Sakramen Kristen Protestan – Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus

7 min read

Sakramen Kristen Protestan - Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus

Sakramen Kristen Protestan

Dalam agama Kristen Protestan terdapat 2 Sakramen Kristen Protestan:

  • Baptisan Kudus, Mat. 28:18-20
  • Perjamuan Kudus, Mat. 26:26-29, I Kor 11:23-32 [1 Yoh 5:7,8; Yoh3:5; 6:54,55].

Alasan mengapa hanya terdapat 2 Sakramen Kristen Protestan yang ditemukan di dalam sakramen itu sendiri. Bersama-sama mereka melambangkan seluruh kehidupan Kristen kita. Baptisan Kudus melambangkan masuknya kita ke dalam perjanjian dan keselamatan Tuhan dan cara kita masuk. Perjamuan Kudus melambangkan hidup kita di dalam perjanjian itu saat kita menikmati dan menjalani keselamatan yang telah Dia berikan dengan cuma-cuma kepada kita. Oleh karena itu, tidak ada kebutuhan atau tempat untuk sakramen-sakramen lain, karena tidak ada yang lain untuk dilambangkan.

Hal yang menakjubkan tentang sakramen, adalah bahwa dalam menggambarkan aspek-aspek berbeda dari kehidupan Kristen kita, mereka memberikan kesaksian yang bersatu tentang Kristus. Bersama-sama mereka mengatakan bahwa itu semua tentang Dia, melalui, Dia, oleh Dia dan di dalam Dia – bahwa tanpa Dia kita bukan apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.

Baca juga ? Doa Aku Percaya Kristen – 12 Pengakuan Iman Rasuli versi Kristen Protestan


Sakramen Kristen Protestan Baptisan Kudus

Mat. 28:18-20

Baptisan memiliki makna bahwa kita telah menenggelamkan kehidupan duniawi kita ke dalam kematian Yesus Kristus dan selanjutnya dibangkitkan oleh Kristus menjadi ciptaan yang baru (Roma 6:4). Oleh karena itu, orang yang telah dibaptis tidak lagi hidup seorang diri saja. Ia memiliki kehidupan yang baru bersama Kristus karena telah diselamatkan. Selain itu, ia juga hidup bersama persekutuan jemaat sebagai sesama anggota keluarga Allah. Inilah arti sakrame dalam bapitsan kudus yang perlu anda ketahui sebagai berikut:

  • Dalam menerima baptisan kudus, kita perlu mengingat bahwa bukan kita yang memilih untuk dibaptis. Yohanes 15:16 berkata “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Baca juga: Ekklesia)
  • Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” Allah sendiri yang memilih kita untuk diselamatkan.
  • Allah yang terlebih dahulu mengasihi umat manusia sehingga Ia memberi kesempatan kepada kita untuk mendapatkan baptisan kudus. Ini semua hanya karena anugerah-Nya, sola gratia.
  • Dengan begitu, penting bagi kita untuk benar-benar mengalami hidup bersama Kristus serta bersama persekutuan jemaat secara seimbang.
  • Gereja mengenal dua cara membaptis yaitu baptis percik dan baptis selam. Seringkali cara-cara ini menjadi pertentangan tentang mana yang lebih benar.
  • Gereja Pantekostal menganggap bahwa baptis selam lah yang benar dan alkitabiah. Hal ini didasarkan karena Yesus sendiri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dengan cara diselam. Jika kita baca kisah pembaptisan Yesus pada Matius 3:13-17, dikatakan pada ayat 17 bahwa Yesus segera keluar dari air dan kemudian hal ini diindikasikan sebagai cara baptis selam.
Sakramen Kristen Protestan - Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus
Sakramen Kristen Protestan – Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Ilustrasi dan sumber foto: Pixabay

Sakramen Kristen Protestan Perjamuan Kudus

Mat. 26:26-29, I Kor 11:23-32 [1 Yoh 5:7,8; Yoh3:5; 6:54,55]

Gereja juga melakukan sakramen perjamuan kudus dengan dasar apa yang telah Yesus lakukan. Jika kita baca Matius 26:26-29, Yesus melakukan Perjamuan Malam dengan memecahkan roti dan meminum anggur bersama para murid-Nya. Hal yang dilakukan gereja ini pun kurang lebih sama. Pemimpin gereja, dalam hal ini pendeta, mengambil roti, mengucap berkat, memecahkan roti, dan membagikannya kepada para murid, dalam hal ini jemaat. Pendeta juga mengambil cawan, mengucap syukur, dan membagikannya kepada jemaat. Inilah beberapa arti dari sakramen perjamuan kudus dalam ajarannya sebagai agama Kristen Protestan, sebagai berikut:

  • Perjamuan kudus tidak hanya dilakukan untuk meniru apa yang Yesus lakukan. Ini sendiri menjadi ketetapan Yesus untuk gereja lakukan seperti yang tertulis pada 1 Korintus 11:25 “… perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”
  • Perjamuan kudus dilakukan untuk mengingat kembali tentang penyaliban Yesus. Selain itu, jika kita baca di Lukas 22:16 “Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah”, maka kita harus mengerti bahwa perjamuan kudus pun berkaitan dengan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya.
  • Dengan dua dasar tersebut, perjamuan kudus tidaklah dilakukan dengan sembarangan. Dalam  menerima perjamuan ini, kita harus benar-benar yakin dan percaya bahwa karya penyelamatan yang kita terima belum sempurna, belum selesai.
  • Kita harus terus memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus sampai Ia datang untuk kedua kalinya. Dengan hal ini, kita benar-benar menantikan kedatangan Yesus dengan penuh pengharapan akan janji Tuhan bagi orang percaya.
  • Pada upacara perjamuan kudus, Yesus tidak bertindak sebagai Imam Besar yang mempersembahkan korban. Ia menjadi “kepala keluarga” yang membagikan “hasil korban” kepada anggota keluarganya. Prinsip ini pun yang dipakai pada gereja masa kini.
  • Pendeta tidak menjadi satu-satunya orang yang menerima keselamatan dari Allah, tetapi para jemaat memiliki hak untuk menerimanya juga.

Makna Perjamuan Kudus

Setelah kita mengetahui gambaran umum mengenai perjamuan kudus, kita akan melihat apa saja makna dalam perjamuan kudus, dan berikut uraiannya:

1. Perintah Untuk Senantiasa Mengingat Yesus

Bahwa  perjamuan kudus merupakan perintah langsung dari Yesus kepada murid-murid-Nya saat perjamuan terakhir-Nya.  Ia meminta supaya roti dan anggur menjadi peringatan akan Dia. Anda bisa mengetahui lebih jelas mengenai perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya pada Matius 26:26-28,  Markus 14:17-25, Lukas 22:7-22, Korintus 11:23-29, atau 1 Korintus 11:23-25.

Mungkin tanpa perjamuan kudus, kita juga akan tetap mengingat Tuhan Yesus. Namun terkadang, aktivitas duniawi seakan mendominasi pikiran, sehingga kita sulit merasakan pengorbanan Yesus yang menyelamatkan dan membebaskan kita dari maut. Bahkan mungkin, kita malah menjadi acuh tak acuh terhadap peristiwa tersebut. Maka dari itu, dengan mengikuti perjamuan kudus kita dapat kembali menyegarkan dan menguatkan ingatan kita akan Yesus Kristus, serta lebih mampu untuk merasakan cinta kasih-Nya.

Pada 1 Korintus 11:27, Paulus mengatakan bahwa barang siapa yang makan roti dan anggur dengan cara yang tidak layak, maka dia berdosa terhadap tubuh Tuhan. Ada beberapa kemungkinan mengenai apa yang dimaksud dengan “cara yang tidak layak.” Bisa jadi itu karena kita merayakan perjamuan kudus hanya untuk formalitas dan tidak memaknai dengan sungguh-sungguh roti dan anggur.

Sikap tersebut menunjukkan bahwa kita belum bisa memahami seberapa mahal harga yang dibayar-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Atau mungkin, kita memiliki jenis-jenis dosa dalam Alkitab yang belum kita bereskan, misalnya kita belum minta maaf karena kesalahan kita pada orang lain, atau kita masih memiliki kebencian dalam hati, atau bahkan kita belum mengakui dosa kita di hadapan Tuhan. Oleh kerana itu, sebelum melakukan perjamuan kudus, marilah kita selesaikan masalah hati kita agar kita layak menerima perjamuan-Nya.

2. Bersatunya Pribadi Kita Dengan Kristus

Dalam Yohanes 5:56-57, dikatakan bahwa siapa saja yang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya maka ia akan tinggal di dalam Yesus dan Yesus di dalam Dia. Dengan mengikuti perjamuan kudus, otomatis kita akan menikmati perjamuan roti dan anggur.

Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa roti dan anggur tersebut bukanlah makanan biasa. Roti dan anggur dalam perjamuan kudus memiliki kuasa, namun bisa atau tidaknya kuasa itu bekerja tergantung pada iman kita. Apakah kita percaya bahwa roti dan anggur itu merupakan tubuh dan darah-Nya atau tidak. Dan apabila kita telah tinggal di dalam Yesus, seperti yang dikatakan Yohanes 15:4-5, maka kita akan bertumbuh di dalam-Nya karena Dialah adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Kita akan berbuah banyak dan buah-buah tersebut akan menyatakan Kristus melalui diri kita.

3. Mengingat Pengalaman Keselamatan Kita

Tuhan Yesus telah berkorban untuk kita. Kita telah terbebas dari maut. Dan bagi siapa saja yang percaya kepada penebusan-Nya, maka merekalah orang yang merdeka.

Yesus telah menunjukkan cinta-Nya dengan mengorbankan diri-Nya sendiri, lalu apalagi yang perlu kita cari? Tidakkah kita cukup dengan kasih yang sedemikian besar. Jadi, jangan pernah kita merasa kesepian dan merasa tidak dicintai. Terkadang, karena manusia merasa tidak dikasihi, ia berusaha mencari kebahagiaan dan kekosongan hatinya dengan cara yang salah. Tapi, karena Yesus telah memerdekakan kita, maka hiduplah di dalam-Nya.

Lakukanlah hal-hal yang positif dan berusahalah raih visi yang Ia berikan pada kita. Jadikan Dia sebagai alasan dan dasar dalam melakukan segala sesuatu. Tunjukkan rasa terima kasih kita melalui pelayanan. Cintai sesama seperti Yesus mencintai kita.

4. Perintah Untuk Mengingatkan Mereka yang Belum Percaya

Hal ini merupakan salah satu kewajiban kita sebagai orang yang percaya. Sebagai orang Kristen kita diutus untuk menjadi garam dan terang dunia. Kalau kita hanya bergaul dengan kumpulan orang-orang percaya, maka terang kita tidak akan kelihatan. Coba saja bayangkan, apakah lampu motor akan kelihatan sinarnya di siang hari? Remang-remang ‘kan? Tapi kalian tahu bahwa cahaya lilin kecil pun akan sangat berarti di malam hari.

Dari perumpamaan ini kita bisa merenungkan bahwa kita tidak akan jadi menjadi terang kalau lingkungan kita sudah terang. Bergaulah dengan semua orang. Terangi mereka dengan terang Kristus. Namun, bukan berarti kita seenaknya mengajari dan menghakimi mereka ya. Malahan, kalau kita memaksakan kepercayaan mereka, mereka tidak akan percaya dan jadi malas bergaul dengan kita. Karena isi kepala orang berbeda-beda dan sejak kecil mereka telah ditanamkan dengan kebenaran masing-masing. Kita tidak perlu banyak bicara untuk memberitakan tentang Kristus. Tunjukkan itu melalui perbuatan. Orang lain pasti bisa melihat.

5. Mengingatkan Akan Pentingnya Persekutuan

Dengan perjamuan kudus, kita didorong untuk lebih dekat satu sama lain sehingga kita dapat bersatu dalam tubuh Kristus. Itulah mengapa perjamuan kudus dilakukan bersama-sama dengan jemaat. Dalam perjamuan terakhir-Nya pun, Yesus melakukan perjamuan bersama-sama dengan murid-Nya. Maka dari itu, perjamuan kudus tidak bisa dilakukan hanya sendiri, karena kalau dilakukan sendiri akan memiliki makna yang berbeda.  Mengapa persekutuan itu penting, berikut alasannya:

  • Dengan Persekutuan, Kita Bisa Lebih Mengenal Tentang Keselamatan Allah.

Kumpulan persekutuan adalah kumpulan orang yang percaya bahwa mereka boleh hidup karena anugerah Allah yaitu keselamatan. Dan mereka juga sadar bahwa tidak seorang pun yang tidak berdosa. Dengan seringnya kita mengikuti persekutuan, kita akan lebih memahami hal tersebut dan lebih terbuka terhadap diri sendiri. Dan seiring dengan pemahaman terhadap diri sendiri, kita jadi lebih mampu menghargai hidup kita dan meresapi perjamuan yang memiliki makna yang sangat besar, yaitu mengingatkan akan keselamatan.

  • Belajar Untuk Saling Menerima.

Setiap orang pasti memiliki pribadi masing-masing, dan terkadang mungkin ada kepribadian yang tidak cocok dengan pribadi kita. Dengan persekutuan kita bisa belajar bahwa tidak semua orang bisa seperti yang kita harapkan. Kita tidak bisa merubah orang lain dan menuntut mereka seperti apa yang kita mau. Tapi, kita bisa merubah diri kita untuk lebih memahami orang lain. Gesekan dalam persekutuan gereja pasti selalu ada, tetapi apabila kita menjadikan Kristus sebagai tujuan kita bersekutu dan kita menjadikan kasih sebagai dasar dalam kita berbuat, maka persekutuan itu pasti akan bertumbuh dan masing-masing pribadi dapat belajar.

  • Tempat Bertumbuh

Apabila kita bergaul dengan orang-orang percaya, maka semakin hari keyakinan  dan iman kita semakin kuat di dalam Tuhan. Karena di situ kita bisa berbagi kisah hidup, mujizat Tuhan Yesus, kebaikan Allah, dan karya Allah Tritunggal dalam kehidupan masing-masing. Sehingga, semakin hari pun kita akan semakin bertumbuh dan berkembang secara rohani.

6. Sebagai Wujud Pengharapan Kita Terhadap Kedatangan Tuhan Yang Kedua Kali

Adanya peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus menyatakan bahwa Dia telah mengalahkan maut. Dia telah mati namun bangkit kembali. Peristiwa Kristus tersebut memberikan kita pengharapan bahwa suatu saat nanti kita akan dibangkitkan dari kematian dan akan mendapatkan tubuh kemuliaan. Mungkin saat ini kita memiliki beban berat dan memiliki banyak pergumulan hidup, tetapi Yesus sekali lagi berjanji bahwa Dia akan datang untuk kali kedua dan menjemput kita ke sorga, ke tempat yang telah disediakan-Nya. Maka dari itu, hiduplah dengan berpengharapan kepada-Nya. Percayalah bahwa kesulitan berlalu dan sesuatu yang indah akan datang pada waktunya.


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: United Church, God Web, PRCA, Patheos

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *