruhnya bujang-bujang itu menimbus kubur itu sebelum fajar menyingsing.

19

Raguel menyuruh isterinya membuat banyak roti. Ia sendiri pergi ke kawanan dan diambilnya dua lembu jantan dan empat domba jantan yang disuruhnya disediakan. Maka mulailah orang dengan persiapan.

20

Kemudian Raguel memanggil Tobia dan berkata kepadanya: “Selama empat belas hari ini sekali-kali tidak boleh engkau berangkat dari sini, melainkan engkau harus tinggal di sini untuk makan minum. Engkau mesti menggembirakan hati anakku yang telah sedih pedih.

21

Kemudian barulah dapat engkau mengambil separuh dari milikku di sini dan pulang dengan selamat kepada ayahmu. Separuh lainnya dari milikku menjadi kepunyaanmu juga setelah aku serta isteriku meninggal. Tetapkanlah hatimu, nak! Akulah bapamu dan Edna ibumu. Kami menjadi kerabat dengan engkau seperti kami kerabat dengan saudarimu, mulai sekarang sampai selama-lamanya. Tetapkanlah hati, nak!”

Tobit Pasal 9

Pernikahan

1

Kemudian Tobia memanggil Rafael dan berkata kepadanya:

2

“Saudara Azarya, hendaklah engkau mengambil sertamu empat orang bujang dan dua ekor unta. Baiklah engkau berangkat ke kota Ragai dan pergi ke Gabael. Hendaklah engkau menyerahkan kepadanya surat bukti ini lalu memungut uang itu. Dan lagi hendaklah engkau membawa dia sertamu ke pernikahan nanti.

3-4

Engkau tahu bahwa ayahku membilang-bilang hari. Apabila aku berayal-ayalan, niscaya ayahku sangat sedih hati. Dan engkaupun tahu baik-baik apa yang telah dijanjikan oleh Raguel dengan sumpah dan sumpah itu tidak dapat kulanggar.”

5

Maka berangkatlah Rafael dengan disertai empat bujang dan dua ekor unta itu ke kota Ragai di negeri Media. Ia bermalam pada Gabael. Kepadanya diserahkannya surat bukti tadi dan diberitahukannya tentang Tobia bin Tobit, yakni bahwasanya ia telah mengambil isteri, dan ia mengundang Gabael juga ke pernikahan itu. Maka Gabael bangkit dan dibilangnya kantung-kantung yang masih bermeterai itu. Lalu dimuatkannya semua.

6

Pagi-pagi benar berangkatlah mereka berdua dan kemudian tiba pada pesta pernikahan itu. Mereka masuk ke rumah Raguel dan mendapati Tobia sedang makan. Maka Tobia melonjak berdiri, lalu diberi salam oleh Gabael. Gabael memberkati Tobia sambil menangis, katanya: “Anak mulia dan baik dari bapak yang mulia dan baik, benar dan penderma! Moga-moga Tuhan semesta langit memberkati engkau serta isterimu, ayah dan ibu isterimu. Terpujilah Allah, karena aku telah dapat melihat gambaran Tobit, saudara sepupuku!”

Tobit Pasal 10

1

Dalam pada itu Tobit hari demi hari menghitung waktu yang diperlukan untuk pergi pulang. Setelah waktu itu genap dan anaknya belum tiba juga

2

maka pikirnya: “Boleh jadi ia tertahan di sana? Atau barangkali Gabael sudah meninggal, sehingga tidak ada seorangpun menyerahkan uang itu kepadanya?”

3

Dan ia mulai merasa sedih.

4

Hana, isterinya, berkata kepada Tobit: “Memang anakku sudah jatuh binasa dan tidak ada lagi di tengah-tengah orang-orang yang hidup!”

5

Ia mulai menangisi serta meratapi anaknya, katanya: “Celakalah aku ini, hai anakku, oleh karena kubiarkan engkau pergi, engkau yang menjadi cahaya mataku!”

6

Maka berkatalah Tobit kepadanya: “Diamlah, jangan berkhayal, adinda. Ia sehat walafiat! Memang mereka terhalang di sana. Orang yang berangkat serta Tobia dapat dipercaya. Ia adalah seorang dari antara saudara-saudara kita. Jangan sedih hati oleh karena anak kita, adinda. Nanti ia muncul!”

7

Tetapi Hana menyahut kepadanya: “Diam! Jangan memperdayakan aku! Anakku binasa sudah!” Setiap hari berulang-ulang Hana ke luar untuk menengok jalan yang telah ditempuh anaknya waktu pergi. Ia tidak percaya lagi pada siapapun. Setelah matahari terbenam barulah ia pulang, tetapi semalam-malaman ia meratap dan menangis dan tidak dapat tidur.

8

Setelah genaplah empat belas hari pesta pernikahan itu yang dengan sumpah dijanjikan Raguel untuk dirayakan bagi anaknya, maka datanglah Tobia kepadanya, katanya: “Izinkanlah aku pulang, sebab aku tahu bahwa ayah ibuku sudah tidak berharap lagi akan melihat aku. Dan sekarang aku mohon bapak, supaya bapak membiarkan aku pulang kepada ayahku. Sudah kuberitahukan kepadamu, bagaimana ayahku kutinggalkan.”

9

Tetapi sahut Raguel kepada Tobia: “Tinggal saja, nak, tinggal padaku di sini. Aku akan mengutus pesuruh kepada Tobit, ayahmu, untuk memberitahukan tentang keadaanmu.” Tetapi Tobia menyahut: “Jangan, pak, aku mohon, supaya engkau membiarkan aku pulang dari sini kepada ayahku.”

10

Maka bangkitlah Raguel dan diserahkannya kepada Tobia Sara, isterinya, dan separuh dari miliknya, yaitu budak sahaya, lembu jantan dan domba, keledai dan unta, pakaian, uang dan perabot.

11

Demikianlah mereka diizinkannya pergi dengan sehat walafiat. Ia memberikan salam kepada mereka, katanya: “Salam, nak, selamat jalan! Moga-moga Tuhan semesta langit menganugerahi engkau serta Sara, isterimu. Dan moga-moga aku masih melihat anak-anak kamu, sebelum aku meninggal.”

12

Kepada anaknya Sarapun ia berkata juga: “Pergilah kepada mertuamu. Sebab mulai sekarang ini merekalah orang tuamu, seolah-olah melahirkan engkau. Pergi dengan selamat, nak; biarlah aku mendengar kabar baik tentang dirimu selama aku hidup!” Lalu ia dipeluknya dan dibiarkannya mereka pergi.

13

Adapun Edna berkata kepada Tobia: “Anak dan saudaraku yang tercinta, moga-moga Tuhan mengantar engkau pulang dan mudah-mudahan aku masih melihat selama hidupku anak-anakmu dan anak-anak Sara, anakku, sebelum aku meninggal. Di hadapan Tuhan anakku kupercayakan kepadamu sebagai petaruh. Jangan menyedihkan hatinya sepanjang umur hidupmu. Pergilah dengan selamat, anakku! Mulai sekarang ini akulah ibumu dan Sara menjadi saudarimu. Moga-moga kita sekalian hidup bahagia sepanjang umur hidup kita, seperti halnya sekarang ini.” Lalu diberinya salam kepada mereka dan dibiarkannya mereka pergi.

14

Tobiapun lalu berangkat dari Raguel dengan sehat walafiat. Dengan sukacita dipujinya Tuhan semesta langit dan bumi, Raja segala-galanya, oleh karena Tuhan telah membuat perjalanannya berhasil. Iapun memberkati Raguel dan Edna isterinya, dan berkata kepada mereka: “Moga-moga aku dianugerahi untuk menghormati kamu berdua sepanjang seluruh umur hidupku.”

Tobit Pasal 11

Mata Tobit disembuhkan

1

Ketika mereka mendekati daerah Kaserin yang letaknya berhadapan dengan Niniwe berkatalah Rafael:

2

“Engkau tahu dalam keadaan manakah kita meninggalkan ayahmu.

3

Karena itu baiklah kita berdua mendahului isterimu untuk menyiapkan rumah itu, sedangkan yang lain-lain meneruskan perjalanannya.”

4

Maka bertolaklah mereka berdua. Rafaelpun sudah berkata pula kepada Tobia: “Bawalah empedu itu juga.” Adapun anjing itu juga mengikuti Rafael dan Tobia.

5

Dalam pada itu duduklah Hana mengamati jalan yang harus ditempuh anaknya.

6

Iapun telah mendapat firasat bahwa anaknya tengah datang. Berkatalah Hana kepada ayah Tobia: “Sungguh anakmu tengah datang dan juga orang yang menyertainya.”

7

Sebelum Tobia mendekati ayahnya berkatalah Rafael kepadanya: “Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka.

8

Sapukanlah empedu ikan itu kepada matanya. Obat itu akan memakan dahulu, lalu mengelupaskan bintik-bintik putih itu dari matanya. Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya.”

9

Adapun Hana bergegas-gegas mendekap anaknya, lalu berkatalah ia kepadanya: “Setelah engkau kulihat, anakku, maka mulai sekarang aku dapat mati.” Maka ia menangis.

10

Tobitpun berdiri dan meskipun kakinya tersandung namun ia keluar dari pintu pelataran rumah.

11

Tobia menghampirinya dengan empedu ikan itu di tangan lalu ditiupinya mata Tobit, ditopangnya ayahnya dan kemudian berkatalah ia kepadanya: “Tetapkan hati, pak!” Selanjutnya obat itu dikenakannya padanya dan dibiarkannya sebentar.

12

Lalu dengan kedua tangannya dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya.

13

Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis. Katanya: “Aku melihat engkau, anakku, cahaya mataku!”

14

Ia menyambung pula: “Terpujilah Allah, terpujilah nama-Nya yang besar, terpujilah para malaikat-Nya yang kudus. Hendaklah nama Tuhan yang besar ada di atas kita dan terpujilah hendaknya segala malaikat untuk selama-lamanya. Sungguh aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi kulihat anakku Tobia!”

15

Kemudian masuklah Tobia ke rumah dengan sukacita sambil memuji Allah dengan segenap hatinya. Diceritakannya kepada ayahnya bahwa perjalanannya berhasil baik; bahwa ia telah membawa uang itu dan sudah mengambil Sara anak perempuan Raguel menjadi isterinya dan bahwa isterinya masih dalam perjalanan dan sudah dekat pada pintu gerbang kota Niniwe.

16

Maka keluarlah Tobit menjemput anak menantunya pada pintu gerbang kota Niniwe dengan sukacita seraya memuji Allah. Melihat Tobit berjalan dan maju dengan kekuatannya seperti dahulu tanpa diantar oleh siapapun maka tercengang-cenganglah penduduk kota Niniwe. Tobitpun lalu memaklumkan di hadapan mereka bahwa ia telah dikasihani oleh Allah yang telah mencelikkan matanya.

17

Akhirnya Tobit mendekati Sara, isteri anaknya Tobia, lalu diberkatinya dengan berkata: “Selamat datang, anakku. Terpujilah Allahmu yang mengantar engkau kepada kami, hai anakku! Tuhan memberkati ayahmu, memberkati anakku Tobia dan memberkati engkau sendiri, hai anakku. Masuklah ke rumahmu dengan selamat, dengan berkat dan gembira! Masuklah, hai anakku!”

18

Pada hari itu juga terjadilah kegembiraan untuk semua orang Yahudi yang diam di kota Niniwe.

19

Kemenakan Tobit, yaitu Ahikar dan Nadab, ikut bergembira pula dengan Tobit.

Tobit Pasal 12

Malaikat Rafael memperkenalkan diri

1

Setelah perayaan nikah itu selesai maka Tobit memanggil anaknya Tobia. Berkatalah ia kepadanya: “Nak, ingatlah memberikan upahnya kepada orang yang telah menyertai engkau. Dan ingatlah menambah upahnya juga.”

2

Sahut Tobia: “Berapa banyaknya upah yang harus kuberi, pak? Aku tidak menderita rugi sedikitpun, kalau kuberikan kepadanya separuh dari harta benda yang telah kubawa.

3

Dengan sehat walafiat aku telah diantar kembali olehnya, isteriku telah disembuhkan olehnya; iapun telah membawa uang itu bersama dengan aku dan ayah telah disembuhkannya pula. Berapa banyaknya upah yang mesti kuberikan karena itu?”

4

Berkatalah Tobit kepadanya: “Memang nak, sudah seadilnya ia diambilkan separuh dari segala sesuatunya yang telah dibawanya waktu datang.”

5

Maka ia dipanggil dan Tobit berkata kepadanya: “Ambillah sebagai upahmu separuh dari segala sesuatunya yang kaubawa waktu datang, lalu engkau boleh pergi dengan selamat.”

6

Tetapi Rafael memanggil kedua orang itu sendiri-sendiri lalu berkata kepada mereka: “Pujilah Allah dan muliakanlah Dia di depan mata semua orang yang hidup karena segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepada kamu. Pujilah nama-Nya dan bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya. Wartakanlah kepada segala manusia perbuatan-perbuatan Allah sebagaimana layaknya. Jangan berayal memuliakan Dia.

7

Memang baiklah rahasia raja disembunyikan, tetapi pantaslah perbuatan Allah disingkapkan dan dimuliakan. Lakukanlah yang baik, niscaya malapetaka tidak akan menimpa kamu.

8

Lebih baiklah doa benar dan sedekah jujur daripada kekayaan yang lalim.

9

Memang sedekah melepaskan dari maut dan menghapus setiap dosa. Orang yang melakukan sedekah akan menjadi puas dengan umurnya.

10

Sebaliknya, orang yang berbuat dosa dan lalim menjadi seteru hidupnya sendiri.

11

Segenap kebenaran hendak kuwartakan kepada kamu dan tidak kusembunyikan apa-apa terhadap kamu. Sudah kutandaskan kepadamu: Baiklah rahasia raja disembunyikan, tetapi pantaslah perbuatan Allah disingkapkan.

12

Makanya, ketika engkau dan Sara berdoa maka ingatan akan doamu itu kusampaikan ke hadapan kemuliaan Tuhan. Dan demikianpun waktu engkau menguburkan orang-orang mati.

13

Ketika engkau tidak ayal-ayalan dan bangkit serta meninggalkan makananmu untuk pergi mengapani mayat itu, maka aku diutus untuk mencobai engkau.

14

Lagipula aku diutus oleh Allah untuk menyembuhkan baik engkau sendiri maupun Sara, menantumu.

15

Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Tuhan yang mulia.”

16

Maka terperanjatlah kedua orang itu lalu sujud menyembah dan ketakutan.

17

Tetapi berkatalah malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut; damai sejahtera dengan kamu. Pujilah Allah selama-lamanya!

18

Waktu aku ada dengan kamu, maka bukan karena kerelaanku sendirilah terjadi demikian, melainkan karena kehendak Allah. Maka pujilah Dia seumur hidup, bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya!

19

Telah kamu perhatikan bahwa aku tidak makan apa-apa. Hanya suatu penglihatan yang kamu lihat.

20

Oleh sebab itu, pujilah Tuhan di atas bumi dan muliakanlah Allah! Camkanlah! Aku naik kepada Dia yang telah mengutus aku. Tuliskanlah semuanya yang telah terjadi pada kamu.” Maka iapun naik juga.

21

Ketika bangkit mereka tidak dapat melihatnya lagi.

22

Kemudian mereka memuji Allah dan bernyanyi-nyanyi kepada-Nya serta memuliakan-Nya karena segala perbuatan-Nya yang besar itu. Sebab malaikat Allah telah menampakkan diri kepada mereka.

Tobit Pasal 13

Lagu syukur Tobit

1

Tobit mengarang doa ini untuk menyatakan sukacitanya:

2

“Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya, dan kerajaan-Nyapun tetap untuk sekalian abad. Memang Ia menyiksa tapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dunia orang mati, tetapi menaikkan daripadanya juga; tiada seorangpun luput dari tangan-Nya.

3

Muliakanlah Dia, hai orang Israel, di hadapan sekalian bangsa, sebab kita telah dicerai-beraikan-Nya di antara mereka.

4

Wartakanlah kebesaran-Nya di sana, agungkanlah Dia di hadapan segala yang hidup. Sebab Dialah Tuhan kita dan Allah, Ia adalah Bapa kita untuk selama-lamanya.

5

Oleh karena kejahatan kita maka kita disiksa-Nya, tetapi kita dikasihani-Nya lagi dan dikumpulkan-Nya dari antara sekalian bangsa, di mana kamu terserak-serak.

6

Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Iapun berbalik kepada kamu, dan tidak disembunyikan-Nya wajah-Nya terhadap kamu.

7

Maka pandanglah apa yang akan dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja kekal.

8

Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, dan kunyatakan kekuasaan serta kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang yang berdosa, dan lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu kalau-kalau Ia berkenan kepadamu dan menjalankan belas kasihan kepada kamu.

9

Aku hendak mengagungkan Allahku dan Raja sorgawi dan hatiku hendak bersorak karena kebesaran-Nya.

10

Dan hendaklah sekalian orang di Yerusalem menyebut serta memuliakan-Nya. Ya Yerusalem, kota yang suci, karena perbuatan anak-anakmu maka Allah menyiksa, tetapi kembali Ia mengasihani anak-anak orang benar.

11

Muliakanlah Tuhan selayaknya dan pujilah Raja kekal, supaya bagimu Kemah-Nya dibangun kembali dengan gembira.

12

Maka Allah menggembirakan kaum buangan di dalam dirimu, dan yang payah di dalam dirimu akan dikasihi-Nya turun-temurun sepanjang sekalian abad.

13

Dari jauh banyak bangsa akan datang ke hadapan nama Tuhan Allah dengan membawa persembahan di tangan, yaitu upeti untuk Raja sorgawi; turun-temurun sorak-sorainya dilambungkan kepadamu.

14

Para pembencimu terkutuklah hendaknya, tetapi mereka yang mengasihi engkau akan diberkati selama-lamanya.

15

Bersukacitalah dan bersorak-sorailah karena anak-anak orang yang benar, sebab mereka akan dikumpulkan dan akan memuji Tuhan orang benar. Berbahagialah orang-orang yang mengasihi engkau, mereka yang bersukacita karena damai sejahteramu.

16

Berbahagialah orang yang berdukacita karena siksaanmu, sebab mereka nanti bergembira karena engkau apabila mereka mengagumi segenap kemuliaanmu; maka bersukacitalah mereka selama-lamanya. Hai jiwaku, pujilah Allah, Raja agung.

17

Sebab Yerusalem akan dibangun dengan nilakandi dan zamrud, tembok-temboknya dengan permata, menara-menaranya serta benteng-bentengnya dari mas murni; lapangan-lapangan Yerusalem akan diturap dengan arzak, manikam kumala dan permata dari Ofir.

18

Maka semua jalannya akan berseru: Haleluya. Bernyanyilah mereka semua dengan berkata: Terpujilah Allah yang meninggikan engkau untuk selama-lamanya.”

Tobit Pasal 14

Nubuat Tobit mengenai Niniwe

1

Demikian Tobit mengakhiri lagu pujiannya.

2

Adapun Tobit meninggal dengan tenteram waktu berumur seratus dua belas tahun. Ia dikuburkan di Niniwe sebagaimana mestinya. Waktu matanya menjadi rusak ia berumur enam puluh dua tahun dan setelah dapat melihat kembali ia hidup dengan sejahtera dan melakukan kebajikan. Iapun terus memuji Allah dan memuliakan kebesaran-Nya.

3

Ketika tiba ajalnya dipanggilnya anaknya Tobia dan disuruhnya: “Nak, ambillah semua anakmu

4

dan pergilah ke negeri Media. Sebab aku yakin akan firman Allah mengenai kota Niniwe, sebagaimana yang telah diucapkan nabi Nahum. Semua akan terjadi, semua akan mendatangi bangsa Asyur dan kota Niniwe. Segala sesuatunya yang telah diucapkan oleh para nabi Israel yang diutus oleh Allah akan terjadi semua. Tiada sedikitpun dari ucapan itu yang tidak akan sampai; semua akan terjadi pada waktunya. Tetapi di negeri Media orang akan lebih aman daripada di negeri Asyur dan Babel. Aku tahu dan yakin benar bahwa semua yang telah difirmankan Allah akan terlaksana dan terjadi juga. Tiada satupun dari firman-Nya yang akan gagal. Adapun saudara-saudara kita yang masih tinggal di tanah Israel akan dicerai-beraikan dan diangkut tertawan dari tanah yang baik itu. Seluruh tanah Israel serta Samaria dan Yerusalem akan menjadi gurun belaka dan Bait Allah akan tinggal roboh dan hangus hingga waktu tertentu.

5

Kemudian mereka akan dikasihani oleh Allah dan dikembalikan ke tanah Israel. Maka Bait Allah akan mereka bangun, meskipun tidak seperti yang dahulu, hingga tiba saatnya zaman dunia mencapai kegenapannya. Lalu mereka semua akan pulang dari pembuangannya dan Yerusalem akan dibangunkannya dengan mulianya. Bait Allahpun akan dibangun di dalamnya, sebagaimana yang telah dikatakan para nabi tentangnya.

6

Semua bangsa di seluruh bumi akan bertobat dan benar-benar menakuti Tuhan Allah. Semua akan meninggalkan berhala mereka yang membuat mereka kembara dalam kesesatan. Dengan tulus hati mereka akan memuji Allah yang kekal.

7

Semua orang Israel yang selamat pada masa itu dan yang ingat kepada Allah dengan tulus ikhlas akan berkumpul dan datang ke Yerusalem. Merekapun lalu akan mendiami tanah Abraham untuk selama-lamanya dan dengan aman sentosa. Negeri itu akan dianugerahkan kepada mereka. Allah akan mereka kasihi dengan tulus ikhlas dan mereka bergembira. Tetapi mereka yang berbuat dosa dan lalim akan lenyap dari muka bumi.

8-9

Oleh sebab itu, hai anak-anakku, aku memerintahkan kepadamu: hendaklah mengabdi kepada Allah dengan tulus ikhlas serta melakukan apa yang berkenan kepada-Nya. Wajibkanlah segala anakmu, supaya berbuat adil lagi melakukan kebajikan; supaya ingat kepada Allah dan selalu memuji nama-Nya dengan tulus ikhlas dan sekuat tenaga. Oleh sebab itu, nak, pergilah dari kota Niniwe dan jangan tinggal di sini. Pada hari ibumu kaukuburkan di sampingku jangan bermalam lagi di wilayah kota ini. Sebab kulihat bahwa ada banyak kelaliman di negeri ini dan banyak tipu daya dilakukan di sini. Dan mereka tidak malu-malu sama sekali.

10

Nak, ingatlah kepada apa yang telah diperbuat Nadab kepada bapa pengasuhnya, yaitu Ahikar. Bukankah Ahikar hidup-hidup diturunkan ke bagian bawah bumi? Tetapi Allah telah membalas kelaliman Nadab ke atas kepalanya sendiri. Ahikar keluar menuju cahaya, sedangkan Nadab turun ke kegelapan kekal, oleh karena ia telah berusaha membunuh Ahikar. Karena melakukan kebajikan maka Ahikar luput dari jerat maut yang dipasang baginya oleh Nadab. Sedangkan Nadab jatuh ke dalam jerat maut yang juga membinasakannya.

11

Makanya, anak-anakku, camkanlah apa yang dihasilkan oleh sedekah dan apa yang dihasilkan oleh kelaliman. Memang kelaliman membunuh. Tetapi aku kehabisan tenaga!” Maka Tobit berbaring di tempat tidurnya lalu meninggal. Ia dikuburkan dengan layak.

12

Setelah ibu Tobia meninggal maka dikuburkannya di samping ayahnya. Kemudian Tobia serta isterinya pergi ke negeri Media dan menetap di kota Ekbatana pada Raguel, mertuanya.

13

Masa tua Raguel serta isterinya dipelihara oleh Tobia sebagaimana mestinya lalu dikuburkannya mereka di kota Ekbatana di negeri Media. Tobiapun mewarisi baik harta milik Raguel maupun harta milik ayahnya sendiri.

14

Tobia sendiri meninggal sebagai orang terhormat dalam umur seratus tujuh belas tahun di kota Ekbatana di negeri Media.

15

Tetapi sebelum meninggal masih didengarnya tentang kebinasaan kota Niniwe dan melihat penduduknya ditawan dan dibuang ke negeri Media, yakni orang-orang yang diangkut tertawan oleh Siaksares, raja Media. Maka Tobia memuji Allah karena segala sesuatunya yang telah dilakukan-Nya kepada orang Niniwe dan Asyur. Sebelum meninggal Tobia masih bergembira oleh karena nasib kota Niniwe dan memuji Tuhan Allah untuk selama-lamanya.

Bacaan Lainnya

Apakah Anda memiliki sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan Anda sekarang juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com
Apakah Anda memiliki sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan atau jasa Anda sekarang juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com
Cara daftar pasang iklan gratis
3 Langkah super mudah: tulis iklan Anda, beri foto & terbitkan! semuanya di Toko Pinter

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Ligonier, Catholic,

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *