Rasio Utang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) | Rumus, Contoh Soal dan Jawaban

4 min read

Rasio Utang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) - Rumus, Contoh Soal dan Jawaban

Rasio Utang Terhadap Aktiva – (Debt to Asset Ratio)

Rasio utang terhadap aktiva (Debt to asset ratio) adalah rasio leverage yang menentukan jumlah total utang relatif terhadap aset yang dimiliki perusahaan. Dengan menggunakan metrik ini, analis dapat membandingkan leverage satu perusahaan dengan perusahaan lain di industri yang sama.

Informasi ini dapat mencerminkan seberapa stabil suatu perusahaan secara finansial. Semakin tinggi rasionya, semakin tinggi tingkat leverage (DoL) dan akibatnya semakin tinggi risiko berinvestasi di perusahaan tersebut.

Pengertian aktiva atau aset adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki oleh entitas bisnis yang bisa diukur secara jelas menggunakan satuan uang serta sistem pengurutannya berdasar pada seberapa cepat perubahannya dikonversi menjadi satuan uang kas.

Baca juga ? Aset (Aktiva) – Pengertian dan Contoh Soal dan Jawaban Dalam Akuntansi

Contoh rasio utang terhadap aktiva

Mari kita asumsikan bahwa sebuah perusahaan memiliki total aset $ 100 juta, total kewajiban $ 40 juta, dan ekuitas pemegang saham $ 60 juta. Rasio hutang perusahaan terhadap total aset adalah 0,4 ($ 40 juta kewajiban dibagi dengan $ 100 juta aset), 0,4 banding 1, atau 40%.

Ini menunjukkan 40% dari aset perusahaan dibiayai oleh kreditor, dan pemilik menyediakan 60% dari biaya aset. Umumnya, semakin tinggi rasio hutang terhadap total aset, semakin besar leverage keuangan dan semakin besar risikonya.

Rasio hutang terhadap aset atau aktiva sangat penting dalam menentukan risiko keuangan suatu perusahaan. Rasio yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa sebagian besar aset didanai dengan hutang dan perusahaan memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi. Oleh karena itu, semakin rendah rasionya maka perusahaan akan semakin aman. Seperti halnya rasio lainnya, rasio ini harus dievaluasi selama periode waktu tertentu untuk mengetahui apakah risiko keuangan perusahaan meningkat atau memburuk.


Rumus Rasio Utang Terhadap Aktiva

Debt assets ratio = (Total hutang ÷ Total aktiva) x 100%


Fungsi Rasio utang terhadap aktiva (Debt to Asset Ratio)

1. Digunakan sebagai patokan dasar dari struktur efisiensi modal dalam perusahaan.

2. Digunakan oleh investor sebagi pertimbangan akannya menanamkan modalnya pada perusahaan.

3. Memiliki fungsi untuk mengetahui jumlah kuantitas penggunaan hutang perusahaan.

4. Dapat menilai kondisi perusahaan agar dapat terhindar dari masalah seperti financial distress atau kebangkrutan.


Rasio Utang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) - Rumus, Contoh Soal dan Jawaban
Rasio Utang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) – Rumus, Contoh Soal dan Jawaban. Ilustrasi dan sumber foto: Needpix

Contoh Soal dan Jawaban Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)

1. Berdasarkan laporan keuangan PT Bank Baja pada kuartal 2 tahun 2017, tercatat total assetnya Rp 8.500.000. berdasarkan ringkasan finansial statementnya, pembulatan disajikan dalam ‘jutaan rupiah’. Maka angka 8.500.000 yang tertera tersebut dibaca 8,5 triliun. Sedangkan total liabilitas perusahaan tersebut sebesar Rp 7.200.000 atau Rp 7,4 triliun.  Berapakah DAR PT Bank Baja pada kuartal II di tahun 2017?

Jawaban:

Total Liabilitas/Total Asset = Rp 7,2 triliun/Rp 8,5 triliun. Sama dengan 0,84 kali atau 84,7%

Maka dengan demikian, jika patokannya dari rasio modal rata-rata bank adalah 10% dari asetnya, rasio utang dari bank ini bisa dikatakan kurang aman.

Sebab utangnya lebih dari 80% dari total aset yang dimiliki oleh bank. Dapat diartikan jika ada total 10 modal yang dimiliki PT Bank Baja, hanya sekitar 1-2 yang digunakan untuk beroperasi dari jumlah modalnya.

Berapa sebenarnya nilai Debt to Asset Ratio yang baik. Maka untuk menjawab pertanyaan ini, kita simak beberapa hal berikut:

Jika rasio utang perusahaan jumlahnya kurang dari 0,5 kali, maka sebagian besar aset perusahaan adalah hasil dari biaya ekuitas.
Apabila rasio hutang lebih besar dari 0,5 kali, maka sebagian besar aset perusahaan adalah hasil pembiyaan dari hutang.
Nilai normal rasio DAR adalah 0,6-0,7 kali. Namun tetap melihat penilaian spesifik dari tiap industri. Sebab, tiap industri memiliki penilaian yang spesifik dan berbeda satu dengan lainnya.
Misalnya saja bank. Utangnya bisa sampai 0,9 kali.

Dengan kata lain modal yang dimilikinya hanya 10% dari besarnya total aset yang dimilikinya.

Jadi kesimpulannya, makin rendah nilai rasio DAR sebuah perusahaan, maka kinerja keuangannya akan semakin baik. Jika semakin tinggi, maka berbanding lurus dengan risiko yang dimiliki perusahaan tersebut.

Namun perlu jika diketahui bahwa perusahaan dengan utang banyak selama tidak melebihi batas normalnya juga memiliki peluang melakukan ekspansi serta inovasi produk yang akhirnya dapat meningkatkan nilai laba bersih perusahaan.

2. Diketahui PT Bank Rakyat Indonesia, dengan kode saham BBRI. Berdasarkan laporan keuangan BBRI pada kuartal 2 di tahun 2018, tercatat total assetnya sebesar Rp. 8.131.362.
Berdasarkan ringkasan finansial statement-nya, disebutkan bahwa pembulatan yang digunakan adalah disajikan dalam ‘jutaan rupiah’. Maka, angka 8.131.362. yang tertera berarti dibaca: Rp8,1 triliun. Karena pembulatan jutaan tersebut menghilangkan 6 angka dibelakangnya.
Adapun total liabilitasnya, yaitu tertulis sebesar Rp7.409.479 atau Rp7,4 triliun.
Pertanyaan: berapakah nilai rasio DAR BBRI pada kuartal II 2018?

Jawaban:

= Total Liabilitas / Total Asset
= Rp7,4 triliun / Rp8,1 triliun
= 0,91 kali atau 91,12%

Dengan demikian, jika kita berpatokan dengan rasio modal dari rata-rata bank adalah 10% dari asetnya, maka rasio utang dari bank ini tergolong kurang aman karena utangnya lebih dari 90% dari total aset yang ia miliki.

Itu artinya juga, bila kita sederhanakan pemahamannya, maka dari total 10 modal yang dimiliki BBRI untuk beroperasi, hanya 1 (bahkan kurang dari 1) jumlah modalnya.

Cara Menganalisis

Ini pertanyaannya kurang lebih sama dengan berapa nilai debt to asset ratio yang baik?

Untuk menjawab pertanyaan ini, maka perhatikan dengan baik sebagian kecil petikan cara penilaian rasio dari kalkulator saham excel yang telah saya buat:

Jika rasio hutang kurang dari 0,5 kali, berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui ekuitas.

Jika rasionya lebih besar dari 0,5 kali, sebagian besar aset perusahan dibiayai melalui hutang.

Nilai normal Rasio ini adalah 0,6-0,7 kali. Tetapi setiap industri memiliki penilaian yang spesifik dan berbeda antara satu jenis industri dengan industri yang lainnya.

Bank misalnya, utangnya bahkan bisa sampai 0,9 kali atau dengan kata lain modalnya hanya 10% dari total aset yang ia miliki.

Kesimpulannya, semakin rendah nilai rasio DAR maka akan semakin baik. Dan semakin tinggi maka semakin beresiko perusahaan tersebut jika dikemudian hari terjadi hal yang tidak diinginkan.

Kita juga perlu juga diketahui bahwa nilai rasio harus selalu memperhitungkan baik buruknya.

Karena, perusahaan dengan utang yang banyak, selama tidak melebihi batas normalnya, juga punya peluang untuk melakukan ekspansi dan inovasi produk yang ujungnya akan meningkatkan nilai laba bersihnya.


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Investopedia, Accounting Coach, Corporate Finance Institute

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Anggaran Tak Bersisa (Zero Base Budgeting) | Definisi, fitur…

Anggaran Tak Bersisa Setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan berasal dari proses tertentu: perencanaan. Perencanaan yang dinyatakan dalam bentuk investasi dan tujuan keuangan adalah...
PinterPandai
3 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *