Nilai Wajar (Fair Value) | Penjelasan, Rumus, Soal, Jawaban

12 min read

Nilai Wajar (Fair Value) - Penjelasan, Rumus, Soal, Jawaban

Bagaimana Cara Menghitung Nilai Wajar?

Rumus nilai wajar

Nilai Wajar = Harga Tunai + Biaya Pembawa.
Nilai Wajar = Harga Tunai + Biaya Bunga – Pembayaran Dividen.

Definisi Nilai Wajar

Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Prinsip ini menyatakan bahwa nilai aset dan liabilitas yang perlu dicatat adalah nilai yang dapat diperoleh apabila aset atau liabilitas tersebut dijual (pada nilai wajar/fair value). Prinsip ini menekankan pada ke-relevan-an nilai aset dan liabilitas daripada apa yang sesungguhnya telah terjadi. Biasanya prinsip ini digunakan untuk menilai kembali aset atau liabilitas jangka panjang, seperti tanah, gedung dan investasi saham jangka panjang. 

Nilai yang perlu dicatat dalam akuntansi biasanya didasarkan pada salah satu prinsip pengukuran di bawah ini:

1. Historical cost principle (Prinsip Biaya Historis)

Prinsip ini menyatakan bahwa nilai aset yang perlu dicatat adalah nilai biaya perolehan aset tersebut. Prinsip ini sangat memprioritaskan ke-valid-an nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Prinsip ini berpegang teguh pada apa yang sebenarnya terjadi.
Contoh:
Pada 1 januari 2017, perusahaan A membeli 1 hektar tanah senilai 1M, dan pada tanggal 31 desember 2017, nilai 1 hektar tanah tersebut melonjak menjadi 1,29M di pasaran. Menurut prinsip ini, nilai tanah tersebut pada tanggal 31 Desember 2017 tetap 1M, karena harga perolehan tanah tersebut adalah 1M

2. Fair value principle (prinsip nilai wajar)

Prinsip ini menyatakan bahwa nilai aset dan liabilitas yang perlu dicatat adalah nilai yang dapat diperoleh apabila aset atau liabilitas tersebut dijual (pada nilai wajar/fair value). Prinsip ini menekankan pada ke-relevan-an nilai aset dan liabilitas daripada apa yang sesungguhnya telah terjadi. Biasanya prinsip ini digunakan untuk menilai kembali aset atau liabilitas jangka panjang, seperti tanah, gedung, dan investasi saham jangka panjang.
Contoh:
Pada 1 januari 2017, perusahaan A membeli 1 hektar tanah senilai 1M, dan pada tanggal 31 desember 2017, nilai 1 hektar tanah tersebut melonjak menjadi 1,29M di pasaran. Menurut prinsip ini, pada tanggal 31 Desember 2017, nilai tanah tersebut adalah 1,29M, karena apabila dijual (walaupun tidak benaran dijual), tanah tersebut tidak lagi diperjual-belikan dengan harga 1M, tetapi 1,29M.

Apakah nilai wajar itu, untuk mengukur apa?

Nilai wajar didefinisikan dalam IFRS sebagai, “the amount for which an asset could be exchanged between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction.” Nilai wajar ini digunakan untuk mengukur:

  • Satu aset dan sekelompok aset.
  • Satu liabilitas dan sekelompok liabilitas.
  • Konsiderasi bersih dari satu atau lebih aset dikurangi satu atau lebih liabilitas terkait.
  • Satu segmen atau divisi dari sebuah entitas.
  • Satu lokasi atau wilayah dari suatu entitas.
  • Satu keseluruhan entitas.

Catatan: di atas bukan merupakan pengukuran awal. Untuk pengukuran awal (saat aset diakuisisi atau liabilitas muncul), entitas tetap menggunakan dasar kos pada saat terjadinya transaksi.

Setelah pengukuran awal (biasa disebut sebagai pengukuran setelah pengukuran awal), yaitu saat pelaporan keuangan (dan untuk pelaporan seterusnya, selama aset masih dikuasai), entitas boleh memilih model kos (berdasar kos historis) atau model revaluasi (berdasar nilai wajar) untuk mengukur pos-pos laporan keuangannya.

Baca juga ? Audit Keuangan (Financial Audit) – Definisi, Prosedur & Persyaratan – Untuk mencegah penipuan dan pencurian internal


PENGUKURAN PSAK 68

Ditujukan untuk aset dan liabilitas dalam suatu transaksi pada tanggal tertentu dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dengan kepentingan ekonomi terbaik ketika menentukan harga.

Kenapa aset dan liabilitas menjadi subjek pengukuran nilai wajar?

Ketika hendak menjual aset atau mengalihkan liabilitas tersebut entitas tidak dirugikan karena nilainya yang terlalu rendah atau atau malah merugikan pelaku pasar jika nilainya terlalu tinggi.

Asumsi pengukuran nilai wajar adalah bahwa transaksi terjadi di pasar utama atau di pasar yang paling menguntungkan. Pasar utama yaitu pasar dengan volume dan tingkat aktivitas paling tinggi untuk aset tersebut. Pasar yang paling menguntungkan adalah pasar yang memaksimalkan nilai yang akan diterima untuk menjual aset tersebut, setelah memperhitungkan biaya transaksi dan biaya transport yaitu nilai neto.
Pelaku pasar adalah pembeli dan penjual di pasar.
Harga diperoleh dari observasi langsung atau diestimasi menggunakan penilaian lain.

Baca juga ? Goodwill (akuntansi) – Pengertian dan Contoh Soal Dalam Akuntansi

PENGUKURAN PADA ASET NON KEUANGAN

Aset Non Keuangan adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang dapat berubah seiring berjalannya waktu. Contohnya adalah persediaan, fasilitas fisik pabrik, goodwill.
Penggunaan asset non keuangan memperhatikan yang secara :
a.    fisik dimungkinkan, menentukan harga berdasarkan keadaan aset.
b.    hukum diizinkan, memperhatikan batasan hukum atas penentuan harga
c.    layak secara keuangan: jika telah memenuhi 2 hal diatas yang kemudian apakah aset sesuai dengan kemampuannya menghasilkan pendapatan sebagai timbal balik.

Premis Penilaian Aset Nonkeuangan

Premis penilaian adalah sesuatu yang dianggap benar untuk menilai aset.
a.    Penggunaan Aset/liabilitas secara maksimal dapat memberikan kontribusi/timbal balik yang maksimal pula ketika digunakan secara kombinasi dengan aset/liabilitas lain.
b.    Penggunaan aset nonkeuangan secara maksimal dapat menyediakan nilai maksimum kepada pelaku pasar secara terpisah.

Hasil penilaian yang dapat terjadi

a.    Nilai wajar sama, baik ketika digunakan secara terpisah/kombinasi.
b.    Nilai wajar dapat berupa harga aset dan biaya tambahan ex: biaya pasang
c.    Nilai wajar senilai barang jadi, sedangkan barang yang sesungguhnya masih dalam proses pengerjaan
d.    Nilai Wajar diperoleh dari kontribusi dari setiap aset pelengkap ‘dalam hal menggunakan metode multi-period ecess earning.
e.    Nilai wajar dapat diperoleh dari gabungkan atas seluruh kelompok aset.

Baca juga ? IFRS dan GAAP – Perbedaan Antara Akuntansi IFRS dan GAAP

PENGUKURAN PADA LIABILITAS DAN INSTRUMEN EKUITAS MILIK ENTITAS SENDIRI.

Prinsip umumnya adalah

1.    Liabilitas/instrumen keuangan dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Pengalihan tersebut juga mengasumsikan:
a.    Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan bersedia memenuhi kewajiban tersebut.
b.    Instrumen ekuitas akan tetap beredar dan pihak yang menerima pengalihan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait dengan instrument tersebut.
2.    Ketika harga kuotasian (quoted price) untuk pengalihan liabilitas/instrument ekuitas tidak tersedia sedangkan ternyata item yang dimaksud dimiliki oleh pihak lain, nilai wajar diukur dari pihak lain tersebut.
3.    Ketika harga kuotasian tidak tersedia dan item yang identik juga tidak dimiliki oleh pihak lain, nilai wajar diukur menggunakan teknik penilaian dari perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau telah menerbitkan klaim atas ekuitas.
4.    Nilai wajar mencerminkan resiko wanprestasi, dan nilainya sama ketika sebelum dan sesudah pengalihan, sehingga ketika melakukan pengukuran harus mempertimbangkan dampak resiko kredit dan faktor lain yang mungkin membuat kewajiban tidak akan terpenuhi.
5.    Adanya batasan untuk mencegah pengalihan. Beberapa input tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran nilai wajar agar tidak mempengaruhi nilai akhir dari suatu liabilitas/instrument ekuitas.
6.    Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu (demand feature) (contohnya giro) adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut dapat disyaratkan untuk dibayar.

Nilai Wajar (Fair Value) - Penjelasan, Rumus, Soal, Jawaban
Nilai Wajar (Fair Value) – Penjelasan, Rumus, Soal, Jawaban. Ilustrasi dan sumber foto: Pxfuel

PENGUKURAN PADA ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN DENGAN POSISI SALING HAPUS DALAM RISIKO PASAR ATAU RISIKO KREDIT PIHAK LAWAN

Contoh Posisi Saling Hapus:

Entitas syariah memiliki Piutang Murabahah di sisi asetnya dan juga mempunyai Utang Murabahah di sisi kewajibannya, maka antara Piutang Murabahah dan Utang Murabahah tidak diperbolehkan untuk saling hapus. Misal, Piutang Murabahah Rp 10.000.000,– sedangkan Utang Murabahah Rp 6.000.000,- maka Piutang Murabahah neto =Rp 4.000.000,–.

Saling hapus seperti ini tidak diperbolehkan oleh PSAK ini karena informasinya akan menyesatkan pembaca laporan keuangan entitas syariah tersebut.

Dengan saling hapus ini Anda akan dapat memperoleh pemahaman bahwa Piutang Murabahah entitas tersebut adalah Rp 4.000.000,- sementara entitas tidak memiliki Utang Murabahah. Jadi, di sini terjadi kehilangan informasi penting, yaitu entitas tidak memiliki Utang Murabahah padahal pada kenyataannya entitas memiliki Utang Murabahah Rp 6.000.000.

Asset yang dilaporkan sebesar nilai, setelah dikurangi dengan penyisihan, tidak termasuk kategori saling hapus.

a.  risiko pasar terdiri atas 3 jenis risiko:

–     risiko mata uang adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing.
–     risiko suku bunga atas nilai wajar adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar.
–     risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar, terlepas dari apakah perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor  spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktor-faktor yang memengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar. Risiko pasar tidak hanya mencakup potensi kerugian tapi juga potensi keuntungan.

b.   risiko kredit

adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Jika Entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan eksposur neto terhadap resiko pasar/kredit maka entitas diizinkan untuk mengukur nilai wajar berdasarkan:
–     harga yang akan diterima pada posisi net long, ketika menjual aset
–     harga yang akan dibayar pada posisi net short, ketika mengalihkan liabilitas.

Hal tersebut diperbolehkan hanya jika entitas melakukan seluruh hal berikut:
a.  mengelola kelompok aset dan liabilitas keuangan

Berdasarkan eksposur neto entitas terhadap risiko pasar atau risiko kredit dari pihak lawan sesuai dengan risiko manajemen atau strategi investasi entitas yang terdokumentasi.

b.  menyediakan informasi atas dasar tersebut

Mengenai kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan kepada anggota manajemen kunci entitas, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.

c.    disyaratkan atau telah menentukan untuk mengukur aset keuangan dan liabilitas keuangan pada nilai wajar

Dalam laporan posisi keuangan pada setiap akhir periode pelaporan.

Eksposur adalah objek yang rentan terhadap resiko dan apabila resiko yang diprediksikan benar-benar terjadi maka akan mempengaruhi kinerja keuangan.

Eksposur terhadap risiko pasar

a.  untuk mengukur nilai wajar entitas menerapkan harga dalam bid-ask spread yang paling merepresentasikan nilai wajar.
bid-ask spread adalah persentase selisih antara bid price dengan ask price
b.  entitas memastikan bahwa risiko pasar kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan secara substansial adalah sama.

Eksposur terhadap risiko kredit pihak lawan tertentu

Ketika mengukur nilai wajar ini, entitas harus memperhitungkan dampak perjanjian atas resiko kredit, yaitu jika terjadi gagal bayar, baik jika pihak lawan yang mengalami ataupun entitas sendiri yang mengalami gagal bayar.

NILAI WAJAR SAAT PENGAKUAN AWAL

Nilai wajar ketika menjual aset *menjual liabilitas tidak harus sama dengan nilai ketika memperoleh aset/liabilitas . Namun kadangkala nilai wajar juga bisa sama dengan harga perolehan.

TEKNIK PENILAIAN PENGUKURAN

PRINSIP UMUMNYA adalah
a.    sesuai keadaan atas data yang memadai
b.    memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobeservasi
c.    dan meminimalkan input yang tidak dapat diobservasi


Penentuan nilai wajar yang ideal didasarkan pada harga yang ditawarkan di pasar aktif

Pasar aktif adalah pasar dengan volume transaksi yang cukup tinggi untuk memberikan informasi harga yang berkelanjutan. Selain itu, pasar yang menghasilkan nilai wajar harus menjadi pasar utama dari aset atau liabilitas, karena volume transaksi yang lebih besar yang terkait dengan pasar ini kemungkinan besar akan menghasilkan harga terbaik bagi penjual. Pasar tempat bisnis biasanya menjual jenis aset yang dipertanyakan atau menyelesaikan kewajiban diasumsikan sebagai pasar utama.

Berdasarkan akuntansi nilai wajar, ada beberapa pendekatan umum yang diizinkan untuk memperoleh nilai wajar, yaitu:

Pendekatan nilai pasar (Market approach)

Menggunakan harga yang terkait dengan transaksi pasar aktual untuk aset dan liabilitas yang serupa atau identik untuk mendapatkan nilai wajar. Misalnya, harga sekuritas yang dimiliki dapat diperoleh dari bursa nasional di mana sekuritas tersebut secara rutin dibeli dan dijual.

Pendekatan pendapatan dengan estimasi arus kas (Income approach)

Menggunakan estimasi arus kas atau pendapatan masa depan, yang disesuaikan dengan tingkat diskonto yang mewakili nilai waktu uang dan risiko arus kas tidak tercapai, untuk mendapatkan nilai sekarang yang didiskontokan. Cara alternatif untuk memasukkan risiko ke dalam pendekatan ini adalah dengan mengembangkan kumpulan kemungkinan arus kas masa depan rata-rata tertimbang.

Pendekatan biaya (Cost approach)

Menggunakan estimasi biaya untuk mengganti suatu aset, disesuaikan dengan keusangan aset yang ada.


Hirarki Fair Value (Nilai Wajar)

GAAP menyediakan hierarki sumber informasi yang berkisar dari Level 1 (terbaik) hingga Level 3 (terburuk). Maksud umum dari tingkat informasi ini adalah untuk memandu akuntan melalui serangkaian alternatif penilaian, di mana solusi yang mendekati Tingkat 1 lebih disukai daripada Tingkat 3. Karakteristik dari ketiga tingkat tersebut adalah sebagai berikut:

Level 1

Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.

Pada level 1 ini adalah harga kuotasian untuk item yang identik di pasar aktif pada tanggal pengukuran. Ini adalah bukti nilai wajar yang paling andal, dan harus digunakan setiap kali informasi ini tersedia. Jika ada selisih harga bid-ask, gunakan harga yang paling mewakili nilai wajar aset atau liabilitas. Ini mungkin berarti menggunakan harga penawaran untuk penilaian aset dan harga permintaan untuk liabilitas. Saat Anda menyesuaikan harga Level 1 yang dikutip, melakukannya secara otomatis akan menggeser hasil ke level yang lebih rendah.

Level 2

Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung, pengukuan.

Pada level 2 ini adalah input yang dapat diobservasi secara langsung atau tidak langsung selain harga yang dikutip. Contoh input Tingkat 2 adalah beberapa penilaian untuk unit bisnis yang didasarkan pada penjualan entitas yang sebanding. Definisi ini mencakup harga untuk aset atau kewajiban yang:

  • Untuk barang serupa di pasar aktif; atau
  • Untuk barang yang identik atau serupa di pasar yang tidak aktif; atau
  • Untuk input selain harga kuotasian, seperti risiko kredit, tingkat gagal bayar, dan suku bunga; atau
  • Untuk input yang berasal dari korelasi dengan data pasar yang dapat diamati.

Level 3

Gunakan input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi.

Pada level 3 ini, adalah input yang tidak dapat diamati. Ini mungkin termasuk data perusahaan sendiri, disesuaikan dengan informasi lain yang tersedia secara wajar. Contoh input Level 3 adalah ramalan keuangan yang dibuat secara internal dan harga yang terkandung dalam kutipan yang ditawarkan dari distributor.

Ketiga tingkatan ini dikenal sebagai hierarki nilai wajar. Harap dicatat bahwa ketiga level ini hanya digunakan untuk memilih input untuk teknik penilaian (seperti pendekatan pasar). Level tersebut tidak digunakan untuk secara langsung menciptakan nilai wajar untuk aset atau liabilitas.


Keuntungan Akuntansi Nilai Wajar

Akuntansi nilai wajar mengukur nilai aktual atau estimasi dari suatu aset. Ini adalah salah satu metode akuntansi keuangan yang paling umum digunakan karena kelebihannya, yang meliputi:

1. Akurasi penilaian
Dengan akuntansi nilai wajar, penilaian menjadi lebih akurat, sehingga penilaian dapat mengikuti saat harga naik atau turun.

2. Ukuran pendapatan yang benar
Dengan akuntansi nilai wajar, total nilai aset yang mencerminkan pendapatan sebenarnya dari suatu perusahaan. Itu tidak bergantung pada laporan untung dan rugi tetapi hanya melihat nilai sebenarnya.

3. Beradaptasi dengan berbagai jenis aset
Metode tersebut mampu membuat penilaian pada semua jenis aset, yang lebih baik daripada menggunakan nilai biaya historis yang dapat berubah seiring waktu.

4. Membantu bisnis bertahan
Akuntansi nilai wajar membantu bisnis bertahan selama masa sulit secara finansial karena memungkinkan pengurangan aset (atau tindakan menyatakan bahwa nilai aset yang termasuk dalam penjualan terlalu tinggi).


Kerugian Akuntansi Nilai Wajar

Pembalikan Nilai (Value Reversal)

Akuntansi nilai wajar juga dapat menghadirkan tantangan bagi perusahaan dan pengguna informasi keuangan yang dilaporkan. Kondisi pasar di mana aset dan kewajiban tertentu diperdagangkan dapat sering berfluktuasi dan bahkan menjadi tidak stabil.

Dengan menerapkan akuntansi nilai wajar, perusahaan mengevaluasi kembali nilai kini dari aset dan liabilitas tertentu bahkan dalam kondisi pasar yang bergejolak, yang berpotensi menciptakan perubahan besar dalam nilai aset dan liabilitas tersebut.

Namun, karena pasar stabil, perubahan nilai tersebut kemungkinan besar akan kembali ke tingkat normal sebelumnya, membuat kerugian atau keuntungan yang dilaporkan menjadi sementara, yang berarti akuntansi nilai wajar mungkin telah memberikan informasi yang menyesatkan pada saat itu.

Pengaruh Pasar

Penggunaan akuntansi nilai wajar selanjutnya dapat mempengaruhi pasar bawah secara negatif. Misalnya, setelah aset dinilai kembali ke bawah karena penurunan harga perdagangan pasar saat ini, nilai aset yang lebih rendah dapat memicu penjualan aset yang lebih besar dengan harga yang berpotensi bahkan lebih tertekan.

Tanpa penurunan harga seperti yang disyaratkan oleh akuntansi nilai wajar, perusahaan mungkin tidak merasa perlu untuk menjual aset di pasar bawah untuk mencegah kemungkinan penilaian aset yang berpotensi turun lebih lanjut. Tanpa tekanan jual tambahan, pasar mungkin stabil dari waktu ke waktu, yang akan membantu menjaga nilai aset.

Itu dapat menciptakan perubahan nilai yang besar yang terjadi beberapa kali sepanjang tahun

Ada beberapa bisnis yang sama sekali tidak mendapatkan keuntungan dari metode akuntansi ini. Bisnis ini biasanya memiliki aset yang nilainya selalu berfluktuasi dalam jumlah besar sepanjang tahun. Aset volatil dapat melaporkan perubahan pendapatan yang sebenarnya tidak akurat dengan gambaran keuangan jangka panjang, sehingga menciptakan keuntungan atau kerugian yang menyesatkan dalam gambaran jangka pendek.

Itu kehilangan nilai perspektif sejarah

Meskipun akuntansi saat ini penting untuk diukur, harus ada pemahaman umum tentang apa yang telah terjadi secara historis untuk akurasi dalam melacak hasil. Karena aset mungkin mengalami penurunan tahun dan mengurangi laba bersih, hal itu dapat secara artifisial menurunkan kesuksesan yang mungkin dimiliki bisnis.

Misalnya, jika bisnis kecil memiliki aset Rp 100.000 yang tiba-tiba menjadi senilai Rp 60.000 karena kerugian pasar dan ada laba bersih senilai Rp 50.000 di luar pengurangan aset, laba bersih perusahaan sebenarnya hanya Rp 10.000.

Pro dan kontra akuntansi nilai wajar menunjukkan bahwa sebagian besar, bisnis dapat memiliki metode yang transparan dan akurat untuk melacak untung dan rugi. Selama investor tetap mengetahui apa yang sedang terjadi, manfaatnya biasanya akan lebih besar daripada risiko dalam masalah ini.


Cara menghitung nilai wajar saham

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung estimasi harga wajar suatu saham. Hal ini sangat penting karena sebagai acuan kita dalam membeli suatu saham.

Jika suatu saham sudah melebihi nilai wajarnya ada baiknya dihindari karena kemungkinan saham tersebut naik lagi lebih kecil daripada saham yang masih kurang dari harga wajarnya.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung nilai wajar suatu saham antara lain:

1. Metode komparasi yaitu dengan membandingkan rasio P/E dan PBV suatu saham dengan saham perusahaan lain dalam industri sejenis

Metode ini mengasumsikan bahwa pertumbuhan perusahaan-perusahaan dalam industri sejenis adalah seragam. Contoh jika pada industri perbankan rata-rata P/E adalah 13, maka jika ada saham bank dengan P/E dibawah 13 maka kita anggap saham itu murah, dengan catatat pertumbuhan laba perusahaan tersebut mirip dengan rata-rata industri. Jika saham perusahaan A harganya 1000 dan P/E nya 10, maka harga wajarnya = 1000*13/10 = 1300. Cara ini adalah yang paling mudah dan merupakan favorit saya.

2. Discounted Dividend Model

Metode ini menghitung nilai saat ini dari deviden yang diterima dimasa depan. Asumsi yang digunakan dalam metode ini adalah perusahaan selalu membagi deviden dari tahun ke tahun.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

VALUE OF STOCK = Dividend per Share / (Discount Rate – Dividend Growth Rate)
Dividend per share = Deviden per saham
Discount rate = tingkat return yang kita inginkan
Dividend growth rate = tingkat pertumbuhan dividen

Contohnya jika saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) = 105 dan tingkat pertumbuhan dividen per tahun =20% dan return yang kita inginkan = 21%, maka harga wajarnya adalah 120 / (0.21-0.2) = 12.000.

Jika return yang kita inginkan 30% maka harga wajarnya adalah 120 / (0.3-0.2) = 1200. Dapat terlihat bahwa perhitungan harga wajarnya sangat terpengaruh oleh tingkat return yang kita inginkan.

3. Discounted Cash Flow Model

Metode ini menghitung nilai saat ini dari arus kas yang diterima termasuk dividen dimasa depan.


Soal dan Jawaban

Berikut ini adalah pernyataan mengenai metode nilai wajar dalam pengukuran item dalam laporan keuangan yang tidak tepat:

A. Produk agriculture dinilai sebesar NW (Nilai-wajar) pada tanggal perolehan.
B. Aset biologi dinilai sebesar NW pada tanggal pelaporan
C. Aset tetap dinilai sebesar NW pada tanggal pelaporan jika menggunakan metode NW
D. Properti investasi dinilai sebesar nilai wajar pada tanggal pelaporan jika menggunakan metode NW.

Jawaban: C

Berikut ini kewajiban yang memungkinan timbulnya pengakuan kewajiban imbalan kerja, kecuali:

A. Perubahan NW (Nilai-wajar) derivative seluruhnya diakui dalam laba rugi.
B. Perubahan NW derivative untuk hedging seluruhnya diakui dalam laba rugi.
C. Perubahan NW derivative untuk hedging arus kas diakui dalam laba rugi untuk lindung nilai yang tidak efektif.
D. Perubahan NW derivative untuk hedging nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Jawaban: C

Pernyataan berikut yang paling tepat terkait dengan nilai wajar adalah:

A. Dalam pengukuran dengan NW (Nilai-wajar), penggunaan informasi internal lebih diutamakan dibandingkan dengan informasi yang dapat diobservasi.
B. Input informasi yang dapat diobservasi lebih dapat diandalkan
C. NW hanya akan menghasilkan informasi yang dapat diandalkan jika menggunakan harga kuotasian di pasar aktif.
D. NW level 3 lebih diutamakan dibandingkan nilai wajar level 1

Jawaban: B


Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Traders Day Trading, Investopedia, Accounting Tools, Chron, Fresh Books, Corporate Finance Institute

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Anggaran Tak Bersisa (Zero Base Budgeting) | Definisi, fitur…

Anggaran Tak Bersisa Setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan berasal dari proses tertentu: perencanaan. Perencanaan yang dinyatakan dalam bentuk investasi dan tujuan keuangan adalah...
PinterPandai
3 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *