Organisasi Nirlaba / Lembaga Non Profit (Yayasan) – Penjelasan, Akuntansi, Soal dan Jawaban

17 min read

Organisasi Nirlaba / Lembaga Non Profit (Yayasan) - Penjelasan, Akuntansi, Soal dan Jawaban

Nirlaba Non Profit

Lembaga non profit yang juga dikenal dengan organisasi nirlaba. Organisasi ini jelas tidak mencari keuntungan. Sebaliknya, tujuan utama dari organisasi ini dapat didefinisikan dalam hal sosial, politik, budaya, pendidikan dan tujuan non profit lainnya.

Walaupun organisasi ini tidak mencari keuntungan, namun pengelolaan keuangan pada organisasi non profit adalah hal penting. Hal ini dikarenakan lembaga atau organisasi non profit memiliki pertanggungjawaban atas penggunaan dana yang dikelola. Baik dana dari para donatur, stakeholder dan Negara seperti masalah perpajakannya.

Di Indonesia, organisasi nirlaba telah berkembang cukup pesat, terutama di bidang keagamaan serta advokasi. Selain itu, organisasi seperti ini di bidang pendidikan kini juga mulai berkembang.


Penjelasan Akuntansi Organisasi Nirlaba

Organisasi akuntansi nirlaba adalah suatu institusi yang menjalankan kegiatan operasinya tidak bersifat mencari laba meskipun didasarkan akuntansi umum ataupun akuntansi daerah.

Didalam organisasi akuntansi nirlaba tidak diperbolehkan menerima atau menghasilkan keuntungan dari setiap kegiatannya, sehingga hanya boleh menerima keuntungan dari suatu kegiatan, dan keuntungan tersebut dapat dipergunakan untuk menutup biaya operasional organisasi atau kembali disalurkan untuk kegiatan utama organisasi.

Baca juga: Pengertian, jenis dan contoh dari bentuk badan usaha: PT, CV, FIRMA, UD, BUMN, BUMD, KOPERASI, YAYASAN

Menurut definisi organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan organisasi yang memiliki suatu sasaran atau mendukung suatu perihal atau kejadian. Sehingga kegiatan tersebut menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa mengambil suatu keuntungan.


Organisasi Nirlaba / Lembaga Non Profit (Yayasan) - Penjelasan, Akuntansi, Soal dan Jawaban
Organisasi Nirlaba / Lembaga Non Profit (Yayasan) – Penjelasan, Akuntansi, Soal dan Jawaban. Ilustrasi dan sumber foto: Picpedia

Jenis dan Komponen Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi (1) laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, (2) laporan aktivitas serta (3) laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan (4) catatan atas laporan keuangan.

1. Laporan Posisi Keuangan / Neraca

Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi ini dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:

  1. kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
  2. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, serta kebutuhan pendanaan eksternal.

Lebih lanjut, komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup:

Aset
  1. Kas dan setara kas;

Bila ada kas atau aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang, maka hal ini harus disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.

  1. Piutang (misalnya: piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain);
  2. Persediaan;
  3. Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
  4. Surat berharga/efek dan investasi jangka panjang;
  5. Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, dan lain-lain.

Bila dilihat dari susunan tersebut, dapat dipahami bahwa penyajian aset pada laporan posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya – kemampuan suatu aset untuk dengan mudah dikonversi menjadi kas.

Baca juga ? Aset (Aktiva) – Pengertian dan Contoh Soal dan Jawaban Dalam Akuntansi

Liabilitas
  1. Utang dagang;
  2. Pendapatan diterima dimuka;
  3. Utang jangka panjang, dan lain-lain

Dalam penyajiannya, liabilitas tetap diurutkan berasarkan masa jatuh temponya.

Baca juga ? Liabilitas (Kewajiban) – Pengertian dan Contoh Dalam Akuntansi

Aset Bersih
  1. Aset bersih tidak terikat. Aset bersih jenis ini umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
  2. Aset bersih terikat temporer. Pembatasan ini bisa berupa pembatasan waktu maupun penggunaan, ataupun keduanya. Contoh pembatasan temporer ini bisa berlaku terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau (4) pemerolehan aset tetap. Informasi mengenai jenis pembatasan ini  dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
  3. Aset bersih terikat permanen. Pembatasan ini bisa dilakukan terhadap (1) aset seperti tanah atau karya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2) aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen. Kedua jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

2. Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Perubahan aset bersih dalam laporan aktivitas biasanya melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu (1) pendapatan, (2) beban, (3) gains and losses, dan (4) reklasifikasi aset bersih. Seluruh perubahan aset bersih ini nantinya akan tercermin pada nilai akhir aset bersih yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.

Terdapat juga informasi dalam laporan ini dapat membantu para stakeholders untuk:
  1. Mengevaluasi kinerja organisasi nirlaba dalam suatu periode.
  2. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa.
  3. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

 3. Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

Terdapat klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas pada laporan arus kas organisasi nirlaba, sama dengan yang ada pada organisasi bisnis, yaitu:

    • Arus kas dari aktivitas operasi.
    • Aktivitas investasi.
  • Aktivitas pendanaan.

Metode penyusunan laporan arus kas pun bisa menggunakan metode langsung (direct method) maupun metode tidak langsung (indirect method).

Baca juga ? Rumus Depresiasi (Penyusutan) – Pengertian, Penjelasan, Beserta Contoh Soal dan Jawaban


Dasar Akuntansi Nirlaba

Beberapa yang menjadi bagian penting dari persamaan dasar akuntansi nirlaba pada sebuah organisasi untuk memperhitungkan laporan keuangannya yaitu sebagai berikut:

1. Aktiva bersih

Perhitungan klasifikasi nilai aktiva bersih merupakan jumlah yang menghasilkan kekayaan bersih dari suatu nirlaba setiap harinya. Pada aktiva bersih dikelompokan dalam 3 kategori yang masing-masingnya tergantung ada atau tidak adanya transaksi tersebut. Dalam aktiva bersih pada akuntansi nirlaba meliputi:

  1. Aktiva bersih terikat permanen.
  2. Aktiva bersih terkait temporer.
  3. Aktiva bersih tidak terikat.

2. Transfer kepemilikan

Dalam berkontribusi pada suatu organisasi akan memiliki transfer kas atau aktiva lain tanpa syarat untuk diberikan kepada organisasi atas suatu penyelesaian kegiatan dengan bertindak sebagai pemilik. Transfer sumbangan tersebut meliputi kas atau aktiva lain seperti bangunan, surat-surat berharga, penggunaan fasilitas, jasa, dan pemberian janji tanpa syarat.

3. Sumbangan yang terikat dan tidak terikat

Pada sumbangan terikat dan tidak terikat akan dihitung pada nilai wajarnya sehingga dapat diakui sebagai pendapatan atau keuntungan. Pada pendapatan, atau beban, dan aktiva akan dibagi menjadi 3 kelompok aktiva bersih misalnya sumbangan yang meningkatkan aktiva bersih tidak terikat, sumbangan yang meningkatkan aktiva bersih,dan sumbangan yang meningkatkan aktiva bersih terikat permanen.

Sangat penting untuk Anda yang akan mendirikan dan menjalankan sebuah organisasi nirlaba. Adanya laporan keuangan akan sangat diperlukan untuk Anda yang membutuhkan pendapatan dalam melakukan kegiatan organisasi tersebut untuk menarik donatur.


Legalitas dan Syarat Pendirian Nirlaba

1. Pendiri minimal terdiri dari 3-5 orang.
2. Disahkan di hadapan notaris, dibuatkan akta pendirian organisasi menggunakan KTP tiap pendiri yang semuanya wajib hadir saat penandatanganan.
3. Membuat draft visi, misi, tujuan organisasi, struktur, dll. berkaitan dengan organisasi.
4. Memiliki NPWP yang prasyaratnya dibawa ke kantor pajak terdekat, langsung jadi dan tanpa biaya. Prasyarat pembuatan NPWP organisasi adalah sebagai berikut:

  • Fotokopi KTP ketua organisasi.
  • NPWP ketua organisasi.
  • Fotokopi akta notaris.
  • Fotokopi surat keterangan domisili (sekretariat) organisasi dari desa atau kelurahan.
  • Stempel organisasi.

5. Apabila kegiatan organisasi berhubungan dengan politik atau kegiatan berskala nasional, kadang diperlukan legalitas yang lebih seperti didaftarkan di Badan Kesatuan Kebangsaan di kabupaten/kota atau provinsi jika memiliki cabang di kota lain dalam provinsi.


Akuntansi Organisasi Nirlaba menurut PSAK: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Pada kebijakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 merupakan suatu syarat rujukan dalam mengelola sistem keuangan organisasi ini. Dengan melihat pengukuran jumlah aliran pemasukan kas dari anggota atau donatur menjadi ukuran kinerja organisasi tersebut.

Sehingga yang menjadi laporan pendanaan tersebut akan diberikan di hadapan kreditur dan pemasok dana lain sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan organisasi. Dalam laporan keuangan organisasi akuntansi nirlaba, berikut beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui:

1. Adanya laporan keuangan berguna memberikan informasi debit dan kredit

Secara relevan guna memenuhi kepentingan penyumbang, anggota, kreditur, atau pihak lain yang berperan penting sebagai sumber daya organisasi.

2. Pemberian laporan keuangan menjadi referensi dalam menilai organisasi yaitu:

• Mempercayai jasa kegiatan organisasi, termasuk kemampuannya untuk konsisten melakukan pemberian jasa.

• Terstruktur kegiatan pengurus dalam mengelola operasional organisasi

3. Suatu laporan keuangan organisasi disebutkan didalam informasi yaitu:

• Total jumlah dan aktiva, disertakan jumlah kewajiban dan aktiva bersih organisasi tersebut.

• Perubahan yang mempengaruhi transaksi atau situasi lain yang berpotensi mengubah nilai dan sifat aktiva bersih organisasi

• Apa saja jenis dan jumlah arus kas masuk serta keluar sumber daya dalam satu periode. Serta apa saja yang didapatkan dari arus kas maupun membelanjakan kas.

Kegiatan usaha jasa yang dijalani organisasi sesuai dengan yang disebutkan.

Baca juga ? Pajak Penghasilan: Pph 21, 22, 23, 25, 26, 29, Pasal 4 ayat (2), Pasal 15, PPN – Cara Menghitung Pajak Penghasilan Badan Usaha


Contoh Soal Akuntansi Organisasi Nirlaba dalam PSAK

Pengakuan transaksi dalam yayasan nirlaba menggunakan basis akrual atau basis kas.

Hal ini disebabkan karena aliran dana masuk ke suatu yayasan dapat berupa kontrak komitmen sumbangan dari pihak lain dimana pencairannya dilakukan secara bertahap dan jika substansinya sesuai dengan kesepakatan.

Di lain waktu, sumbangan yang diterima yayasan juga dapat berupa kas atau uang tunai dari pihak lain tanpa adanya ikatan atau perjanjian (komitmen) tertentu sebelumnya.

Baca juga ? Aturan Debit dan Kredit Dalam Akuntansi pembukuan pemasukan berganda (double-entry) – Contoh, Soal dan Jawaban

Untuk memudahkan memahami akuntansi yayasan nirlaba, berikut disajikan sejumlah contoh kasus beserta jawabannya.

Untuk memudahkan memahami akuntansi yayasan nirlaba, berikut disajikan sejumlah contoh kasus beserta jawabannya:

  • 22 Januari 2018. Yayasan Bunga Bangsa menerima sumbangan/donasi dari perseorangan dan perusahaan sebesar Rp70.000.000 melalui transfer bank (Bank BRI) untuk rencana pembangunan sekolah di Kepulauan Mentawai.
AkunDebitKredit
Bank BRI (Kas)Rp70.000.000
       Pendapatan SumbanganRp70.000.000
  • 23 Januari 2018. Yayasan Bunga Bangsa menerima iuran bulanan dari 20 anggota sebesar Rp100.000,- per orang atau setraa dengan Rp2.000.000,- tunai.
AkunDebitKredit
Kas di Tangan (Kas)Rp2.000.000
   Pendapatan Iuran AnggotaRp2.000.000
  • 10 Juli 2018. Yayasan Bunga Bangsa menerima MoU dari Lembaga Donor DEF untuk program pembebasan buta huruf di Kepulauan Mentawai untuk 2 tahun dengan hibah senilai Rp2.000.000.000,- untuk periode 01 Juli 2018-30 Juni 2020. Hibah ini tidak boleh digunakan selain yang disepakati dalam MoU.
AkunDebitKredit
Piutang Komitmen (DEF)Rp2.000.000.000
   Pendapatan HibahRp500.000.000
Pend. Hibah DitangguhkanRp1.500.000.000
  • 15 Juli 2018. Yayasan Bunga Bangsa menerima hibah termin I sebesar Rp500.000.000,- melalui bank transfer ke rekening Bank JKL.
AkunDebitKredit
Kas di Bank (JKL)Rp500.000.000
   Piutang Komitmen DEFRp500.000.000
  • 15 Agustus 2018. Yayasan Bunga Bangsa menjual 500 buku pelajaan sekolah ke SD MNO sebesar Rp5.000.000,- secara kredit dua kali angsuran. Dimana pada tanggal 15 Agustus 2018 diterima pembayaran angsuran pertama sebesar 50%.
AkunDebitKredit
Piutang SD MNORp2.500.000
Kas di TanganRp2.500.000
   Pendapatan UsahaRp5.000.000
  • 03 September 2018. Yayasan Bunga Bangsa membuat kegiatan bazaar dan penggalangan dana untuk pendidikan anak di daerah terpencil dengan biaya antara lain: biaya cetak brosur Rp1.500.000,- biaya transportasi Rp500.000,- biaya sewa lokasi bazaar Rp5.000.000 (hanya sewa, tidak terjadi pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan sehingga tetap dikenakan PPh Final 10%).
AkunDebitKredit
Biaya Cetak BrosurRp1.500.000
Biaya TransportasiRp500.000
Biaya Sewa LokasiRp5.000.000
       Hutang PPh Ps 4(2)Rp500.000
       Kas di TanganRp6.500.000
  • 07 September 2018. Yayasan mengeluarkan cek uang muka kerja untuk staf lapangan Lili dalam rangka realisasi kegiatan pemberdayaan anak sekolah sesuai MoU sebesar Rp50.000.000,- dan staf lapangan Lulu untuk kegiatan pengadaan buku bacaan perpustakaan dusun sebesar Rp25.000.000.
AkunDebitKredit
Uang Muka Kerja LiliRp50.000.000
Uang Muka Kerja LuluRp25.000.000
       Kas di BankRp75.000.000
  • 10 Oktober 2018. Yayasan menerima Laporan Pertanggungjawaban program Lili dengan rincian antara lain: honor panitia Rp10.000.000,- biaya transportasi Rp25.000.000,- biaya transportasi dan akomodasi Rp15.000.000 dan biaya dokumentasi Rp5.000.000,-.
AkunDebitKredit
Biaya Honor PanitiaRp10.000.000
Biaya TransportasiRp25.000.000
Biaya Konsumsi dan AkomodasiRp15.000.000
Biaya DokumentasiRp5.000.000
         Hutang Karyawan LiliRp5.000.000
         Uang Muka Kerja- LiliRp50.000.000
  • 10 Oktober 2018. Yayasan menerima Laporan Pertanggungjawaban program Lulu atas kegiatan pengadaan buku bacaan yang memakan biaya Rp22.500.000,-
AkunDebitKredit
Biaya Pengadaan BukuRp22.500.000
Piutang Karyawan-LuluRp2.500.000
         Uang Muka Kerja- LuluRp25.000.000
  • 11 Oktober 2018. Yayasan membayar uang jasa konsultan pendidikan PT Edutama Prima (berNPWP; nonPKP) via transfer senilai Rp10.000.000,- dan menerbitkan Bukti Potong PPh Pasal 23 dengan nomor PPh23/2/2018.
AkunDebitKredit
Biaya Jasa KonsultanRp10.000.000
         Hutang PPh Pasal 23Rp200.000
         Kas di BankRp9.800.000

Secara akuntansi sebagaimana diatur dalam PMK-80/PMK.03/2009 dan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-44/PJ/2009, jika pada akhir periode terdapat Sisa Lebih yang diterima yang akan digunakan untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan dialihkan ke akun dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan. Pembukuan atas pengalihan saldo sisa lebih tersebut dilakukan dengan cara mendebet akun aktiva dan akun dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan lalu mengkredit akun kas atau utang dan akun modal yayasan.

Perlu diketahui juga bahwa atas aset yang kemudian diperoleh melalui mekanisme tersebut tidak boleh dilakukan penyusutan dan biaya bunga yang muncul selama proses pembangunan (jika dana berasal dari pinjaman) maka akan menambah nilai perolehan aset yang bersangkutan, kecuali jika sudah selesai maka dicatat sebagai pengurang (biaya pada laporan operasional). Contoh pencatatan untuk ilustrasi kasus ini adalah sebagai berikut:
  • 10 Desember 2018. Yayasan mencatat adanya sisa lebih dana yang semula memang direncanakan untuk membangun gedung kelas sekolah. Dana tersebut berasal dari donasi tunai masyarakat yang sifatnya tidak rutin. Total sisa lebih dana adalah Rp400.000.000,-. Yayasan kemudian mengalihkan sisa lebih dana tersebut untuk persiapan kegiatan membangun gedung kelas yang nantinya akan dimulai pada bulan 15 Desember 2018.
AkunDebitKredit
Dana Pembangunan GedungRp400.000.000
         Aset Bersih Terikat (Rencana Gedung)Rp400.000.000

Ketika kemudian dana tersebut digunakan untuk mulai membangun secara bertahap maka, dicatat menjadi:

AkunDebitKredit
Aset Bersih Terikat (Rencana Gedung)Rp100.000.000
         Dana Pembangunan GedungRp100.000.000
AkunDebitKredit
Konstruksi Dalam PengerjaanRp100.000.000
         KasRp100.000.000

Baca juga ? Pengertian Dan Contoh Tentang Yayasan


Jenis Organisasi Nirlaba

Dari suatu contoh apa saja organisasi nirlaba dapat Anda ketahui pada artikel ini, dimana pada organisasi nirlaba dapat dibagi menjadi 4 jenis organisasi yaitu sebagai berikut :

1. Organisasi nirlaba donasi, yaitu Lembaga yang mengadalkan pendapatannya dari sumbangan tersebut.

2. Organisasi nirlaba komersial, yaitu lembaga yang pendapatannya berasal dari anggota berupa chargeatau sewa dari pemakaian harta organisasi

3. Organisasi Nirlaba Mutual, yaitu lembaga yang dikelola oleh para anggotanya sebagai pemakai jasa dari lembaga tersebut.

4. Organisasi Nirlaba Profesional, yaitu lembaga yang dikelola oleh setiap para profesional yang memang khusus diberi gaji untuk mengelolanya.

Berdasarkan pada jenis dari contoh organisasi laba dapat diklasifikasikan menjadi lebih detail bagi suatu pemilik organisasi yaitu sebagai berikut :

• Nirlaba Yayasan

Dari jenis ini lembaga organisasi nirlaba pertama yang ada di Indonesia merupakan suatu yayasan. Pada dasarnya yayasan dan dimaksudkan sebagai sarana untuk untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, atau bidang kemanusiaan.

Yayasan juga merupakan suatu badan yang tidak menjadi kepimilikan pribadi atau kelompok. Namun yayasan tersebut dimiliki oleh pendiri dan anggotanya dapat menjadi pendiri yayasan.

Pada yayasan terlihat struktur organisasinya sudah teratur. Sehingga, yayasan dipantau oleh dewan pembina, dewan penasehat, dewan pengawas, dewan manajemen dan dewan pengurus. Selaku pengurus yayasan berhak untuk menyetujui perencanaan program yayasan, dan keputusan untuk merger atau memberhentikan yayasan secara keputusan bersama.

• Nirlaba Perkumpulan dan Asosiasi

Pada jenis organisasi nirlaba yang kedua merupakan lembaga non profit seperti asosiasi atau perkumpulan. Saat ini ada dua jenis asosiasi di Indonesia, yaitu asosiasi gabungan dan biasa. Sehingga asosiasi gabungan memiliki kepribadian hukum, walaupun asosiasi biasa tidak memiliki badan hukum.

Pada organisasi asosiasi juga bisa didefinisikan sebagai organisasi berbasis keanggotaan yang didirikan karena bersifat publik atau keinginan dari para anggotanya. Seperti contoh asosiasi universitas alumnus, asosiasi kerja indonesia mahasiswa dan asosiasi guru.

• Nirlaba Institut

Pada jenis nirlaba terakhir yaitu institut. Institut merupakan jenis lembaga nonprofit yang bertujuan untuk mencapai tujuan dalam hal pendidikan, sosial, budaya dan humaniora. Seperti pada institut strategi nasional (ISN), pusat studi strategis dan internasional (CSIS), dan sebagainya.

Didirikan struktur organisasi lembaga institut berguna pada tujuan utama dan bidang lembaga. Seperti contoh bidang lembaga penelitian yang memiliki direktur, sekretaris, bendahara dan anggota penelitinya tersebut.

Diketahui dari pembahasan di atas, terlihat bahwa suatu jenis organisasi nirlaba memiliki karakteristiknya tersendiri. Untuk itu, kami akan memberikan solusi untuk Anda dalam menjalankan suatu lembaga non profit yang membutuhkan sistem pembukuan sperti harmony yang terintegrasi dengan kegiatan nirlaba Anda atas transaksi pengeluaran biaya atau pendapatan dari donatur.

Baca juga ? Asset Management (Manajemen investasi) Pentingnya, Contoh Manajemen Aset – Untuk Perusahaan dan Pribadi (Ritel)


Pajak bagi organisasi nirlaba

Sebagai entitas atau lembaga, maka organisasi nirlaba merupakan subjek pajak. Artinya, seluruh kewajiban subjek pajak harus dilakukan tanpa terkecuali. Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan merupakan objek pajak.

Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosial bukan bergerak untuk mencari laba, sehingga pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang objek pajak dan bukan objek pajak. Namun di banyak negara, organisasi nirlaba boleh melamar status sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian mereka akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya.


Jenis-Jenis Lembaga Non Profit

Penggolongan organisasi  dapat dipertajam, di mana menurut Henry Hanismann dalam buku Strategic Marketing for Non profit Organization (2003), membaginya ke dalam 4 (empat) jenis:

Organisasi Nirlaba Donasi
Lembaga ini mengadalkan pendapatannya dari sumbangan;

Organisasi Nirlaba Komersial
Lembaga ini pendapatannya berasal dari anggota berupa chargeatau sewa dari pemakaian harta organisasi

Organisasi Nirlaba Mutual
Lembaga yang dikelola oleh para anggotanya yang notabene adalah pemakai jasa dari lembaga itu sendiri

Organisasi Nirlaba Entrepreneurial
Lembaga ini dikelola oleh para professional yang memang khusus diberi gaji untuk mengelolanya.


Tabel Perbedaan Yayasan, Asosiasi, Lembaga

NoorganisasiKarakteristikKeuntunganKerugian
1Yayasan1. Harus memiliki badan hukum dasar

2. Diakui sebagai entitas independen

3. Tidak memiliki kepemilikan, hanya pendiri

4. Diatur oleh Dewan Pembina, Penasehat dan Manajemen

5. Berbasis Non-keanggotaan organisasi

1. Memiliki kekayaan independen

2. Bisa didanai organisasi lain

3. Dapat melakukan entitas independen di pengadilan

1. Membutuhkan lebih banyak waktu untuk membangun badan hukum yayasan (terutama jika pendiri adalah orang asing)
2Asosiasi / Perkumpulan1. Bisa dibentuk sebagai badan hukum atau bukan badan hukum

2. organisasi berbasis keanggotaan

1. Proses pembentukan lebih cepat untuk non-perusahaan berbadan hukum asosiasi

2. Orang asing diperbolehkan untuk menjadi pendiri

1. membutuhkan waktu lebih lama dalam proses pendirian asosiasi
3Institut / Lembaga1. Tidak memiliki badan hukum independen

2. Cabang dari perusahaan induk

3. proses pembentukan mengacu pada yayasan pendirian

1. Diizinkan untuk mencari sumbangan dari lembaga donor1. Tidak bisa memberikan dana atau hibah kepada organisasi lain dari individu

2. Pendiri lembaga ini harus yayasan.


Contoh NGO atau Nirlaba yang ada di Indonesia

  • Indonesia Corruption Watch (ICW): ICW adalah lembaga nirlaba yang terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktik korupsi. ICW lahir di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan reformasi yang menghendaki pemerintahan pasca Soeharto yang demokratis, bersih dan bebas korupsi.
  • Yayasan Jurnal Perempuan (YJP): Lahir sejak tahun 1995 dengan menerbitkan Jurnal Perempuan (terbit tahun 1996), jurnal feminis pertama di Indonesia yang dibaca kalangan mahasiswa, pengambil kebijakan, intelektual, akademisi dan aktivis gerakan sosial. Jurnal Perempuan memiliki ratusan pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.
  • Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS):  adalah sebuah gugus tugas yang dibentuk oleh sejumlah LSM seperti LPHAM, ELSAM, CPSM, PIPHAM, AJI dan sebuah organisasi mahasiswa PMII. KontraS dibentuk pada tanggal 20 Maret 1998. Gugus tugas ini semula bernama KIP-HAM yang telah terbentuk pada tahun 1996. Sebagai sebuah komisi yang bekerja memantau persoalan HAM, KIP-HAM banyak mendapat pengaduan dan masukan dari masyarakat, baik masyarakat korban maupun masyarakat yang berani menyampaikan aspirasinya tentang problem HAM yang terjadi di daerah.
  • Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem): organisasi nirlaba mandiri yang menjalankan riset, advokasi, pemantauan, pendidikan, dan pelatihan di bidang kepemiluan dan demokrasi untuk pembuat kebijakan, penyelenggara, peserta, dan pemilih, yang sumber dananya berasal dari penggalangan serta bantuan lain yang tidak mengikat.
  • Action Contre la Faim (ACF) – Prancis: Bidang : Kesehatan. MOU : 2014/09/29 – 2017/09/28. Mitra Kerja : Kementerian Kesehatan. Action Against Hunger adalah pemain utama dalam perang melawan kelaparan di dunia. Terstruktur di jaringan internasional, organisasi kami memberikan tanggapan terkoordinasi di hampir 50 negara. Prioritas kami adalah melakukan tindakan efektif di lapangan dan bersaksi tentang populasi yang rentan.Karena penyebab kelaparan ada banyak, tanggapan kami bersifat multi-sektor berdasarkan keahlian yang solid.
  • Islamic Relief Worldwide – Inggris: Bidang: Pembangunan masyarakat
    MOU: 2015/02/03 – 2018/02/02. Mitra Kerja: Kementerian Dalam Negeri. Islamic Relief telah melayani umat manusia selama 35 tahun. Dengan kehadiran aktif di lebih dari 40 negara di seluruh dunia, mereka berupaya menjadikan dunia tempat yang lebih baik dan lebih adil bagi 3 miliar orang yang masih hidup dalam kemiskinan.
  • Djarum Foundation: Didirikan pada 30 April 1986, dimiliki oleh Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. Dengan misi memajukan Indonesia dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dan menjaga kelestarian sumber daya alamnya.
  • Eka Tjipta Foundation: didirikan pada 2006 yang berfokus pada kegiatan sosial dan pendidikan terutama bagi anak-anak yang tinggal di area perkebunan. Kegiatan lain yang dilakukan yayasan ini juga berfokus pada partisipasi pembangunan sarana dan prasarana pendidikan akibat bencana alam. Yayasan ini didirikan oleh orang terkaya kedua di Indonesia yakni Eka Tjipta dengan total kekayaan mencapai 9,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp130 triliun. Eka Tjipta merupakan konglomerat pemilik Sinar Mas Group yang bergerak di bidang energi, keuangan, properti, perkebunan dan kertas.

Sumber Dana Organisasi Nirlaba / Lembaga Non Profit

Organisasi nirlaba juga membutuhkan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Berikut contohnya:

1. APBN atau APBD

Salah satu sumber pendanaan organisasi nonprofit berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Contohnya dana yang disediakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) untuk bantuan hukum masyarakat miskin yang dapat diakses oleh Organisasi Bantuan Hukum (OBH) yang lolos akreditasi.

Dalam UU No.16 Tahun 2011 tentang bantuan hukum, pendanaan bantuan hukum dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun, pemerintah daerah dapat mengalokasikan juga anggaran penyelenggaraan bantuan hukum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Untuk itulah bisa dikatakan bahwa sumber pendanaan organisasi nonprofit lainnya berasal dari APBD.

2. Filantropis atau orang super kaya

Sejumlah orang super kaya baik level dunia maupun dalam negeri dikenal memiliki kepedulian dengan memberikan sumbangan/donasi untuk membiayai berbagai kegiatan sosial/kemanusiaan.

Orang-orang super kaya tesebut banyak yang kemudian aktif dalam kegiatan kedermawanan sosial (filantropisme) antara lain dengan mendirikan yayasan keluarga yang bergerak sesuai dengan minat dan visi hidup mereka.

Dalam menjalankan programnya, para filantropis atau lembaga-lembaga filantropi sering melibatkan lembaga-lemabga nonprofit sebagai mitra kerja mereka untuk implemetasi program.

Di Indonesia sendiri, sederet nama dalam jajaran orang-orang super kaya juga memiliki minat di bidang kedermawanan sosial (filantropi). Beberapa kemudian mendirikan yayasan keluarga untuk menjalankan kegiatan di bidang filantropi.

Sebut misalnya, Yayasan Hadji Kalla, CT Arsa Foundation, Mien R Uno Foundation, William and Lily Foundation, Yayasan Tahija, dan sederet yayasan keluarga yang bergerak di dunia filantropi.

Yayasan keluarga umumnya berperan sebagai penyedia dana (grantmaker) dan dalam implementasi programnya sering melibatkan mitra kerja yang berasal dari kalangan nonprofit.

3. Lembaga donor lokal

Berbicara mengenai lembaga donor, tidak terlepas dari visi dan misi serta fokus kerja mereka pada tema atau isu program tertentu yang mereka bidangi.

Artinya, setiap lembaga donor memiliki agenda atau fokus isunya masing-masing. Ada lembaga donor yang fokus pada pengentasan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, misalnya.

Ada pula donor yang fokus pada isu perlindungan perempuan dan anak, ada yang fokus pada isu lingkungan, pendidikan, kesehatan, kesetaraan, demokratisasi, dan lain sebagainya.

Definisi dan batasan sebuah lembaga bisa dikatakan sebagai lembaga donor/grantmakersampai hari masih sangat luas.

Beberapa lembaga tidak menyebut secara spesifik bahwa mereka adalah donor, ada yang menyebut sebagai lembaga pemberi hibah, dan lain sebagainya.

Namun demikian, peran yang dijalankan oleh organiasi bersangkutan dapat dikategorikan sebagai donor dengan memberikan dukungan pendanaan/program kepada lembaga nonprofit melalui berbagai skema.

4. Lembaga donor internasional

Sumber pendanaan organiasi nirlaba juga berasal dari sejumlah lembaga donor internasional yang menyediakan dukungan dana program berupa hibah ataupun skema pendanaan lainnya.

Beberapa contoh lembaga donor internasional yang dapat disebutkan di sini antara lain Ford Foundation, Rockefeller Foundation, MacArthur Foundation, dan jika anda cukup rajin untuk menelusuri nama dan alamat sert fokus kerja mereka tentu akan menghasilkan daftar yang berisi list sangat panjang.

Lembaga non profit dapat mengakses pendanaan dari donor internasional ini melalui berbagai skema dan pada umumnya setiap lembaga nonprofit sudah mengetahui donor mana bermain pada isu apa misalkan isu hukum, kesetaraan, kemiskinan, kebencanaan, dan lain-lain.

Artinya, kebanyakan organiasi nonprofit sudah mengenali donor mereka berdasarkan bidang kerja/fokus isu organiasi bersangkutan.

5. Lembaga pembangunan internasional

Sumber pendanaan organiasi-organisasi nonprofit antara lain juga berasal dari lembaga-lembaga pembangunan internasional seperti World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank, ataupun lembaga-lembga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) semisal United Nation Development Program (UNDP), Unicef, UNHCR, dan lainnnya.

6. Non-Government Organization (NGO) Internasional

Peran yang dijalankan oleh NGO internasional salah satunya dapat berupa dukungan pendanaan bagi organisasi nirlaba di Indonesia dalam berbagai skema kerja sama program.

Selain bekerja sama dengan organisasi-oraganisasi nonprofit di Indonesia, sejumlah NGO internasional juga memberikan dukungan ataupun melakukan kerja sama program dengan pemerintah melalui kementerian dan lembaga.

Seperti halnya bidang kerja organisasi-organisasi nonprofit di Indonesia yang beragam, NGO internasional juga bergerak dalam bidang isu yang beragam seperti lingkungan, promosi kebebasan dan toleransi, kesehatan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan tema-tema atau bidang isu lainnya.

7. Pemerintah luar negeri

Contoh sumber dana yang berasal dari pemerintah luar negeri antara lain adalah bantuan pendanaan ataupun kerja sama program dari USAID, AUSAID, dan lembaga-lembaga serupa milik pemerintah negara-negara lain.

8. Perusahaan / korporasi

Sumber pendanaan yang dapat diakses untuk membiayai program-program oraganisasi nirlaba sekaligus untuk menjamin keberlanjutannya adalah akses pendanaan yang berasal dari perusahaan/korporasi.

Dana yang dapat diakses tersebut dapat bersumber dari Corporate Philanthropy berupa hibah dana, dapat juga berupa kerja sama program yang melibatkan sebuah organisasi nonprofit sebagai pelaksana program (implementing).

9. Sumbangan, iuaran, donasi masyarakat, penggalangan dana

Tergantung pada apa organisasi Anda, sumbangan/donasi masyarakat merupakan sumber pendanaan potensial yang dapat diakses dan digunakan oleh lembaga-lembaga nonprofit untuk menjalankan program-programnya sekaligus untuk menjamin keberlanjutan organisasi.

Potensi jumlah dana sumbangan/donasi masyarakat Indonesia sebetulnya bisa dikatakan fantastis. Demikian juga dengan perilaku menyumbang masyarakat kita yang saat ini berada di peringkat tertinggi dunia menjadikan ceruk ini dapat dimanfaatkan sebagai potensi pendanaan bagi lembaga non profit.

Pendapatan dari iuran anggota

Dalam suatu komunitas atau organisasi nirlaba dengan beberapa anggota biasanya mewajibkan anggota untuk memberikan iuran.  Besaran iuran disesuaikan dengan kesepakatan bersama atau dapat juga bersifat sukarela. Kesulitan dari pendapatan berbasis iuran anggota ini adalah pada anggotanya sendiri, iuran yang bersifat individual sulit dikumpulkan sulit dikumpulkan apabila sifatnya individual dibandingan dengan keanggotaan yang bersifat profesi atau badan.

Penggalangan dana

Sama seperti donasi, penggalangan dana memainkan salah satu bagian terbesar dalam mendanai lembaga nonprofit Anda. Ini adalah opsi yang telah dicoba dan benar yang memiliki kemampuan untuk mendatangkan donor dan pendukung baru untuk tujuan Anda, membangun milis, dan membantu organisasi nirlaba Anda mendapatkan eksposur.

Penggalangan dana, seperti kebanyakan hal dalam organisasi nirlaba Anda, akan membutuhkan waktu, perencanaan, dan banyak pekerjaan. Jadi ketika mengatur acara penggalangan dana Anda (yaitu penjualan, turnamen, festival, makan malam, lelang, dll.).

Pastikan untuk memanfaatkan koneksi Anda dengan bisnis lokal dan organisasi yang berpikiran sama, mulai perencanaan Anda lebih awal, dan jadilah memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab siap dan bersedia untuk mengikuti acara tersebut.

10. Pendapatan dari hibah (grant)

Hibah diberikan oleh suatu organisasi nirlaba untuk mendukung suatu kegiatan tertentu. Pemberian hibah sangat spesifik mulai dari organisasi pemberi, jenis kegiatan, pelaksanaan hingga konteks kegiatan yang dilakukan. Seperti pembuatan proposal, rincian kegiatan, dan rincian dana yang dibutuhkan. Sehingga dana hibah murni sebagai donor bukan pelaksana suatu kegiatan karena diberikan berikan sesuai proposal yang diajukan. Biasanya jumlah dana yang diberikan lebih besar dibandingkan dengan jenis donasi/sumbangan.

Masalah yang muncul adalah kontinuitas pemberian hibah dan tidak didukungnya kegiatan rutin organisasi oleh dana hibah. Sehingga organisasi nirlaba sulit mendisain program yang akan datang.

Pendapatan dari bunga dan hasil investasi lainnya (capital income)
Merupakan pendapatan yang diperoleh dari suatu modal atau aset organisasi yang tergantung dari besaran jumlah nilai investasi. Pada umumnya, organisasi nirlaba tidak diperkenankan untuk melakukan investasi  dengan resiko tinggi karena dana yang diinvestasikan tidak boleh berkurang dan harus meningkat jumlahnya. Sehingga organisasi nirlaba harus lebih berhati-hati/konservatif dalam memperhitungkan resiko dan keuntungan dalam berinvestasi.


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Elevate Clicks, Small Business, Investopedia, Council on Foundations

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *