Penyakit Meningitis Meningokokus Penularan, Penyebab, Gejala, Perawatan dan Pencegahan

7 min read

meningitis meningokokus

Penyakit meningitis meningokokus

Merupakan penyakit serius yang biasanya mengakibatkan meningitis (peradangan selaput otak dan saraf punggung) dan/atau septisemia (keracunan darah). Bentuk jarang untuk penyakit ini termasuk artritis septis (infeksi sendi), pneumonia (infeksi paru-paru) dan konjunktivitis (infeksi selaput luar mata dan kelopak mata). Baca gejala penyakit meningitis meningokokus dibawah ini.

 

Meningococcemia

Meningococcemia, seperti banyak infeksi darah gram negatif lainnya, dapat menyebabkan koagulasi intravaskular diseminata (DIC: disseminated intravascular coagulation), yang merupakan penggumpalan darah yang tidak tepat di dalam pembuluh darah. DIC dapat menyebabkan kerusakan jaringan iskemik saat trombi hulu menghambat aliran darah dan perdarahan karena faktor pembekuan sudah habis. Darah kecil ke dalam kulit menyebabkan ruam petechial yang khas, yang muncul dengan bentuk seperti bintang.

Hal ini disebabkan pelepasan racun ke dalam darah yang memecah dinding pembuluh darah. Ruam bisa berkembang di bawah kulit akibat kebocoran darah yang bisa meninggalkan bekas bintik merah atau kecoklatan, yang bisa berkembang menjadi ungu yang memar. Ruam meningokokus biasanya dapat dikonfirmasi dengan tes kaca dimana ruam tidak pudar di bawah tekanan.

 

Meningitis adalah

Meningitis meningokokus adalah suatu bentuk meningitis bakteri. Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan dan iritasi pada meninges, selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Pada meningitis meningokokus ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang cairan serebrospinal, beredar melalui sistem saraf pusat. Afrika Sub-Sahara, Amerika, Eropa Barat, Inggris, dan Irlandia masih menghadapi banyak tantangan yang memberantas penyakit ini, 200 tahun setelah ditemukannya bakteri meningitis.

 

Tipe lain penyakit Meningokokus

  • Seperti halnya bakteri gram negatif lainnya, N. meningitidis dapat menginfeksi berbagai macam tempat.

  • Pneumonia meningokokus dapat muncul selama pandemik influenza dan di kamp militer. Ini adalah multilobar, pneumonia yang berkembang pesat, terkadang berhubungan dengan syok septik. Dengan pengobatan segera, prognosisnya sangat baik. Alternatif lain adalah deksametason dengan vankomisin dan meropenem. Perikarditis dapat muncul, baik sebagai perikarditis septik dengan prognosis serius atau sebagai perikarditis reaktif setelah meningitis atau septikemia.

  • Miokarditis bisa menjadi komplikasi meningococcemia dan dapat menyebabkan kejutan pada bentuk penyakit ini. Faringitis dan konjungtivitis juga dapat muncul dan bisa merupakan portal masuk untuk bakteri. Artritis septik akibat N. meningitidis dapat terlihat, biasanya menyertai infeksi yang disebarluaskan. Bentuk penyakit lain jarang terlihat, seperti osteomielitis, endophthalmitis dan uretritis.

 

Gejala meningitis meningokokus

Gejala penyakit meningokokus tidak spesifik tetapi dapat termasuk:

  • Demam.

  • Sakit kepala.

  • Kekejangan leher.

  • Sakit sendi.

  • Napas terengah-engah.

  • Ruam dengan bintik atau lebam ungu.

  • Sensitif dengan cahaya cerah.

  • Muntah secara mendadak.

  • Tidak semua gejala akan timbul sekaligus.

  • Anak-anak kecil mungkin mengalami gejala yang kurang spesifik. Ini mungkin termasuk lekas marah, sulit bangun, tangis nyaring dan menolak makan.

  • Ruam meningokokus yang biasa tidak atau sulit terhapus dengan sedikit tekanan pada kulit. Tidak semua orang yang menderita penyakit meningokokus mengalami ruam atau ruam mungkin terjadi secara lambat dalam penyakit ini.

  • Terkadang gejala biasa mungkin timbul setelah gejala yang kurang spesifik termasuk sakit kaki, tangan dingin dan warna kulit tidak normal.

  • Penyakit meningokokus adakalanya dapat terjadi setelah infeksi pernapasan.

  • Orang-orang yang menderita gejala penyakit meningokokus harus segera berjumpa dengan dokter, terutama jika ada terasa demam, lekas marah, mengantuk atau lelah secara berkelanjutan atau anak tidak makan dengan biasa.

 

Penyebab meningitis meningokokus

  • Penyebab penyakit adalah bakteri Neisseriae meningitidis (N.meningitidis) disebut juga Meningokokus Neisseriae adalah sekelompok kokus gram negatif.

    Ciri khas organisma ini adalah diplokokus gram negatif, tidak bergerak dan tidak membentuk spora.

  • Untuk penyakit meningokokus yang di sebabkan oleh infeksi virus ini akan tidak berbahaya namun jika ini di sebabkan oleh bakteri maka akan menimbulkan berbagai gejala seperti kerusakan pada otak, hilangnya pendengaran, kurang dalam kemampuan belajar, kecacatan dan bahkan bisa juga nyawa akan melayang.

  • Meningokokus ini dapat dikiasifikasikan dalam beberapa group yaitu A, B, C, D, I, H, K, L, X, Y, Z, W-135 dan 29 E. Group Asering sebagai penyebab wabah, sedangkan dalam keadaan endemis umumnya group B dan C. Kuman ini dapat dimatikan cepat dengan pengeringan, sinar matahari, pemanasan basah dan desinfektan, tetapi tahan pada pembekuan (udara dingin).

 

Penularan meningitis meningokokus

  • Bakteri meningokokus tidak mudah ditularkan dari orang ke orang dan bakteri ini tidak hidup dengan baik di luar tubuh manusia.

  • Bakteri ini ditularkan antara orang dalam lelehan dari belakang hidung dan tenggorokan. Pada umumnya diperlukan kontak yang dekat dan

    berkelanjutan dengan orang yang membawa bakteri ini, yang biasanya sehat sepenuhnya. Contoh “kontak dekat dan berkelanjutan” adalah tinggal di rumah yang sama atau berciuman intim (mulut dalam).

  • Bakteri meningokokus tidak mudah ditularkan melalui minuman, makanan atau rokok yang sama.

 

meningitis meningokokus
Pasien dengan menigitiis dan menigism (leher kaku). Sumber foto: Neck_stiffness.jpg: L.A. Marty, M.D, Kansas City derivative work: Hic et nunc, via Wikimedia Commons

 

Siapa saja yang menghadapi risiko meningitis meningokokus?

Walaupun penyakit ini dapat diderita oleh siapapun, orang yang menghadapi risiko yang lebih tinggi termasuk:

  • Kontak rumah tangga dari pasien yang menderita penyakit meningokokus.

  • Bayi, anak kecil, kaum remaja dan orang dewasa muda.

  • Orang yang terkspos pada asap rokok dan orang yang terekspos pada perokok.

  • Orang yang berciuman intim (mulut dalam) dengan lebih dari seorang pasangan.

  • Orang yang baru-baru ini menderita penyakit salur pernapasan atas yang disebabkan oleh virus.

  •  Pengunjung ke negara yang mempunyai angka tinggi penyakit meningokokus

  • Orang yang tidak mempunyai limpa yang berfungsi atau menderita penyakit lain yang jarang.

  • Orang yang hanya mengalami eksposur kecil dengan seorang penderita penyakit meningokokus mempunyai risiko yang amat rendah terkena penyakit ini. Petugas kesehatan tidak mengalami risiko kecuali jika telah terekspos secara langsung pada lelehan nasofaring penderita (misalnya, jika melakukan resusitasi mulut ke mulut atau intubasi pada penderita tanpa memakai masker).

 

Pencegahan meningitis meningokokus

  • Berhenti merokok membantu mengurangi risiko menularkan bakteri ini.

  • Pastikan mobil dan rumah tetap bebas asap.

  • Orang yang dekat harus bertemu dengan dokter dengan segera jika gejala muncul dan mungkin perlu minum antibiotik tertentu.

 

Ada dua jenis vaksin yang tersedia

  • Vaksin konjugat meningokokus C melindungi terhadap penyakit meningokokus grup C. Vaksin ini dianjurkan untuk semua anak pada usia satu tahun (sebagai bagian dan imunisasi rutin gratis) dan untuk orang yang pernah menderita penyakit meningokokus.

  • Vaksin polisakarida meningokokus melindungi terhadap grup A, C, Y dan W 135. Vaksin ini dianjurkan untuk pengunjung ke negara di mana ada wabah penyakit meningokokus (mis. Afrika sub-Sahara dan jemaah haji di Arab Saudi).

Kedua vaksin ini harus diberikan kepada petugas laboratorium yang menangani meningokokus dan juga kepada orang yang tidak mempunyai limpa yang berfungsi dan penderita penyakit lain yang tertentu.

Oleh karena vaksin tidak melindungi terhadap penyakit meningokokus grup B yang lebih umum, orang yang telah divaksinasi masih harus peka terhadap gejala dan tanda-tanda penyakit meningokokus.

 

Bagaimana penyakit meningitis meningokokus didiagnosis?

  • Diagnosis berdasarkan riwayat dan pemeriksaan pasien. Adakalanya hal ini sulit pada tahap-tahap awal penyakit ini. Konfirmasi diagnosis melibatkan pengujian sampel dari pasien, termasuk darah, cairan otak atau sampel kulit.

  • Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil tes mungkin berbeda menurut kasus dan bergantung pada tes yang dilakukan.

 

Perawatan meningokokus meningitis

Pasien yang menderita penyakit meningokokus memerlukan perawatan segera dengan antibiotik dan perawatan biasanya dimulai sebelum diagnosis dikonfirmasikan dengan tes.

Antibiotik “penghapus” berlainan dengan antibiotik yang digunakan untuk merawat infeksi dan orang yang menerima antibiotik penghapus masih menghadapi sedikit risiko terkena penyakit ini. Maka, semua kontak harus mengetahui gejala penyakit meningokokus dan harus berjumpa dengan dokter dengan segera jika gejala ini timbul.

Pengobatan meningitis akibat virus ringan

Kebanyakan penderita meningitis virus tidak perlu dirawat di rumah sakit. Penanganan di rumah sendiri untuk mengatasi meningitis virus, antara lain:

  • Obat pereda rasa sakit untuk sakit kepala
  • Obat anti emetik atau anti mual, agar tidak muntah-muntah
  • Banyak istirahat
  • Minum banyak cairan

Dengan penanganan di atas, kebanyakan penderita dapat pulih dalam 1-2 minggu.

Pengobatan meningitis akibat virus parah

Jika gejala meningitis virus cukup parah dan perlu dirawat di rumah sakit, maka akan diperlakukan sama seperti penanganan meningitis bakterialis, yaitu dengan memakai antibiotik. Antibiotik akan ditarik jika diagnosis meningitis virus sudah dipastikan, tapi cairan infus akan terus diberikan untuk membantu proses pemulihan tubuh.

Obat anti virus mungkin akan diberikan. Ini terjadi ketika kasus meningitis virus bertambah parah pada seseorang yang dirawat di rumah sakit.

Cara mengendalikan infeksi yang terjadi

Risiko penyebaran kasus meningitis cukup rendah karena kebanyakan kasus meningitis terisolasi. Untuk pencegahan agar tidak terinfeksi, satu dosis antibiotik bisa diberikan. Misalnya antibiotik diberikan pada anak yang bermain dengan anak lain yang mengidap meningitis bakterialis.

Meningitis non-infeksi

Untuk menyembuhkan meningitis non-infeksi, dokter biasanya harus menentukan dulu kondisi medis yang menyebabkan muncul meningitis. Kemudian baru diambil langkah-langkah untuk menyembuhkan penyebab meningitis non-infeksi.

Meningitis akibat jamur

Meningitis jamur dapat diobati dengan pemberian obat-obatan anti jamur dosis tinggi. Biasanya obat-obatan anti jamur tersebut diberikan pada penderita melalui infus. Lamanya pengobatan biasanya tergantung dari kondisi sistem kekebalan tubuh penderita dan tipe jamur yang menyebabkan infeksi.

Meningitis akibat parasit

Beberapa jenis obat-obatan terlihat efektif membasmi amuba Naegleria fowleri pada pengujian di laboratorium. Namun keefektifan tersebut masih belum jelas, karena hampir semua infeksi meningitis parasit berakhir fatal, bahkan bagi penderita yang sudah mendapatkan perawatan medis.

Meningitis akibat terkena bakteri

Orang yang dicurigai mengidap meningitis atau septikemia harus dibawa ke rumah sakit secepatnya. Perawatan di rumah sakit secepatnya diperlukan bagi pasien meningitis bakterialis. Bagi pasien dengan meningitis yang sudah parah, memerlukan perawatan intensif, penanganan mungkin dilakukan di Ruang Perawatan Intensif atau ICU.

Infeksi bakteri ditangani dengan antibiotik. Obat ini diberikan melalui infus ke dalam pembuluh darah di tangan. Jika antibiotik berhasil mengatasinya, maka hanya perlu menghabiskan waktu sekitar seminggu di rumah sakit. Tapi jika kondisi yang terjadi sudah parah, mungkin harus dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan, tergantung kondisi pasien.

Penanganan mungkin juga akan meliputi pemberian oksigen, cairan infus dan steroid atau obat lain. Steroid diberikan untuk mengurangi inflamasi atau radang di otak.

 

Informasi: Pinter Pandai bukan sebagai pengganti Dokter. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang / individu berbeda. Selalu konsultasikan ke Dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Sumber bacaan: Wikipedia

                      

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya