Rumus Depresiasi (Penyusutan) – Pengertian, Penjelasan, Beserta Contoh Soal dan Jawaban

15 min read

Depresiasi penyusutan

Penjelasan Depresiasi atau Penyusutan dalam Akuntansi

Adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

Penyusutan adalah biaya tidak langsung yang dibebankan pada aset tetap berwujud secara sistematis untuk memberikan biaya sebenarnya dari suatu aset selama masa manfaatnya sebanding dengan manfaat yang diperoleh dari aset tersebut. Penyusutan merupakan bagian penting dari pencatatan akuntansi yang membantu perusahaan menjaga laporan laba rugi dan neraca dengan baik dengan laba yang dicatat dengan benar.

Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.

Metode Garis-lurus:

Biaya Depresiasi Tahunan = { (Biaya Aktiva Tetap / Nilai Sisa) / (Umur Manfaat Aset dalam tahun) }

Rumus Depresiasi atau Penyusutan

1. Rumus perhitungan penyusutan metode garis lurus adalah:

Perhitungan dengan menggunakan nilai residu:

= (Harga Perolehan – Nilai Sisa/Residu) : umur ekonomis (hitungan per bulan, karena beban penyusutan dihitung per bulan)

Perhitungan dengan tidak menggunakan nilai residu:

= Harga Perolehan : umur ekonomis (hitungan per bulan, karena beban penyusutan dihitung per bulan)

Rumus metode jumlah angka tahun

Jumlah angka tahun =   n2  + n
2

Rumus Depresiasi Saldo Menurun

= { (100%/umur ekonomis) x 2 } x Nilai Perolehan/Nilai Buku

2. Rumus Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Metode ini tidak memperhitungkan adanya nilai sisa/residu. Depresiasi tiap periode menggunakan prosentasi yang sama akan tetapi menghasilkan nilai yang berbeda karena nilai depresiasi pertama mengurangi nilai aktiva pada periode kedua dan seterusnya. Artinya nilai aktiva setiap periode selalu berbeda karena nilai aktiva menurun.
Prosentasi Depresiasi = ( 100% / Taksiran Umur Manfaat ) * 2
Depresiasi Periode1 = Prosentasi Depresiasi x Nilai Aktiva Periode1
Depresiasi Periode2 = Prosentasi Depresiasi x Nilai Aktiva Periode2
Dimana nilai aktiva periode2 adalah nilai aktiva awal dikurangi nilai depresiasi periode1, dan seterusnya sampai selesai taksiran umur manfaat.

3. Rumus Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output Method)

Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi.
Penyusutan per Unit = ( Harga perolehan – Nilai Residu ) / Taksiran Jumlah Produksi
Penyusutan per Tahun = Jumlah Produksi Setahun x Penyusutan per Unit

4. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva akan lebih cepat rusak jika digunakan full time. Dalam cara ini beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan jam jasa.
Penyusutan per jam = ( Harga Perolehan – Nilai Residu ) / Taksiran Jam Jasa
Penyusutan per tahun = Penyusutan per jam x Jam Penggunaan

5. Sum of Years Depreciation (Penyusutan Tahunan)

Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun

Metode Sum-of-Year-Digit penurunan aset dibebankan lebih besar pada tahun-tahun awaldan semakin kecil sampai tahun-tahun berikutnya tingkat depresiasi.

Konsepnya sama dengan metode saldo menurun, yaitu aktiva tetap masih baru jumlah depresiasi besar, kemudian makin lama makin kecil.

Angka tahun dapat dihitung dengan menggunakan :

Rumus = N (N+1)/2
Nilai sisa dapat digunakan dalam perhitungan.

Depresiasi penyusutan
Rumus Depresiasi – Pengertian dan Contoh Soal dan Jawaban

Apa yang dimaksud dengan metode garis lurus dalam Depresiasi?

Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut. Persentase penyusutan besarnya dua kali persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.

Rumus:

Depresiasi = ( Nilai Aktiva – Residu ) / Taksiran Umur Manfaat

Perbedaan Depresiasi dengan Deplesi 

Depresiasi merupakan suatu alokasi biaya penyusutan terhadap aset tetap selama masa manfaatnya (umur ekonomis) aset tersebut.

Deplesi merupakan suatu penyusutan pada bidang sumber daya pertambangan.

Perusahaan menghapus asset tak terwujud melalui amortisasi misalnya goodwil. Sering dilakukan amortisasi terhadap setiap nilai yang dibayar di atas nilai pembelian preferen atau obligasi terhadap setiap nilai yang dibayar di atas nilai pembelian preferen atau obligasi.

Namun dana amortisasi merupakan pengumpulan dana secara berkala untuk membayar beban amortisasi tersebut.

Apa yang dimaksud dengan nilai residu dalam Depresiasi?

Nilai Residu adalah scrap value; residual value yaitu nilai sisa suatu barang yang sudah habis umur ekonomisnya; dalam akuntansi nilai tersebut diperhitungkan sebagai pengurang biaya overhead.

Apa yang dimaksud dengan akumulasi penyusutan dalam Depresiasi?

Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aktiva. Akumulasi penyusutan merupakan kumpulan dari beban penyusutan periodik. Akun beban penyusutan akan tampak dalam laporan laba rugi, sedangkan akun akumulasi penyusutan akan terlihat dalam neraca.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Biaya Penyusutan

1. Harga Perolehan (Acquisition Cost)

Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya penyusutan. Harga perolehan menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan per periode akuntansi. Harga ini diperoleh dari sejumlah uang yang dikeluarkan dalam memperoleh aktiva tetap hingga siap digunakan.

2. Nilai Residu (Salvage Value)

Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut dijual pada saat penarikan atau penghentian (retirement) aktiva.

Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah baiknya jika aktiva dapat di daur ulang.

3. Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)

Sebagian besar aktiva memiliki dua jenis umur, yaitu umur fisik dan juga umur fungsional. Umur fisik dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya).

Sedangkan umur fungsional biasanya dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.

Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bisa saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aktiva tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman.

Kondisi ini biasanya terjadi pada jenis aktiva yang bersifat dekoratif seperti furniture, hiasan dinding, dan lain sebagainya. Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.


Rumus Penyusutan Aset Tetap

Metode-metode penyusutan aset tetap adalah sebagai berikut:

  1. Metode penyusutan garis lurus (straight line depreciation)

Perhitungan dalam metode ini paling sederhana dan umum, dimana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut. Selain itu metode garis lurus bisa digunakan untuk menyusutkan aktiva fungsional yang tidak berpengaruh besar kecilnya dari volume produk atau jasa yang dihasilkan, misalkan: peralatan kantor, bangunan.

Rumus perhitungan dengan nilai sisa:

Penyusutan = (harga perolehan – nilai sisa) dibagi umur ekonomis

Rumus perhitungan tanpa nilai sisa:

Penyusutan = harga perolehan / umur ekonomis

  1. Metode penyusutan saldo menurun (double declining balance)

Penetapan dalam metode saldo menurun berdasarkan persentase tertentu dapat dihitung dari harga buku pada tahun saat itu. besaran persentase penyusutan 2 x persentase/tarif dari metode garis lurus.

Rumusnya:

Depresiasi = 2 x (100% / umur ekonomis) x harga perolehan nilai sisa

  1. Metode penyusutan jumlah angka tahun

Metode dapat digunakan dengan memperhitungkan besarnya penyusutan aktiva tetap tiap tahun dan jumlah semakin menurun.

Rumusnya:

Depresiasi = sisa umur penggunaan / jumlah angka tahun x harga perolehan nilai sisa

  1. Metode penyusutan satuan jam kerja (service hours)

Beban penyusutan aktiva tetap ditentukan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Rumusnya :

Biaya penyusutan per tahun = jam kerja yang dapat dicapai x tarif penyusutan / jam

Tarif penyusutan / jam = harga perolehan nilai residu / total jumlah jam kerja penggunaan aset tetap

Ilustrasinya, sebuah peralatan mesin dengan harga perolehan sebesar Rp. 58.000.000, nilai sisa sebesar Rp. 4.000.000 ditaksir akan dapat digunakan selama 75.000 jam. Berapakah nilai penyusutan per jam adalah:

Jawab:

= Harga perolehan – nilai residu/taksiran jam jasa/kerja

= Rp. 58.000.000 – Rp. 4.000.000/75.000

= 720 nilai penyusutan per jam.

Misal, apabila untuk tahun pertama sebuah peralatan mesin tersebut dapat digunakan selama 8.000 jam, berapakah biaya penyusutan yang dibebankan perusahaan adalah

Jawab:

8.000 x Rp 720 = Rp. 5.760.000 biaya penyusutan perusahaan.

Metode jam jasa/kerja sangat baik digunakan untuk menghitung penyusutan kendaraan,  dengan anggapan bahwa kendaraan tersebut lebih banyak rusak sebab digunakan, dibandingkan dengan tua karena waktu.

  1. Metode satuan hasil produksi (productive output)

Metode ini beban penyusutan aktiva tetap ditentukan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Rumusnya:

Beban penyusutan per tahun = jam satuan produk x tarif penyusutan per produk

Tarif penyusutan per satuan produk = harga perolehan nilai residu / total produk yang dihasilkan

Ilustrasinya, sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 58.000.000, nilai sisa sebesar Rp. 4.000.000 ditaksir selama usia penggunaan akan menghasilkan 46.000 unit produk.

Jawab:

= harga perolehan – nilai residu : taksiran hasil produksi

= Rp. 58.000.000 – Rp. 4.000.000 : 46.000

= 1.174, tarif penyusutan per satuan produk.

Dimisalkan, apabila dalam satu tahun penggunaan mesin tersebut memperoleh produk sebanyak 15.000 unit, berapakah beban penyusutan untuk tahun ini adalah:

= 15.000 x Rp. 1.174 = Rp. 17.610.000 beban penyusutan.

Penggunaan metode ini baik digunakan untuk mengukur hasil produksi, seperti peralatan mesin, beban penyusutan dapat dihitung dengan metode tersebut dan jumlah setiap periode tergantung pada jumlah produksi, dengan demikian biaya penyusutan yang dihitung dengan metode ini bersifat variabel.


Metode Depresiasi atau Penyusutan Aktiva (aset)

Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat keausan aktiva, yang mana untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling sesuai. Berikut adalah beberapa metode penyusutan aktiva tetap.

1. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut.

Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk atau jasa yang dihasilkan seperti bangunan dan peralatan kantor.

2. Metode Penyusutan Saldo Menurun (Double Declining Balance Method)

Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva tetap yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan. Persentase penyusutan besarnya dua kali persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.

3. Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)

Berdasarkan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan aktiva tetap tiap tahun jumlahnya semakin menurun.

4. Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)

Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

5. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)

Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.

Penyusutan merupakan salah satu risiko atas penggunaan aktiva tetap, di mana aktiva akan mengalami penyusutan, mulai dari penyusutan fungsi hingga nilai. Namun, dengan adanya manajemen aset (aktiva), perusahaan akan lebih mudah melakukan pemonitoran terhadap penyusutan. Bukan hanya itu, dengan manajemen aset, Anda juga dapat menjaga nilai aset hingga menciptakan manajemen resiko.

Rumus penyusutan atau rumus depresiasi
Rumus penyusutan atau rumus depresiasi. Sumber foto: PinterPandai

Contoh Soal Depresiasi dan Jawabannya

1. Berikut contoh perhitungan metode penyusutan garis lurus. Kasus : Dibeli sebuah bangunan pada tanggal 6 Agustus 2000 dengan harga beli (nilai perolehan) sebesar 1.2M dengan masa manfaat selama 20 tahun.
Soal: Hitunglah besar penyusutan per bulan dan akumulasi penyusutan sampai dengan bulan Desember 2004

Jawaban:

Perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan manual

Pertama, kita hitung dahulu penyusutan per bulannya brp dengan rumus
= Harga Perolehan : Umur Ekonomis (hitungan per bulan, karena beban penyusutan dihitung per bulan)
= 1.200.000.000 : (20×12) (angka 20 = 20 tahun, 1 tahun ada 12 bulan. Jadi 20 x 12 = 240 bulan)
= 1.2000.000.000 : 240 bulan
= 5.000.000 <<== Ini adalah nilai penyusutan per bulannya

Kedua. kita hitung Akumulasi Penyusutannya dari Agustus 2000 sampai Desember 2004
= Nilai penyusutan per bulan x (jumlah bulan dari Agustus 2000 sampai Desember 2004)
= 5.000.000 x 53 bulan
= 265.000.000

2. Sebuah kios dibeli seharga Rp 8.000.000 dan diperkirakan dapat digunakan selama sepuluh tahun. Harga residu pada akhir tahun kesepuluh diperkirakan Rp 250.000. Depresiasi tahunan menurut metode garis lurus adalah…

Jawaban:
(Rp 8.000.000- Rp 250.000)  = Rp 775.000
10

3. Pada tahun pertama truk milik PT. Jaya Abadi menempuh jarak sejauh 15.000 kilometer.
Rumus penentuan beban depresiasi per satuan hasil dan beban depresiasi untuk setiap tahun selama masa manfaat adalah sebagai berikut:

Biaya Perolehan           :           Total                =          Beban Depresiasi
Depresiasi                         Satuan Hasil                      Per Satuan hasil

Rp 120.000.000            :           100.000 km      =          Rp 1.200

Beban Depresiasi          X         Hasil Produksi  =          Beban Depresiasi
Per Satuan hasil                         Tahun yang                   Tahun yang
Bersangkutan                 Bersangkutan

Rp 1.200                X             15.000          =          Rp 18.000.000.

4. PT. Jaya Abadi pada tanggal 1 Januari 2011 membeli sebuah truk dengan biaya perolehan sebesar Rp 130.000.000 dengan nilai sisa Rp 10.000.000 jadi, biaya perolehan truk yang akan di depresiasi adalah Rp 120.000.000 yang diperoleh dari Rp 130.000.000 (harga perolehan) – Rp 10.000.000 (nilai sisa), dengan masa manfaat truk adalah 5 tahun dan tarif depresiasi truk per tahun adalah 20 % (100%: 5).

Jika menggunakan metode saldo menurun ganda, maka tariff metode garis lurus di atas yaitu 20% akan dikali 2 sehingga tarifnya menjadi 40% per tahun. Rumus perhitungan depresiasi truk untuk tahun pertama adalah…

Jawaban:

Nilai buku                                Tarif                            Beban
Pada                X           Saldo Menurun        =         Depresiasi
Awal tahun                                                                  Setahun

Rp 130.000.000       X                   40%             =    Rp 52.000.000.

5. Contoh soal penyusutan metode jumlah angka tahun (JAT). Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Grindra Sejati membeli sebuah mesin untuk meningkatkan produksinya. Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran nilai sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00.
Dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun.

Perhitungan:

JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 = 10

Dasar Penyusutan=Rp 135.000.000,00 – Rp 15.000.000,00
=Rp 120.000.000,00
Tahun           Tarif            Dasar Penyusutan                     Penyusutan
  1.                 4/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 48.000.000,00
  2                  3/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 36.000.000,00
  3                  2/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 24.000.000,00
  4                  1/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 12.000.000,00
Pencatatan:
     Jurnalnya sama saja dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun.

31 Desember 2014

Debit|DepreciationRp 48.000.000
Kredit|
Accumulated Depreciation
Rp 48.000.000
Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

31 Desember 2015

Debit|DepreciationRp 36.000.000
Kredit|
Accumulated Depreciation
Rp 36.000.000
Begitupun dengan jurnal jurnal tahun berikutnya, sama, hanya angka yang berbeda…
Bagaimana jika aset tetap yang diperoleh, tidak pada awal tahun?

Pada contoh di atas tanggal 2 Januari, bagaimana jika seandainya aset tetap diperoleh misalnya,  terjadi pada bulan 12 Agustus ?

Jawaban:
Pada tahun 2014, aset cuma digunakan selama 5 bulan saja.

Perhitungan tarifnya tetap, hanya di bagi selama 5 bulan dari 12 bulan yang ada

Penyusutan tahun 2014=4/10 x 5/12 x  120.000.000
=Rp 20.000.000
Penyusutan tahun 2014:4/10 x 7/12 x 120.000.000=Rp 28.000.000
:3/10 x 5/12 x 120.000.000=Rp 15.000.000(+)
=Rp 43.000.000

# Dari mana angka 7/12 ?

# Dan mengapa tarif tahun 2015 masih menggunakan tarif tahun pertama (4/10)?

Karena pada tahun pertama, tarif 4/10 hanya digunakan selama 5 bulan saja.

Maka sisanya 7 bulan digunakan pada penyusutan tahun ke dua, dan setelah tahun kedua dihitung dengan tarif tahun pertama selama 7 bulan, (7/12)
Maka sisa 5 bulan berikutnya menggunakan tarif tahun berikurnya (3/10)
Begitu juga dengan tahun tahun berikutnya, pengerjaannya sama saja.

Pencatatan jurnalnya pun juga sama saja, tapi hanya berbeda di angka penyusutannya yang dihasilkan.
Notes:
Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun ini jarang sekali digunakan, karena pertimbangan perpajakan, di sini, aturan perpajakan membatasi metode ini.

Laporan pajak tidak bisa menggunakan metode ini dalam pelaporannya!

6. Pada tanggal 1 desember 2012, PT Kusuma Bangsa membeli sebuah kendaraan beroda empat angkut bekas dengan harga perolehan Rp 85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan memiliki umur hemat 5 tahun, dengan nilai residu Rp 10.000.000. Berdasarkan data dalam ilustrasi ini hitunglah besarnya penyusutan dengan metode garis lurus!

Jawaban:

Diketahui harga perolehan kendaraan beroda empat Rp 85.000.000, Umur hemat 5 tahun, dan nilai residu Rp 10.000.000.
Berdasarkan data tersebut sanggup dicari besarnya penyusutan dengan metode garis lurus tiap tahun dengan perhitungan sebagai berikut:
Penyusutan tiap tahun = (Harga perlehan-Nilai residu) : Umur ekonomis
                      = (85.000.000 – 10.000.000) : 5
                      = Rp 15.000.000.

7. Sebuah kendaraan beroda empat mulai dioperasikan untuk perjuangan pada tanggal 1 Januari 2012. Mobil tersebut diperoleh dengan harga Rp 165.000.000 dan ditaksir sanggup dioperasikan untuk perjuangan selama 5 tahun. Hitunglah penyusutan tiap tahun dengan metode menurun berganda!

Jawaban:

diketahui bahwa Harga perolehan Rp 165.000.000, nilai hemat 5 tahun. Berdasarkan data tersebut sanggup dihitung besarnya penyusutan tiap tahun dengan metode menurun ganda dengan perhitungan sebagai berikut:
Langkah pertama mencari besarnya besarnya persentase penyusutan tiap tahun;
Jika dalam metode garis lurus persentase penyusutan tiap tahun adalah:
= 100% : umur ekonomis
= 100% : 5 = 20%
Karena dalam metode menurun berganda besarnya persentase penyusutan 2x dari persentase metode garis lurus maka besarnya persentase penyusutan metode menurun berganda ialah 40%.
Langkah berikutnya ialah memilih besarnya penyusutan tiap tahun dengan perhitungan sebagai berikut:
Penyusutan = persentase penyusutan x Harga buku aktiva tetap
Penyusutan tahun 1 => 40% x 165.000.000 = Rp 66.000.000
Penyusutan tahun 2 => 40% x 99.000.000 = Rp 39.600.000
Penyusutan tahun 3 => 40% x 59.400.000 = Rp 23.760.000
Penyusutan tahun 4 => 40% x 35.640.000 = Rp 14.256.000
Penyusutan tahun 5 => 40% x 21.384.000 = Rp 8.553.600
Note: Harga buku = Harga perolehan – Akumulasi penyusutan, Pada tahun 1 belum ada akumulasi penyusutan alasannya ialah kendaraan beroda empat masih gres sehingga Harga buku aktiva = Harga perolehan.

8. Sebuah mesin produksi dengan harga Rp 315.000.000 mulai dipakai untuk operasi perusahaan pada bulan Januari 2011. Umur penggunaan ditaksir selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 15.000.000. Hitunglah penyusutan tiap tahun dari penggunaan mesin tersebut dengan metode jumlah angka tahun!

Jawaban:

diketahui Harga perolehan mesin Rp 315.000.000, nilai residu Rp 15.000.000, dan umur hemat 5 tahun.
Berdasarkan data tersebut besarnya penyusutan tiap tahun dengan metode jumlah angka tahun sanggup dicari dengan perhitungan sebagai berikut:
Langkah pertama mencari jumlah angka tahun umur aktiva;
Jumlah angka tahun => 1+2+3+4+5 = 15
Setelah diketahui jumlah angka tahun selanjutnya sanggup dicari penyusutan tiap tahun dengan rumus berikut ini:
Penyusutan= Sisa umur penggunaan  x (harga perolehan-nilai residu)
                          Jumlah angka tahun
Penyusutan tahun 1 = (5/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 100.000.000
Penyusutan tahun 2 = (4/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 80.000.000
Penyusutan tahun 3 = (3/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 60.000.000
Penyusutan tahun 4 = (2/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 40.000.000
Penyusutan tahun 5 = (1/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 20.000.000

9. Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000,umur hemat empat tahun. selama 4 tahun mesin tersebut dipakai sebanyak 10.000 jam,sedangkan aktivitas untuk tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam, dan tahun keempat 1700 jam. Hitunglah penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode satuan jam kerja!

Jawaban:
Harga perolehan aktiva tetap dalam hal ini mesin sebesar Rp 12.500.000
Nilai Residu Rp 780.000
Umur hemat selama 4 tahun
Jumlah total jam penggunaan mesin dalam operasional perusahaan selama umur hemat sejumlah 10.000 jam, dengan perincian tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam, dan tahun keempat 1700 jam.
Berdasarkan data tersebut maka kita sanggup mencari penyusutan mesin dalam tiap jam penggunaan mesin tersebut maupun penyusutan mesin tiap tahun, adapun perhitungan penyusutan mesin dengan metode satuan jam kerja ialah sebagai berikut:
Penyusutan mesin perjam = (Harga perolehan-Nilai residu)/Total jam kerja
                                               = (12.500.000-780.000) : 10.000
                                               = Rp 1.172
Penyusutan mesin per tahun sanggup diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:
Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah jam kerja pertahun
Tahun 1 => 1.172 x 3500 = Rp 4.102.000
Tahun 2 => 1.172 x 2800 = Rp 3.281.000
Tahun 3 => 1.172 x 2000 = Rp 2.344.000
Tahun 4 => 1.172 x 1700 = Rp 1.992.000

10. Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000, selama 4 tahun ditaksir akan menghasilkan 40.000 unit dengan perincian sebagai berikut:

tahun pertama 1500 unit, tahun kedua 10.000 unit, tahun ketiga 8000 unit, dan tahun keempat 7000 unit. Hitunglah penyusutan perunit dan penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode satuan unit produk!

Jawaban:
Harga perolehan aktiva tetap dalam hal ini mesin sebesar Rp 12.500.000
Nilai Residu Rp 780.000
Umur hemat selama 4 tahun
Jumlah total produk yang sanggup dihasilkan oleh mesin tersebut selama umur hemat sejumlah 40.000 unit, dengan perincian tahun pertama 1500 unit, tahun kedua 10.000 unit, tahun ketiga 8000 unit, dan tahun keempat 7000 unit.
Berdasarkan data tersebut maka kita sanggup mencari penyusutan mesin dari tiap unit produk yang dihasilkan maupun penyusutan mesin tiap tahun, adapun perhitungan yang diharapkan ialah sebagai berikut:
Penyusutan mesin perunit produk = (Harga perolehan-Nilai residu)
                                                                    Total unit produk
                                                                 = (12.500.000-780.000) : 40.000
                                                                 = Rp 293
Penyusutan mesin per tahun sanggup diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:
Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah produk pertahun
Tahun 1 => 293 x 15.000 = Rp 4.395.000
Tahun 2 => 293 x 10.000 = Rp 2.930.000
Tahun 3 => 293 x 8000 = Rp 2.344.000
Tahun 4 => 293 x 7000 = Rp 2.051.000

11. Pada 1 Mei 2011 PT ABC membeli bangunan kantor senilai 15.000.000.000, masa manfaat (umur ekonomis) ditaksir selama 15 tahun, tanpa nilai sisa. Buatlah depresiasi atau penyusutannya!

Harga perolehan: 15.000.000.000
Umur ekonomis: 15 tahun
Nilai sisa: 0

Penyusutan per tahun: (15.000.000.000 – 0) / 15 = 1.000.000.000
Penyusutan per bulan: 1.000.000.000 / 12 = 83.333.333,33

Maka, pada 31 Desember 2011, PT ABC akan mencatat penyusutan sebesar:

1 Mei s/d 31 Desember 2011 adalah 8 bulan, sehingga beban penyusutan sebesar:

8 x 83.333.333,33 = 666.666.666,66.

12. PT PinterPandai membeli sebuah mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 35.000.000,- Diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp 3.000.000,- Maka penyusutan pertahunnya adalah…

Depresiasi = ( Rp 35.000.000 – Rp 3.000.000 ) / 5 = Rp 6.400.000,-

13. Harga perolehan Rp 13.000.000,- dengan taksiran nilai residu Rp 1.000.000,- Dasar penyusutan adalah Rp 12.000.000,- dengan umur pemakaian ekonomis 5 tahun. Jelaskan, persentasi depresi, penyusutan periode 1 dan 2!

Persentasi Depresi = ( 100% / 5 ) * 2 = 40%
Depresiasi Periode1 = Rp 13.000.000 * 40% = Rp 5.200.000,-
Depresiasi Periode2 = ( Rp 13.000.000 – Rp 5.200.000 ) * 40% = Rp 3.120.000,-

14. Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp 35.000.000,- Diperkirakan akan memberikan jasa 7.000 jam jasa. Dan akan digunakan selama 800 jam penggunaan. Buatlah penyusutannya!

Penyusutan per jam = Rp 35.000.000 / 7.000 = Rp 5.000,-
Penyusutan per tahun = Rp 5.000 * 800 = Rp 4.000.000,-

15. Sebuah mesin mempunyai harga perolehan Rp 35.000.000,- diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 5.000.000,- serta dapat diperkirakan dapat menghasilkan unit produksi selama 5 tahun sebagai berikut:

Tahun ke-1 = 1.750 unit
Tahun ke-2 = 1.500 unit
Tahun ke-3 = 1.250 unit
Tahun ke-4 = 1.000 unit
Tahun ke-5 = 500 unit
Maka besar penyusutannya adalah:
Penyusutan per Unit = ( Rp 35.000.000 – Rp 5.000.000 ) / 6.000 = Rp 5.000
Penyusutan per Tahun =
Tahun      Unit Produksi        Tarif             Penyusutan
   1               1.750            Rp 5.000        Rp 8.750.000,-
   2               1.500            Rp 5.000        Rp 7.500.000,-
   3               1.250            Rp 5.000        Rp 6.250.000,-
   4               1.000            Rp 5.000        Rp 5.000.000,-
   5                500              Rp 5.000        Rp 2.500.000,-

16. PT.  TOKOPINTER membeli mesin foto copy seharga Rp. 10.000.000 umur 4 tahun pada tanggal 21 Januari 2012. Buatlah jurnal pada akhir tahun 2010.

Jawaban:

Jumlah angka tahun = 4+3+2+1= 10

Depresiasi 2010 = 4/10 x Rp. 10.000.000 = Rp. 4.000.000

Jurnal pada akhir tahun 2010:
D: Beban depresiasi mesin fotocopy              = Rp. 4.000.000
K: Akumulasi depresiasi mesin fotocopy       = Rp. 4.000.000

17. Sebuah komputer laptop seharga Rp 6.000.000 diperkirakan umur manfaat 8 tahun, berapakah depresiasi pada periode ke 2?

Jawaban:

Presentasi depresiasi = (100%/8)*2 = 25%
Depresiasi Periode 1 = 25%*6.000.000 = Rp. 1.500.000
Depresiasi Periode 2 = 25%*4.500.000 = Rp. 1.125.000

18. Sebuah mesin kopi seharga Rp 3.000.000 diharapkan mempunyai nilai sisa Rp. 500.000 setelah digunakan selama 20.000 jam, tentukan tingkat depresiasi perjam pengunaannya!

Depresiasi = (3.000.000-500.000)/20.000jam = Rp. 125/jam

19. Sebuah komputer dibeli seharga Rp 2 jt dan umur manfaat 10 tahun diperkirakan alat tidak mempunyai nilai sisa, berapakah nilai pada penggunaan tahun ke 5?

Jawaban:

Depresiasi = (2.000.000-0)/10 = Rp 200.000
Depresiasi Komulatif Tahun ke 5 = 5×200.000 = Rp 1.000.000
Nilai Pada Tahun ke 5 = 2.000.000-1.000.00 = Rp 1.000.000

20. Tgl 12 februari 1999 PT ABC membeli sebuah mobil Toyota seharga Rp 170.000.000,-. Untuk biaya balik nama, pengujian, dan keperluan lainnya dibayar Rp. 5.000.000,-. Mobil tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp 50.000.000,-

Diminta:
Hitunglah penyusutan pada tahun 1999
Buatlah tabel penyusutan selama 5 tahun

Penyelesaian:

Penyusutan th 1999 dihitung dari tgl 12 februari 1999 s/d 31 Des 2000 = 5 bulan:

Besar Penyusutan th 1999 =  5  x (175.000.000-50.000.000)

                                              12                      5

                                          =  11.250.000

Tabel Penyusutan tahun 1999-2004

TahunHarga PenyusutanBesar PenyusutanAkumulasi PenyusutanNilai Buku
1999180.000.000 11.000.000 11.000.000163.750.000
2000180.000.000 39.250.000 39.250.000136.750.000
2001180.000.000  55.250.000  55.250.000109.750.000
2002180.000.000 92.500.000 92.500.000 82.750.000
2003180.000.000120.250.000120.250.000 55.750.000
2004175.000.000135.000.000135.000.000 40.000.000

21. Tgl 12 Februari 1999 PT Abadi membeli sebuah mesin bubut Rp 350.000.000,-. Untuk biaya pemasangan dan keperluan lainnya dibayar Rp 10.000.000. Mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 8 tahun dgn nilai sisa Rp. 60.000.000,-.

Diminta:
Hitunglah penyusutan pada tahun 1999
Buatlah tabel penyusutan selama 8 tahun

Cara menghitung

Penyelesaian:

Tarif = 1 – (60.000.000/360.000.000) 1/8 = 0,20066 = 20,07 %

Penyusutan tahun 1999 dihitung dari tanggal 12 Feb 1999 s.d 31 Des 1999 = 11 bulan

Besar penyusutan tahun 1999 = 11/12 x 20,06 % x 360.000.000

                                                            = 66.198.000

            Untuk tahun 2002 s.d 2008

            Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku

            Besar Penyusutan tahun 2009 = 1/12 x 20,06 % x 61.291.995

                                                             = 1.024.596

Tabel Penyusutan tahun 1999 – 2009
TahunHarga PerolehanBesar PenyusutanAkumulasi PenyusutanNilai Buku
1999360.000.00066.198.00066.198.000293.802.000
2002360.000.00058.936.681125.134.681.234.865.319
2003360.000.00047.113.983172.248.664187.751.336
2004360.000.00037.662.918209.911.582150.088.418
2005360.000.00030.107.737240.019.319119.980.681
2006360.000.00024.068.125264.087.44395.912.557
2007360.000.00019.240.059283.327.50276.672.498
2008360.000.00016.380.603298.708.00561.291.996
2009360.000.0001.024.598299.732.60360.267.397

22. Tanggal 1 Mei 1999 Firma ABC membeli sebuah mesin fotocopy seharga Rp. 50.000.000. mesin fotocopy tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 4 tahun dgn nilai sisa Rp. 5.000.000.-

Diminta:
Hitung Penyusutan tahun 1999-2005
Buatlah tabel penyusutan

Cara menghitung

Penyelesaian:

JAT = 4 x (4+1)  = 10  atau  JAT  = 4+3+2+1 = 10

              2

Angka Tahun Terbalik dijabarkan4321
Angka Tahun keIIIIIIIV

Penyusutan tahun 1999 dihitung dr tgl 1 Mei 1999 s.d 31 des 1999 = 8 bulan

Penyusutan tahun 1999

Besar Penyusutan = 8/12 x 4/10 x (50.000.000 – 5.000.000)

                                    = 12.000.000

Penusutan Tahun 2001

Besar Penyusutan=

4/12 x 4/10 x (50.000.000-5.000.000) = 6.000.000

8/12 x 3/10 x (50.000.000-5.000.000) = 9.000.000

                                                               15.000.000

Penyusutan tahun 2002

Besar Penyusutan = 4/12 x 3/10 x (50.000.000-5.000.000) = 4.500.000

                                8/12 x 2/10 x (50.000.000-5.000.000) = 6.000.000

                                                                                                10.500.000

Penyusutan tahun 2003

Besar Penyusutan = 4/12 x 2/10 x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000

                                 8/12 x 1/10 x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000

                                                                                                 6.000.000

Penyusutan tahun 2004

Besar penyusutan = 4/12 x 1/10 x (50.000.000-5.000.000) = 1.500.000

Tabel Penyusutan
TahunHarga PerolehanBesar PenyusutanAkumulasi PenyusutanNilai Buku
200050.000.00012.000.00012.000.00038.000.000
200150.000.00015.000.00027.000.00023.000.000
200250.000.00010.500.00037.500.00012.500.000
200350.000.0006.000.00043.500.0006.500.000
200450.000.0001.500.00045.000.0005.000.000

23. Harga perolehan Rp 90.000.000,00 dengan taksiran nilai residu risidu Rp 15.000.000,00, dengan umur pemakaian ekonomis 5 tahun.

Penyelesaian:
Jumlah Angka Tahunan : 1+2+3+4+5 = 15
Dasar Penyusutan : Rp 90.000.000,00 – Rp 15.000.000,00 = Rp 75.000.000,00
Tahun            Tarif              Dasar penyusutan                     Penyusutan
1.                 5/15             Rp. 75.000.000,00                   Rp. 25.000.000,00
2                  4/15             Rp. 75.000.000,00                   Rp. 20.000.000,00
3                  3/15             Rp. 75.000.000,00                   Rp. 15.000.000,00
4                  2/15             Rp. 75.000.000,00                   Rp. 10.000.000,00
5                  1/15             Rp. 75.000.000,00                   Rp.   5.000.000,00

Perhatian: apakah penyusutan sudah benar ataukah belum? Anda bisa mengeceknya dengan cara, menjumlah penyusutan dari tahun ke-1 sampai tahun ke-5, apakah jumlahnya sudah sama dengan jumlah dasar penyusutannya yaitu   Rp.  75.000.000,00.

24. Sebuah mesin laser dibeli seharga Rp. 250.000.000,- ditaksir memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau 500.000 jam kerja dan diperkirakan memiliki nilai sisa sebesar Rp. 50.000.000,-. Hitunglah besar penyusutan bila diketahui jam kerja setiap tahun sebagai berikut:

Tahun ke 1 = 100.000 jam
Tahun ke 2 = 120.000 jam
Tahun ke 3 = 130.000 jam
Tahun ke 4 = 80.000 jam
Tahun ke 5 = 70.000 jam

Penyelesaian:

Besar Penyusutan tahun 1 =

100.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 40.000.000

                                    500.000

Besar Penyusutan tahun 2 =

120.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 48.000.000

                                    500.000

Besar Penyusutan tahun 3 =

130.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 52.000.000

                                    500.000

Besar Penyusutan tahun 4 =

80.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 32.000.000

                                    500.000

Besar Penyusutan tahun 5 =

70.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 28.000.000

                                    500.000

25. PT Garuda Emas membeli mesin penggilingan padi seharga Rp.10.000.000 dengan kapasitas produksi 50 ton beras, umur 4 tahun. Adapun perincian pemakaian selama 4 tahun tersebut:

Tahun 1 : 15 ton
Tahun 2 : 10 ton
Tahun 3 : 20 ton
Tahun 4 : 5 ton

Jawab :
Depresiasi tahun ke1 = Rp.10.000.000/50 ton x 15 ton = Rp. 3.000.000,-

Jurnal pada akhir tahun ke 1 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 3.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad=====Rp. 3.000.000

Depresiasi tahun ke 2 := Rp. 200.000 x 10 ton = Rp. 2.000.000

Jurnal pada akhir tahun ke 2 :
Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.2.000.000
Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====== Rp. 2.000.000

Depresiasi tahun ke 3 = Rp. 200.000 x 20 ton = Rp. 4.000.000

Jurnal pada akhir tahun ke 3 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.4.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====Rp. 4.000.000

Depresiasi tahun ke 4 = Rp. 200.000 x 5 ton = R. 1.000.000

Jurnal pada akhir tahun ke 4 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 1.000.000,-
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad==== Rp. 1.000.000.


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: InvestopediaAccounting Coach, CFI Education Inc

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Anggaran Tak Bersisa (Zero Base Budgeting) | Definisi, fitur…

Anggaran Tak Bersisa Setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan berasal dari proses tertentu: perencanaan. Perencanaan yang dinyatakan dalam bentuk investasi dan tujuan keuangan adalah...
PinterPandai
3 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *