Malam Paskah (Vigili Paskah) – Ibadat / Kebaktian Malam Paskah

9 min read

Malam paskah prapaskah

Malam Paskah

  • Malam Paskah berlangsung pada malam hari, pada malam menjelang Paskah atau pagi-pagi sekali pada Minggu Paskah.
  • Kitab Injil mengingatkan kita untuk bersiap-siap dengan pelita kita, berjaga-jaga seperti orang-orang yang menantikan kedatangan kembali Tuhan sehingga bila Ia datang Ia akan menemukan kita terjaga dan akan mempersilakan kita duduk di meja-Nya.
  • Ibadat sepanjang malam diatur dalam 4 bagian:
    • Sebuah ibadat terang yang singkat;
    • Liturgi sabda;
    • Liturgi baptisan;
    • Liturgi Ekaristi.
  • Imam mengenakan jubah putih.
  • Bagian I: Ibadat terang:
    • Semua cahaya di gereja dipadamkan.
    • Api disiapkan di luar gedung Gereja
    • Salah seorang pelayan membawa Lilin Paskah.
    • Imam menyambut umat kemudian memberkati api.
    • Setelah doa, lilin Paskah dinyalakan dari api yang baru.
  • Prosesi:
    • Imam mengangkat lilin dan menyanyi: “Kristus adalah terang kita” atau “Kristus Cahaya Dunia” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”.
    • Semua orang masuk ke dalam Gereja dan imam mengangkat lilin untuk kedua kalinya dan menyanyi: “Kristus adalah terang kita” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”.
    • Ketika imam tiba di altar ia mengangkat lilin untuk ketiga kalinya dan menyanyi: “Kristus adalah terang kita” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”.
    • Kemudian semua lampu di dalam Gereja dinyalakan.
  • Proklamasi Paskah (Exsultet)
  • Bagian II: Liturgi sabda
    • Sembilan pembacaan, tujuh dari Perjanjian Lama dan dua dari Perjanjian Baru. (Surat-surat dan Injil)
    • Setelah Proklamasi Paskah, lilin-lilin dimenyanyikirkan dan semua orang duduk. Sebelum pembacaan dimulai, imam berbicara tentang Paskah.
    • Pembacaan diambil dari:
  1. Kitab Kejadian 1:1-2:2 Penciptaan
  2. Kitab Kejadian 22:1-18 Kurban Abraham
  3. Kitab Keluaran 14:15-15:1 Bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir.
  4. Kitab Yesaya 54:5-14 Allah berbicara kepada bangsa Israel yang menderita dan tertindas
  5. Kitab Yesaya 55:1-11 Perjanjian Allah dengan Israel. (Janji Allah yang indah)
  6. Kitab Barukh 3:9-15,32-4:4 Hikmat Allah
  7. Kitab Yehezkiel 36:16-28 Janji-janji Allah kepada Yehezkiel. (semua digenapi dalam Yesus Kristus)
  8. Surat-surat: Surat Paulus kepada jemaat Kristen di Roma 6:3-11 (Bacaan Epistola)
    Pembacaan tentang kematian dan kebangkitan Kristus
    Haleluya
    Injil
  9. Tahun A: Injil menurut karangan Matius 28:1-10 (Kaum perempuan menemukan dan menyaksikan kubur yang kosong) / Tahun B: Injil menurut karangan Markus 16:1-8 (Kaum perempuan ketakutan karena kubur yang kosong dan pesan malaikat tentang kebangkitan) / Tahun C: Injil menurut karangan Lukas 24:1-12 (Kaum perempuan melihat kubur yang kosong dan diberitahukan oleh malaikat-malaikat tentang Kebangkitan)
  • Bagian III: Liturgi Baptisan
    • Sebuah bejana berisi air ditempatkan di ruang ibadat
    • Para calon Baptisan (katekumen) – bila ada – diperkenalkan.
  • Litani
    • Litani dinyanyikan. Prosesi dimulai: Pertama-tama Lilin Paskah, diikuti oleh para kandidat kemudian oleh imam dan pelayan-pelayan yang lainnya.
  • Pemberkatan Air
    • Imam memberkati air baptisan dan berdoa. Lilin kemudian dibawa keluar dari air dan umat menyanyikan pujian. Kemudian upacara baptisan berlangsung (bila katekumen hadir, mereka dibaptiskan).
  • Pembaruan Janji Baptisan
    • Setelah upacara baptisan, semua yang hadir memperbarui pengakuan iman baptisan mereka.
    • Imam memercikkan umat dengan air sementara umat bernyanyi.
    • Pengakuan iman dihapuskan dan dilanjutkan dengan Liturgi Ekarisi
  • Bagian IV: Liturgi Ekaristi

Liturgi Ekaristi

  1. Persiapan Persembahan
    • Diawali dengan kolekte yang lazimnya hanya diadakan pada Hari Minggu.
    • Wakil-wakil umat menghantar bahan-bahan persembahan: roti dan anggur yang akan dikuduskan, dan persembahan lain untuk keperluan Gereja
    • Dalam misa sederhana, roti dan anggur dapat sudah berada di sisi altar, atau pada misa yang lebih besar di meja kredens.
    • Roti hosti terbuat dari gandum tanpa ragi, diletakkan dalam piala, diletakkan di atas patena dan ditutup dengan korporal
    • Anggur, dipersembahkan dalam ampul terpisah dengan air.
    Pengunjukkan bahan persembahan
    • Selebran mengatur susunan piala dan patena di atas korporal, kemudian mencampurkan beberapa tetes air ke dalam anggur dalam piala
    • Selebran menghunjukkan hosti sambil mengucapkan rumusan “Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan” dan umat menjawab “Terpujilah Allah selama-lamanya”
    • Kemudian selebran mengangkat piala berisi campuran air dan anggur sambil mengucapkan rumusan “Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani” dan umat menjawab “Terpujilah Allah selama-lamanya”
    • Pada misa hari raya selebran mendupai persembahan dan altar. Diakon (atau petugas lain) lalu mendupai selebran dan umat lainnya.
    Doa persiapan persembahan
    • Selebran mengucapkan doa persembahan setelah mengajak umat dengan seruan “Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa” dan umat menjawab dengan “Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus”
  2. Doa Syukur Agung
    Prefasi
    • Doa Syukur Agung dimulai dengan prefasi yang diawali dengan salam “Tuhan bersamamu” (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan “Dan bersama rohmu” (Et cum spiritu tuo) dan dilanjutkan dengan dialog “Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan” yang dijawab dengan “Sudah kami arahkan” dan “Marilah bersyukur kepada Allah Tuhan kita” yang dijawab dengan “Sudah layak dan sepantasnya”
    • Prefasi selanjutnya dinyanyikan/didoakan oleh selebran dan disambung dengan syair aklamasi Kudus dengan rumusan “Kami melambungkan madah kemuliaan dengan tak henti-hentinya bernyanyi/berdoa”
    Kudus
    • Kudus atau Sanctus dapat diucapkan atau dinyanyikan.
    Doa Syukur Agung
    • Bagian awal Doa Syukur Agung diucapkan (atau dinyanyikan), umumnya dilakukan oleh selebran, namun ada beberapa bagian yang ditunjukkan untuk diucapkan oleh konselebran.
    • Bagian pertama Doa Syukur Agung berisi doa permohonan agar Roh Kudus menguduskan roti dan anggur.
    • Bagian terpenting dalam Doa Syukur Agung adalah kisah institusi dan konsekrasi, yaitu perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus secara transsubstansial.
    • Kisah Institusi mengutip ucapan Yesus pada Perjamuan Terakhir yaitu “Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu” dan “Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku.” Kalimat “lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku” -lah yang menjadi dasar terselenggaranya Perayaan Ekaristi
    • Seusai konsekrasi diucapkan/dinyanyikan aklamasi anamnesis, menyatakan tiga misteri iman Kristen: kematian Kristus, kebangkitan Kristus dan kedatanganNya kembali.
    • Seusai anamnesis, doa syukur agung dilanjutkan doa dengan ujud khusus melalui perantaraan para santo dan santa bagi umat tertentu, bagi Paus dan uskup setempat
    • Doa Syukur Agung ditutup dengan doksologi dengan selebran mengangkat piala dan hosti sambil mengucapkan “Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa” dan umat berkata “Amin”. Jikalau Doa Syukur Agung ini dinyanyikan, maka “Amin” dinyanyikan. (TPE 2005)
  3. Komuni
    Doa Bapa Kami
    • Doa Bapa Kami dapat diucapkan atau dinyanyikan
    • Selebran dapat menambahkan embolisme pada akhir Doa Bapa Kami dengan ucapan “Ya Bapa bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya kami dapat hidup dengan rukun, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami Yesus Kristus” dan umat menjawabnya dengan “Sebab Engkaulah Raja, yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin”
    Doa Damai
    • Selebran mendoakan doa mohon damai diakhiri dengan kata-kata “Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa” Umat menjawab: Amin. Kemudian mengucapkan “Damai Tuhan bersamamu” atau “Damai Tuhan besertamu” yang dijawab dengan “Dan bersama rohmu” atau “Dan sertamu juga” dan dapat diikuti dengan ungkapan, misalnya dengan memberikan salam damai, menjabat tangan orang-orang yang ada di sekitar, atau ungkapan lain yang sesuai
    Pemecahan Hosti
    • Pemecahan Hosti diiringi seruan lagu Anak Domba Allah atau Agnus Dei. kata ‘Hosti’ berasal dari bahasa latin Hostia yang artinya Kurban.
    Persiapan dan Penerimaan Tubuh dan Darah Kristus
    • Komuni diawali dengan selebran mengangkat tinggi hosti dan piala anggur yang telah dikonsekrasikan sambil mengucapkan “Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya” dan umat menjawab “Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”, kemudian Imam berkata “Tubuh dan Darah Kristus”, dan ditanggapi oleh umat dengan berkata “Amin”.
    • Selanjutnya selebran menerima komuninya, kemudian memberikannya pada pelayan petugas pembagi komuni, kemudian kepada para petugas altar dan misdinar dan kemudian kepada umat lainnya.
    • Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa atau dua rupa dalam kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara satu rupa maupun dua rupa. Dalam Tubuh Kristus terdapat pula Darah Kristus.
    • Pembagi komuni akan mengucapkan “Tubuh Kristus” (Corpus Christi) dan penerima komuni menjawab “Amin” (Amen) dengan sikap hormat.
    Antifon Komuni
    • Setelah selesai komuni, selebran membersihkan patena dan piala dengan purifikatorium
    • Umat dapat mendoakan/menyanyikan madah pujian sesudah komuni
    Doa Sesudah Komuni
    • Sesudah doa sesudah komuni pengumuman dapat dibacakan, ataupun pengumuman dapat dibacakan sebelum doa sesudah komuni, tergantung kebiasaan imam yang memimpin misa tersebut.

Ritus Penutup

  1. Berkat dan pengutusan
    • Berkat diawali dengan salam “Tuhan bersamamu” atau “Tuhan sertamu” (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan “Dan bersama rohmu” atau “Dan sertamu juga” (Et cum spiritu tuo)
    • Ada pula bentuk berkat meriah dengan tiga ayat permohonan berkat bagi umat yang masing-masing dijawab dengan “Amin”
    • Ada bentuk berkat sederhana dengan selebran merentangkan tangan ke arah umat dan memberkati dengan tanda salib dengan seruan “Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh Kudus” sementara umat membuat tanda salib dan menjawab “Amin”
    • Kemudian Imam mengatakan “Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai”, lalu umat berkata “Syukur kepada Allah”.
    • Bentuk pengutusan adalah kalimat “Marilah pergi! Kita diutus.”, yang dijawab umat dengan “Amin”. Inilah perutusan Ekaristis yang berarti kesediaan untuk membagikan hidup kepada sesama. Bukan karena umat baik atau ingin baik, melainkan karena umat telah lebih dahulu diberi Hidup Allah yang telah dibagikan melalui Perayaan Ekaristi yang telah dirayakan.
  2. Perarakan keluar
    • Seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para pelayan meninggalkan altar, dan diarak dengan diringi nyanyian atau lagu ataupun secara instrumental.
Malam paskah prapaskah
Gaudenzio Ferrari, Kisah hidup dan hasrat Kristus, lukisan, 1513, Gereja Santa Maria delle Grazie, Varallo Sesia (VC), Italia.
Adegan:
Baris atas: Peringatan, Kelahiran, Kunjungan Tiga Magi, Penerbangan ke Mesir, Pembaptisan Kristus, Pembangkitan Lazarus, Masuk ke Yerusalem, Perjamuan Terakhir.
Baris tengah: Mencuci kaki, Penderitaan di Taman, Penangkapan Kristus, Pengadilan di depan Sanhedrin, Pengadilan di depan Pilatus, Pengasingan.
Baris bawah: Ecce homo, Memikul salib, Kristus jatuh, Penyaliban, Pengambilan Salib, Penyingkiran Neraka, Kebangkitan. Sumber foto:
Gaudenzio Ferrari / Wikimedia Commons

Vigili Paskah

Malam Paskah adalah saat di mana kita merasakan sukacita sambil berjaga-jaga menantikan kebangkitan Tuhan. Yesus yang wafat akhirnya beralih dari alam kematian menuju kebangkitan. Pada perjanjian lama, Malam Paskah merupakan peristiwa penantian lewatnya Tuhan di tanah Mesir untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Firaun.

Saat Malam Paskah para umat juga akan mengenangkan kembali Sakramen Baptis yang telah diterima. Karena itulah, Malam Paskah selalu dirayakan secara meriah.

Arti Vigili Paskah

Malam Paskah dapat juga disebut dengan vigili Paskah. Vigili berasal dari kata bahasa Latin: vigilis yang artinya berjaga-jaga atau bersiap-siap. Karena itu, pada perayaan malam Paskah ini kita berjaga-jaga bersama Yesus. Bersiap-siap menantikan peralihan Yesus dari alam kematian menuju kehidupan.

Doa Ibadat Malam Paskah

Kebaktian Malam Paskah (Easter VigilPaschal Vigil atau Great Vigil of Easter) adalah kebaktian yang diadakan di kebanyakan gereja Kristen sebagai perayaan resmi pertama untuk merayakan kebangkitan Yesus. Pada masa lalu, di kebaktian inilah anak-anak menerima baptisan dan orang-orang dewasa menjalankan katekumen.

Kebaktian ini dapat diadakan pada waktu setelah matahari tenggelam pada Sabtu Suci hingga matahari terbit pada Minggu Paskah, tetapi umumnya diadakan pada Sabtu sore.

Di Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, dan gereja-gereja Ortodoks, kebaktian ini merupakan kebaktian yang terpenting di dalam kalender liturgi gereja dan juga merupakan sakramen Perjamuan Kudus yang pertama selama masa Paskah, yang ditandai dengan penyanyian Alleluya, yang merupakan kekhasan liturgi gereja selama masa Paskah.

Baca juga ? Jumat Agung (Good Friday) – Pekan Suci Pra Paskah – Wafat Yesus Kristus

Jumat agung wafatnya yesus
Jumat Agung (Good Friday) – Pekan Suci Pra Paskah – Wafat Yesus Kristus. Ilustrasi dan sumber foto: Magnus Bråth / Flickr

Bentuk mula-mula

12 Pembacaan Perjanjian Lama pada kebaktian Malam Paskah terlestarikan pada suatu naskah kuno yang dimiliki oleh Patriarkat Armenia di Yerusalem. Kebaktian Malam Paskah Gereja Armenia juga melestarikan apa yang diyakini sebagai pembacaan Kitab Injil untuk kebaktian itu, yaitu dari kisah Perjamuan Terakhir sampai akhir Injil Matius.

Pada penggunaan mula-mula di Yerusalem, kebaktian dimulai dengan menyanyikan Mazmur 118 yang dijawab dengan, “Inilah hari yang dibuat oleh Allah” (“This is the day which the Lord has made“) yang kemudian diikuti oleh pembacaan 12 perikop Perjanjian Lama, semuanya, kecuali yang terakhir, diikuti dengan doa berlutut.

  • (1) Kejadian 1:1-3:24 (kisah penciptaan)
  • (2) Kejadian 22:1-18 (pengorbanan Ishak)
  • (3) Keluaran 12:1-24 (kisah Paskah)
  • (4) Yunus 1:1-4:11 (kisah nabi Yunus)
  • (5) Keluaran 14:24–15:21 (penyeberangan Laut Merah)
  • (6) Yesaya 60:1-13 (janji terhadap Yerusalem)
  • (7) Ayub 38:2-28 (jawaban Allah terhadap Ayub)
  • (8) 2 Raja-raja 2:1-22 (Kenaikan Elia)
  • (9) Yeremia 31:31-34 (perjanjian baru)
  • (10) Yosua 1:1-9 (masuk ke Tanah Perjanjian)
  • (11) Yehezkiel 37:1-14 (lembah tulang-tulang yang kering)
  • (12) Daniel 3:1-29 (kisah tiga pemuda di dapur api).

Kedua belas pembacaan itu diikuti dengan “Nyanyian Tiga Anak” (Song of the Three Children) bukan dengan doa berlutut, tetapi segera diikuti oleh prokeimenon liturgi Ekaristi.

Thomas Talley menekankan pentingnya rangkaian pembacaan ini yang merupakan contoh rangkaian tertua dan yang berpengaruh terbesar pada perkembangan rangkaian-rangkaian pembacaan selanjutnya.

Perayaan Malam Paskah

Perayaan Malam Paskah yang kita pakai sekarang ini merupakan bentuk yang sudah diperpendek dari bentuk aslinya. Pada zaman dahulu, umat berkumpul semalam suntuk (Latin: vigilia, yang berarti berjaga-jaga sepanjang malam) pada malam Paskah.

Menurut anggapan mereka, kebangkitan Yesus terjadi pada pagi hari sekitar pukul 03.00 sampai 04.00.

Pada saat itulah mereka mulai bersorak-sorai: YESUS SUDAH BANGKIT!, sambil menyalakan lilin Paskah sebagai lambang Yesus yang bangkit, mengadakan pembaptisan-penguatan, penerimaan kembali para pendosa ke dalam persekutuan Gereja. Selanjutnya, diadakan Perayaan Ekaristi sebagai tanggapan atas seluruh Trihari Suci.

Malam itu, sampai saat kebangkitan Yesus

Malam itu, sampai saat kebangkitan Yesus, umat merenungkan pelbagai macam bacaan, diselingi doa, khotbah atau renungan pribadi, nyanyian, dan lain sebagainya.

Tema pokok renungan adalah seluruh karya penyelamatan Allah, yang memuncak pada pembangkitan Yesus dan pelantikan-Nya menjadi Penyelamat bangsa manusia.

Renungan mereka mulai dari karya penciptaan, dilanjutkan dengan kenangan akan pelbagai tindakan Allah sebelum Kristus.

Mereka mengutamakan teks-teks yang menceritakan nubuat atau pralambang dari Yesus; bukan mengenai peristiwa pribadi Yesus yang bangkit dan hidup baru, melainkan mengenai peristiwa Yesus sebagai permulaan karya penyelamatan-Nya bagi kita dan semua manusia. Dalam karya penyelamatan Kristus bagi kita, perhatian khusus diberikan pada baptisan; pada malam inilah para katekumen dibaptis.

Vigilia dipersingkat menjadi hanya 2 atau 4 jam saja

Dalam struktur liturgi sekarang, vigilia dipersingkat menjadi hanya 2 atau 4 jam saja, yang seluruhnya ditegaskan sebagai perayaan Kebangkitan. Oleh karena itu, perayaan tidak mulai dengan melanjutkan suasana menunggu, tetapi langsung dengan merayakan Yesus yang bangkit, yang dilambangkan dengan liturgi lilin Paskah.

Renungan panjang mengenai seluruh karya penyelamatan Allah

Selanjutnya, diadakan renungan panjang mengenai seluruh karya penyelamatan Allah, dari penciptaan sampai Injil mengenai warta pertama bahwa Yesus telah bangkit (dan penampakan pertama). Bagian ini memang masih mempunyai struktur yang sama dengan vigilia dulu.

Sesudah renungan panjang, ada upacara pembaptisan dan pembaruan janji baptis.

Dengan demikian, selesailah sudah perayaan Trihari Suci. Dengan mengikuti peristiwa hidup Yesus langkah demi langkah, perayaan ini ditutup dengan tanda roti-anggur semeriah mungkin, untuk mensyukuri peristiwa puncak penyelamatan, yaitu wafat-kebangkitan Yesus Kristus.


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Why Easter, Oremus ,Ibreviary

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *